Anda di halaman 1dari 14

GAMBARAN GAYA HIDUP MASYARAKAT PESISIR BELAWAN BAHARI

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Medan

Jl. IAIN. No. 1 Kecamatan Medan Timur, Sumatera Utara

ABSTRAK
Gaya hidup adalah suatu pola atau cara individu menunjukkan keaktualisasian dirinya kepada
lingkungan disekitarnya. Istilah Gaya hidup (lifestyle) pertama kali diciptakan oleh Psikolog
Austria, Alfred Adler pada tahun 1929. Gaya hidup adalah suatu prinsip sistem, dengan mana
kepribadian individu berfungsi, keseluruhan yang memerintah bagian-bagiannya. Setiap individu
bebas memilih gaya hidup yang dijalaninya baik itu gaya hidup mewah, gaya hidup sederhana,
gaya hidup sehat dan lain sebagainya. Tujuan dari peneilitian ini adalah untuk melihat bagaimana
gaya hidup masyarakat pesisir di Kelurah Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan. Desain
dalam penelitian adalah analisis deskriptif dengan pendekatan study crosstab mengenai
gambaran Gaya Hidup Masyarakat Pesisir di Belawan Bahari tahun 2019. Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir Kelurahan Belawan Bahari
Kecamatan Medan Belawan. Hasil penelitian dengan 90 responden menunjukkan bahwa
pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 54 orang, pekerjaan paling banyak sebagai wiraswasta
sebanyak 24 orang dan suku terbanyak adalah batak 33 orang. Hampir seluruh responden tidak
merokok (59 orang) tetapi gambaran pendidikan terakhir dengan perilaku merokok tidak
berbanding lurus. Penelitian menunjukkan responden berpendidikan terakhir SD seluruhnya
tidak merokok. Jumlah konsumsi rokok paling banyak dikonsumsi sebanyak 9-12 batang (9
orang). Berdasrakan hasil wawancara menyatakan bahwa wiraswastawan memiliki tingkat
konsumsi asupan buah, sayur, ikan yang paking tinggi. Dilihat dari tingkat pendidikan dengan
frekuensi mengkonsumsi buah, sayur, dan ikan yang tinggi datang dari responden berpendidikan
terakhir SMA.

PENDAHULUAN menggambarkan seberapa besar prilaku


seseorang di dalam masyarakat. Selain itu,
Gaya hidup merupakan gambaran bagi
gaya hidup juga dapat diartikan sebagai
setiap orang yang mengenakannya dan
suatu seni yang dibudayakan oleh setiap
orang.Gaya hidup yang dijalani dapat empat porsi buah dan tiga sampai lima porsi
menentukan kualitas hidup dan kesehatan sayuran per hari (Walker, 2005).
tubuh. Seseorang yang memiliki gaya hidup
Badan Kesehatan Dunia atau World
yang positif dan pola hidup yang sehat
Health Organization (WHO) melaporkan
cenderung memiliki kualitas hidup yang
kebiasaan atau perilaku merokok merupakan
lebih memadai, begitu juga sebaliknya.
salah satu penyebab kematian paling besar
Gaya hidup merupakan karakteristik di dunia. Dalam laporan WHO dilaporkan
seseorang yang bisa diamati dan yang bahwa kematian dini yang diakibatkan oleh
menandai sistem nilai serta sikap terhadap penyakit yang terkait dengan kebiasaan dan
diri sendiri dan lingkungan sosialnya,. perilaku1 merokok seperti kanker, penyakit
Karakteristik tersebut erat kaitannya dengan jantung, penyakit hati dan stroke mencapai 5
pola pemanfaatan waktu, ruang dan objek- juta jiwa lebih setiap tahun (WHO, 2003).
objek yang berkaitan dengan semuanya.
Kecamatan Medan Belawan
Misalnya cara berbicara, cara berpakaian,
memiliki luas wilayah 21,82 km. Kecamatan
cara makan, kebiasaan dirumah, kebiasaan
Medan Belawan adalah daerah pesisir Kota
di kantor, pemilihan teman dan sebagainya.
Medan dan merupakan wilayah bahari dan
Oleh karena itu gaya hidup dengan demikian
maritim yang berbatasan langsung pada
merupakan perpaduan dari cara, tata,
Selat Malaka dengan penduduknya
kebiasaan pilihan serta ojek-objek yang
berjumlah 95.506 Jiwa.
mendukungnya, dimana dalam
pelaksanaanya didasari oleh sistem nilai atau Kelurahan Belawan Bahari
sistem kepercayaan dan budaya tertentu. merupakan salah satu dari 6 kelurahan yang
berada di Kecamatan Medan Belawan,
Angka konsumsi buah dan sayuran
memiliki luas 1,03 Km2. Dari luas wilayah
di Indonesia masih belum memenuhi standar
tersebut, terhitung sebanyak 10.663 jiwa
rekomendasi yang ditetapkan WHO dan
mendiami wilayah itu. Jumlah penduduk
FAO yaitu untuk individu dewasa sebesar
tersebut terbagi menjadi penduduk berjenis
400 gram/hari/individu atau lima porsi
kelamin laki-laki sejumlah 5.310 jiwa dan
sajian buah dan sayuran setiap hari (WHO,
sebanyak 5.353 jiwa berjenis kelamin
2003) dan untuk anak-anak dua sampai
perempuan serta terdapat 2.701 kepala
keluarga. Kelurahan Belawan Bahari berasal
dari Suku Bangsa Melayu yang berada di wawancara dengan menggunakan kuesioner
semenanjung  Selat Malaka. Namun dalam penelitian.
perkembangannya, jumlah mereka kini
Hasil
semakin sedikit. Mereka tergerus oleh suku
atau etnis lain di luar Sumatera yang juga Penelitian ini dilakukan Kelurahan
menghuni kelurahan tersebut. Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan
dengan jumlah responden sebanyak 90
Persoalan akan kesehatan masih
orang dengan hasil sebagai berikut:
banyak dihadapi oleh para masyarakat di
Kelurahan Belawan Bahari. Hal itu terlihat Tabel 1. Distribusi Frekuensi
dari minimnya akses kesehatan yang ada. Karakteristik Responden di Kelurahan
Jumlah  Puskesmas yang disediakan oleh Belawan Bahari Kecamatan Medan
pemerintah terhitung hanya ada satu buah, Belawan Tahun 2019
yaitu unit Balai Pengobatan Umum (BPU)
Variabel N % Mi Ma Mea
dan delapan unit Posyandu. Jumlah tersebut
n x n
terhitung terlalu sedikit apabila Jenis
dibandingkan dengan jumlah nelayan di Kelamin
Belawan Bahari yang mencapai 10.000 jiwa. Laki-Laki 5 55,6
0 %
METODE Perempuan 4 44,4
0 %
Desain dalam penelitian adalah Jumlah 9 100
analisis deskriptif dengan pendekatan study 0 %
crosstab mengenai gambaran Gaya Hidup Pendidika
Masyarakat Pesisisr di Belawan Bahari n
SD 4 4,4%
Tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini
SMP 1 18,9
adalah masyarakat yang tinggal di wilayah
7 %
pesisir Kelurahan Belawan Bahari SMA 5 60%
Kecamatan Medan Belawan. Penelitian ini 4
dilaksanakan pada bulan Desember 2019. Sarjana 1 16,7

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 5 %


Jumlah 9 100
orang. Responden yang terpilih dilakukan
0 %
Pekerjaan
Guru 5 5,6% 24 orang (26,7%), dan suku paling banyak
Nelayan 2 23,3 adalah suku batak 33 orang (36,7%).
1 %
Pedagang 2 23,3 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku
1 % Responden di Kelurahan Belawan Bahari
Pegawai 2 2,2%
Kecamatan Medan Belawan Tahun 2019
Pensiunan 2 2,2%
PNS 1 11,1
Variabel N % Mi Ma Mea
0 %
Polisi 3 3,3% n x n
Supir 2 2,2% Meroko
Wiraswast 2 26,7 k
a 4 % Ya 3 34,4
Jumlah 9 100 1 %
0 % Tidak 5 65,6
Suku 9 %
Jawa 3 34,4 Jumlah 9 100%
1 % 0
Batak 3 36,7 Umur
3 % Pertama
Melayu 1 17,8
Meroko
6 %
Minang 1 11,1 k
14-18 2 58,8
0 %
Jumlah 9 100 Tahun 0 %
19-23 8 23,5
0 %
Tahun %
24-28 4 11,8
Dari Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa Tahun %
29-33 2 5,9%
responden berjenis kelamin laki-laki
Tahun
berjumlah 50 orang (55,6%) dan berjenis
Jumlah 3 100% 14 30 19,3
kelamin perempuan berjumlah 40 orang
4
(44,4%). Responden paling banyak Jumlah
berpendidikan terakhir SMA/SMK yaitu Rokok
sebanyak 54 orang (60%), pekerjaan paling 1-4 4 14,2

banyak sebagai wiraswasta dengan jumlah Batang %


5-8 9 32,2
Batang % Variabel N %
9-12 9 32,2 Buah
Sering 44 48,9%
Batang %
Kadang-Kadang 29 32,2%
13-16 6 21,4
Jarang 17 18,9%
Batang % Jumlah 90 100%
Jumlah 2 100% 1 16 9,3 Sayur
8 Sering 67 74,5%
Jenis Kadang-Kadang 20 22,2%
Jarang 3 3,3%
Rokok Jumlah 90 100%
Kretek 2 90,3 Ikan
8 % Sering 28 31,1%
Vape 3 9,7% Kadang-Kadang 52 57,8%
Jumlah 3 100% Jarang 10 11,1%
Jumlah 90 100%
1

Dari Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa


Dari Tabel 2 diatas menunjukan bahwa
responden sering mengkonsumsi buah
hampir seluruh responden tidak berperilaku
sebanyak 44 orang (48,9%) responden juga
merokok yaitu 59 orang (65,6%). Umur
sering mengkonsumsi sayur sebanyak 67
merokok responden paling muda pada saat
orang (74,5%) dan responden kadang-
berumur 14 tahun dan paling tua berumur 30
kadang mengkonsumsi ikan sebanyak 52
tahun dan responden pertama kali merokok
orang (57,8%).
paling banyak pada saat umur 14-18 tahun
20 orang (58,8%) dengan rata-rata berumur Tabel 4. Distribusi Frekuensi Menurut
19 tahun . Jumlah rokok yang dikonsumsi Variabel Aktivitas Fisik di Kelurahan
responden perhari paling banyak 5-8 batang Belawan Bahari Kecamatan Medan
9 orang (32,2%) dan 9-12 batang 9 orang Belawan Tahun 2019
(32,2%) dengan rata-rata 9 batang. Jenis
No Variabel N %
rokok yang paling sering digunakan adalah Aktivitas Fisik
kretek sebanyak 28 orang (90,3%) 1 Sedang 68 75,6%
2 Berat 22 24,4%
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Menurut Jumlah 90 100%

Variabel Asupan di Kelurahan Belawan


Bahari Kecamatan Medan Belawan Dari Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa
Tahun 2019 hampir seluruh responden melakukan
aktivitas fisik dalam tingkat sedang wasta 8% 8% 8%
sebanyak 68 orang (75,6%), sedang Jumla 90 100 90 100 90 100

responden yang melakukan aktivitas fisik h % % %

berat sebanyak 22 orang (24,4%).


Dari Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa
responden yang bekerja sebagai wiraswasta
Tabel 5. Distribusi Frekuensi paling banyak mengkonsumsi buah, sayur,
Pekerjaan Dengan Asupan di Kelurahan dan ikan sebanyak 24 orang (26,8%).
Belawan Bahari Kecamatan Medan Sedangkan responden yang bekerja sebagai
Belawan Tahun 2019 pegawai, pensiunan dan supir yang paling
sedikit mengkonsumsi buah, sayur dan ikan
Varia Asu
2 orang (2,2%).
bel pan
Bu Say Ik Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pendidikan
ah ur an Dengan Asupan di Kelurahan Belawan
Jenis N % N % N %
Bahari Kecamatan Medan Belawan
Pekerj
Tahun 2019
aan
Guru 5 5,6 5 5,6 5 5,6
Variab Asu
% % %
el pan
Nelaya 21 23, 21 23, 21 23,
Bu Say Ik
n 3% 3% 3%
ah ur an
Pedaga 21 23, 21 23, 21 23,
Pendid N % N % N %
ng 3% 3% 3%
ikan
Pegaw 2 2,2 2 2,2 2 2,2
Terak
ai % % %
Pensiu 2 2,2 2 2,2 2 2,2 hir
SD 4 4,4 4 4,4 4 4,4
n % % %
PNS 10 11. 10 11. 10 11. % % %
SMP 17 18, 17 18, 17 18,
1% 1% 1%
Polisi 3 3,3 3 3,3 3 3,3 9% 9% 9%
SMA 54 60 54 60 54 60
% % %
Supir 2 2,2 2 2,2 2 2,2 % % %
Sarjana 15 16. 15 16. 15 16.
% % %
Wiras 24 26, 24 26, 24 26, 7% 7% 7%
Jumla 90 100 90 100 90 100 Dari Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa
h % % % responden yang berpendidikan SMA paling
banyak berperilaku merokok sebanyak 19

Dari Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa orang (61,3%) dan yang tidak merokok

responden yang berpendidikan SMA paling sebanyak 35 orang (%). Sedangkan

banyak mengkonsumsi buah, sayur, dan ikan responden yang berpendidikan SD

sebanyak 54 orang (60%). Sedangkan seluruhnya tidak berperilaku merokok.

responden yang berpendidikan SD yang Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan


paling sedikit mengkonsumsi buah, sayur Dengan Aktivitas Fisik Asupan di
dan ikan 4 orang (4,4%). Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pendidikan Medan Belawan Tahun 2019

Dengan Perilaku Merokok di Kelurahan


Variabel Aktivt Fisik
Belawan Bahari Kecamatan Medan
as
Belawan Tahun 2019 Bera Sedan
t g
Variabe Perila Merok Jenis N % N %
l ku ok Pekerjaa
Pendidi Merok Tidak
n
kan ok Guru 0 0% 5 7,4%
Terakhi Nelayan 12 54,5% 9 13,2
r %
N % N % Pedagang 3 13,7% 18 26,5
SD 0 0% 4 6,8 %
% Pegawai 0 0% 2 2,9%
SMP 8 25,8% 9 15,2 Pensiun 0 0% 2 2,9%
PNS 0 0% 10 14,7
%
SMA 19 61,3% 35 59,3 %
Polisi 0 0% 3 4,4%
% Supir 2 9,1% 0 0%
Sarjana 4 12,9% 11 18,7 Wiraswas 5 22,7% 19 28%
% ta
Jumlah 31 100% 59 100 Jumlah 22 100% 68 100
% %
Dari Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa pakar menganjurkan untuk mempertahankan
responden yang bekerja sebagai nelayan berat badan normal agar terhindar dari
sering melakukan aktivitas berat sebanyak berbagai penyakit tidak menular terkait gizi.
12 orang (54,5%). Sedang responden yang Kekurangan konsumsi sayur dan buah
bekerja sebagai wiraswasta sering sebagai sumber serat, vitamin dan mineral
melakukan aktivitas sedang sebanyak 19 dapat memicu terjadinya obesitas dan
orang (28%). kejadian penyakit tidak menular seperti
penyakit jantung dan pembuluh darah,
PEMBAHASAN
kanker kolon, diabetes, hipertensi dan
Salah satu ciri bangsa maju adalah stroke. Konsumsi sayuran dan buah-buahan
bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, yang cukup, merupakan salah satu indikator
kecerdasan, dan produktivitas kerja yang sederhana dari pola makan sehat dengan gizi
tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh seimbang.
keadaan gizi. Pola makan merupakan
A. Gambaran Pekerjaan dengan
perilaku paling penting yang dapat
Konsumsi Buah, Sayur dan Ikan
mempengaruhi keadaan gizi individu. Hal
pada Masyarakat Pesisir di
ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas
Daerah Belawan Bahari.
makanan dan minuman yang dikonsumsi
akan berpengaruh terhadap asupan zat-zat Status sosial ekonomi keluarga meliputi
gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan pendapatan seseorang dan pekerjaan
individu dan masyarakat. Sebagai acuan seseorang. Keadaan ekonomi keluarga
konsumsi makanan dan minuman yang baik relatif mudah diukur dan berpengaruh besar
bagi penduduk di Indonesia ada di PGS pada konsumsi pangan hal ini disebabkan
(Pedoman Gizi Seimbang) dan hampir di penduduk miskin menggunakan sebagian
semua negara sudah memilikinya. PGS besar pendapatannya untuk memenuhi
bertujuan untuk menyediakan pedoman kebutuhan makan (Farida B, Dkk,2004:71).
makan dan berperilaku sehat bagi seluruh Sedangkan pekerjaan seseorang juga sangat
lapisan masyarakat berdasarkan prinsip berpengaruh terhadap pendapatannya
konsumsi aneka ragam pangan, perilaku sehingga berpengaruh juga terhadap status
hidup bersih, aktivitas fisik dan sosial ekonomi orang tersebut. Hasil dari
mempertahankan berat badan normal. Para penelitian adalah status sosial pekerjaan
seseorang sangat berpengaruh terhadap makhluk tertentu atau benda tertentu yang
konsumsi ikan, sayur, dan buah seseorang tidak boleh disentuh atau dimakan. Pada
dikarenakan pendapatan dan pekerjaan beberapa kelompok penduduk di Indonesia
memang berpengaruh besar terhadap masih ada yang percaya pada tahyul atau hal
konsumsi pangan masyarakat. Semakin tabu tentang makanan sehingga masyarakat
tinggi status sosial masyarakat, semakin masih beranggapan bahwa beberapa
tinggi pula konsumsi pangan masyarakat makanan tidak boleh dikonsumsi padahal
tersebut. tidak ada alasan yang jelas dan hal ini dapat
merugikan kesehatan tubuh manusia.
Berdasarkan hasil dari wawancara
Mereka beranggapan bahwa mengkonsumsi
dengan responden menyatakan bahwa
ikan dapat menyebabkan cacingan padahal
pekerjaan sebagai wiraswastawan memiliki
makan ikan dapat merupakan sumber
tingkat yang paling tinggi dalam
protein hewani yang baik untuk dikonsumsi
mengkonsumsi pangan berupa buah, sayur
oleh tubuh, Hasil dari penelitian adalah tabu
dan juga ikan yang berjumlah 24 responden
berpengaruh terhadap konsumsi ikan, sayur,
(26.8%) hal ini dikarenakan kondisi
dan buah berdasarkan hasil wawancara
perekonomian dari seorang wirausahaan
dengan responden hal ini dikarenakan warga
lebih baik dari padi kondisi perekonomian
dari Belawan Bahari masih memegang teguh
dari pekerjaan lainnya. Sementara pekerjaan
keyakinan adat atau tradisinya. Padahal hal
dengan intensitas konsumsi yang paling
yang semacam itu belum tentu benar adanya
rendah adalah seorang pregawai 2 responden
karena ikan, sayur, dan buah mengandung
(2,2%), pensiunan 2 responden (2,2%), dan
kandungan gizi yang sangat diperlukan oleh
juga pekerjaan supir yaitu hanya 2
tubuh manusia.
responden (2,2%) dan disusul oleh pekerjaan
guru yaitu 5 responden (5,6%). Hal ini B. Gambaran Tingkat Pendidikan
terjadi karena masyarakat yang mengemban dengan Frekuensi Mengkonsumsi
pekerjaan tersebut masih memiliki Asupan Buah, Sayur maupun
pemikiran yang tabu akan hal tersebut. Ikan.

Menurut Suhardjo (1989:192) tabu Pengetahuan gizi adalah pemahaman


berasal dari bahasa Polynesia yang berarti seseorang tentang ilmu gizi, zat gizi, serta
suatu larangan yang ditujukan terhadap interaksi zat gizi terhadap status gizi dan
kesehatan. Pengetahuan tentang makanan mahasiswa gizi (63%) dibandingkan dengan
yang sehat menjadi faktor yang penting mahasiswa jurusan lain. Pendidikan
dalam pemilihan makanan karena mengenai gizi penting diketahui dalam
merupakan salah satu faktor untuk perilaku mewujudkan perilaku memilih makanan
makan yang sehat. Kurangnya pengetahuan sehat khususnya konsumsi buah dan sayur.
tentang gizi akan menyebabkan seseorang Pengetahuan gizi merupakan modal utama
salah memilih makanan sehingga akan sesorang dalam pemilihan makanan.
menurunkan konsumsi makanan sehat dan
Hal ini menunjukan bahwa semakin baik
berdampak pada masalah gizi. Hal ini sangat
pengetahuan gizi seseorang, maka semakin
berhubungan erat dengan pendidikan
baik pula perilaku konsumsi buah dan sayur
terakhir seseorang.
orang tersebut. Upaya peningkatan
Berdasarkan table dapat diihat bahwa pengetahuan gizi sesorang dapat dilakukan
banyaknya frekuensi mengkonsumsi gizi melalui pemberian penyuluhan, melalui
seimbang yang datang dari responden media massa, elektronik, buku, permainan,
dengan pendidikan terakhir SMA yaitu dan kerabatan dekat. Peningkatan
sebanyak 54 responden (60%), disusul pengetahuan gizi tentang konsumsi buah dan
dengan responden berpendidikan sarjana sayur pada remaja diharapkan dapat
yaitu sebesar 15 responden (16,7%), meningkatkan pengetahuan dan perilaku
pendidikan terakhir SMP sebanyak 17 konsumsi buah dan sayur yang lebih baik.
responden (18,9%) dan pendidikan terakhir
SD sebanyak 4 responden (4,4%). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian lain
yang menyebutkan bahwa terdapat
C. Gambaran Pendidikan Terakhir
hubungan yang signifikan antara
dengan Perilaku Merokok
pengetahuan gizi dengan perilaku konsumsi
Masyarakat Pesisir di Daerah
buah dan sayur. Pengetahuan tentang nilai
Belawan Bahari Kecamatan
gizi dapat mempengaruhi konsumsi buah
Medan Belawan.
dan sayur sesorang. Hasil serupa juga
didapatkan oleh penelitian lain yang Pendidikan secara umum adalah usaha
menemukan bahwa frekuensi konsumsi buah sadar dan terencana untuk mewujudkan
dan sayur lebih besar terdapat pada suasana belajar dan proses pembelajaran
untuk peserta didik agar secara aktif beragam disetiap negara karena dipengaruhi
mengembangkan potensi dirinya untuk oleh tingkat pendidikan dan masih kurang
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, luasnya kampanye kesehatan. Responden
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dalam penelitian ini yang memiliki tingkat
akhlak mulia, serta keterampilan yang pendidikan yang baik namun memiliki
diperlukan dirinya dan masyarakat. Peneliti perilaku merokok yang kurang baik
mengkategorikan pendidikan terakhir dipengaruhi oleh perilaku merokok yang
menjadi empat kategori yaitu SD, SMP, sudah menjadi kebiasaan responden. Hasil
SMA, dan Sarjana. Penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Sirait,dkk
menunjukkan bahwasanya responden yang menunjukkan bahwa disamping
berpendidikan SMA paling banyak pengetahuan yang kurang, juga karena
berperilaku merokok sebanyak 19 orang pengaruh adiksi dari nikotin yang terdapat
(61,3%) dan yang tidak merokok sebanyak pada rokok.
35 orang (%), SMP sebanyak 8 orang
D. Gambaran Jenis Pekerjaan
(25,8%) yang memiliki perilaku merokok,
terhadap Aktivitas Fisik
pendidikan terakhir Sarjana dari 15
Masyarakat Pesisir di Daerah
responden terdapat 4 responden (12,9%)
Belawan Bahari.
memiliki perilaku merokok yang aktif
Sedangkan responden yang berpendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
SD seluruhnya tidak berperilaku merokok. dilakukan dapat diketahui bahwasanya
masyarakat pesisir Belawan bahari sangat
Maka dapat disimpulkan dari penelitian
jarang melakukan aktivitas fisik yang berat.
ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan
Dari 7 jenis pekerjaan yang telah terdata
responden yang baik tidak berbanding lurus
hanya masyarakat yang memiliki pekerjaan
dengan perilaku merokok. Hal ini
sebagai Nelayan sebanyak 12 responden,
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang
Pedagang sebanyak 3 responden, supir
baik tidak selalu mengubah perilaku, akan
sebanyak 2 responden dan juga Wiraswasta
tetapi merupakan kumpulan hal yang positif
sebanyak 5 responden yang melakukan
antara perubahan perilaku dan variabel-
aktivitas fisik berintensi berat. Hal ini
variabel lainnya yang dapat mendukung
dikarenakan tuntutan dari pekerjaan yang
perubahan perilaku. Tingkat pengetahuan
berat, seperti nelayan yang harus
seorang perokok mengenai dampak merokok
mengangkat jala, tong berisi tangkapan ikan pentingnya aktivitas yang dilakukan setiap
dan lainnya, serta wiraswasta dan juga hari untuk mecapai kesehatan tubuh sudah
pedagan yang harus mengangkat dan cukup baik dan terpenuhi. Dari penelitian ini
menyusun barang dagangannya, dan juga juga dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan
supir yang harus berpergian dari pagi pagi tidak mempengaruhi kesadaran masyarakat
hingga malam dengan membawa mobil akan penting nya beraktivitas fisik dengan
angkutannya. intensitas sedang. Namun hal ini berbanding
terbalik dengan aktivitas fisik berintensitas
Sementara untuk melakukan intensitas
berat, yang dipengaruhi oleh tipe pekerjaan
sedang setiap harinya masyarakat belawan
yang sebagian besar dilakukan di luar
sudah mulai memenuhi hal tersebut, baik
ruangan. Dapat kita lihat bahwasanya area
seperti berjalan pagi, belari, bersepeda,
pekerjaan sangat mempengaruhi aktivitas
berjalan saat ingin berbelanja dipasar
fisik berintensitas berat, karena tidak adanya
maupun hanya sekedar mengunjungi rumah
responden yang bekerja di dalam ruangan
tetangganya saja. Hal ini terlihat dari Tabel
yang melakukan aktifitas fisik berat.
8 dimana tdari ketujuh jenis pekerjaan hanya
responden berpekerjaan sebagai supir saja penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang tidak melakukan aktivitas fisik sedang yang dilakukan pada PNS di Kantor Dinas
dalam kegiatan sehari – harinya, intensitas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, yang
aktivitas fisik sedang paling tinggi dilakukan menyatakan tidak adanya hubungan antara
oleh responden berperkerjaan sebagai aktifitas fisik dengan status gizi, dimana
wiraswasta yaitu sebanyak 19 responden, dalam penelitian tersebut sebagian besar
disusul oleh responden berpekerjaan sebagai responden yang bekerja didalam ruangan
pedagang yaitu sebanyak 18 responden, PNS cenderung melakukan aktifitas fisik yang
sebanyak 10 responden, Nelayan sebanyak 9 ringan dan juga sedang.
responden, guru sebanyak 5 responden,
KESIMPULAN
polisi sebanyak 3 responden, dan terakhir
pegawai dan pensiunan dengan jumlah Dari hasil penelitian yang dilakukan
masing masing 2 responden. di Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan
Medan Belawan dengan responden sebanyak
Maka dapat kita lihat bahwasanya
90 orang menunjukkan bahwa pendidikan
kesadaran masyarakat belawan terhadap
terakhir SMA/SMK sebanyak 54 orang,
pekerjaan paling banyak sebagai wiraswasta hanya wiraswasta saja tapi seluruh
sebanyak 24 orang dan suku terbanyak masyarakat.
adalah batak 33 orang. Hampir seluruh
 Diharapkan masyarakat berhentinya
responden tidak merokok (59 orang) dan
perilku merokok masyarakat
jumlah rokok yang palinng banyak
Belawan Bahari, sehingga
dikonsumsi adalah sebanyak 9-12 batang (9
meminimalisir kemungkinan
orang). Berdasarkan hasil wawancara
terserang penyakit tidak menular.
menyatakan bahwa wiraswastawan memiliki
tingkat yang paling tinggi. Dilihat dari  Diharapkan masyarakat Belawan
tingkat pendidikan dengan frekuensi Bahari selalu melakukan aktivitas
mengkonsumsi asupan buah, sayur maupun fisik sebagaimana sebelumnya.
ikan yang tinggi datang dari responden
 Setelah dilakukannya penelitian
dengan pendidikan terakhir SMA. Dari
diharapkan adanya peningkatan
penelitian diketahui bahwa gambaran
kualitas asupan gizi pada masyarakat
pendidikan terakhir dengan perilaku
bahari.
merokok tidak berbanding lurus. Penelitian
menunjukkan responden berpendidikan REFERENSI
SMA merokok sebanyak 19 orang,
1. Suhardjo, 1989. Sosio Budaya Gizi.
sedangkan responden berpendidikan terakhir
Pusat Antar Universitas Pangan dan
SD seluruhnya tidak merokok. Kesadaran
Gizi IPB, Bogor.
masyarakat belawan terhadap pentingnya
2. Sartika RAD. Pengaruh Pendidikan
aktivitas yang dilakukan setiap hari untuk
Gizi terhadap Pengetahuan dan
mencapai kesehatan tubuh sudah cukup baik
Perilaku Konsumsi Serat pada Siswa.
dan terpenuhi.
Jurnal Ilmu Pendidikan. 2011; 17(4):
SARAN 322- 330.
3. Khatima H, Jafar N, Salam A.
Setelah adanya penelitian diharapkan
Hubungan Perilaku dan Preferensi
masyarakat di Kelurahan Belawan Bahari
dengan Konsumsi Sayut dan Buah
Kecamatan Medan Belawan
Pada Remaja SMPN 1 Kesu di
 Rajin mengkonsumsi Buah-buahan, Kabupaten Toraja Utara. [Skripsi].
Sayur-sayuran, dan juga ikan bukan Makassar: Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat 10. Ningsih, T, S., Gambaran
Universitas Hasanuddin; 2015. Pengetahuan dan Perilaku Merokok
4. Irfan, Bahar B, Hendrayati. Pola Pada Penderita Hipertensi di RW 09
Konsumsi Sayur, Buah, dan Kelurahan Tugu Kecamatan
Aktivitas Sedentari Mahasiswa Cimanggis Kota Depok, Skripsi,
Obesitas di Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Keperawatan Program
[Skripsi]. Makassar: Program Studi Sarjana Reguler Universitas
Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Indonesia, Depok, 2012.
Masyarakat Universitas Hasanuddin; 11. Abadini, D. & Wuryaningsih, C. E.
2012. Determinan Aktivitas Fisik Orang
5. Farisa S. Hubungan Sikap, Dewasa Pekerja Kantoran di Jakarta
Pengetahuan, Ketersediaan, dan Tahun 2018. J. Promosi Kesehat.
Keterpaparan Media Massa dengan Indones. 14, 15–28 (2019).
Konsumsi Buah dan Sayur pada 12. Kurniadi, T .K. (2008).Kalau bisa
Siswa SMPN 8 Depok. [Skripsi]. sehat, kenapa harus sakit.Depok.
Depok: Program Studi Gizi Fakultas Puspa Swara
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia; 2012
6. Kistanto. N. 2008. Sistem Sosial
Budaya di Indonesia. Jurnal Kajian
Kebudayaan. Vol 3 No 2:7-9
7. BPS (Badan Pussat Statstik) Kota
Medan. Kecamatan Medan Belawan
dalam Angka-2012
8. Sirait, A, M, Pradono, Y., Toruan,
IL., Perilaku Merokok di Indonesia,
Buletin Penelitian Kesehatan,
Vol/No: 30(3), pp. 139-152, 2002.
9. Notoatmodjo, S., Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta, 2003.

Anda mungkin juga menyukai