Anda di halaman 1dari 12

Pakpahan, Persepsi Mahasiswa UPBJJ-UT Medan ...

PERSEPSI MAHASISWA UPBJJ-UT MEDAN


TENTANG PELAYANAN AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK
YANG DIBERIKAN OLEH UPBJJ-UT MEDAN

Sondang Purnamasari Pakpahan

This article discusses student’s perceptions on academic and


non-academic sevices provided by UPBJJ Medan and
identifies factors that students face in obtaining the services.
Results from a research conducted in 2002 at UPBJJ Medan is
cerred as basic data in this article. Data were gathered by
sending questionnaires to 105 students enrolling in S1
programs registered in 2000.2. The results showed that in
general students tend to feel satisfied with academic services
(57,89%) and non-academic services (87,30%) provided by
UPBJJ Medan. However, the services must be improved
because the students tend to feel dissatisfied with frequency of
face-to-face tutorial, the courses provided in face-to-face
tutorial, and the administration and information about face-
to-face tutorial, as well as the distributions of self assignment
system.

Key words: academic services, non-academice services student


satisfaction, student problems

Universitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi negeri satu-


satunya di Indonesia yang menerapkan sistem belajar jarak jauh (SBJJ).
UT didirikan dengan tujuan untuk memperluas kesempatan belajar di
perguruan tinggi bagi lulusan SLTA dan sederajat tanpa batasan usia dan
tahun ijazah. Keluwesan sistem belajar UT ini menyebabkan mahasiswa
UT cenderung mempunyai usia, latar belakang pendidikan, dan sosial
ekonomi yang sangat bervariasi. Mahasiswa UT juga cenderung belum siap

Sondang Purnamasari Pakpahan adalah tenaga Pengajar pada FMIPA-UT di


UPBJJ Medan

47
Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, 47-58

untuk belajar mandiri karena sejak dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) mereka biasa menerima proses belajar sebagai
hubungan langsung antara guru dan murid (Dunbar, 1991). Dengan latar
belakang ini maka layanan akademik (tutorial tatap muka, dan tertulis) dan
layanan non-akademik (layanan administrasi dan informasi) bagi mahasiswa
yang diberikan oleh UT merupakan kunci penting untuk keberhasilan belajar
mahasiswa UT.
Literatur mengenai layanan akademik dan non-akademik bagi
mahasiswa jarak jauh berkembang dengan pesat. Kebanyakan dari literatur
ini menemukan bahwa layanan akademik dan non-akademik dapat
memberikan kontribusi positip terhadap keberhasilan belajar pada
mahasiswa jarak jauh. Briendley dan Jean-Louis (1990) menyatakan bahwa
mahasiswa umumnya menganggap layanan akademik dan non-akademik
sebagai suatu layanan yang berguna dan membantu proses belajar mereka
serta mempunyai pengaruh positip pada tingkat kelulusan. Beberapa
pendidikan tinggi yang menerapkan SBJJ juga menyatakan bahwa layanan
akademik dan non-akademik merupakan faktor penting yang menunjang
keberhasilan belajar mahasiswa mereka. The Open University of the United
Kingdom, yang merupakan salah satu universitas jarak jauh yang sukses
menyatakan bahwa keberhasilan program pendidikan mereka terjadi karena
layanan akademik dan non-akademik yang diberikan melalui tutorial (Keegan,
1984). Holtzclaw (1986) juga menyatakan bahwa mahasiswa program jarak
jauh, khususnya yang mengambil program sarjana, memerlukan layanan
akademik dan non-akademik. Sementara itu William dan William (1987)
menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh (PJJ) dikenal sebagai pendidikan
yang memerlukan layanan akademik dan non-akademik bagi mahasiswanya
melebihi dari apa yang diberikan oleh dosen konvensional dengan segala
bahan mengajarnya.
Berdasarkan literatur serta mengingat sifat dan kondisi mahasiswa UT
maka dipandang perlu untuk mempelajari persepsi mahasiswa UT, khususnya
mahasiswa UT UPBJJ Medan, tentang layanan akademik dan non-akademik
yang diberikan oleh UPBJJ-UT Medan.
Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui persepsi mahasiswa UT UPBJJ Medan tentang layanan
akademik dan non-akademik yang diberikan oleh UPBJJ-UT Medan serta
untuk mengetahui masalah yang dihadapi mahasiswa dalam memperoleh
layanan akademik dan non-akademik tersebut. Ruang lingkup penelitian
adalah mahasiswa program sarjana UT UPBJJ Medan yang meregistrasi
pada masa 00.2, baik yang mengikuti tutorial tatap muka maupun tidak.

48
Pakpahan, Persepsi Mahasiswa UPBJJ-UT Medan ...

Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian Per Program Studi

No. Program Studi Jumlah Sampel


1. Matematika 6
2. Statistika Terapan 6
3. Manajemen 6
4. Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 6
5. Administrasi Niaga 6
6. Administrasi Negara 6
7. Ilmu Komunikasi 6
8. Pendidikan Psikologi 6
9. Pendidikan Matematika 6
10. Pendidikan Fisika 6
11. Pendidikan Kimia 6
12. Pendidikan Bahasa Indonesia 6
13. Pendidikan Bahasa Inggris 6

Untuk mengantisipasi tidak adanya mahasiswa yang pernah mengikuti


tutorial tatap muka (layanan akademik) maka sampel diambil juga dari
kelompok mahasiswa yang sedang mengikuti tutorial tatap muka. Data
dikumpulkan melalui penyebaran angket ke mahasiswa yang terpilih sebagai
sampel. Angket berisikan butir-butir pertanyaan mengenai: a) layanan
akademik (tingkat kepuasan mahasiswa tentang pelaksanaan tutorial tatap
muka, manfaat dari tutorial tatap muka, dan masalah yang dihadapi dalam
memperoleh layanan akademik) dan b) layanan non-akademik (tingkat
kepuasan mahasiswa tentang layanan administrasi dan informasi mengenai
registrasi, tutorial tatap muka, ujian, nilai, pembelian modul serta masalah
yang dihadapi dalam memperoleh layanan non-akademik). Angket dikirimkan
ke 84 mahasiswa yang terpilih sebagai sampel melalui pos dan 21 angket
disebarkan ke kelompok mahasiswa yang sedang mengikuti tutorial tatap
muka di UPBJJ Medan. Jadi, total angket yang disebarkan adalah 105
angket. Dari 84 angket yang dikirimkan melalui pos, 53 angket diisi dan
dikembalikan. Dari kelompok mahasiswa yang mengikuti tutorial tatap muka,
10 angket terisi yang kembali. Jadi, total angket yang terisi dan kembali
adalah 63 angket (response rate 60%). Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam upaya menjawab permasalahan penelitian: 1) bagaimana persepsi


mahasiswa UT UPBJJ Medan tentang layanan akademik yang diberikan
UPBJJ-UT Medan, 2) bagaimana persepsi mahasiswa UT UPBJJ Medan

49
Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, 47-58

tentang layanan non-akademik yang diberikan UPBJJ Medan, dan 3)


masalah-masalah apa saja yang dihadapi mahasiswa UT UPBJJ Medan
dalam memperoleh layanan akademik dan non-akademik maka hasil
penelitian ini dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu: 1) profil sampel
mahasiswa UT UPBJJ Medan, 2) persepsi mahasiswa UT UPBJJ Medan
tentang layanan akademik yang diberikan UPBJJ-UT Medan, 3) persepsi
mahasiswa UT UPBJJ Medan tentang layanan non-akademik yang diberikan
UPBJJ-UT Medan, serta 4) masalah yang dihadapi mahasiswa UT UPBJJ
Medan dalam memperoleh layanan akademik dan non-akademik.

Tabel 2. Profil Sampel Mahasiswa UT UPBJJ Medan

Karakteristik Mahasiswa Kategori Jumlah


Usia < 30 tahun 24 mahasiswa
30 – 40 tahun 32 mahasiswa
40 tahun 7 mahasiswa
Jenis Kelamin Laki-laki 33 mahasiswa
Perempuan 30 mahasiswa
Status Pernikahan Menikah 35 mahasiswa
Belum menikah 28 mahasiswa
Status Pekerjaan Bekerja 53 mahasiswa
Belum bekerja 10 mahasiswa
Jarak tempat tinggal dengan UPBJJ < 10 Km 26 mahasiswa
10 – 30 Km 17 mahasiswa
> 30 Km 20 mahasiswa
Kontinuitas dalam meregistrasi Teratur 56 mahasiswa
Tidak teratur 7 mahasiswa
Frekuensi mengunjungi UPBJJ Setiap hari 0 mahasiswa
Setiap minggu 2 mahasiswa
Dua minggu sekali 0 mahasiswa
Setiap bulan 2 mahasiswa
Tidak teratur 59 mahasiswa
Frekuensi menghubungi UPBJJ melalui telepon Setiap hari 0 mahasiswa
Setiap minggu 0 mahasiswa
Dua minggu sekali 1 mahasiswa
Setiap bulan 2 mahasiswa
Tidak teratur 60 mahasiswa

Dari data pada tabel 2 dapat dilihat bahwa profil mahasiswa UT UPBJJ
Medan cenderung tidak berbeda dengan profil mahasiswa perguruan tinggi
lain yang menawarkan, yaitu cenderung berusia lebih dari 30 tahun, menikah/
berkeluarga, bekerja, dan berdomisili menyebar di berbagai wilayah.

Persepsi Mahasiswa UT UPBJJ Medan tentang layanan akademik


yang diberikan UPBJJ Medan
Sebelum artikel ini mengungkapkan persepsi mahasiswa UT UPBJJ
Medan tentang layanan akademik yang diberikan, terlebih dahulu akan diberi

50
Pakpahan, Persepsi Mahasiswa UPBJJ-UT Medan ...

Tabel 3.Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Tutorial di UPBJJ-


UT Medan

Tingkat Jumlah Mahasiswa


Aspek Layanan Tutorial Total
Kepuasan N (%)
Tempat tutorial tatap muka Sangat puas 0 0 19
Puas 15 78.95 -
Tidak puas 3 15.79 -
Sangat tidak puas 1 5.26 -
Mata kuliah yang ditutorial- Sangat puas 1 5.26 19
kan Puas 10 52.63 -
Tidak puas 8 42.11 -
Sangat tidak puas 0 0 -
Frekuensi tutorial Sangat puas 0 0 19
Puas 8 42.11 -
Tidak puas 11 57.89 -
Sangat tidak puas 0 . -

gambaran mengenai peran serta mahasiswa dalam mengikuti kegiatan tu-


torial tatap muka, yaitu layanan akademik yang diberikan UPBJJ-UT Medan.
Dari 63 mahasiswa yang mengembalikan angket ternyata hanya 19
mahasiswa (30,16%) yang pernah mengikuti tutorial tatap muka. Umumnya,
mahasiswa yang pernah mengikuti tutorial tatap muka adalah yang bertempat
tinggal di sekitar kota Medan yang berjarak kurang dari 30 Km dari UPBJJ.
Diantara 44 mahasiswa yang tidak pernah mengikuti tutorial tatap muka
ternyata 24 mahasiswa (54,55%) bertempat tinggal di sekitar kota Medan
atau berjarak kurang dari 30 Km dari UPBJJ. Ini menunjukkan masih banyak
mahasiswa UT yang bertempat tinggal di sekitar kota Medan yang belum
pernah mengikuti tutorial tatap muka yang diadakan UPBJJ-UT Medan.
Uraian tentang hal ini akan dibahas pada hasil penelitian mengenai persepsi
mahasiswa tentang layanan administrasi dan informasi pelaksanaan tutorial
serta mengenai masalah yang dihadapi mahasiswa dalam memperoleh
layanan akademik.
Dari segi biaya sebagian besar mahasiswa (78,95%) menyatakan bahwa
biaya tutorial di UT termasuk wajar.
Dari Tabel 3 terlihat mahasiswa UPBJJ Medan cenderung puas
(78,95%) terhadap layanan sarana dan prasarana fisik (gedungnya, kelasnya,
penerangannya, dan perlengkapannya seperti kapur, dan penghapus) pada
kegiatan tutorial tatap muka. Mahasiswa yang menyatakan tidak puas
(21,05%) berpendapat bahwa ruangan dan tempat duduk tidak nyaman,
ruangan gelap, penerangan di kelas tidak semua menyala dan bila hujan ada
asbes yang bocor sehingga menyebabkan kelas banjir. Berdasarkan hasil

51
Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, 47-58

penelitian ini nampaknya UPBJJ-UT Medan perlu meninjau lokasi ruang


tutorial tatap muka demi peningkatan layanan pada mahasiswa.
Tabel 3 juga menunjukkan bahwa mahasiswa UPBJJ Medan cenderung
sangat puas dan puas terhadap matakuliah yang ditutorialkan (57,89%),
namun cukup banyak mahasiswa yang tidak puas (42,11%). Mahasiswa
yang menyatakan tidak puas berpendapat matakuliah yang ditutorialkan
hendaknya matakuliah yang sangat sulit untuk dipelajari atau dipahami sendiri
oleh mahasiswa. Di lain pihak, mahasiswa dari program studi eksakta seperti
Matematika, Statistika Terapan, Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika,
Pendidikan Biologi, dan Pendidikan Kimia berpendapat bahwa matakuliah
mereka jarang ditutorialkan. Dari hasil temuan ini, koordinator kemahasiswaan
nampaknya harus mempertimbangkan kembali pemilihan matakuliah yang
akan ditutorialkan dengan mengacu pada Pedoman Penyelenggaraan Tuto-
rial Tatap Muka. Pada pedoman tersebut dijelaskan bahwa matakuliah yang
ditutorialkan adalah matakuliah yang: a) tingkat kelulusannya rendah, b)
mempersyaratkan penguasaan ketrampilan, dan c) yang diminta oleh mini-
mal 15 mahasiswa. Dari ketiga kriteria ini terlihat bahwa penetapan
matakuliah yang akan ditutorialkan lebih ditekankan pada kriteria a) dan b)
bila tidak ada permintaan dari mahasiswa. Namun demikian, jumlah
mahasiswa yang meregistrasi matakuliah yang akan ditutorialkan perlu
diperhatikan juga.
Mahasiswa UPBJJ Medan cenderung tidak puas terhadap frekuensi
dilaksanakannya tutorial (57,89%). Mahasiswa menginginkan frekuensi tu-
torial ditambah karena dengan frekuensi yang berlaku saat ini mahasiswa
merasa penguasaannya terhadap materi modul masih kurang. Dari hasil
temuan ini terlihat adanya miskonsepsi (kesalahan menafsirkan suatu konsep)
mengenai tutorial pada diri mahasiswa UPBJJ Medan. Mahasiswa UPBJJ
Medan cenderung menganggap bahwa tutorial tatap muka sama dengan
kuliah tatap muka di Perguruan Tinggi konvensional dimana dosen aktif
menjelaskan dan mahasiswa pasif tanpa persiapan. Miskonsepsi ini muncul
karena ketidakpahaman akan konsep tutorial. Pada tutorial, mahasiswa
dituntut untuk aktif bertanya, mengajukan masalah, berdiskusi untuk
memecahkan masalah, sedangkan tutor diharapkan mampu mendorong
mahasiswa untuk belajar dengan cara memberikan umpan balik yang
memotivasi mahasiswa. Untuk dapat aktif bertanya dan berdiskusi tentunya
mahasiswa harus membaca dan mempelajari modul terlebih dahulu sebelum
mengikuti tutorial. Apabila hal ini dilakukan mahasiswa maka frekuensi tu-
torial yang berlaku saat ini (6 sampai 8 kali pertemuan) akan dirasakan
sudah cukup. Sebaliknya, apabila mahasiswa tidak mempelajari modul

52
Pakpahan, Persepsi Mahasiswa UPBJJ-UT Medan ...

terlebih dahulu maka meskipun frekuensi tutorial ditambah mahasiswa tidak


akan dapat menguasai materi modul dengan baik.

Tingkat kepuasan mahasiswa mengenai kualitas tutor, metoda


mengajar tutor, dan petunjuk/bimbingan dari tutor

Tabel 4. Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Kualitas Metode


Mengajar Tutor

Tingkat Jumlah Mahasiswa


Kategori Total
Kepuasan N (%)
Kualitas tutor Sangat puas 1 5.26 19
Puas 14 73.69 -
Tidak puas 4 21.05 -
Sangat tidak puas 0 0 -
Metode mengajar Sangat puas 0 0 19
Puas 14 73.69 -
Tidak puas 5 26.31 -
Sangat tidak puas 0 0 -
Frekuensi tutorial Sangat puas 0 0 19
Puas 8 42.11 -
Tidak puas 11 57.89 -
Sangat tidak puas 0 . -

Dari Tabel 4 terlihat mahasiswa UPBJJ Medan cenderung puas


terhadap kualitas tutor. Mahasiswa juga cenderung puas terhadap metode
mengajar tutor (73,69%). Mahasiswa sampel umumnya menyatakan
menerima cukup petunjuk dan bimbingan dari tutor (73,69%). Namun, masih
ada 26.31% yang menganggap bahwa bimbingan tutor belum cukup.

Tabel 5. Tingkat Kepuasan Mahasiswa mengenai Manfaat Tutorial Tatap


Muka

Mahasiswa
Tingkat kepuasan
N (%)
Sangat puas 3 15,79%
Puas 11 57,89%
Tidak puas 5 26,32%
Sangat tidak puas 0 0%
Total 19 100%

53
Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, 47-58

Meskipun demikian mahasiswa UPBJJ Medan cenderung merasa puas


terhadap manfaat tutorial tatap muka (lihat tabel 5). Dengan kata lain,
mahasiswa menilai tutorial tatap muka cukup bermanfaat.

Persepsi mahasiswa UPBJJ Medan tentang layanan non-akademik


yang diberikan oleh UPBJJ-UT Medan

Tabel 6. Tingkat Kepuasan Mahasiswa mengenai Layanan Registrasi

Mahasiswa
Tingkat kepuasan
N (%)
Sangat puas 10 15,87%
Puas 45 71,43%
Tidak puas 8 12,70%
Sangat tidak puas 0 0%
Total 63 100%
Mahasiswa UPBJJ Medan cenderung sangat puas dan puas (87,30%)
terhadap layanan registrasi. Mahasiswa yang merasa tidak puas (12,70%)
berpendapat petugas registrasi kurang ramah, berkesan acuh jika ditanya,
dan kurang menguasai kurikulum (lihat tabel 6).

Tabel 7. Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Aministrasi di


UPBJJ-UT Medan

Tingkat Jumlah Mahasiswa


Jenis Layanan Administrasi Total
Kepuasan N (%)
Tutorial Sangat puas 0 0 63
Puas 22 34.92 -
Tidak puas 40 63.49 -
Sangat tidak puas 1 1.59 -
Tugas mandiri Sangat puas 2 3.17 63
Puas 23 36.51 -
Tidak puas 35 55.56 -
Sangat tidak puas 3 4.76 -
Ujian Sangat puas 3 4.76 63
Puas 51 80.95 -
Tidak puas 9 14.29 -
Sangat tidak puas 0 0 -
Modul Sangat puas 6 9.5 63
Puas 43 68.25 -
Tidak puas 13 20.63 -
Sangat tidak puas 1 1.59

54
Pakpahan, Persepsi Mahasiswa UPBJJ-UT Medan ...

Persepsi mahasiswa mengenai layanan administrasi

Dalam penelitian ini yang dijkategorikan sebagai layanan administrasi


adalah a) layanan administrasi dan informasi pelaksanaan tutorial, b) layanan
pendistribusian Naskah Tugas Mandiri (NTM), c) layanan administrasi dan
informasi ijin, serta d) layanan penjualan modul.
Tabel 7 memperlihatkan mahasiswa UPBJJ Medan cenderung tidak
puas dan sangat tidak puas (65,08%) terhadap layanan administrasi dan
informasi pelaksanaan tutorial. Mahasiswa yang merasa tidak puas dan
sangat tidak puas menyatakan bahwa informasi tentang pelaksanaan tuto-
rial tidak diterima mahasiswa. Mahasiswa juga cenderung tidak puas dan
sangat tidak puas (60,32%) terhadap sistem pendistribusian naskah Tugas
Mandiri (TM).
Mahasiswa yang merasa tidak puas/sangat tidak puas menyatakan
naskah TM sering tidak ada untuk matakuliah tertentu, mereka merasa
keberatan karena harus menggandakan (foto copy) sendiri, mereka tidak
pernah menerima dan mengerjakan soal TM karena kurangnya informasi
(tidak mengetahui apakah sewaktu meregistrasi matakuliah naskah TM
otomatis diberikan).
Ada dua faktor yang dapat menjadi penyebab mahasiswa tidak
mengetahui informasi pelaksanaan tutorial tatap muka dan tentang sistem
pendistribusian naskah TM. Pertama, sifat ingin tahu , inisiatif untuk bertanya,
dan budaya membaca pada mahasiswa UPBJJ Medan masih rendah. Tanpa
sifat ingin tahu, inisiatif untuk bertanya, dan minat baca yang tinggi mahasiswa
UPBJJ Medan tidak akan mengetahui pengumuman yang ditempel di dinding
sekitar kantor UPBJJ yang berkaitan dengan layanan akademik dan non-
akademik. Faktor kedua, adanya komunikasi yang kurang baik antar staf
UPBJJ-UT Medan dengan mahasiswa serta antar staf di UPBJJ Medan.
Padahal komunikasi merupakan aspek yang paling penting pada pendidikan
jarak jauh. Holmberg (1983) menyatakan bahwa aspek yang paling penting
pada pendidikan jarak jauh adalah komunikasi antara institusi dengan
mahasiswa. Menurut Holmberg, komunikasi merupakan aspek utama yang
menentukan keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu pendidikan jarak
jauh. Berdasarkan teori ini, nampaknya UPBJJ Medan perlu meningkatkan
komunikasi dengan mahasiswa baik komunikasi langsung maupun tak
langsung (melalui surat, telpon, internet, dan lain-lain). Hubungan kerja antar
bagian di UPBJJ Medan hendaknya juga ditingkatkan karena setiap bagian
tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait.
Tingkat kepuasan mahasiswa mengenai layanan administrasi dan
informasi ujian dan layanan petugas penjual modul.

55
Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, 47-58

Dari Tabel 7 terlihat mahasiswa UPBJJ Medan cenderung puas


(80,95%) terhadap layanan administrasi dan informasi ujian semester. Mereka
menyatakan bahwa ujian selalu dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan
apabila ada perubahan selalu diinformasikan. Mahasiswa juga cenderung
puas (68,25%) terhadap layanan petugas penjual modul. Mereka menyatakan
petugas melayani dengan baik dan ramah, hanya saja modul yang dijual
sering tidak lengkap (persediaan modul kurang).

Masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa UT UPBJJ Medan


Berdasarkan 63 angket yang terkumpul, masalah-masalah yang dihadapi
mahasiswa dalam memperoleh layanan akademik dan non-akademik
merupakan kendala untuk mengikuti tutorial tatap muka antara lain adalah
kesibukan dan rutinitas kerja, jarak tempat tinggal dari UPBJJ, jadwal tuto-
rial, kurangnya informasi. Masalah lain yang dihadapi adalah kehabisan bahan
ajar (sehingga mahasiswa kadang-kadang ujian tanpa memiliki modul),
keterlambatan memperoleh Daftar Nilai Ujian, dan tidak memperoleh
kalender akademik. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa UPBJJ Medan
belum memanfaatkan informasi kalender akademik, seluruh TM dan
pengawas nilai di situs web UT (http: //www.ut.ac.id).

KESIMPULAN DAN SARAN

Secara umum mahasiswa UPBJJ Medan cenderung puas terhadap


layanan akademik (tutorial tatap muka) dan non-akademik (administrasi dan
informasi) yang diberikan oleh UPBJJ Medan. Namun, layanan tersebut
masih perlu ditingkatkan mengingat mahasiswa cenderung tidak puas
terhadap frekuensi tutorial tatap muka, tidak puas terhadap layanan
administrasi dan informasi mengenai tutorial tatap muka, tidak puas terhadap
sistem pendistribusian naskah tugas mandiri, masih banyak mahasiswa yang
tidak puas terhadap matakuliah yang ditutorialkan dan masih adanya masalah-
masalah yang dihadapi mahasiswa dalam memperoleh layanan akademik
dan non-akademik antara lain rutinitas kerja mahasiswa, jarak tempat tinggal
dari UPBJJ, jadwal tutorial yang bentrok dengan jam kerja, serta kurangnya
informasi.
Sebetulnya ada alternatif yang dapat diberikan oleh UPBJJ Medan
meningkatkan layanan akadermik untuk melakukan tutorial tertulis. Tutorial
tertulis dipandang efektif karena tidak mengganggu rutinitas kerja dan dapat
menjangkau mahasiswa yang bertempat tinggal jauh dari UPBJJ. UPBJJ
Medan sebaiknya mengadakan tutorial tertulis dengan memanfaatkan
tenaga-tenaga edukatif yang ada di UPBJJ. Tenaga edukatif yang berada

56
Pakpahan, Persepsi Mahasiswa UPBJJ-UT Medan ...

di UPBJJ dapat berfungsi sebagai tutor untuk matakuliah yang sesuai dengan
bidang studinya. Ada dua alternatif bentuk dari tutorial tertulis. Pertama,
Pertanyaan atau masalah berasal dari mahasiswa dan tutor menanggapinya.
Kelemahan dari bentuk tutorial ini, mahasiswa bersifat pasif (tidak terlibat
dalam penyelesaian masalah) dan tutor tidak dapat mengetahui apakah
mahasiswa memahami penjelasan yang di berikan. Kedua, tutor memikirkan
topik-topik penting yang ada pada materi modul. Selanjutnya, tutor membagi
pelaksanaan tutorial tertulis ke dalam beberapa tahap sesuai dengan
banyaknya topik penting yang ada pada modul. Pada setiap tahap, tutor
membahas satu topik, memberi penjelasan, contoh, dan latihan soal untuk
dikerjakan oleh mahasiswa. Mahasiswa diminta untuk mengirimkan
jawabannya kepada tutor untuk dikoreksi dan diberi feedback (umpan balik).
Kelebihan dari bentuk tutorial ini, mahasiswa berperan aktif, tutor dapat
mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa, dan mahasiswa memperoleh
feedback atas jawabannya. UPBJJ Medan perlu pula menanamkan konsep
yang benar mengenai tutorial dan belajar mandiri pada diri mahasiswa
sehingga mahasiswa mampu belajar mandiri dan tidak terlalu bergantung
pada layanan yang diberikan oleh UPBJJ Medan. Misalnya, UPBJJ dapat
memberikan biasan-biasan tentang pengertian tutorial dan belajar mandiri
serta strategi belajar mandiri kepada mahasiswa yang melakukan registrasi.
Untuk meningkatkan layanan non-akademik, UPBJJ-UT Medan perlu
meningkatkan komunikasi dengan mahasiswa dan hubungan kerja antar
bagian: registrasi, layanan mahasiswa, dan distribusi.

REFERENSI

Briendly, J. dan Jean-Louis, M. (1990). Student support services: The case


for a proactive approach. Journal of Distance Education, 5 (1),
60 –70.
Dunbar, R. (1991). Adapting distance education for Indonesians: Problems
with learner heteronomy and a strong oral tradition. Distance
Education, 12 (2), 163 –174.
Harrington, F. (1979). The future of adult education. London: Jossey–
Bass.
Holmberg, B. (1983). Centralised and decentralised counselling –
Mediated Face-to-face communication. International workshop on
counseling in distance education. Second Paper (pp. 21 – 23).
I.C.D.E. Manchester: The Open University
Holtzclaw, L.R. (1986). Human development and the distance learner.
I.C.D.E Bulletin. Vol. 10, 17 – 19

57
Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, 47-58

Keegan, D.J. (1984). The administration of student support services at the


open university. The journal of Educational and Administration, 22
(1), 81 – 96
Sweet, R. (1986). Student dropout in distance education: An application of
tinto’s model. Distance Education, 7 (2)
William, J. dan William, M. (1987). Student operated network for diatance
learners. I.C.D.E Bulletin, Vol. 13, 51 – 64.

58

Anda mungkin juga menyukai