Secara khusus, keterpaduan antara tanaman dengan hewan, yang tercecer antara ilmu
argonomi dengan ilmu peternakan, meski yang tercecer antara ilmu agronomi dalam ilmu
peternakan, meskipun banyak sekali kaitan antara hewan sebagai tenaga penarik, limbah panen,
makanan ternak, pupuk kandang dan produksi tanaman (Mc Dowell dan Hildebrand, 1980).
Dalam bidang enersi, terdapat juga kesenjangan, terutama dalam pengembangan sumber
enersi dan teknologi baru. Ekologi energetik merupakan pendatang yang terlambat dan berjalan
pelan dalam pembangunan perdesaan, salah satu sebabnya karena spek penelitian yang bersifat
kuantitaif, menuntut banyak waktu dan tenaga.
Didang pengelolaan irigasi di Negara berkembang bagian Asia juga turut mengalami
kesenjangan yang sama antara disiplin ilmu, profesi dan instansi. Para insinyur sipil hanya
meminati bagian rancangan bangunan dan kostruksinya, sedangkan dalam segi pemeliharaan,
pengoperasian dan pengaturan pembagian air mereka sama sekali tidak tertarik dan belum
terlatih karena tidak dipelajari selama masa sekolah.
Peluang untuk meningkatkan pemerataan dan produktivitas sangatlah besar namun masih
belum dimanfaatkan yang disebabkan oleh prasangka para insinyur sipil yang tertanam selama
pendidikan dan terwujud pada rancangan pembangunan yang mereka buat.
Kesenjangan lain terjadi karena disiplin ilmu, profesi dan institusi tidak ada atau sedikit
sekali yang memikirkan pembangunan perdesaan.dua buah contohnya menyangkut bidang
manajemen dan hukum.
Manajemen, termasuk disiplin ilmu yang masih bercorak kota, serta melayani masyarakat
industry dan perdagangan. Para ilmuan mencoba memasuki bidang manajemen perdesaan
melalui teori – teori ilmu pemerintahan, walaupun masih disertai keseganan untuk melihat segi
praktis dari asa dan prinsip yang dikembangkan. Hukum, seperti halnya manajemen, termasuk
profesi yang amat kuat mengancu pada masyarakat kota, industri dan perdagangan.
Model analisis yang terlupakan.
Disini dapat ditambahkan dua hal lagi yang menyentuh kepentingan krisis masyarakat
desa yang miskin :
Bagi golongan miskin, kesenjangan merupakan inti permasalahan lahan. Sumber daya
dan pengembangan yang menjadi perhatian utama disiplin ilmu, kaum professional dan instansi
yang sudah mapan, umumnya terkait dan terampas oleh kepentingan komersial dan orang –
orang yang lebih mampu.