Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengajaran adalah suatu aktifitas (proses) mengajar belajar yang di dalamnya
ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Istilah peserta didik penulis gunakan
untuk anak didik, objek didik, atau sebagai istilah lain dari siswa. Tugas dan
tanggung jawab utama seorang guruatau pengajar adalah mengelola pengajaran
dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya
kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran, guru sebagai
penginisiatif awal, pengarah, pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang
mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk
menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di
sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil
manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera
penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya.Hingga dewasa
keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan
otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna
(meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu
strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.
Metode Pembelajaran inquiry merupakan satu komponen penting dalam
pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi
atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri,
siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka
sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan
mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Piaget memberikan
definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi
siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertayaan-pertayaan dan

Page
1
mencari sendiri jawaban atas pertayaan yang mereka ajukan. Metode inkuiri yang
didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuan dengan penuh percaya diri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuiri ?
2. Bagaimana karakteristik dari pembelajaran inkuiri ?
3. Bagaimana tujuan model pembelajaran inkuiri ?
4. Apa saja prinsip dari pembelajaran inkuiri ?
5. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran inkuiri ?
6. Bagaimana permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran inkuiri ?
7. Bagaimana pemecahan masalah kendala dalam stategi pembelajaran inkuiri ?
8. Apa saja kekurangan dari kekebihan dari pembelajaran inkuiri ?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah metode khusus
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui maksud dari model pembelajaran inkuiri
2. Untuk mengetahui karakteristik dari pembelajaran inkuiri
3. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran inkuiri
4. Untuk mengetahui prinsip dari pembelajaran inkuiri
5. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran inkuiri
6. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran inkuiri
7. Untuk mengetahui masalah kendala dalam stategi pembelajaran inkuiri
8. Untuk mengetahui kekebihan dari pembelajaran inkuiri

Page
2
1.4 MANFAAT
Mahasiswa lebih memahami dan mengerti Model Pembelajaran Inkuiri

Page
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


Inkuiri berasal dari kata to Inquire (inkuiri) yang berarti ikut serta atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah
fakta hasil dari mengingat, tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada
dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis.
(Jumanta Hamdayana, 2014).
Menurut Khoirul Anam (2015, h. 7) mengemukakan bahwa: Secara bahasa,
Inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata, dalam bahasa inggris yang
berarti; penyelidikan/meminta keterangan; terjemahan bebas untuk konsep ini adalah
“ siswa diminta untuk mencari dan menemukan sendiri’’. Dalam konteks penggunaan
inkuiri sebagai metode belajar mengajar, siswa ditempatkan sebagai subjek
pembelajaran, yang berarti bahwa siswa memiliki andil besar dalam menentukan
suasana dan model pembelajaran. Dalam metode ini, setiap peserta didik didorong
untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, salah satunya dengan secara aktif
mengajukan pertanyaan yang baik terhadap setiap materi yang disampaikan dan
pertanyaan tersebut tidak harus selalu dijawab oleh guru, karena semua peserta didik
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan.
Menurut E. Mulyasa (2008), inquiry adalah cara menyadari apa yang telah
dialami. Sistem belajar mengajar ini menuntut peserta didik berpikir. Metode ini
menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka pada kegiatan
intelektual, dan memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran
Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

Page
4
berpikir secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

2.2 KARAKTERISTIK
Sifat-sifat atau karakteristik yang ingin dimunculkan dari para siswa dalam
lingkungan IBL ini, menurut Neil Postman dan Charles Weingartner dalam Nuhardi,
dkk, (2009:9) adalah:
a. Percaya diri terhadap kemampuan belajarnya.
b. Senang saat berusaha memecahkan masalah.
c. Percaya pada penilaian sendiri dan tidak sekedar bergantung pada penilaian
orang lain maupun lingkungan.
d. Tidak takut menjadi salah.
e. Tidak ragu dalam menjawab.
f. Fleksibilitas pandangan.
g. Menghargai fakta dan mampu membedakan antara fakta dan opini.
h. Tidak merasa perlu mendapat jawaban final untuk semua pertanyaan dan lebih
merasa nyaman saat tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan sulit daripada
sekedar menerima jawaban yang terlalu disederhanakan.

2.3 TUJUAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


Pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,
manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri
juga untuk membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik. Dorongan itu melalui proses
merumuskan pertanyaan, merumuskan masalah, mengamati, dan menerapkan
informasi baru dalam meningkatkan pemahaman mengenai sesuatu masalah (Martinis
Yamin, 2013).

Page
5
Tujuan utama model pembebelajaran inkuiri untuk membuat siswa menjalani
suatu proses bagaimana pengetahuan diciptakan. untuk mencapai tujuan ini, siswa
dihadapkan pada suatu masalah yang misterius, belum diketahui tetapi menarik.
Namun harus diingat masalah tersebut harus didasarkan pada suatu gagasan yang
memang dapat ditemukan bukan mengada-ada.
Model pembelajaran Inkuiri ini penting untuk mengembangkan nilai dan sikap
yang dibutuhkan agar siswa mampu berpikir ilmiah, seperti:
1. Keterampilan melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian
data, merumuskan dan menguji hipotesis serta menjelaskan fenomena.
2. Kemandirian belajar
3.  Keterampilan mengekspresikan secara verbal
4. Kemampuan berpikir logis, dan
5. Kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis dan tetatif (Iif Khoiru Ahmadi,
2011).

2.4 PRINSIP
Pelaksanaan pembelajaran model Inkuiri ini mempunyai prinsip yang harus
diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip tersebut yaitu.
a) Berorientasi pada pengembangan intelektual
Model pembelajaran inkuiri ini model pembelajaran yang mengembangkan
kemampuan berpikir. Dengan demikian model pembelajaran ini selain
berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria
keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran,
akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu
yang pasti.
b) Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara
siswa dengan lingkungan. Pembelajaran ini menempatkan guru bukan sebagai

Page
6
sumber belajar akan tetapi tugas guru untuk mengarahkan siswa agar siswa
bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
c) Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam model pembelajaran inkuiri adalah
guru sebagai penanya. Guru sebagai penanya dalam model pembelajaran ini
karena kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Berbagai jenis dan teknik
bertanya perlu dikuasai oleh guru.
d) Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar juga proses
mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kanan maupun otak kiri.
e) Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu
mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu di berikan kebebasan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada
siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukan

2.5 LANGKAH-LANGKAH
Langkah-langkah dengan model inkuiri menurut (Suchman dalam
Arikunto 2014, h. 84-85) sebagai berikut :
a) Mengajak siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang
sebenarnya.
b) Mengidentifikasi komponen-komponen yang berada di sekeliling kondisi
tersebut.
c) Merumuskan permasalahan dan membuat hipotesis pada kondisi tersebut.

Page
7
d) Memperoleh data dari kondisi tersebut dengan membuat pertanyaan dan
jawabannya “ya” atau “tidak”.
e) Membuat kesimpulan dari data-data yang diperoleh.
Secara umum, langkah-langkah model inkuiri based learning dalam
sebagai berikut:
a) Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan
mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan strategi ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan
kemampuan maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar.
b) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
c) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus
memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu

Page
8
sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
d) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya.
e) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan
f) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat kita simpulkan langkah-
langkah dari model Inquiry Based Learning adalah :
a) Stimulation : Guru mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau
menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang
memuat permasalahan.

Page
9
b) Problem statement : peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagai permasalahan, sebanyak mungkin memilihnya yang dipandang
paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang
dipilih ini selanjutnya harus dirumuskan dalam pertanyaan atau hipotesis
(pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan tersebut).
c) Data collection : untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis itu peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, dengan jelas membaca
literatur, mengamati objeknya, mewawancarai orang sumber, mencoba
(uji coba) sendiri dan sebagainya.
d) Data processing : semua informasi (hasil bacaan wawancara, observasi,
dan sebagainya) itu diolah diacak diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan
kalau perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan dengan tingkat
kepercayaan tertentu.
e) Verification : berdasarkan hasil olahan dan tafsiran atau informasi yang
ada tersebut(available information), pertanyaan atau hipotesis yang
dirumuskan terlebih dahulu kemudian dicek, atau apakah terjawab atau,
dengan kata lain terbukti atau tidak.
f) Generalization : tahap selanjutnya, berdasarkan hasil verifikasi tadi siswa
belajar menarik generalisasi/ kesimpulan tertentu.

2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Menurut Arikunto (2014), berpendapat bahwa kelebihan pembelajaran inkuiri :
a) Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih
bermakna.
b) Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa utuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.

Page
10
c) Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d) Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Berdasarkan kelebihan tersebut di atas, model Inquiry Based Learning aktif
dalam mengikuti pembelajaran, namun selain memiliki kelebihan, model
Inquiry Based Learning ini juga meiliki kekurangan.
Menurut Arikunto (2014), berpendapat bahwa kekurangan pembelajaran
inkuiri :
a) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b) Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
c) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit
diimplemetasikan.
Berdasarkan kekurangan tersebut di atas, model Inquiry Based Learning
merupakan model pembelajaran yang membutuhkan kesiapan mental, proses
penyesuaian, dan waktu yang panjang dalam mengimplementasikannya.

Page
11
BAB 3
PERMASALAHAN

3.1 PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN KBM


Inkuiri dalam pembelajaran dilandasi pandangan konstruktivisme,
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa .Ia
harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus
mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi peluang optimal
bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan terwujudnya
gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri.Dengan istilah ini, dapat
dikatakan bahwa hakekatnya kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa.
Karakteristik dari pendekatan inkuiri ini adalah guru tidak
mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi membantu siswa untuk belajar bagi
mereka sendiri, kemudian topik, masalah yang dipelajari, dan metode yang
digunakan untuk menjawab permasalahan dapat ditentukan oleh siswa, dapat
ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama oleh siswa dan guru.
Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivis dari belajar.
Kemajuan belajar terbaik terjadi dalam situasi kelompok.
Pembelajaran inkuiri ini menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa
dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk
belajar. Dengan kata lain untuk siswa yang pintar maka akan cepat dan
mengerti dalam pembelajaran, tetapi untuk siswa yang daya tangkapnya kurang
akan menimbulkan kebingungan dan akan tertinggal jauh pengetahuannya.

Page
12
3.2 PEMECAHAN MASALAH KENDALA DALAM STRATEGI
PEMBELAJARAN INKUIRI
Pemecahan masalah dalam kendala strategi pembelajaran inkuiri adalah
sebagai guru kita harus menerapkan cara, dengan menyimbangkan situasi atau
kondisi di setiap kelas, karena kita tidak tahu bagaimana karakter dan
kemampuansiswasatu persatu sehingga kita sebagai guru bisa menyimbangkan
kemampuan siswa di dalam kelas yang kita ajarkan tersebut.
Sebagai seorang guru kita dituntut untuk memberikan pendidikan yang
luar biasa agar siswa kita mengerti dan memahami apa yang kita ajarkan dan
mencerdaskan siswa-siswi kita agar mereka menjadi generasi penerus yang
berkualitas.

Page
13
BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Penerapan asas ini dalam proses pembelajaran, dimulai dari adanya
kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin dipecahkan. Dengan
demikian, siswa harus didorong untuk menemukan masalah. Jika masalah telah
dipahami dengan batasan-batasan yang jelas, selanjutnya siswa dapat
mengajukan hipotesis atau jawaban sementara sesuai dengan rumusan masalah
yang diajukan. Hipotesis itulah yang akan menuntun siswa untuk melakukan
observasi dalam rangka mengumpulkan data. Manakala data telah terkumpul
selanjutnya siswa dituntun untuk menguji hipotesis sebagai dasar dalam
merumuskan kesimpulan. Asas menemukan seperti yang telah digambarkan
diatas, merupakan asas yang penting dalam strategi inkuiri. Melalui proses
berpikir yang sistematis seperti diatas diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah,
rasional dan logis yang kesemuanya itu diperlukan sebagai dasar pembentukan
kreativitas.

4.2 SARAN
Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada masalah yang akan dipecahkan
dengan mengajukan hipotesis sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan.
Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif bila guru mengharapkan siswa dapat
menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan.
Penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan
tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.

Page
14
DAFTAR PUSTAKA

Anam Khoirul, M.A. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode Dan


Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arikumto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.
Iif Khoirul Ahmadi. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakarya.
Yamin, Martinis. 2013. Strategi Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:
GP Press Gorup.
Sanjaya, Wina. 2008.  Srategi Pembelajarn Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Page
15

Anda mungkin juga menyukai