DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. AZ-ZUBAIR
2. BETRICKS DIANSARX MARAK
3. MEGA YESI MAGHRAPI P
4. SRI AGUSTIN BIRI
5. DELA WULANDARI
6. IRA RAHMAYANTI
7. REZKY RAHAYU DWI OKTAVIA
8. YUL DEVYA OKTAVIANI
II A KEPERAWATAN
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis diberi kekuatan, kesehatan, dan kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang
Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan masih jauh dari kesempurnaan,
meskipun pada prinsipnya penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan modal
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mewujudkan penulisan ini. Harapan penulis
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah sedikit wawasan kita semua, akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih dan mempersembahkan makalah ini semoga bermanfaat.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................................................13
I. INTERVENSI KEPERAWATAN.......................................................................................14
J. EVALUASI KEPERAWATAN...........................................................................................14
KESIMPULAN.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi
biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang
pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas
yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C
Suzanne, 2002).
Secara geografis penyakit ini tersdapat diseluruh dunia bahkan menjadi masalah
utama di negara – negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Hal ini
disebabkan karena faktor lingkungan di Indonesia. Penyakit efusi pleura dapat ditemukan
sepanjang tahun dan jarang dijumpai secara sporadis tetapi lebih sering bersifat
epidemikk di suatu daerah.
B. TUJUAN PENULISAN
4
C. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini yaitu mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan :
1. Definisi EFUSI PLEURA
2. Etiologi EFUSI PLEURA
3. Manifestasi klinik EFUSI PLEURA
4. Patofisiologi EFUSI PLEURA
5. Pemeriksaan penunjang EFUSI PLEURA
6. Terapi pengobatan EFUSI PLEURA
7. Pengkajian keperawatan pada pasien EFUSI PLEURA
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Efusi pleura merupakan penumpukan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara
permukaan visceral dan pariental, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya
merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain (Nurarif & Kusuma, 2016, hal. 185).
Efusi pleura juga didefinisikan sebagai akumulasi cairan pleura akibat peningkatan
kecepatan produksi cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan, atau keduanya(Morton
etall, 2013, hal. 727).
Efusi pleura didefinisikan sebagain penimbunan cairan yang berlebihan dalam rongga
pleura. Hal itu dapat disebabkan oleh peningkatan terbentuknya cairan dalam intestinal paru,
pleura perietalis atau rongga peritoneum atau oleh karena penurunan pembuangan cairan
pleura oleh limfatik parietalis(Saputra, 2013).
Jadi, efusi pleura merupakan penumpukan cairan yang abnormal pada rongga pleura yang
di akibatkan karena peningkatan atau penurunan produksi cairan, pengeluaran cairan, atau
keduanya.
B. ETIOLOGI
Efusi pleura adalah akumulasi cairan pleura akibat peningkatan kecepatan produksi
cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan atau keduanya, ini disebabkan oleh satu dari
lima makanisme berikut:
Infeksi
1. Tuberculosis
2. Pneumonitis
3. Abses paru
4. Perforasi esophagus
5. Abses subfrenik
6
Noninfeksi
1. Karsinoma paru
2. Karsinoma pleura: primer, sekunder
a. Karsinoma mediastinum
b. Tumor ovarium
c. Bendungan jantung: gagal jantung, perikarditis konstriktiva
d. Gagal hati
e. Gagal jantung
f. Hipotiroidisme
g. Kilotoraks
h. Emboli paru
C. MANIFESTASI KLINIK
D. PATOFISIOLOGI
Efusi dapat terjadi karena transudat dan eksudat. efusi pleura transudatif adalah
ultrafiltrasi plasma, yang menandakan bahwa membran pleura tidak terkena penyakit.
akumulasi cairan ini disebabkan oleh faktor sistemik yang mempengaruhi produksi dan
absorbsi cairan pleura. penyebab tersering efusi pleura transudat adalah gagal
7
jantungkongestif, peningkatan tekanan vena pusat berpengaruh menyebabkan efusi
pleura. Penyebab lainnya yaitu ateleksis, yang menyebabkan akumulasi cairan pleura
karena penurunan tekanan pleura. Efusi pleura eksudatif terjadi karena kebocoran cairan
melewati pembuluh kapiler yang rusak dan masuk kedalam paru yang dilapisi pleura
tersebut atau kedalam paru terdekat. cairan dengan kandungan protein tinggi bocor
melewati kapiler yang rusak.
1. Rontgen dada
2. CT scan dada
3. USG dada
4. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis (pengambilan
cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada
dibawah pengaruh pembiusan lokal).
5. Biopsi
8
20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari efusi
pleura tetap tidak dapat ditentukan.
6. Bronkoskopi
8. Sitologi untuk mengidentifikasi adanya keganasan
Langkah selanjutnya dalam evaluasi cairan pleura adalah untuk membedakan
apakan cairan tersebut merupakan cairan transudat atau eksudat. Efusi pleura transudatif
disebabkan oleh faktor sistemik yang mengubah keseimbangan antara pembentukan dan
penyerapan cairan pleura. Misalnya pada keadaan gagal jantung kiri, emboli paru, sirosis
hepatis. Sedangkan efusi pleura eksudatif disebabkan oleh faktor lokal yang
mempengaruhi pembentukan dan penyerapan cairan pleura. Efusi pleura eksudatif
biasanya ditemukan pada Tuberkulosis paru, pneumonia bakteri, infeksi virus, dan
keganasan.
9
Zat yang mengiritasi (seperti bedak atau doxycycline) disuntikkan melalui
tabung dada, ke dalam rongga pleura. Zat ini menyebar di pleura dan dinding dada,
yang kemudian mengikat erat satu sama lain karena dapat memulihkan. Dalam
banyak kasus, pleurodesis efektif mencegah efusi pleura berulang.
2) Drainase pleura
Proses ini semacam proses menguras isi rongga pleura. Untuk efusi pleura
yang berulang kali kambuh, kateter jangka panjang dapat dimasukkan melalui kulit ke
dalam rongga pleura. Seseorang yang terpasang kateter pleura dapat melakukan
drainase efusi pleura secara berkala di rumah.
3) Dekortikasi pleura
Ahli bedah dapat beroperasi di dalam rongga pleura, mengambil jaringan yang
meradang dan jaringan yang tidak sehat. Dekortikasi dapat dilakukan dengan
menggunakan sayatan kecil (thorakoskopi) atau satu besar (thorakotomi).
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda
mengatasi efusi pleura:
1) Berhenti merokok
Apabila Anda aktif merokok, maka sebaiknya Anda berhenti sesegera mungkin.
Kandungan dan zat beracun dalam rokok hanya dapat mengakibatkan gejala-
gejala efusi pleura semakin parah.
2) Hindari minuman beralkohol
Alkohol dapat memengaruhi fungsi hati. Apabila hati mengalami kerusakan,
Anda dapat berisiko mengalami kondisi hepatic hydrothorax yang berpengaruh
pada penumpukan cairan di pleura.
Mengurangi, bahkan berhenti mengonsumsi alkohol sama sekali, adalah tindakan
dan pencegahan terbaik agar gejala efusi pleura tidak muncul lagi.
3) Tidak melakukan aktivitas berat
Jika Anda positif memiliki penumpukan cairan pada pleura, Anda harus
menghindari kegiatan-kegiatan yang terlalu ekstrim, seperti olahraga berat dan
mengangkat beban berlebih.
4) Istirahat yang cukup
Dengan mengambil waktu yang cukup untuk beristirahat di sela-sela kesibukan
Anda, Anda telah mengurangi kemungkinan munculnya gejala-gejala efusi pleura
di lain waktu.
5) Makan makanan yang sehat
Mengganti menu makanan Anda sehari-hari dengan bahan-bahan bergizi seperti
sayur dan buah-buahan akan memberikan perubahan yang signifikan pada
kesehatan paru-paru, khususnya pleura.
10
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Identitas Pasien Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai,
status pendidikan dan pekerjaan pasien.
b. Keluhan Utama
1) Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit.
2) Biasanya pada pasien dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak
nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam
dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif.
c. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan
adanya tandatanda seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada,
berat badan menurun dan sebagainya.
d. Riwayat Penyakit Dahulu Perlu ditanyakan apakah pasienpernah menderita penyakit
seperti TBC paru, pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
e. Riwayat Penyakit Keluarga Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakitpenyakit yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca
paru, asma, TB paru dan lain sebagainya
f. Riwayat Psikososial Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan
terhadap dirinya.
g. Pengkajian Pola Fungsi
1) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat Adanya tindakan medis danperawatan
di rumah sakit mempengaruhi perubahan persepsi tentang kesehatan, tapi kadang
juga memunculkan persepsi yang salah terhadap pemeliharaan kesehatan.
2) Kemungkinan adanya riwayat kebiasaan merokok, minum alcohol dan
penggunaan obat-obatan bias menjadi faktor predisposisi timbulnya penyakit.
12
d) Auskultasi untuk menentukan suara jantung I dan II tunggal atau gallop dan
adakah bunyi jantung III yang merupakan gejala payah jantung serta adakah
murmur yang menunjukkan adanya peningkatan arus turbulensi darah.
4) System pencernaan
a) Pada inspeksi perlu diperhatikan, apakah abdomen membuncit atau datar, tepi
perut menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau tidak, selain itu juga perlu
di inspeksi ada tidaknya benjolan-benjolan atau massa.
b) Auskultasi untuk mendengarkan suara peristaltik usus dimana nilai normalnya
5-35kali per menit.
c) Pada palpasi perlu juga diperhatikan, adakah nyeri tekan abdomen, adakah
massa (tumor, feces), turgor kulit perut untuk mengetahui derajat hidrasi
pasien, apakah hepar teraba.
d) Perkusi abdomen normal tympani, adanya massa padat atau cairan akan
menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesikaurinarta, tumor).
5) Sistem Neurologis
a) Pada inspeksi tingkat kesadaran perlu dikaji Disamping juga diperlukan
pemeriksaan GCS. Adakah composmentis atau somnolen atau comma
b) Pemeriksaan refleks patologis dan refleks fisiologisnya.
c) Selain itu fungsi-fungsi sensoris juga perlu dikaji seperti pendengaran,
penglihatan, penciuman, perabaan dan pengecapan.
6) Sistem Muskuloskeletal
a) Pada inspeksi perlu diperhatikan adakah edema peritibial
b) Palpasi pada kedua ekstremetas untuk mengetahui tingkat perfusi perifer serta
dengan pemerikasaan capillary refiltime.
c) Dengan inspeksi dan palpasi dilakukan pemeriksaan kekuatan otot kemudian
dibandingkan antara kiri dan kanan.
7) Sistem Integumen
a) Inspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene, warna ada tidaknya lesi pada
kulit, pada pasien dengan efusi biasanya akan tampak cyanosis akibat adanya
kegagalan sistem transport O2.
b) Pada palpasi perlu diperiksa mengenai kehangatan kulit (dingin, hangat,
demam). Kemudian texture kulit (halus-lunak-kasar) serta turgor kulit untuk
mengetahui derajat hidrasi seseorang,
13
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten.
14
I. INTERVENSI KEPERAWATAN PASIEN EFUSI PLEURA
1. Pola Napas Tidak efektif
a. Tujuan ( SLKI )
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam maka pola napas
membaik dengan kriteria hasil :
- Tekanan ekspirasi meningkat
- Tekanan inspirasi meningkat
- Penggunaan otot bantu napas menurun
- Frekuensi napas membaik
- Kedalaman napas membaik
- Ekskursi dada membaik
b. Intervensi ( SIKI )
Label : Manajemen Jalan Napas
- Observasi
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas )
Monitor bunyi napas tambahan (misalnya gurgling, mengi, weezing,
ronchi kering )
Monitor sputum ( jumlah, warna, dan aroma )
- Terapeutik
Posisikan semi fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Anjurkan teknik batuk efektif
- Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
a. Tujuan ( SLKI )
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam maka bersihan jalan
napas meningkat dengan criteria hasil :
- Batuk efektif meningkat (5)
- Produksi sputum menurun (5)
- Gelisah menurun (5)
- Frekuensi napas membaik (5)
- Pola napas membaik (5)
b. Intervensi ( SIKI )
- Observasi
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor adanya retensi sputum
Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
- Terapeutik
15
Atur posisi semi fowler atau fowler
Pasang perlak dan bengkok dipangkuan klien
Buang secret pada tempat sputum
- Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama
2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik napas dalam 3 kali
- Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika mau
16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura
berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya ketidakseimbangan antara
produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura bukanlah suatu disease
entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa
penderita.
Etiologi terhadap efusi pleura adalah pembentukan cairan dalam rongga pleura dapat
disebabkan oleh banyak keadaan yang dapat berasal dari kelainan paru sendiri, misalnya
infeksi baik oleh bekteri atau virus.
Gejala klinis efusi pleura yaitu nyeri pada pleuritik dan batuk kering dapat terjadi,
cairan pleura yang berhubungan dengan adanya nyeri dada biasanya eksudat. Gejala fisik
tidak dirasakan bila cairan kurang dari 200 – 300 ml. Tanda – tanda yang sesuai dengan
efusi pleura yang lebih besar adalah penurunan fremitus, redup pada perkusi dan
berkurangnya suara napas.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34453161/LAPORAN_PENDAHULUAN_EFUSI_PLEURA
https://www.academia.edu/18370518/ASUHAN_KEPERAWATAN_efusi_pleura
https://hellosehat.com/penyakit/efusi-pleura/
https://rikayuhelmi116.wordpress.com/2012/12/09/asuhan-keperawatan-dengan-efusi-
pleura/
18