Anda di halaman 1dari 26

Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

BAB II
STUDI KEBUTUHAN AIR

2.1 Analisa Kependudukan


Pada tahap perencanaan, akan dilakukan suatu analisa kependudukan yang dalam
periode pelayanannya membutuhkan suatu perkiraan kebutuhan air bersih di daerah pelayanan
sehingga kapasitas produksi sistem penyediaan air bersih dapat ditentukan. Faktor-faktor yang
menentukan hal ini antara lain adalah:
- Pertambahan jumlah penduduk di tahun-tahun mendatang dengan mengacu kepada
data-data yang telah diperoleh (proyeksi penduduk).
- Tingkat sosial ekonomi penduduk (mata pencaharian)
- Tingkat pendidikan masyarakat
- Keadaan iklim daerah setempat
- Rencana daerah pelayanan dan kemungkinan pelayanan
- Kegiatan industri yang ada, dsb

2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk


2.2.1 Metode Proyeksi
Perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang didasarkan pada jumlah dan pola
laju pertumbuhan penduduk di wilayah perencanaan selama beberapa tahun terakhir, arhan tata
guna dan ketersediaan lahan untuk menampung perkembangan jumlah penduduk serta rencana
tata ruang pada perkembangan di wilayah perencanaan.
Berdasarkan jumlah dan laju perkembangan penduduk beberapa tahun terakhir maka
metode statistik diambil untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa mendatang. Terdapat
beberapa metode statistik dan oleh karenanya perlu ditentukan metode yang mana yang paling
tepat dan sesuai untuk mewakili pola pertumbuhan penduduk di wilayah perencanaan.

Nurcholis Salman/01198501 II-1


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

 Metode Arimatik
Metode ini disebut juga sebagai metode rata - rata hilang. Metode ini digunakan apabila
data berkala menunjukkan jumlah penambahan populasi yang relatif konstan. Hal ini
biasanya terjadi pada kota dengan luas wilayah yang relatif kecil, Tingkat pertumbuhan
ekonomi yang rendah dan perkembangan kota yang tidak terlalu pesat. Secara matematis,
persamaan dari metode aritmatik dapat ditulis sebagai berikut :
Pn  Po  r (Tn  To )
N Pi  P( i 1)
r  P2  P1
i 1 N
dimana : Pn = jumlah penduduk tahun ke - n
Po = jumlah penduduk tahun dasar
r = kenaikan rata - rata jumlah penduduk
Tn = tahun ke - n
To = tahun awal
P1 = jumlah penduduk tahun ke - 1 (yang diketahui)
P2 = jumlah penduduk tahun terakhir (yang diketahui)

 Metode Geometrik
Penggunaan metode ini dilakukan jika data yang diketahui menunjukkan pertumbuhan
penduduk yang pesat dari waktu ke waktu. Persamaan metode geometrik dinyatakan
sebagai berikuk :
Pn  Po (1  r ) n
N Pi  P( i 1)

i 1 Pi P2  P1
r 
N P1

Dimana : Pn = jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan


Po = jumlah penduduk awal
r = rata – rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n = jangka waktu

 Metode Regresi Linear

Nurcholis Salman/01198501 II-2


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Metode ini dinyatakan dalam persamaan berikut :


y  a  bx

 y  x 2   x ( xy )
a
N  x 2  (  x) 2

N ( xy )   x  y
b
N  x 2  ( x) 2

 Metode Eksponensial
Metode ini dinyatakan dalam persamaan berikut :
y  ae bx

1
ln a  ( )( ln y  b  x )
N
N ( x ln y )  ( x  ln y )
b
N  x 2  ( x) 2

 Metode Logaritmik
Metode ini dinyatakan dalam persamaan berikut :
y  a  b ln x

1
a [ y  b (ln x)]
N
N ( y ln x)   y  ln x
b
N (ln x) 2  ( ln x) 2

2.2.2 Dasar Penentuan Metode Proyeksi Jumlah Penduduk


Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dilakukan dengan menggunakan lima metode
diatas. Penentuan jenis metode proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan sebagai
estimasi jumlah penduduk wilayah perencanaan adalah metode proyeksi dengan nilai faktor
atau koefisien korelasi yang paling besar dan nilai standar deviasi terendah. Faktor korelasi
dan standar deviasi adalah analisa dari perhitungan data jumlah penduduk yang ada dengan
data jumlah penduduk hasil perhitungan metode statistik yang digunakan.
Faktor korelasi r :

Nurcholis Salman/01198501 II-3


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

( Pn  Pr ) 2  ( Pn  P ) 2 ( Pn  P ) 2
r 
2
1
( Pn  Pr ) ( Pn  Pr ) 2
Dimana : r2 = faktor korelasi
Pn = jumlah penduduk tahun ke – n
Pr = rata – rata jumlah penduduk dari data yang diketahui
P = Estimasi jumlah penduduk berdasarkan perhitungan metode regresi yang
dilakukan
Kriteria korelasi :
r < 0, kedua data memiliki korelasi yang kuat tetapi bernilai negatif dan memiliki hubungan
berbanding terbalik satu sama lain
r = 0, kedua data tidak berkorelasi
r > 0, kedua data memiliki korelasi yang kuat dan memiliki hubungan positif yang
berbanding lurus satu sama lain
Standar Deviasi (STD) :
( Pn  P ) 2  (( Pn  P) 2 / n) 1 / 2
STD  [ ]
n
Dimana : n = jumlah data yang diketahui

2.3 Data Jumlah Penduduk

Nurcholis Salman/01198501 II-4


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Data jumlah penduduk didapat dari lembar tugas yang diberikan.


Tabel 2.1. Data Jumlah Penduduk
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
1997 50350
1998 51200
1999 53300
2000 53500
2001 55950
2002 57320
2003 58910
2004 59100
2005 59900
2006 60990

2.4 Perhitungan Proyeksi Penduduk


 Metode Aritmatika
Tabel 2.2. Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika
Tahun Penduduk (P) Kenaikan Proyeksi
1997 50350 50350
1998 51200 850 51532.22222 r = 1182.222
1999 53300 2100 52714.44444 Pr = 56052
2000 53500 200 53896.66667
2001 55950 2450 55078.88889
2002 57320 1370 56261.11111
2003 58910 1590 57443.33333
2004 59100 190 58625.55556 Tabel 2.3. Perhitungan Korelasi dan
2005 59900 800 59807.77778 Standar Deviasi Metode Aritmatika
2006 60990 1090 60990
2
Tahun
Rata-rata P P
56052 1182.222
n (P n - P r) (Pn-P)2
1997 50350 50350 32512804 0
1998 51200 51532.2222 20428391.16 110371.6049
1999 53300 52714.4444 11139277.09 342875.3086
2000 53500 53896.6667 4645461.778 157344.4444
2001 55950 55078.8889 946945.2346 758834.5679
2002 57320 56261.1111 43727.45679 1121245.679
2003 58910 57443.3333 1935808.444 2151111.111
2004 59100 58625.5556 6623188.198 225097.5309
2005 59900 59807.7778 14105866.72 8504.938272
2006 60990 60990 24383844 0
Jumlah 116765314.1 4875385.185

Nurcholis Salman/01198501 II-5


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

( Pn  Pr ) 2  ( Pn  P ) 2 ( Pn  P ) 2
r2  1
( Pn  Pr ) ( Pn  Pr ) 2
116765314 .1  4875385.185
r2   0.958246
116765314 .1
r  0.978901
( Pn  P ) 2  ( ( Pn  P ) 2 / n) 1 / 2
STD  [ ]
n
4875385.185  (4875385.185 / 10) 1 / 2
STD  [ ]
10
STD  662.4082

 Metode Geometrik
Tabel 2.4. Proyeksi Penduduk Metode Geometrik
Tahun Penduduk (P) Kenaikan Proyeksi
1997 50350 50350
1998 51200 0.016882 51438.8354
1999 53300 0.041016 52551.2173
2000 53500 0.003752 53687.6547
2001 55950 0.045794 54848.6681
2002 57320 0.024486 56034.7887
2003 58910 0.027739 57246.5595
2004 59100 0.003225 58484.5353
2005 59900 0.013536 59749.2828
2006 60990 0.018197 61041.3808
Rata-rata 56052 0.021625
r = 0.021625
Pr = 56052
Tabel 2.5. Perhitungan Korelasi dan Standar Deviasi Metode Geometrik
Tahun P Pn (Pn - Pr)2 (Pn-P)2
1997 50350 50350 32512804 0
1998 51200 51438.8354 21281287.42 57042.3592
1999 53300 52551.2173 12255479.71 560675.5734
2000 53500 53687.6547 5590128.473 35214.30425
2001 55950 54848.6681 1448007.759 1212932.043
2002 57320 56034.7887 296.229924 1651768.166
2003 58910 57246.5595 1426972.468 2767034.201
2004 59100 58484.5353 5917228.158 378796.7535
2005 59900 59749.2828 13669899.94 22715.68087
2006 60990 61041.3808 24893920.81 2639.987001
Jumlah 118996025 6688819.068

Nurcholis Salman/01198501 II-6


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

( Pn  Pr ) 2  ( Pn  P ) 2 ( Pn  P ) 2
r2  1
( Pn  Pr ) ( Pn  Pr ) 2
118996025  6688819.068
r2   0.94379
118996025
r  0.971488

 ( Pn  P ) 2  ( ( Pn  P ) 2 / n) 1 / 2
STD  [ ]
n
6688819.068  (6688819.068 / 10) 1 / 2
STD  [ ]
10
STD  775.8825

 Metode Regresi Linear


Tabel 2.6. Proyeksi Penduduk Metode Linear
Tahun Penduduk (P) x y x2 xy Proyeksi
1997 50350 1 50350 1 50350 50508.54545
1998 51200 2 51200 4 102400 51740.42424
1999 53300 3 53300 9 159900 52972.30303
2000 53500 4 53500 16 214000 54204.18182
2001 55950 5 55950 25 279750 55436.06061
2002 57320 6 57320 36 343920 56667.93939
2003 58910 7 58910 49 412370 57899.81818
2004 59100 8 59100 64 472800 59131.69697
2005 59900 9 59900 81 539100 60363.57576
2006 60990 10 60990 100 609900 61595.45455
Jumlah 55 560520 385 3184490

 y  x 2   x ( xy) (560520  385)  (55  3184490)


a 
N  x 2  ( x) 2 (10  385)  (55) 2
a  49276.67
N ( xy )   x  y (10  3184490)  (55  560520)
b 
N  x 2  (  x) 2 (10  385)  (55) 2
b  1231.879
Persamaan Regresi Linear
y  49276.67  1231.879 x

Tabel 2.7. Perhitungan Korelasi dan Standar Deviasi Metode Regresi Linear
Tahun P Pn (Pn - Pr)2 (Pn-P)2
1997 50350 50508.5455 30729888.3 25136.66116
1998 51200 51740.4242 18589685.51 292058.3618
1999 53300 52972.303 9484533.425 107385.3039

Nurcholis Salman/01198501 II-7


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

2000 53500 54204.1818 3414432.033 495872.0331


2001 55950 55436.0606 379381.337 264133.7006
2002 57320 56667.9394 379381.337 425183.034
2003 58910 57899.8182 3414432.033 1020467.306
2004 59100 59131.697 9484533.425 1004.697888
2005 59900 60363.5758 18589685.51 214902.483
2006 60990 61595.4545 30729888.3 366575.2066
Jumlah 125195841.2 3212718.788

( Pn  Pr ) 2  ( Pn  P ) 2 ( Pn  P ) 2
r2  1
( Pn  Pr ) ( Pn  Pr ) 2
125195841.2  3212718.788
r2   0.974338
125195841.2
r  0.987086
( Pn  P ) 2  (( Pn  P ) 2 / n) 1 / 2
STD  [ ]
n
3212718.788  (3212718.788 / 10) 1 / 2
STD  [ ]
10
STD  537.7218

 Metode Eksponensial
Tabel 2.8. Proyeksi Penduduk Metode Eksponensial
Tahun Penduduk (P) x x2 y ln y x lny Proyeksi
1997 50350 1 1 50350 10.8267539 10.8267539 50631.06232
1998 51200 2 4 51200 10.8434948 21.68698962 51764.69598
1999 53300 3 9 53300 10.8836916 32.65107483 52923.7118
2000 53500 4 16 53500 10.8874369 43.54974773 54108.67807
2001 55950 5 25 55950 10.9322137 54.66106857 55320.17584
2002 57320 6 36 57320 10.9564049 65.73842929 56558.79914
2003 58910 7 49 58910 10.9837661 76.88636294 57825.15532
2004 59100 8 64 59100 10.9869862 87.89588963 59119.86532
2005 59900 9 81 59900 11.0004318 99.00388606 60443.56398
2006 60990 10 100 60990 11.0184652 110.184652 61796.90037
Jumlah 55 385 560520 109.319645 603.0848545

Nurcholis Salman/01198501 II-8


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

N ( x ln y )  ( x  ln y ) (10  603.0848545)  (55  109.319645)


b 
N  x 2  ( x) 2 (10  385)  (55) 2
b  0.022143
1 1
ln a  ( )(  ln y  b  x )  ( )(109.319645  (0.022143  55)
N 10
ln a  10.81018
a  49522.25

Persamaan Eksponensial
y  49522.25e 0.022143 x

Tabel 2.9. Perhitungan Korelasi dan Standar Deviasi Metode Eksponensial


Tahun P Pn (Pn - Pr)2 (Pn-P)2
1997 50350 50631.0623 29386565.35 78996.02697
1998 51200 51764.696 18380975.74 318881.5519
1999 53300 52923.7118 9786187.085 141592.8122
2000 53500 54108.6781 3776500.122 370488.9935
2001 55950 55320.1758 535566.6051 396678.4759
2002 57320 56558.7991 256845.3674 579426.7506
2003 58910 57825.1553 3144079.785 1176887.982
2004 59100 59119.8653 9411797.609 394.6308578
2005 59900 60443.564 19285834.2 295461.8012
2006 60990 61796.9004 33003880.21 651088.2005
Jumlah 126968232.1 4009897.226

( Pn  Pr ) 2  ( Pn  P ) 2 ( Pn  P ) 2
r 
2
1
( Pn  Pr ) ( Pn  Pr ) 2
126968232.1  4009897.226
r2   0.968418
126968232.1
r  0.984082
( Pn  P ) 2  ( ( Pn  P ) 2 / n) 1 / 2
STD  [ ]
n
4009897.226  (4009897.226 / 10) 1 / 2
STD  [ ]
10
STD  600.7418

 Metode Logaritmik
Tabel 2.10. Proyeksi Penduduk Metode Logaritmik
Tahun Penduduk (P) x y ln x (ln x)2 y ln x Proyeksi
1997 50350 1 50350 0 0 0 48584.59699
1998 51200 2 51200 0.69315 0.48045 35489.13564 52011.41635
1999 53300 3 53300 1.09861 1.20695 58556.03499 54015.97717
2000 53500 4 53500 1.38629 1.92181 74166.74832 55438.23571

Nurcholis Salman/01198501 II-9


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

2001 55950 5 55950 1.60944 2.59029 90048.0512 56541.42514


2002 57320 6 57320 1.79176 3.2104 102703.6528 57442.79653
2003 58910 7 58910 1.94591 3.78657 114633.5669 58204.89519
2004 59100 8 59100 2.07944 4.32408 122894.9951 58865.05507
2005 59900 9 59900 2.19722 4.8278 131613.7522 59447.35735
2006 60990 10 60990 2.30259 5.3019 140434.6648 59968.2445
Jumlah 55 560520 15.1044 27.6502 870540.6019

N ( y ln x)   y  ln x (10  870540.6019)  (560520  15.1044)


b 
N (ln x) 2  ( ln x ) 2 (10  27.6502)  (15.1044) 2
b  4943.8553
1 1
a [  y  b (ln x)]  [560520  ( 4943.8553  15.1044)]
N 10
a  48584.597
Persamaan Logaritmik
y  48584.597  4943.8553 ln x

Tabel 2.11. Perhitungan Korelasi dan Standar Deviasi Metode Logaritmik


Tahun P Pn (Pn - Pr)2 (Pn-P)2
1997 50350 48584.597 55762107.7 3116647.784
1998 51200 52011.4164 16326316.23 658396.4938
1999 53300 54015.9772 4145388.954 512623.3114
2000 53500 55438.2357 376706.6039 3756757.667
2001 55950 56541.4251 239536.9654 349783.6935
2002 57320 57442.7965 1934314.993 15078.98822
2003 58910 58204.8952 4634957.685 497172.7979
2004 59100 58865.0551 7913278.822 55199.12051
2005 59900 59447.3574 11528451.56 204885.3652
2006 60990 59968.2445 15336970.96 1043984.308
Jumlah 118198030.5 10210529.53
( Pn  Pr ) 2  ( Pn  P ) 2 ( Pn  P ) 2
r 
2
1
( Pn  Pr ) ( Pn  Pr ) 2
118198030 .5  10210529.53
r2   0.9136151
118198030 .5
r  0.9558321

Nurcholis Salman/01198501 II-10


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

( Pn  P ) 2  (( Pn  P ) 2 / n) 1 / 2
STD  [ ]
n
10210529.53  (10210529.53 / 10) 1 / 2
STD  [ ]
10
STD  958.61758

2.4.1 Penentuan Metode Proyeksi Jumlah Penduduk


Tabel 2.12. Perbandingan Korelasi dan Standar Deviasi Setiap Metode Proyeksi
Proyeksi
Tahun
Aritmatik Geometrik Regresi Linear Eksponensial Logaritmik
1997 50350 50350 50508.54545 50631.06232 48584.59699
1998 51532.22222 51438.83542 51740.42424 51764.69598 52011.41635
1999 52714.44444 52551.21727 52972.30303 52923.7118 54015.97717
2000 53896.66667 53687.65475 54204.18182 54108.67807 55438.23571
2001 55078.88889 54848.66806 55436.06061 55320.17584 56541.42514
2002 56261.11111 56034.78867 56667.93939 56558.79914 57442.79653
2003 57443.33333 57246.55953 57899.81818 57825.15532 58204.89519
2004 58625.55556 58484.53534 59131.69697 59119.86532 58865.05507
2005 59807.77778 59749.28278 60363.57576 60443.56398 59447.35735
2006 60990 61041.3808 61595.45455 61796.90037 59968.2445
r2 0.958246289 0.943789559 0.974338454 0.968418106 0.913615062
r 0.978900551 0.971488321 0.987085839 0.984082368 0.955832131
STD 662.4082326 775.8825402 537.7217598 600.7418333 958.6175763

Dari tabel diatas yang paling cocok digunakan untuk mengestimasi jumlah penduduk
adalah Metode Regresi Linear karena dari hasil perhitungan didapatkan nilai korelasi yang
paling besar dan nilai standar deviasi terkecil dibandingkan dengan metode – metode lain.

2.4.2 Proyeksi Penduduk 20 Tahun Mendatang


Untuk memperkirakan jumlah penduduk pada 20 tahun ke depan digunakan metode
regresi linear yang mempunyai nilai koefisien korelasi paling besar dan standar deviasi paling
kecil bila dibandingkan dengan metode lain.
Tabel 2.13. Data Proyeksi Penduduk 20 Tahun Mendatang
Tahun Tahun Ke- Jumlah Penduduk (Jiwa) Tahun Tahun Ke- Jumlah Penduduk (Jiwa)
2007 11 62827.33333 2017 21 75146.12121
2008 12 64059.21212 2018 22 76378
2009 13 65291.09091 2019 23 77609.87879
2010 14 66522.9697 2020 24 78841.75758
2011 15 67754.84848 2021 25 80073.63636
2012 16 68986.72727 2022 26 81305.51515

Nurcholis Salman/01198501 II-11


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

2013 17 70218.60606 2023 27 82537.39394


2014 18 71450.48485 2024 28 83769.27273
2015 19 72682.36364 2025 29 85001.15152
2016 20 73914.24242 2026 30 86233.0303

Grafik 2.1. Proyeksi Penduduk Hingga 20 tahun keatas

2.5 Studi Kebutuhan Air Minum


Pada saat menentukan suatu proyeksi kebutuhan air,diperlukan suatu acuan yang
berbentuk standar kebutuhan air untuk masing – masing keperluan yang ada di wilayah
tersebut.
Rencana peningkatan pelayanan kebutuhan air bersi pada periode waktu 20 tahun
mendatang sampai pada tahun 2026 dibagi kedalam 2 tahap jangka pendek. Masing – masing
tahap tersebut terdiri dari 10 tahun, yaitu :
- Tahap I : 2007 – 2016

- Tahap II : 2017 – 2026


Proyeksi Kebutuhan air sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk serta
perkembangan kota beserta fasilitas – fasilitas penunjang yang akan berkembang seiring
dengan perkembangan penduduk.
Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kebutuhan air suatu kota adalah :

Nurcholis Salman/01198501 II-12


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

- Perkembangan penduduk

- Tingkat kesejahteraan

- Iklim / cuaca

- Perkembangan industri

- Kebiasaan masyarakat dan cara hidup

- Fasilitas plumbing

- Harga air

- dll
Kebutuhan air berdasarkan kelompok pemakaian dan kebutuhannya dibagi menjadi 3
golongan, yaitu :
1. Kebutuhan air untuk keperluan domestik
2. kebutuhan air untuk kebutuhan non – domestik
3. kebutuhan air untuk kepentingan umum dan kehilangan energi

2.6 Kebutuhan Air Minum Domestik


Kebutuhan air untuk kebutuhan domestik merupakan suatu bentuk pemakaian air di
sekitar lingkungan rumah tangga. Penyediaan air bersih dilingkungan rumah tangga dihitung
berdasarkan jumlah penduduk, persentase jenis rumah hunian dan kebutuhan air dalam liter
perorang perhari.
Perencanaan pelayanan air bersih untuk keperluan rumah tangga dibagi kedalam 3
jenis pelayanan, yaitu :
- Pelayanan sambungan langsung untuh jenis rumah permanen

- Pelayanan sambungan halaman untuk jenis rumah semi permanen

- Pelayanan kran umum untuk jenis rumah non – permanen


Tabel 2.14. Standar Kebutuhan Air Domestik

Nurcholis Salman/01198501 II-13


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Jenis Sambungan Standar Kebutuhan (L/o/hari) Sumber


Sambungan langsung 100 - 200 Ditjen Cipta Karya, 1989
(rumah permanen)
Sambungan halaman 80 - 160 Jurnal TL Vol 1, 1992
(rumah semi permanen)
Kran Umum 20 - 40 Ditjen Cipta Karya, 1989
(rumah non - permanen

Pelayanan air bersih yang diberikan untuk keperluan rumah tangga ditentukan
berdasarkan :
 Jumlah penduduk
 Prioritas bagi penduduk yang mampu membiayai sistem
 Kondisi lsanitasi lingkungan yang ada
Pelayanan karan umum ditujukan kepada :
 Penduduk yang mampu membiayai sistem personel
 Penduduk yang tidak mempunyai sumber air individual, kuantitas air dari sumber tidak
mencukupi atau kualitas airnya tidak memenuhi standar baku mutu air bersih
 Sistem yang membutuhakan pipa servis yang panjang dan mahal bila disambungkan
langsung denagan pipa induk
Tabel 2.15. Data Persentase Jumlah Pemukiman Penduduk Tahun 2006
Jenis Rumah Persentase
Permanen 60
Semi permanen 25
Non permanen 15

Persentase jenis rumah pada setiap tahap akan mengalami perubahan seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota. Bila diasumsikan bahwa tingkat
kesejahteraan penduduk mengalami peningkatan maka persentase jumlah rumah permanen
akan semakin meningkat sedangkan persentase rumah semi permanen dan rumah non
permanen akan mengalami penurunan seiring dangan pertambahan tingkat kesejahteraan
penduduk dan persentase jumlah rumah permanen. Selain itu, kebutuhan air individu juga

Nurcholis Salman/01198501 II-14


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan semakin tingginya tingkat


kesejahteraan penduduk.

2.6.1 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik


Dengan keterangan sebagai berikut :
 Jumlah rumah pada masing – masing jenis rumah diperoleh dari jumlah rumah total
dikalikan dengan persentase jumlah rumah masing – masing
 Satu rumah diasumsikan dihuni oleh 5 orang
 Jumlah total kebutuhan air pada masing – masing jenis rumah diperoleh dari jumlah rumah
per jenis dikalikan dengan kebutuhan air minum per rumah dikalikan dengan persen
pelayanan
 Persen pelayanan diasumsikan dari rentang 50 – 80 %
 Diasumsikan persentase jenis pemukiman penduduk untuk tahap kedua (tahun 2016 -
2026) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.16. Asumsi Jenis Pemukiman Penduduk Tahun 2006


Jenis Rumah Persentase
Permanen 75
Semi permanen 15
Non permanen 10

 Pembulatan jumlah penduduk dan kebutuhan air selalu dilakukan keatas karena dalam
penyediaan air, kelebihan penyediaan air lebih baik daripada kekurangan

Tabel 2.17. Perhitungan proyeksi Kebutuhan Air Minum Domestik


Tahap I II
Tahun Periode (2007-2016) (20017-2026)
Jumlah Penduduk 73914 86233

Nurcholis Salman/01198501 II-15


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

% Pelayanan 60% 70%


Jumlah Rumah 14783 17247
Non Permanen 15% 10%
Jumlah Rumah 2217 1725
per orang 20 35
Kebutuhan Air Minum per
(liter/hari) rumah 100 175
total 133046 226362
Semi Permanen 25% 15%
Jumlah Rumah 3696 2587
per orang 85 95
Kebutuhan Air Minum per
(liter/hari) rumah 425 475
total 942407 860174
Permanen 60% 75%
Jumlah Rumah 8870 12935
per orang 130 150
Kebutuhan Air Minum per
(liter/hari) rumah 650 750
total 3459187 6790851
Total Kebutuhan Air Domestik
liter/hari 4534639 7877387
m3/hari 4535 7877

2.7 Kebutuhan Air Minum Non – Domestik


Kebutuhan non domestik merupakan kebutuhan – kebutuhan air untuk
menunjangkegiatan masyarakat diluar keperluan untuk kegiatan rumah tangga. Kebutuhan air
untuk kegiatan non domestik dilihat dari tata guna lahan dan ruang di suatu wilayah.
Kebutuhan air non domestik terdiri dari kebutuhan untuk kegiatan perkantoran,
pertokoan/pasar, sekolah, rumah sakit, mesjid/ sarana ibadah dan stasiun bis.
Tabel 2.18. Standar Kebutuhan Air Non – Domestik
Fasilitas Standar Kebutuhan Sumber
Perkantoran 40 - 80 L/pegawai/hari PPSAB Jawa Barat
Pertokoan/ Pasar 6 – 12 L/m2/hari PPSAB Jawa Barat
Sekolah 15 – 30 L/murid/hari PPSAB Jawa Barat
Rumah Sakit 200 – 400 L/bed/hari PPSAB Jawa Barat
Hotel 70 – 150 L/bed/hari PPSAB Jawa Barat
Mesjid/ Sekolah 800 – 2000 L/m2/hari PPSAB Jawa Barat
Terminal Bis 300 – 500 L/bis/hari Jurnal TL Vol 1, 1992

Nurcholis Salman/01198501 II-16


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Distribusi penggunaan tata guna lahan kota pada tahun 2006 ditampilkan pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.19. Data Tata Guna Lahan Tahun 2006
Penggunaan Tanah Lokasi Unit
I 150 pegawai
Perkatoran II 250 pegawai
III 300 pegawai
I 1200 m2
Pertokoan/ Pasar
II 1400 m2
I 350 murid
Sekolah II 500 murid
III 600 murid
Rumah Sakit I 500 bed
I 250 bed
Hotel
II 200 bed
I 600 m2
Masjid/ Sarana Ibadah
II 1 m2
Terminal Bis I 300 bis per hari

2.7.1 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik


Keterangan :
 Faktor daya dukung dicari dengan membandingkan jumlah perkiraan penduduk pada
tahun desain dengan jumlah penduduk awal periode desain (2006). Faktor daya dukung
digunakan untuk memproyeksikan perkembangan tiap fasilitas non domestik yang
diperhitungkan.
Tabel 2.20. Faktor Daya Dukung Kota
Tahun Pn Faktor Daya Dukung
2006 60990 1
2016 73914.2 1.211907566
2026 86233.03 1.16666325

 Diasumsikan tata guna lahan berkembang tiap tahunnya seiring dengan perkembangan
jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat
 Persentase pelayanan untuk penyediaan kebutuhan air non domestik mencapai 80 %.
Hal ini disebabkan karena umumnya fasilitas non domestik merupakan fasiliras umum

Nurcholis Salman/01198501 II-17


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

sehingga sangat tidak baik apabila pada fasilitas – fasilitas ini ditemukan adanya
kekurangan dalam penyediaan air bersih
 Jumlah total kebutuhan air pada masing – masing fasilitas diperoleh dari jumlah unit
perhitungan dalam satu fasilitas dikalikan dengan kebutuhan air minum per unit
dikalikan dengan % pelayanan
 Pembulatan jumlah unit per fasilitas dan kebutuhan air selalu dilakukan keatas karena
dalam penyediaan air, kelebihan penyediaan air lebih baik daripada kekurangan

Tabel 2.21. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Perkantoran


Tahap I II
Tahun Periode (2007 - 2016) (2017 - 2026)
Perkantoran
Pegawai 182 212
Lokasi Kebutuhan
I (L/peg/hari) 60 66
Total (L/hari) 8726 11198
Pegawai 303 353
Lokasi Kebutuhan
II (L/peg/hari) 60 66
Total (L/hari) 13440 18663.32186
Pegawai 364 424
Lokasi Kebutuhan
III (L/peg/hari) 60 66
Total (L/hari) 16080 22396
Total Kebutuhan Air (L/hari) 38246 52257

Tabel 2.22. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Pertokoan/ Pasar


Tahap I II

Nurcholis Salman/01198501 II-18


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Tahun Periode (2007 - 2016) (2017 - 2026)


Pertokoan/Pasar
Luas (m2) 1454 1697
Lokasi I 2
Kebutuhan (L/m /hari) 8 10
Total (L/hari) 9307 13573
Luas (m2) 1697 1979
Lokasi II Kebutuhan (L/m2/hari) 8 10
Total (L/hari) 10859 15836
Total Kebutuhan Air (L/hari) 20166 29409

Tabel 2.23. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Sekolah


Tahap I II
Tahun Periode (2007 - 2016) (2017 - 2026)
Sekolah
Murid 424 495
Lokasi
I Kebutuhan (L/mur/hari) 20 25
Total (L/hari) 6787 9897
Murid 606 707
Lokasi
II Kebutuhan (L/mur/hari) 20 25
Total (L/hari) 9695 14139
Murid 727 848
Lokasi
III Kebutuhan (L/mur/hari) 20 25
Total (L/hari) 11634 16967
Total Kebutuhan Air (L/hari) 28116 41003

Tabel 2.24. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Rumah Sakit


Tahap I II
Tahun Periode (2007 - 2016) (2017 - 2026)
Rumah Sakit

Nurcholis Salman/01198501 II-19


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Jumlah beds 606 707


Lokasi I Kebutuhan (L/bed/hari) 315 350
Total (L/hari) 152700 197944
Total Kebutuhan Air (L/hari) 152700 197944

Tabel 2.25. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Hotel


Tahap I II
Tahun Periode (2007 - 2016) (2017 - 2026)
Hotel
Jumlah beds 303 353
Lokasi I Kebutuhan (L/bed/hari) 115 125
Total (L/hari) 27874 35347
Jumlah beds 242 283
Lokasi
II Kebutuhan (L/bed/hari) 115 125
Total (L/hari) 22299 28278
Total Kebutuhan Air (L/hari) 50173 63625

Tabel 2.26. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Mesjid/Sarana Ibadah


Tahap I II
Tahun Periode (2007 - 2016) (2017 - 2026)
Mesjid/Sarana Ibadah
Luas (m2) 727 848
2
Lokasi I Kebutuhan (L/m /hari) 1470 1621
Total (L/hari) 870240 1115248
Luas (m2) 1 1
Lokasi II Kebutuhan (L/m2/hari) 1470 1621
Total (L/hari) 1425 1834
Total Kebutuhan Air (L/hari) 871665 1117082

Tabel 2.27. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Terminal Bis


(2017 -
Tahun Periode
(2007 - 2016) 2026)
Terminal Bis
Jumlah bis 364 424
Kebutuhan
Lokasi I
(L/bis/hari) 315 350
Total (L/hari) 91620 118767
Total Kebutuhan Air (L/hari) 91620 118767

Nurcholis Salman/01198501 II-20


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Tabel 2.28. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Non – Domestik


Tahap I II
Tahun Periode (2007 - 2016) (2017 - 2026)
Perkantoran 38246 52257
pertokoan/Pasar 20166 29409
Sekolah 28116 41003
Rumah Sakit 152700 197944
Hotel 50173 63625
Mesjid/Sarana Ibadah 871665 1117082
Terminal Bis 91620 118767
Total Non Domestik
(liter/hari) 1252687 1620086
3
(m /hari) 1253 1620

2.8 Kebutuhan Air Minum Total


Diperlukan suatu standar kebutuhan air untuk masing-masing keperluan sebelum
membuat proyeksi kebutuhan air, sehingga dapat dijadikan acuan dalam membuat proyeksi
kebutuhan air di suatu wilayah.
Tabel 2.29. Standar Kebutuhan Air Minum
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk
No Uraian Satuan Kota Sedang Kota Kecil Pedesaan
100000-500000 20000-100000 3000-20000
Konsumsi Unit Sambungan
1 Rumah L/o/hari 100-150 100-130 90-100
2 Konsumsi Unit Hidran Umum L/o/hari 30 30 30
Konsumsi Unit Non Domestik
3 % 25-30 20-25 20-Oct
Terhadap Konsumsi Domestik
4 Kehilangan Air % 15-20 15-20 15-20
5 Faktor Hari Maksimum 1.1-1.25 1.1-1.25 1.1-1.25
6 Faktor Jam Puncak 1.5-2.0 1.5-2.0 1.5-2.0
7 Jumlah Jiwa per SR jiwa 6 6 6
8 Jumlah Jiwa per HU jiwa 100-200 100-200 100-200
9 Jam Operasi % 24 24 24
10 SR/KU 80-20 70-30 70-30
Sumber : Kimpraswil,2003

Tabel 2.30. Standar Kebutuhan Air Minum Berdasarkan Populasi

Nurcholis Salman/01198501 II-21


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Domestik Non Kehilangan


Populasi Rata-rata
SR HU Rata-rata Domestik Air
> 1000000 210 30 120 72 78 240
500000-
1000000 170 30 100 40 35 175
100000-500000 150 30 90 27 29 146
20000-100000 90 30 60 12 18 90
< 20000 60 30 45 2.5 12 60
Sumber : Iwaco-Waseco, 1990

Air yang berada dalam suatu sistem distribusi akan selalu menekan keluar dari bagian
dalam pipa. Maka dari itu, harus dapat dipastikan bahwa air tersebut hanya keluar dari titik-
titik tertentu untuk digunakan oleh kepentingan pihak-pihak yang berwenang. Pemakaian
tersebut adalah untuk konsumen berwenang yang membayar, konsumen berwenang yang tidak
membayar, serta untuk aktivitas perkotaan seperti pemadam kebakaran dan pencucian jalan.
Perbedaan antara air yang diproduksi dan penggunaan oleh konsumen disebabkan oleh
kebocoran dan penggunaan air ilegal. Hal ini dinamakan kehilangan air.
Kehilangan air harus turut diperhitungkan dalam perencanaan suatu sistem distribusi,
sehingga konsumen tidak merasa terganggu apabila terjadi kehilangan air. Dalam perhitungan
kebutuhan air di suatu wilayah dalam periode tertentu, selain memperhitungkan keutuhan
domestik dan non domestik, terdapat rumus:
Kebutuhan Air = Domestik + Non Domestik + Perawatan Kota
Yang termasuk perawatan kota antara lain diasumsikan sebagai berikut:
- Kehilangan air  30-40% dari total domestik dan non domestik
- Sarana perkotaan  10% dari total domestik dan non domestik
- Hydran  10% dari total domestik dan non domestik
- Keperluan IPAM  2.5% dari total domestik dan non domestik
Tingkat kehilangan air adalah besarnya selisih air yang diproduksi dengan air yang
didistribusikan. Nilai ini perlu diperhitungkan dalam pengolahan air karena dijadikan
pedoman untuk melihat performance dari suatu instalasi pengolahan air minum. Semakin
besar tingkat kehilangan air, maka semakin buruk performance dari instalasi pengolahan.
Penyediaan air minum dengan jaringan yang semakin besar biasanya memiliki tingkat
kehilangan air yang besar dan sebaliknya.
 Fisik

Nurcholis Salman/01198501 II-22


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Kehilangan air disebabkan oleh jaringan pipa yang sudah rusak, tua dan bocor, kerusakan
meter air dan pengaliran air tidak tercatat untuk meter air
 Administratif
Kehilangan air disebabkan oleh keberadaan sambungan ilegal dan ketidak akuratan dalam
pencatatan administratif

2.8.1 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Total


Tabel 2.31. Kebutuhan Air Minum Total
Tahap I II
Domestik
Permanen 3459187 6790851
Semi Permanen 942407 860174
Non Permanen 133046 226362
Sub Total Domestik 2017859 1946711
Non Domestik
Perkantoran 38246 52257
Pertokoan/Pasar 20166 29409
Sekolah 28116 41003
Rumah Sakit 152700 197944
Hotel 50173 63625
Mesjid/Sarana Ibadah 871665 1117082
Terminal Bis 91620 118767
Sub Total Non Domestik 1252687 1620086
Sub Total Domestik dan Non
Domestik 3270546 3566797
Kehilangan Air
Hidran ( 10 % ) 327054.6 356679.7
Kebocoran ( 35 % ) 1144691 1248379
Sarana dan Prasarana ( 10 % ) 327054.6 356679.7
IPAM ( 2.5 % ) 81763.64 89169.92
Total 5151109 5617705

2.9 Fluktuasi Kebutuhan Air

Nurcholis Salman/01198501 II-23


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Jumlah Pemakaian air oleh masyarakat untuk setiap waktu tidak berada dalam nilai
yang sama. Aktivitas manusia yang berubah-ubah untuk setiap waktu menyebabkan
pemakaian air selama satu hari mengalami perubahan naik dan turun atau dapat disebut juga
berfluktuasi.
Fluktuasi pemakaian air terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Pemakaian hari maksimum
Pemakaian hari maksimum merupakan jumlah pemakaian air terbanyak dalam satu
hari selama satu tahun. Debit pemakaian hari maksimum digunakan sebagai acuan
dalam membuat sistem transmisi air baku air minum. Perbandingan antara debit
pemakaian hari maksimum dengan dengan debit rata-rata akan menghasilkan faktor
maksimum, fm.

2. Pemakaian Jam Puncak


Pemakaian jam puncak menunjukkan besarnya pengaliran maksimum pada saat jam
puncak. Dengan mengetahui nilai pemakaian jam maksimum maka pengoperasian
sistem distribusi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini. Perbandingan antara debit
pemakaian jam maksimum dengan debitrata-rata akan menghasilkan faktor puncak, fp.
Ada empat macam pengertian tentang fluktuasi pemakaian air, yaitu :
 Pemakaian rata-rata harian (Q average-day)
a. Pemakaian rata-rata sehari
b. Pemakaian setahun dibagi 360 hari
 Pemakaian sehari terbanyak (Q max-day)
Merupakan pemakaian terbanyak perhari dalam jangka waktu satu tahun.
Q max-day ini dipengaruhi oleh faktor hari maksimum (fm) yang dipengaruhi
beberapa faktor:
o Tingkat ekonomi dan sosial budaya
o Kondisi iklim
Nilai fm untuk daerah tropis, dengan penggunaan air cenderung konstan atau tetap
sepanjang tahun, nilainya berkisar antara 1,2 - 2 kali debit rata-rata per hari.
Kemudian diperoleh nilai Q max-day  fm  Q rata-rata

Nurcholis Salman/01198501 II-24


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

 Pemakaian rata-rata sejam (Q average-hour)


a. Pemakaian rata-rata dalam satu jam
b. Pemakaian satu hari dibagi 24 jam
 Pemakaian sejam terbanyak (Q max-hour)
Merupakan pemakaian terbanyak perjam dalam 1 hari. Nilai Q max-hour dipengaruhi
oleh faktor jam puncak yang dipengaruhi oleh:
o Apabila jumlah penduduk semakin kecil maka nilai fp akan semakin tinggi,
sedangkan semakin besar jumlah penduduk akan mengurangi fluktuasi
pemakaian air yang berakibat pada menurunnya fp.
o Karakteristik penduduk adalah kegiatan penduduk serta pemanfaatan lahan
pada daerah pelayanan.
Keberadaan wilayah perkantoran akan memiliki aktivitas pada jam-jam kerja, antara
pukul 08.00-16.00 sehingga pemakaian air pada jam-jam tersebut akan tinggi pula. Kebutuhan
industri akan air bersih akan terjadi selama 24 jam secara relatif konstan. Nilai fp akan
bervariasi bergantung dari jumlah penduduk yang mendiami wilayah tersebut, dan dapat
diasumsikan sebagai berikut:
- Kota besar dan kota industri memiliki faktor puncak 1,3
- Kota sedang 1,5
- Kota kecil 2
(Sumber: Harun et al, “Draft Guidelines for Design and Construction of Public Water Supply
System in Indonesia)
Debit maksimum harian dapat diperoleh melalui persamaan berikut :
Q max-hour  fp  Q rata-rata

Dengan menggunakan nilai fp= 1.5 dan fm= 2, maka akan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.32.Proyeksi Kebutuhan Air
Jumlah Qrata-rata Qmax hari Qmax jam
Tahun
Penduduk (L/detik) (L/hari) (L/jam)
2016 73914 59.6193225 10302218.9 321944.342
2026 73914 65.0197368 11235410.5 351106.579

Nurcholis Salman/01198501 II-25


Matrek Pada Penyediaan Air Minum TL-3131

Nurcholis Salman/01198501 II-26

Anda mungkin juga menyukai