Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok :

1. M Ridwan Adhiansyah 17.0101.0191


2. Febrian 17.001.0215
3. Muhamad Zulfikar Istanto 17.0101.0231

Analilis Artikel
Peran Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja dalam Mediasi Pengaruh Sertifikasi Guru terhadap
Kinerja Guru di Sekolah Dasar Gorontalo
1. Model Penelitian
Penelitian ini diklasifikasikan sebagai Penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk
menggambarkan dan menafsirkan hal-hal seperti hubungan, sebagai akibat dari kasus,
pendapat, dan tren sedang berlangsung. Penelitian ini diklasifikasikan sebagai Penelitian
deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan dan menafsirkan hal-hal seperti
hubungan, sebagai akibat dari kasus, pendapat, dan tren sedang berlangsung. Studi ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Proses pengumpulan data menggunakan metode
Cross sectional atau pengumpulan data dilakukan hanya dalam satu waktu. Populasi
dalam kajian ini adalah 712 guru bersertifikat dengan total sampel 233 responden.
Sampel diambil menggunakan teknik sampling acak sederhana dan kemudian data yang
Diperoleh dari sampel dianalisis menggunakan analisis jalur (analisis jalur).
2. Hipotesis
Kompensasi sebagai penghargaan dapat menimbulkan motivasi utama bagi guru yang
bersangkutan. Tapi fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa pernah ada
sebagai guru bersertifikat, guru merasa tidak perlu lagi mengembangkan diri. Hal ini
dapat dibuktikan dengan melihat profil guru yang menunjukkan bahwa ada banyak guru
yang hanya memiliki ijazah SMA dan SMK. Kemudian hipotesis adalah:
 H1: sertifikasi guru dapat mempengaruhi motivasi pekerjaan guru

kepuasan kerja adalah keadaan emosional positif dari seseorang yang timbul dari
apresiasi dari setiap pekerjaan yang telah dilakukan. Kepala bagian PMPTK dalam
sebuah wawancara mengungkapkan bahwa manfaat sertifikasi dapat menyebabkan
kepuasan kerja karena efeknya pada peningkatan kesejahteraan guru. Maka hipotesis
tersebut adalah:
 H2: sertifikasi guru dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru

menurut Direktorat Jenderal peningkatan mutu guru dan personil pendidikan


Kementerian Pendidikan yang dikutip dalam Mulyasa (2007), selain menentukan
kelayakan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai agen pembelajaran dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sertifikasi juga dapat meningkatkan proses dan
kualitas pendidikan, serta meningkatkan profesionalisme guru. Hal ini tidak konsisten
dengan fakta di lapangan, semakin banyaknya jumlah guru bersertifikat di kota Gorontalo
yang belum tentu meningkatkan mutu pendidikan di kota Gorontalo. Kepala bagian
PMPTK mengatakan bahwa sertifikasi guru belum berdampak pada peningkatan kualitas
pendidikan, sehingga dapat diasumsikan sertifikasi membuat guru merasa bahwa mereka
tidak perlu lagi untuk meningkatkan kinerja mereka. Dengan demikian, hipotesis adalah:
 H3: sertifikasi guru dapat mempengaruhi kinerja guru

motivasi dan insentif terkait erat karena proses dimana karyawan atau kemampuan
personil dirangsang oleh sarana dan metode tertentu untuk meningkatkan kapasitas
Organisasi. Jika berhubungan dengan fenomena di lapangan, untuk meningkatkan kinerja
guru, pemerintah telah menyederhanakan program yang memotivasi guru seperti program
sertifikasi guru. Dengan demikian, hipotesis adalah:
 H4: Job motivasi dapat mempengaruhi kinerja guru

kepuasan kerja adalah respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Program
sertifikasi guru diharapkan dapat membuat guru profesional untuk kemudian
diklasifikasikan dalam kelas guru bersertifikat. Imbalan yang diberikan dalam bentuk
dana bersertifikat bertujuan untuk menciptakan rasa kepuasan akan prestasi yang
berdampak pada peningkatan kinerja guru itu sendiri. Kemudian hipotesis adalah:
 H5: kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja guru

salah satu elemen pendorong motivasi adalah uang dan penghargaan dianggap
sebagai penting sebagai referensi, sehingga pemerintah berharap program sertifikasi guru
dapat menjadi media untuk memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerja. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Gungor (2011) yang menemukan bahwa motivasi sebagai
mediasi variabel memiliki dampak positif pada peningkatan kinerja karyawan, sehingga
hipotesis adalah:
 H6: motivasi kerja memainkan peran sebagai mediator dalam dampak sertifikasi
guru pada kinerja guru
penghargaan yang diterima oleh guru dalam bentuk dana sertifikasi diasumsikan
untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Dengan pemenuhan hal ini, itu akan
menciptakan rasa kepuasan untuk pekerjaan dengan baik bertindak oleh guru yang
bersangkutan. Hal ini sesuai dengan pandangan yang diungkapkan oleh Luthans (2011)
bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional positif dari seseorang yang timbul dari
apresiasi dari setiap pekerjaan yang telah dilakukan. Kepuasan yang timbul karena
penghargaan yang diterima nantinya akan menjadi mediasi dalam memajukan kinerja
guru. Kemudian hipotesis adalah:
H7: kepuasan kerja berperan sebagai mediator dalam memberikan dampak sertifikasi
guru pada kinerja guru
3. Hubungan Antar Variabel
ASIMETRIS
Karena terdapat sejenis hubungan antara variabel di mana satu variabel mempengaruhi
variabel yang lain, tetapi hubungan tersebut tidak timbal balik. Hubungan tersebut adalah
hubungan yang berasal dari hubungan antar konsep. Hubungan antara variabel yang
terjadi secara asimetris memiliki bermacam-macam jenis. Pendekatan terhadap jenis
hubungan asimetris dapat dilihat dari sudut berapa variabel yang berhubungan, atau dari
sifat-sifat variabel tersebut yang berhubungan satu dengan yang lain. Ditinjau dari jumlah
variabel yang berhubungan, dapat dikatakan bahwa hubungan asimetris dapat dibagi atas
hubungan antara dua variabel dan hubungan multivarian.
HASIL
Uji Multikolinearitas
Hasil tes menunjukkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel. Kesimpulan
diambil berdasarkan nilai VIF dari masing-masing variabel di mana nilai untuk variabel
X = 2435, Z1 = 2.230, Z2 = 2.342. Sebagai syarat untuk uji multikolinieritas, suatu
variabel dinyatakan bebas dari masalah multikolinearitas jika nilai VIF <10.
Uji Normalitas
Hasil pengujian menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Ini karena nilai
Kolmogrov Smirnov dari masing-masing variabel adalah> 0,05. Nilai masing-masing
variabel adalah variabel X = 1.154, variabel Z1 = 1086, variabel Z2 = 1.368, dan variabel
Y = 1.894.
Tes Heterosksdastity
Diagram Scatterplot menunjukkan hasil uji heteroskidastity. Seperti yang dapat dilihat
pada lampiran, pola penyebaran titik-titik berada di atas dan di bawah sumbu 0 Y
sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak memiliki gejala heteroskidastity atau
tidak ada gangguan signifikan dalam model ini.
4. Jenis Data yang Digunakan
Pengumpulan data dilakukan hanya dalam satu waktu. Populasi dalam kajian ini adalah
712 guru bersertifikat dengan total sampel 233 responden.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder data yang diabil
secara tidak langsung dari objek penelitian.
Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara
membilang. Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk
bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
Cross-sectional data mengacu pada data yang dikumpulkan dengan mengamati banyak
hal (seperti perorangan, perusahaan atau negara / wilayah) pada titik waktu yang sama,
atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu
5. Hubungan Kausalitas atau Korelasi
Jika tujuannya adalah ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan, positif-negatif,
besar kecilnya hubungan antar variabel maka jenis penelitiannya adalah penelitian
korelasi. Proses yang umumnya dilakukan adalah dengan cara memperoleh data variabel
X dan Y (jika dua variabel) , setelah itu data tersebut dianalisis dengan analisis korelasi.

Anda mungkin juga menyukai