PNEUMONIA
OLEH :
P00320018036
2A
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru, yang disebabkan
oleh agen virus, bakteri, mikoplasma, dan aspirasi substansi asing. (Sowden B,
2002)
Kesimpulannya pneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen
infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengenai daerah
bronkus dan sekitar alveoli.
2. Etiologi
Secara umum individu yang terserang pneumonia diakibatkan oleh adanya
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme
pathogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan
tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas: reflek glottis dan batuk,
adanya lapisan mucus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari
organ, dan sekresi humoral setempat. Penyebab Pneumonia yang biasa
ditemukan menurut (Wijayaningsih, 2013 ) antara lain:
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien
yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat
dalam mulut dan arena adanya pneumocystis crania, Mycoplasma. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002 dan Sandra M.Nettina, 2001).
3. Patofisiologi
Pneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophilus influenza atau karena
aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran pernafasan dengan gambaran
sebagai berikut:
Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi
pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
Ekspansi kuman melaui pembuluh darah kemudian masuk kedalam
saluran pencernaan dam menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan
flora normal dalam usus, peristaltic meningkat akibat usus mengalami
malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Manifestasi Klinik
Pneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris bagian atas
selama beberapa hari suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39-40 derajat
celcius dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat
gelisah, dispnea pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping
hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang juga disertai muntah dan
diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit tapi setelah
beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium
permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik tetapi dengan
adanya nafas dangkal dan cepat, pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar
hidung dan mulut dapat diduga adanya pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik
tergantung luas daerah auskultasi yang terkena, pada perkusi sering tidak
ditemukan kelainan dan pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah
nyaring halus dan sedang. (Ngastiyah, 2005)
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumonia menurut Wijayaningsih (2013 : 25)
Farmakologi
Non farmakologi:
1. Pengkajian
Pernafasan
Sirkulasi
Makanan/cairan
Aktifitas/istirahat
Integritas ego
Hygiene
Keamanan
2. Pemeriksaan Penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat melalui beberapa
pemeriksaan penunjang, sebagai berikut:
1. Pemeriksaan radiologi yaitu pada foto thoraks, konsolidasi ssatu atau
beberapa lobus yang berbercak-bercak infiltrate.
2. Pemeriksan laboratorium didapati lekositosit antara 15000 sampai
40000 /mm3.
3. Hitung sel darah putih biasanya meningkat kecuali apabila pasien
mengalami imunodefiensi.
4. Pemeriksaan AGD (analisa gas darah), untuk mengetahui status
kardiopulmoner yang berhubungan dengan oksigen.
5. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah: diambil dengan biopsi jarum,
untuk mengetahui mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok untuk
menanganinya (Wijayaningsih K.S, 2013).
3. Komplikasi
Komplikasi dari pneumonia adalah: