Anda di halaman 1dari 26

EDOMAN UNTUK PERAWAT

N MATERI URAIAN KETERAN


O GAN

1 Pembuatan Rumus :
Larutan Saflon m1. V1 = m2. V2
0,2 %

Jika dibuat larutan saflon 0,2 % sebanyak 100 ml dengan


sediaan larutan 20 %.
Ditanyakan berapa cairan saflon yang diperlukan ?
Jawab :
20 %. V1 = 0,2 %. 100
V1 = 0,2 %. 100 = 1 ml (jml saflon)
              20 %
Jumlah aquadest/ air yang diperlukan adalah:
V2 – V1 = 100 – 1 = 99 ml

2 Balance cairan Balance Cairan Air


infuse Metabolisme;
Pemasukan                                 Penggunaan Air yg
V. Infuse + Air Metabolisme  =  V. Urine + Penguapan dihasilkan
( X  ml   + 200 ml)                = (Y ml       + 900 ml) tubuh
V Infuse = V Urine   + 700 ml  melalui 
pembakaran
 Rumus Balance Cairan: nutrient
CM                   - CK                   - IWL
     (Cairan Masuk  - Cairan Keluar - Penguapan/ IWL Penguapan/
Insensible
Rumus IWL Evaporation/
 15 X BB X JAM KERJA) / 24 JAM IWL
(Insensible
 Rumus IWL kenaikan Suhu Tubuh Water Loss):
[(10% X CM) X jumlah kenaikan suhu] / 24 JAM + IWL Kehilangan
Normal air melalui
penguapan
dari kulit atau
keringat
3 Menghitung Cara Menghitung Tetesan infuse
Tetesan Infus Ttsn/mnt = {keb.cairan (CC) /waktu (jam) }x{ ttsn
dasar/60(detik)}
 
{keb.cairan (cc) / Waktu (jam)} x 1/3 makro, 1/1 mikro

Mikro = 60 tetes / 1 cc,  Makro = 20 tetes / 1 cc


Contoh:
Cairan 250 cc dgn kecepatan 20 tts / menit,. berapa jam
habisnya cairan
Jawab:
250 cc x 1/3 = 20 tts (250 x 1) / (20 x 3) = 4,116 jam

4 Rumus Rumus :
Perhitungan Hb normal – Hb pasien = hasil > hasil x BB x jenis darah
Darah untuk Keterangan :
Tranfusi Hb normal  = Hb yang diharapkan atau Hb normal
Hb pasien   = Hb pasien saat ini
Hasil           = hasil pengurangan Hb normal dan Hb pasien
Jenis darah = darah yang dibutuhkan = PRC dikalikan 3 ,     
= WB dikalikan 6

5 Rumus Koreksi cepat


Perhitungan Yang dibutuhkan = ( Jml K x BB x 0,4 ) + ( 2/6 x BB )
Koreksi Diberikan dalam waktu 4 jam
Hipokalemi Maintenance : 5 x BB x 2/6
pada anak Diberikan dalam 24 jam
Keterangan :
Jml K = nilai yg diharapkan ( 3,5 ) – nilai hasil kalian (x)
6 Perhitungan Berat jenis urine normal: 1,01 - 1,03
Volume Urine Berat jenis air: 1
Bayi Berat popok kering: 10 - 20 gr
Berat bedong flannel kering: 130 gr
Berat bedong katun kering: 120 gr

Berat (gr)
Bedong Bedong URINE
Popok (Cc)
flannel + katun +
+ Urin
Urine Urine
20 140 130 5 cc
30 150 140 10 cc
35 155 145 15 cc
40 160 150 20 cc

7 Perhitungan         Rumus Perhitungan Dopamin


dosis
Dopamin ;
1 ampul = 10 cc = 200 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
Rumus factor pengencer :  200.000 = 4000
                                                 50cc
Rumus:
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
           4000
Atau rumus langsung :
Dosis x BB x 60 x 50 = hasil
          200.000

        Rumus Perhitungan Dobutamin

Dobutamin ;
1 ampul = 5 cc = 250 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
250 mg = 250.000 mikrogram

Rumus factor pengencer:  250.000 = 5000


                                                     50cc
Rumus :
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
             5000
Atau rumus langsung :
Dosis x BB x 60 x 50 = hasil
          250.000
Rumus diatas digunakan untuk pemberian dopamine dan
dobutamin dengan menggunakan syringe pump.

Rumus pemberian Dopamin dan Dobutamin dalam kolf / drip


Rumus : = 200.000 = 400
                     500
              = Dosis x BB x jam ( menit )
                              400
              = hasil sesuai makro drip / mikrodrip

        Rumus Perhitungan  Nitrocyne

1 ampul = 10 cc , 1 cc = 1 mg, 1 ampul = 10 mg


Dosis yang digunakan dalam cc ( microgram )
jadi 1 ampul = 10.000 mikrogram
Rumus : Dosis x 60 x pengencer = hasil
                             10.000

        Rumus Perhitungan Isoket

1 ampul = 10 cc , 1 ampul = 10 mg , 1mg = 1cc


Isoket atau Cedocard diberikan sesuai dosis yang diberikan
oleh dokter.

8 Tingkat 1. Kompos Mentis Kesadaran


Kesadaran     Sadar penuh dan keadaan normal adalah derajat
2. Somnolen hubungan
Keadaan mengantuk dan kesadaran dapat pulih bila antara
dirangsang, ditandai dengan mudahnya klien dibangunkan, Hemispherium
mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsangan Cerebri
nyeri dengan
3. Sopor Retikular
Kantuk dalam, klien dapat dibangunkan dengan rangsangan Activiting
yang kuat, namun kesadaran segera menurun, klien dapat System (di
melaksanakan instruksi singkat dan masih terlihat gerakan bagian atas
spontan dengan rangsangan nyeri, klien tidak dapat batang otak )
dibangunkan dengan sempurna, jawaban verbal tidak ada,
tangkisan nyeri masih baik
4. Koma Ringan/ Semi Koma (Soporo-comatus)
Tidak ada respon verbal, reflek masih baik, gerakan timbul
saat ada rangsang nyeri dan tidak terorganisir, tidak dapat
dibangunkan.

9 Glasgow GCS  dinilai berdasarkan respon terhadap rangsang/


Coma Scale komando verbal dan rangsang nyeri.
NO RESPON SCORE SCORE
PASIEN
1 Respon membuka mata
        Spontan 4
        Terhadap Suara 3
        Terhadap Nyeri 2
        Nihil 1
2 Respon Verbal
Orientasi baik 5
Jawaban ngaco 4
(confused)
Mengeluarkan kata yang 3
tidak jelas
Asal bersuara 2
Nihil 1
3 Respon Motorik
Mengikuti perintah 6
Melokalisir nyeri 5
Menghindari rangsang 4
nyeri
Fleksi Abnormal 3
Ekstensi 2
Nihil 1
Jumlah

Jumlah minimal 3 dan jumlah maksimal 15


Keadaan : Skor ≤ 7   : Coma,  Skor ≥ 9 : Tidak coma  
10 Refleksiologi  Reflek kornea
Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif
bila mengedip  (N IV & VII )
 Reflek faring
Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi
muntahan ( N IX & X )
 Reflek Abdominal
Menggoreskan dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil
negative pada orang tua, wanita multi para, obesitas, hasil
positif bila terdapat reaksi otot
 Reflek Kremaster
Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum
sisi yang sama Naik / kontriksi ( L 1-2 )
 Reflek Anal
Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani
( S 3-4-5 )
 Reflek Bulbo Cavernosus
Tekan gland penis tiba-tiba jari yang lain masukkan kedalam
anus, positif bila kontraksi spincter ani (S3-4 / saraf spinal )
 Reflek Bisep ( C 5-6 )
 Reflek Trisep ( C 6,7,8 )
 Reflek Brachioradialis ( C 5-6 )
 Reflek Patela ( L 2-3-4 )
 Reflek Tendon Achiles ( L5-S2)
 Reflek Moro
Reflek memeluk pada bayi saat dikejutkan dengan tangan
 Reflek Babinski
Goreskan ujung reflak hammer pada lateral telapak kaki
mengarah ke jari, hasil positif pada bayi normal sedangkan
pada orang dewasa abnormal ( jari kaki meregang / aduksi
ektensi )
 Sucking reflek
Reflek menghisap pada bayi
 Grasping reflek
Reflek memegang pada bayi
 Rooting reflek
Bayi menoleh saat tangan ditempelkan ke sisi pipi

11 Reflek  Reflek Hoffman – Tromer


Patologis Jari tengah klien diekstensikan, ujungnya digores, positif bila
ada gerakan fleksi pada Jari lainnya
 Reflek Jaw
Kerusakan kortikospinalis bilateral, eferen dan aferennya
nervous trigeminus, dengan mengertuk dagu klien pada posisi
mulut terbuka, hasil positif bila mulut terkatup
 Reflek regresi
Kerusakan traktus pirimidalis bilateral / otak bilateral
 Reflek Glabella
Mengetuk dahi diantara kedua mata, hasilnya positif bila
membuat kedua mata klien tertutup
 Reflek Snout
Mengutuk pertengahan bibir atas, positif bila mulutnya
tercucur saliva
 Reflek sucking
Menaruh jari pada bibir klien, positif bila klien menghisap jari
tersebut
 Reflek Grasp
Taruh jari pada tangan klien, positif bila klien memegangnya
 Reflek Palmomental
Gores telapak tangan didaerah distal, positif bila otot dagu
kontraksi
 Reflek rosolimo
Ketuk telapak kaki depan, positif bila jari kaki ventrofleksi
 Reflek Mendel Bechterew
Mengetuk daerah dorsal kaki2 sebelah depan,positif bila jari
kaki ventrofleksi
 Tes rangsang meningeal
 Nuchal rigidity
Klien tanpa bantal fleksikan leher ke lateral, lalu fleksikan
leher mendekati dagu, hasil positif bila ada tahanan dan nyeri
 Kernig
Fleksikan panggul dengan sudut 90 derajat, ekstensikan
tungkai bawah pada persendian lutut, positif bila ada tahanan
dan rasa sakit sebelum mencapai
ekstensi maksimal
 Brudzinski I,II
Bila pada saat fleksi leher lutut ikut fleksi juga brudzinski I
positif, brudzinski II : satu tungkai lain diekstensikan pada
persendian panggul, tungkai lain diekstensikan, positif bila
tungkai yang ekstensi ikut fleksi

12 12 Benar
Prinsip N PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Pemberian O
Obat 1 Benar Klien
2 Benar Obat
3 Benar Dosis Obat
4 Benar Waktu Pemberian
5 Benar Cara Pemberian (rute)
6 Benar Pendokumentasian
7 Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi
klien
8 Hak klien untuk menolak  Informed concent
9 Benar pengkajian
10 Benar evaluasi
11 Benar reaksi terhadap makanan
12 Benar reaksi dengan obat lain
13 Pain Definisi : mengurangi nyeri dan menurunkan tingkat nyeri
Management   yang dirasakan pasien
(Manajemen Intervensi:
Nyeri) NO Manajemen  Nyeri
1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
3 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
4 Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
5 Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
6 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
7 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
8 Kurangi faktor presipitasi nyeri
9 Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,
non farmakologi dan inter personal)
10 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
11 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
12 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
13 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
14 Tingkatkan istirahat
15 Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
16 Monitor penerimaan pasien tentang manajemen
nyeri

14 Ambang /
Cara Menilai
Penilaian Cara menilai
Nyeri
Berdasarkan
PQRST P : Provokatif Apa kira-kira Penyebab timbulnya
rasa nyeri...? Apakah karena
terkena ruda paksa / benturan..?
Akibat penyayatan..? dll.

Q : Qualitas /        Seberapa berat keluhan nyeri


Quantitas terasa..?. Bagaimana rasanya..?.
Seberapa sering terjadinya..? Ex :
Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa
benda berat, diris-iris, dll.
R: Lokasi dimana keluhan nyeri
Region / tersebut dirasakan / ditemukan..?
Radiasi Apakah juga menyebar ke daerah
lain / area penyebarannya..?

S: Skala kegawatan dapat dilihat


Skala menggunakan GCS ( Baca : Cara
Seviritas Mengukur GCS (Glasgow's Coma
Scale) ) untuk gangguan kesadaran,
skala nyeri / ukuran lain yang
berkaitan dengan keluhan

T : Timing Kapan keluhan nyeri tersebut mulai


ditemukan / dirasakan..? Seberapa
sering keluhan nyeri tersebut
dirasakan / terjadi...? Apakah
terjadi secara mendadak atau
bertahap..? Acut atau Kronis..?

15 Skala
Intensitas
Skal Keterangan Tipe nyeri
Nyeri dan
a
Tipe Nyeri
10 Sangat dan tidak dapat Tipe nyeri
dikontrol oleh klien. sangat berat
9,8,7 Sangat nyeri tetapi masih Tipe nyeri berat
dapat dikontrol oleh klien
dengan aktifitas
6 Nyeri seperti terbakar atau Tipe nyeri
ditusuk-tusuk sedang
5 Nyeri seperti tertekan atau
bergerak.
4 Nyeri seperti kram atau kaku
3 Nyeri seperti perih atau mules Tipe nyeri
2 Nyeri seperti perih atau mules ringan
1 Nyeri seperti gatal, tersetrum
atau nyut-nyutan
0 Tidak ada nyeri.

16 Daftar Nilai Kekuatan otot dinilai dengan angka 0 (nol) sampai 5 (lima)
Kekuatan Otot :

Skal Keterangan
a
0 Otot sama sekali tidak mampu bergerak,
tampak  berkontraksi, bila lengan/ tungkai
dilepaskan, akan jatuh 100% pasif.
1 Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan
ada tahanan sewaktu jatuh.
2 Mampu menahan tegak yang berarti mampu
menahan gaya gravitasi (saja), tapi dengan
sentuhan akan jatuh
3 Mampu menahan tegak walaupun sedikit
didorong tetapi tidak mampu melawan tekanan/
dorongan dari pemeriksa
4 Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain
5 Kekuatan utuh.
17 Skor Triage
N PENILAIAN SKORE
O
A USAHA BERNAFAS
Normal 0
Dangkal 2
Retraksi 2
Tak ada 3
B KAPILER
Cepat ( < 2” ) 0
Lambat ( > 2 ” ) 2
C SUSUNAN SYARAF
PUSAT
(Refleks membuka
mata)
Spontan 0
Terhadap suara 1
Terhadap Nyeri 2
Tak ada 3
D VERBAL/ REAKSI
BICARA
Baik 0
Kacau 1
Tak sesuai 2
Tak dapat dipahami 3
Tak ada reaksi
E REAKSI MOTORIK
(Pada perintah nyeri)
Sesuai perintah 0
Dengan Tarikan 1
Fleksi 2
Ekstensi 3
Tanpa reaksi 4
Jumlah................................, T......................., N...................

18 Klasifikasi
diare dan  Ada dehidrasi  Diare persisiten berat
Disentri
 Tanpa dehidrasi  Diare persisten
 Darah dalam tinja  Disentri

19 Klasifikasi
demam  Ada tanda bahaya  Penyakit berat dengan
(Daerah umum / kaku kuduk demam
Resiko tinggi
 Demam lebih dari 37,5 C  Malaria
Malaria)

20 Malaria
(Daerah resiko  Ada tanda bahaya  Penyakit berat dengan
Rendah
Malaria) umum / kaku kuduk demam
 Tidak ada pilek, campak  Malaria
dan penyebab lain dari
demam
 Ada plek campak dan  Demam mungkin bukan
penyebab lain dari demam malaria
21 Kalsifikasi
demam untuk          Ada tanda bahaya  Campak dengan
campak umum, kekeruhan pada komplikasi bearat
kornea, luka di mulut
dalam dan luas
         Mata bernanah/luka di  Campak dengan
mulut komplikasi pada mulut /
mata
         Terdapat campak/ 3bln  Campak
terakhir

Catt : semua anak yang campak harus mendapat vitamin A

22 Klasifikasi
Demam untuk          Ada tanda syok : ekstremitas          Demam berdarah
Demam          
teraba dingin dan nadi lemah/tidak
Berdarah teraba, muntah bercampur
         
darah/seperti kopi, berak berwarna
         
hitam, perdarahan dari hidung atau
         
gusi berat, bintik perdarahan          
dikulit dan uji tournikuet (+),
sering muntah ,tanpa diare
                   Mungkin demam
         Nyeri ulu hati, gelisah, bintik berdarah
perdarahan dikulit(-)          
         Tidak ada satupun gejala diatas
         Demam mungkin
ada penyebab lain dari demam bukan demam
berdarah
23 Klasifikasi
Status Gizi Badan tampak sangat  Gizi buruk/ anemia berat
kurus, bengkak pada kedua
kaki, telapak tangan pucat
 BGM, dan atau anemia
 Telapak tangan agak
pucat, BB sangat rendah
 Tidak BGM dan tidak
 BB tidak BGM dan tidak anemia
ditemukan tanda lain dari
malnutrisi dan anemia

24 E K G Pemasangan elektroda
Merah   = lengan kanan
Kuning = lengan kiri
Hijau    = tungkai kanan
Hitam   = tungkai kiri

Pembacaan EKG
0 kotak kecil = 0,04 detik
laju QRS frekuensi 60 – 100 x mnt,
kurang dari 60= bradikardi, lebih dari 60 = takikardi

Gelombang Normal
P  = Tegak (+), di I, II, AVL, V2-6 dan terbalik di AVL,  
        mungkin terbalik di III, AVL,V1
Q = q kecil di I, II, AVF, V4-6, durasi 0,03 detik tinggi ¼
       R,ukuran bervariasi di AVR
    = Q besar dengan durasi 0,4 detik di III, abnormal di
AVF
       dan III ( harus diagnosa), Q besar di AVL normal
       QS = Semua negative kecuali di V1-2
R = Terbesar di I, V4-6
S = S dominant di V1-3, keciol dan progresif di V3-6,S
       mungkin ditemukan di I,II
T = Tegak di I, II, AVF, V2-6 terbalik di AVR, mungkin
        terbalik di III, AVL,V1
U = Tidak terlihat, sering terlihat terbalik di V2-4
Gelombang EKG Patologi
 HYPERTROPI  ATRIUM KIRI
    P lebar, tegak dan bertakik di V4-6
 HYPERTROPI  ATRIUM KANAN 
    P tinggi > 2,5 mm, runcing di II,III, AVF
 HYPERTROPI  VENTRIKEL KIRI 
    R(I) dan S(III) . 2,6 mm, R pada AVL > 11 mm, R pada
    V1-5 > 52,6 mm, S pada V1+R pada V5 atau V6>3,5
mm,
    depresi ST, inverse 1, interval QRS antara 0,1 – 0,12

 HYPERTROPI VENTRIKEL KANAN 


    R tinggi di V1 > 5 mm,R:s pada V1>1mm, depresi ST, T
    terbalik pasa V1-3
 ISKEMIA MIOKARD
    Depresi ST . 1mm, horizontal dan menurun
 INFARK MIOKARD 
    Elevasi ST > 1mm, T besar dan tegak lurus, setelah 1-3
    hari T terbalik dan timbul Q yang abnormal yang
    menandakan infark transient, durasi Q <0,04>
    Anterior kelainan di sandapan V2-4
    Inferior kealinan di AVF
    Lateral kelainan pada I, V6
    Posterior kelainan jika R yang tinggi, T tegak pada V1-2
 PERIKARIDTIS 
    Elevasi ST di semua sadapan kecuali AVR,AVL,V1,V2
    dan T terbalik
 HIPERKALEMIA
    T tinggi ramping dan runcing, P hilang, QRS melebar,  
    takikardi ventrikel
 HYPOKALEMIA
    Depresi ST, T rendah, U besar di V2-4, U:T rasio > 1,0 mm
 HYPERKALSEMIA
    Interval Q-T memendek, T terdapat pada akhir QRS
 HYPOKALSEMIA
    ST,QT memanjang

25 Cairan Komposisi : jernih, tak berwarna, tak berbau, terdiri atas : Air,
Cerebrospinal protein, O2, elektrolit, CO2, glukosa, tekanan normal 60 –180
H2O, diproduksi perhari 500 mL, cairan pada orang dewasa
yang bersirkulasi 125 – 150 mL

PCO2 7,31
HCO3 47,9 mmHg
KALSIUM 22,9 meq / l
KLORIDA 2,32 Meq/l
KREATININ 113 – 127 Meq/l
GLUKOSA 0,4 –1,5 mg%
SGOT 54 – 80 mg %
LDH 0 – 19 unit
MAGNESIUM 8 – 50 unit
FOSFAT 2,20 Meq/l
PROTEIN 1,2 –2,1 mg%
LUMBAL 20 – 40 mg%
SISTERNAL 15 – 25 mg%
VENTRIKULER 5 – 25 mg%
KALIUM 2,33 – 4,59 Meq/l
NATRIUM 117 – 137 Meq/l
ASAM URAT 0,07 – 2,8 mg%
SEL 1 – 5 limfosit/mm3

26 Nilai
Laboratorium HB
Pria 13 – 16 gr / dL
Wanita 12 - 14 gr / dL
Leukosit 5000 - 10000 uL
Basofil 0–1
Eosinofil 1-3
Neutrofil batang 2 – 6, segmen 50 – 70
Limfosit 20 – 40
Monosit 2-8
Trombosit 150000 – 400000 ui
HEMATOKRIT
Pria 40 – 48 %
Wanita 37 – 43 %
LED, WINTROP
Pria <> 
Wanita <> 
WESTERGEN
Pria <> 
Wanita <> 
ERITROSIT
Pria 4,5 – 5,5 juta/ ul
Wanita 4 – 5 juta / ul
MASA
PERDARAHAN
Duke 1 - 3’
Ivy 1–6‘
RETRAKSI
BEKUAN
Serum 40 – 60 %
Sifat kenyal / rapuh

MASA PEMBEKUAN
Lee, White 10 – 15 ‘
Kapiler 2–6‘
FIBRINOGEN 20 – 400 mg/mL
MASA TROMBIN 0- 60 ‘
MASA PROTOMBIN > 25”
TROMBO TEST 70 – 100 %
SGOT <> 
SGPT <> 
LDH 80 –240 U/I
CKMB <> 
TRIGLISERIDA 40 – 155 mg/ dL
KOLESTEROL 150 – 250 mg / dL
TOTAL 35 – 55 mg / dL
HDL
Pria 46 – 65 mg / dL
Wanita 1,0 – 2,5 mg/ dL
MAGNESIUM 135 – 174 mg/ l
NATRIUM DARAH 130 – 220 Meq / 24 jam
NATRIUM URIN 3,5 – 5,5 Meq / l
KALIUM DARAH 100 – 106 Meq / l
KLORIDA DARAH 120 – 250 Meq / l
KLORIDA URIN 80 – 140 ug / dL
FE 6,0 – 7,8 g / dL
PROTEIN TOTAL
ALBUMIN 45 – 67 %
GLUKOSA DARAH 60 – 100 mg / dL
AMILASE DARAH 80 – 150 S.somogi
AMILASE URIN 80 – 125 S.somogi
ASAM URAT DARAH 3,0 – 6,0 mg / dL
ASAM URAT URIN 100 – 1000 mg / 24 jam
KALSIUM DARAH 9 –11 mg / dL
KALSIUM URIN 30 – 150 mg / 24 jam
UREUM DARAH 20 – 40 mg / dL
UREUM URIN 20 – 35 g / 24 jam
KREATININ DARAH 0,5 – 1,5 md / dL
KREATININ URIN 1 – 2 g 24 jam
BILIRUBIN
Direk <> 
Indirek <> 
Total
PROTEIN TOTAL 0,3 – 1,0 mg /dL
ALBUMIN 6 – 7 mg / dL
GLOBULIN 4 – 5,2 g / dL
AGD 1,3 – 2,7 g / dL
HCO3 21 – 28 mmol / L
PCO2 4,7 – 5,9 KPA (35 – 45 mmHg)
PH 7,38 – 7,4
PO2 11 – 13 KPA (80-100 mmHg

2 Efek
7 Syaraf Organ Parasimpatis Simpatis
Otonom
Iris Kontraksi spinter otot Kontraksi otot pupil,
pupil dilatasi
Otot siliari Kontraksi, akomodasi Relaksasi akomodasi
penglihatan jarak penglihatan jarak jauh
dekat
Lakrimalis Sekresi Sekresi berlebih
Saliva Sekresi banyak encer Sekresi banyak
kontraksi otot polos, mukosa
Nafas/ broncus Berkurangnya Relaksasi otot polos
diameter dan volume Diameter dan volume
berkurang bertambah
Jantung Kurang Tambah
Frekuensi Kurang Tambah
Denyut Kurang Tambah
Output + TD Konstriksi Dilatasi
Pemb. Darah
koroner
Pemb. Darah Inversi (-) Dilatasi
Perifer
Otot skeletal Inversi (-) Kontriksi
Kulit
Org. visceral Dilatasi Kontriksi
kecepatan
Jantung + paru

Organ Parasimpatis Simpatis

Lambung Motilitas (+) (-)


Dinding Relaksasi Kontraksi
Spincter Sekresi (+) (-)
Kel.intestinal Motilitas (+) (-)
Dinding Terhambat Terangsang
Spincter Sekresi (+) (-)
Pankreas Efek sedikit kontraksi & pengosongan
darah yg disimpan ke dlm
sirkulasi
Limfa, Efek sedikit sekresi norefinefrin/efinefrin
Adrenal
Kandung Menstimulasi menghambat kontraksi
kemih dinding, relaksasi
spincter
Uterus Efek sedikit menghambat motilitas organ
yg hamil
Kel. Inversi (-) sekresi (+)
Keringat tidak berefek output
Ginjal
28 Tumbuh
Kembang Umur Pertumbuhan
BB 0 – 6 bulan 750 – 1000 gr / bln
TB 6 – 12 bulan 300 – 500 gr / bln
Lingkar 1 – 4 tahun 150 gr / bln
kepala 0 – 6 bulan 2,5 cm / bln
6 – 12 bulan 1,25 cm / bln
1 – 7 tahun 7,5 cm / bln
tahun 1 10 cm
tahun 2 2,5 cm
3 – 5 tahun 1,25 cm / thn
29 Dosis Obat
Anak Usia BB (kg) Dosis (%)
Menurut BB Neonatu 3,4 <> 
dan Usia s 4,2 <14,5
1 bulan 5,6 18
3 bulan 7,7 22
6 bulan 10 25
1 tahun 14 33
3 tahun 18 40
5 tahun 23 50
7 tahun 37 75
12 tahun
 30 Keadaan
Tubuh Usia Rate
Normal Bayi 30 – 60 x / mnt
Respirasi Anak 30 – 40 x / mnt
Remaja 16 -20 x / mnt
Dewasa 12 - 16 x / mnt
 31 Keadaan Tempat
Tubuh Usia Rate Keterangan palpasi
denyut nadi :
Normal Baru lahir – 1 bulan 120 – 160 Komponen yg A.Radialis
Denyut 0 bulan – 12 bulan 80 – 140 harus dilaporkan A. Brachialis
Nadi 12 bulan – 2 tahun 80 – 130 pd pemeriksaan A. Femoralis
1 tahun – 6 tahun 75 – 120 nadi : Frekuensi, A. Poplitea
6 tahun – 12 tahun 75 – 120 Irama/ teratur atau A. Dorsalis
pedis
Remaja/dewasa 60 – 100 tidak, Isinya A. carotis
Kenaikan Suhu 0,6 C akan menaikkan nadi 7-10 kali A.
Temporalis

SUHU TUBUH NORMAL BERKISAR ANTARA 36, 5–37,1, SETIAP


KENAIKAN 1 F ( 2,6 C ) MEMERLUKAN HIDRASI ( CAIRAN ) SEBANYAK
5-10 CC/KGBB/HARI

 32 Keadaan
Tubuh Usia Rate
Normal Baru lahir 40        mmHg
Tekanan 1 bulan 85/54   mmHg
darah 1 tahun 96/65   mmHg
6 tahun 105/65 mmHg
10-13 tahun 110/65 mmHg
14-17 tahun 120/80 mmHg
18 tahun 120/80 mmHg
44 – 65 tahun 130/80 mmHg
 3 JVC : kurang CVP : atrium 0-4 CM H2O, Vena cava 4 – 11 CM
3 lebih 2 cm Urin : 1-1,5 mL/kg/BB/jam
Bising usus : 4-12 x/mnt
TIO : 15-20 mmH2O

 3 Kapasitas Dewasa : > 250-400 mL


4 Urine Dalam Anak : > 50 –200 mL
Bladder Keinginan berkemih pada dewasa bila bladder sudah penuh >
250 cc dan anak2 > 50 cc

 3 Pemberian Rumus : jumlah cairan  =  kebutuhan cairan X BB


5 Infuse Pada Kebutuhan cairan :
Neonatus NaCl 3 %         = 2-4 Meq/kg BB
KCL 3,75 %    = 1-3 Meq/kg BB
BicNat 7,5 %   = 2-4 Meq/kg BB
Dextrose jumlah selebihnya
Sediaan
NaCl    = 1 Meq  = 2 cc
KCL    = 1 Meq  = 2cc
Bicnat  =1 Meq   = 1cc

 3 Pemberian
6 Imunisasi Vaksin Umur
Dasar HB O 0-7 hari
Menurut BCG 0-2 Bulan
Umur Polio 1 0-1 Bulan
DPT/ HB 1 2-3 Bulan
Polio 2 2-3 Bulan
DPT/ HB 2 3-4 Bulan
Polio 3 3-4 Bulan
DPT/ HB 3 4-5 Bulan
Polio 4 4-5 Bulan
Campak 9 Bulan
 3 Pemberian
7 Oralit Setiap Usia Oralit
Kali Mencret/ < style=""> 50 – 100 cc
Muntah 1-5 th 100-200 cc
> 5 th 200-300 cc
dewasa 300-400 cc

 3 Klasifikasi
8 Dehidrasi Tingkat Ringan Sedang 8 % Berat > 10 %
Menurut 5%
Maurice Score 1 2 3
Kings Score KU Sehat gelisah/apatis ngigau,koma,syok
Turgor Normal Turun Sangat turun
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Nafas 20 – 30 30 – 40 40 – 60
Mulut Normal Kering kering biru
Nadi Kuat > 120 120 - 140 >140
Total 6 7 - 13 > 13
 3 Rehidrasi
9 Untuk Bayi Rumus = BB X ( D+ M + C ) cc
Diare
D = Dehidrasi
 Dehidrasi ringan =50 cc
 Dehidrasi sedang = 80 cc
 Dehidrasi berat = 100 cc
M = Maintenance
 Neonatus = 140 – 120 cc
 0-1 th = 100 – 90 cc
 2-4 th = 90 – 80 cc
 4-8 th = 80 – 70 cc
 8-12 th = 70 – 60 cc
 > 12 th = 60 – 50 cc
C = Concomitter, Loss
 Muntah = 25 cc
 Berak = 25 cc
 Muntah & berak = 30

 4 Kebutuhan
0 Kalori Umur Kalori
Menurut <>  1090
FAO/ WHO 1-3 1360
4-6 1830
7-9 2190
LAKI -LAKI
10-12 2600
13-15 0.97 M X A
16-19 1.02 M X A
20-39 1.00 M X A
40-49 0,95 M X A
50-59 0.90 M X A
60-69 0.80 M X A
>70 0.70 M X A
WANITA
10-12 2350
13-15 1.13 F X A
16-19 1.05 F X A
20-39 1.00 F X A
40-49 0.95 F X A
50-59 0.90 F X A
60-69 0.80 F X A
>70 0.70 F X A
 4 Keterangan :
1 M    = berat badan x 46 kalori
F     = berat badan x 40 kalori
A    = indeks aktivitas
Ringan = 0.90
Sedang = 1.0
Aktif    = 1.17

 4 Kebutuhan
2 Cairan Derajat dehidrasi Keb. Cairan tiap kg BB
Menurut
PIERCE Ringan 5%
Sedang 8%
Berat 10%

 4 Tekanan
3 Darah dan Kategori Sistol Diastol Rekomendasi
Rekomendasi
yang Normal <>  <>  Cek ulang 2 th
dianjurkan Perbatasan 130–139 85 – 89 Cek ulang dalam 1th
Hipertensi I 140–159 90 – 99 Konfirmasi 1 atau 2
bln dan rubah gaya
hidup
Hipertensi II 160–179 100–109 Rujuk dalam 1 bulan
Hipertensi III > 180 >110 Rujuk segera dlm 1
mgg berdasarkan
kondisi klinis
 4 Patokan
4 Untuk Kadar Bukan Blm pasti DM
Diagnosa DM DM
Glukosa darah
sewaktu
Plasma vena <>  110 – 199 > 220
Darah kapiler <>    90 – 199 > 200
Glukosa darah
puasa <>  110 – 126 > 126
Plasma vena <>    90 – 109 > 110
Darah kapiler
 45 Kebutuhan
Cairan Derajat dehidrasi Keb. Cairan tiap kg BB
Menurut
PIERCE Ringan 5%
Sedang 8%
Berat 10%

Klinis Nilai
Haus / muntah. 1
TD sistol 60-90 mmHg 1
TD sistol < style=""> 2
Nadi > 120 x / mnt 1
Kesadaran apatis 1
Somnolen, sopor / koma 2
Nafas > 30 x / mnt 1
Feseskolerika 2
Vox kolerika 2
Turgor kulit menurun 1
Feses air cucian beras 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50 – 50 th -1
Umur > 60 th -2

Kebutuhan cairan : nilai x 10 % x kg BB x 1 ltr

 4 Apgar Score Menit pertama dan menit kelima kelahiran


6 (dari
dr.Virginia Nol 1 2
Apgar) 1 Heart Rate/ Tak < 100 x/ mnt > 100 x/ mnt
HR ada
2 Usaha Tak Lemah dan Menangis,
bernafas ada tidak teratur atau upaya
kuat
3 Tonus otot flacid Fleksi lemah Gerakan –
pada lengan/ gerakan aktif
tungkai
4 Respons pada Tak Menangis Menangis
rangsangan ada kuat
(waktu lendir
diisap)
5 Warna kulit Biru Badan pink Seluruh tubuh
atau tetapi plink
pucat ekstremitas
biru

Penilaian : terbaik bila didapat skor = 10


Menit pertama : Apgar Skor (A.S) 7 berarti ada depresi
susunan syaraf, A.S = 4 depresi syaraf berat. Perlu tindakan
resusitasi
Menit ke lima: A.S. = 8 dianggap baik
 4 Pemeriksaan
7 Gynaecologik No Umur Tinggi Fundus uteri
pada wanita Kehamilan
hamil ( Tinggi 1 12 minggu Mulai teraba di supra symphisis
fundus uteri) 2 16 minggu Setinggi pertengahan symphisis –
umbilicius, ballottement positif
(bimanual)
3 20 minggu Setinggi umbilikus, B.J.J. bisa
didengar
4 24 – 26 Bentuk uterus menjadi lonjong
minggu bagian-bagian foetus dapat diraba
5 28 minggu Setinggi pertengahan antara
umbilikus dengan proc.xypodeus
6 34 minggu Fundus uteri setinggi
proc.xypodeus
7 40 minggu Fundus uteri agak turun karena
foetus mulai masuk rongga
panggul
 4 Kelainan-
8 kelainan yang No Kelainan Keterangan
bisa nampak
pada 1 Macula Bercak berwarna kemerahan ,
pemeriksaan permukaan kulit datar, kurang
kulit dari 1 cm ( pada morbili,
campak)
2 Erytema Bercak kemerahan yg
ukurannnya lebih besar
( misalnya erisipelas)
3 Papulla Lesi kulit yg menonjol lebih
tinggi dari sekitarnya (misalnya
kaligata, gigitan nyamuk)
4 Vesikula Tonjolan kecil (kurang dari 1
cm) berisi cairan jernih (misalnya
cacar, herpes simplek). Bila
tonjolannya besar disebut Bulla
(misalnya pada luka bakar,
Scarlet Fever.
5 Pustula Tonjolan berisi cairan nanah 9
misalnya : Impetigo, Jerawat,
Infeksi Kuman, Stafilokokus
( bisul-bisul)
6 Ulcus Suatu lesi kulit terbuka yang
diakibatkan pecahnya vesikula
atau pustula
7 Crusta Cairan tubuh yangmengering,
bisa dari serum, nanah, darah dan
sebagainya
8 Excoriasi Pengelupasan epidermis pada
luka lecet/ abrasi
9 Fisura Retak, atau pecahnya jaringan
kulit sehingga terbentuk celah
retakan. Hal ini diakibatkan
penurunan elastisitas jaringan
kulit
10 Cicatrik Pembentukan jaringan kulit
sesudah penyembuhan luka. Hal
ini bisa karena bakat
 4
9 11 Ptechiae Bercak perdarahan yang
terbatas, dan terletak di
epidermis kulit, berukuran
kurang dari 1 meter
12 Hematoma Perdarahan dibawah kulit
yang umumnya berukuran
lebih besar dan berwarna
merah, biru ungu sampai
biru
13 Naevus pigmentosus Andeng-andeng/ tahi lalat.
Hiperpigmentasi pada
suatu daerah kulit dengan
batas tegas
14 Hiperpigmentasi  suatu daerah di kulit yang
lebih tua warnanya dari
pada kulit sekitarnya
15 Vitiligo/Hipopigmentasi Daerah kulit yang tidak
berpigmen/kurang pigmen
dari pada kulit sekitarnya ,
misalnya : bekas luka
bakar , tampak lebih putih
16 Tatoo Hiperpigmentasi buatan
dengan memasukan zat
warna dengan tusuk-
tusukan jarum
17 Hemangioma Suatu bercak kemerahan akibat
pelebaran pembuluh-pembuluh
darah setempat yang biasanaya
congenital
18 Spider naevi Suatu pelebaran pembuluh-
pembuluh darah arteriola di kulit
yang khas bentuk dan arah aliran
darahnya ( keluar)
19 Lichenifikasi Penebalan epidermis dan
kekakuan kulit . hal ini bisa terjadi
akibat garukan-garukan yang
kronik atau tertekan terus-menerus
20 Striae Suatu garis-garis putih yang bisa
kita temui pada kulit perut wanita
hamil , kult orang-orang yang
sangat gemuk , ( daerah gluteal ,
lipat bahu , ketiak , ini karena
rengangan kulit yang melebihi
elastisitasnya .)
21 Mongolian spot Suatu bercak kebiruan yang sering
didapat di daerah gluteal-lumbal
bayi-bayi dari ras : oriental ,
indian , amerika , dan negro
22 Uremic forst = bedak ureum . salju ureum di
kulit merupakan kristal halus
ureum yang terjadi akibat
menguapnya keringat pasien-
pasien uremia sehingga di kulit
tertinggal ”bedak” ureum
23 Anemik = pucat Bisa dilihat pada telapak tangan ,
mukosa bibir , conjunctiva
palpebra , warna dasar kuku
karena kurangnya kadar
haemoglobin (Hb).
24 Cyanosis Tampak kulit berwarna kebiruan
akibat jumlah Reduced Hb
melebihi kadar 5g % , akibat
kegagalan transpor oksigen atau
menumpuknya CO2 di jaringan  
25 Icterus Warna kuning-kuning yang
tampak pada kulit

Anda mungkin juga menyukai