Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMONIA

OLEH :

NURIZA FITRI SAHARANI

P00320018036

2A

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2020

A. Konsep Dasar Penyakit Pneumonia


1. Definisi
Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi jamur, bakteri, virus, dan benda asing (Ngastiyah, 2005).

Pneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian


menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobules,
disebut juga pneumonia lobaris (Wong, 2000).

Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru, yang disebabkan
oleh agen virus, bakteri, mikoplasma, dan aspirasi substansi asing. (Sowden B,
2002)
Kesimpulannya pneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen
infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengenai daerah
bronkus dan sekitar alveoli.

2. Etiologi
Secara umum individu yang terserang pneumonia diakibatkan oleh adanya
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme
pathogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan
tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas: reflek glottis dan batuk,
adanya lapisan mucus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari
organ, dan sekresi humoral setempat. Penyebab Pneumonia yang biasa
ditemukan menurut (Wijayaningsih, 2013 ) antara lain:

 Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus


Hemoliticus Aureus, Haemophilus, influenza Basillus Friendlander (Klebsial
Pneumonia), Mycobacterium Tuberculosis.
 Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
 Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices
Dermatices, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia,
Aspirasi benda asing.

Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien
yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat
dalam mulut dan arena adanya pneumocystis crania, Mycoplasma. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002 dan Sandra M.Nettina, 2001).

3.  Patofisiologi
Pneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophilus influenza atau karena
aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran pernafasan dengan gambaran
sebagai berikut:

 Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi
pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
 Ekspansi kuman melaui pembuluh darah kemudian masuk kedalam
saluran pencernaan dam menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan
flora normal dalam usus, peristaltic meningkat akibat usus mengalami
malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.

4. Manifestasi Klinik 
Pneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris bagian atas
selama beberapa hari suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39-40 derajat
celcius dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat
gelisah, dispnea pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping
hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang juga disertai muntah dan
diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit tapi setelah
beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium
permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik tetapi dengan
adanya nafas dangkal dan cepat, pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar
hidung dan mulut dapat diduga adanya pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik
tergantung luas daerah auskultasi yang terkena, pada perkusi sering tidak
ditemukan kelainan dan pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah
nyaring halus dan sedang. (Ngastiyah, 2005)

5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumonia menurut Wijayaningsih (2013 : 25)

 Farmakologi

1. Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicilin,


gentamicin.
2. Pemilihan jenis antibiotik didasarkan atas umur, keadaan umum penderita,
dan dugaan kuman penyebab:

a) Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis disebabkan oleh streptokokus pneumonia,


hemofilus influenza atau stafilokokus. Pada umumnya tidak diketahui
penyebabnya, maka seca praktis dipakai kombinasi: penisilin prokai 50.000-
100.000 KI/kg/24 jam IM, 12 kali sehari dan kloramfenikos 50-100 mg/kg/24jam
IM/IV, 4 kali sehari dan kloksasilin 50 mg/kg/24 jam, oral 4 kali sehari dan
kloramfenikol (dosis sama dengan di atas).
b) Anak-anak < 5tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh: streptokokus
pneumonia: pensilin prokain IM atau fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/24
jam oral, 4 kali sehari, eritromisin atau kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2
kali sehari. Oksigen 1-2 L/m. IVFD dekstrose 5% ½ Nacl O.225% 350cc/24 jam.
ASI/Pasi 8x20 cc per sonde B. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang
sesuai dengan penyebabnya.

 Non farmakologi:

1. Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah.


2. Simptomatik terhadap batuk.
3. Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif.
4. Bila terdapat obsturksi jalan nafas, dan lendir serta ada febris, diberikan
bronkodilator.
5. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 

1. Pengkajian

1. Demografi meliputi: nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.


2. Keluhan utama:Saat dikaji biasanya penderita pneumonia akan mengeluh
sesak nafas, disertai batuk ada secret tidak bisa keluar
3. Riwayat penyakit sekarang :Penyakit pneumonia mulai dirasakan saat
penderita mengalami batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari
terutama pada saat bangun pagi selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap
tahun sedikitnya 2 tahun produksi sputum (hijau, putih dan kuning) dan banyak
sekali. Penderita biasanya menggunakan otot bantu pernfasan, dada terlihat
hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, bunyi nafas krekels dan ronchi,
warna kulit pucat dengan sianosis bibir, dasar kuku.
4. Riwayat penyakit dahulu :Biasanya penderita pneumonia sebelumnya
belum pernah menderita kasus yang sama tetapi mereka mempunyai riwayat
penyakit yang dapat memicu terjadinya pneumonia yaitu riwayat merokok,
terpaan polusi kima dalam jangka panjang misalnya debu/asap.\
5. Riwayat penyakit keluarga:Biasanya penyakit pneumonia dalam keluarga
bukan merupakan faktor keturunan tetapi kebiasaan atau pola hidup yang tidak
sehat seperti merokok.
6. Pola pengkajian

 Pernafasan 

Gejala : Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan batuk menetap dengan


produksi sputum setiap hari (terutama pada saat bangun) selama minimum 3
bulan berturut- turut) tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (Hijau, dan
putih/ kuning) dan banyak sekali. Riwayat pneumonia berulang, biasanya
terpajan pada polusi kimia/ iritan pernafasan dalam jangka panjang (misalnya
rokok sigaret), debu/asap (misalnya : asbes debu, batubara, room katun, serbuk
gergaji), pengunaaan oksigen pada malam hari atau terus-menerus. 
Tanda: lebih memilih posisi tiga titik (tripot) untuk bernafas, penggunaan otot
bantu pernafasan (misalnya: meninggikan bahu, retraksi supra klatikula,
melebarkan hidung) 
Dada: dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP (bentuk barel),
gerakan difragma minimal.
Bunyi nafas : Krekels lembab, ronchi, kasar
Warna : pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku abu- abu keseluruhan.

 Sirkulasi

Gejala: pembengkakan ekstremitas bawah


Tanda: peningkatan tekanan darah
Peningkatan frekuensi jantung/takikardi berat, disritmia Distensi vena leher
(penyakit berat) edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung.
Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameter AP dada).
Warna kulit/membrane mukosa : normal atau abu-abu/sianosis perifer. Pucat
dapat menunjukan anemia.

 Makanan/cairan

Gejala: Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia (emfisema) ketidakmampuan


untuk makan karena distress pernafasan.
Tanda:turgor kulit buruk berkeringat, palpitasi abdominal dapat menyebabkan
hepatomegali.

 Aktifitas/istirahat

Gejala: keletihan, kelemahan, dan malaise. ketidakmampuan melakukan aktifitas


sehari-hari karena sulit bernafas. ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam
posisi duduk tinggi. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas
atau istirahat
Tanda: keletihan, gelisah/insomnia, kelemahan umum/kehilangan masa otot. 

 Integritas ego

Gejala: peningkatan faktor resiko


Tanda: perubahan pola hidup, ansietas, ketakutan, peka rangsang

 Hygiene

Gejala: penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan melakukan aktifitas


sehari- hari 
Tanda: kebersihan buruk, bau badan.

 Keamanan

Gejala: riwayat alergi atau sensitife terhadap zat/faktor lingkungan. Adanya


infeksi berulang.

2. Pemeriksaan Penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat melalui beberapa
pemeriksaan penunjang, sebagai berikut:
1. Pemeriksaan radiologi yaitu pada foto thoraks, konsolidasi ssatu atau
beberapa lobus yang berbercak-bercak infiltrate.
2. Pemeriksan laboratorium didapati lekositosit antara 15000 sampai
40000 /mm3.
3. Hitung sel darah putih biasanya meningkat kecuali apabila pasien
mengalami imunodefiensi.
4. Pemeriksaan AGD (analisa gas darah), untuk mengetahui status
kardiopulmoner yang berhubungan dengan oksigen.
5. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah: diambil dengan biopsi jarum,
untuk mengetahui mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok untuk
menanganinya (Wijayaningsih K.S, 2013).

3. Komplikasi
Komplikasi dari pneumonia adalah:

1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps


paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang
2. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalm
rongga pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak. (Wong, 2009)

Anda mungkin juga menyukai