Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan ( Undang-undang Kesehatan No 23. 1992 ).
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai
salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Fungsi utama perawat adalah membantu klien mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan. Intervensi keperawatan
dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi
keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa peran perawat sangatlah
penting dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Peran perawat yang utama meliputi pelaksanan layanan keperawatan (care
provider), pengelola (manager), pendidik (educator), dan peneliti (researcher). Terkait
dengan peran perawat sebagai pendidik, perawat dituntut mampu untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi perawat, peran, pendidikan kesehatan?
2. Bagaimana peran perawat dalam pendidikan kesehatan?
3. Bagaimana metode dalam pendidikan kesehatan?
4. Media apa saja yang digunakan dalam pendidikan kesehatan?
5. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan?
6. Apa contoh tindakan pendidikan kesehatan di Indonesia?

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi perawat, peran, serta pendidikan
kesehatan!
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang bagaimana peran perawat dalam
pendidikan kesehatan!
3. Mahasiswa mampu menjelaskan metode dalam pendidikan kesehatan!
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang media yang digunakan dalam pendidikan
kesehatan!
5. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan
kesehatan!
6. Mahasiswa mampu menyebutkan beberapa contoh tindakan pendidikan kesehatan
yang ada di Indonesia!
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
1. PERAWAT
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merawat atau memelihara.
Menurut International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang
yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara
bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.
Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan
(Harlley, 1997).
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan ( Undang-undang Kesehatan No 23. 1992 ).
Perawat Profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan
berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenagannya (Depkes
RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.0.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat,
dijelaskan bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat
baik di dalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
[ CITATION Avi17 \l 1057 ]
2. PERAN
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21). [ CITATION MAK16 \l 1057 ]
3. PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan adalah profesi yang mendidik masyarakat tentang
kesehatan wilayah didalam profesi ini meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan
fisik, kesehatan sosial, kesehatan emosional, kesehatan intelektual dan kesehatan
rohani.
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol dan memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk
individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan
perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan
kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang pengaruh menguntungkan secara
kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, mayarakat dan bangsa. Kesemuannya ini, dipersiapkan dalam rangka
mempermudah diterimannya secara suka rela perilaku yang akan meningkatkan dan
memelihara kesehatan.
Menurut Steward dikutip dari Effendi (1997), unsur program kesehatan dan
kedokteran yang didalamnya terkandung rencana untk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program
pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S,
memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain
itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social,
maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan
fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk
mempengaruhi, dan atau mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau
masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional,
pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dan atau
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003). [ CITATION Pen14 \l
1057 ]
B. PERANAN PERAWAT DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN
Peran perawat sebagai pendidik bagi pasien dan keluarga memberikan pendidikan
kesehatan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi 2 perubahan perilaku yang kondusif
dari pasien dan keluarga setelah dilakukan pendidikan kesehatan (Asmadi, 2008). Selain
itu, dari berbagai studi mencatat bahwa pasien yang dibekali informasi memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mematuhi rencana pengobatan medis dan mendapatkan
cara inovatif untuk mengatasi peyakit, menjadi lebih mampu mengatasi gejala penyakit,
kemungkinannya mengalami komplikasi lebih kecil. Untuk itu pendidikan kesehatan
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan pasien.
Tujuan pendidikan kesehatan agar pasien dan keluarga mengetahui tentang obat yang
diberikan, lingkungan yang baik, terapi dan latihan yang perlu untuk kesehatan pasien,
infomasi waktu kontrol ulang dan pelayanan di komunitas serta diet, mengurangi
insiden komplikasi penyakit, menurunkan kecemasan pasien dan keluarga sehingga
meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan
memungkinkan perawatan berkelanjutan setelah pasien pulang kerumah (Timby, 2009;
WHO, 2005).
Dalam sebuah penelitian di Iran oleh Mohammadi (2013) mengatakan bahwa
pendidikan pasien dilakukan secara parsial atau tidak tepat, sehingga sama sekali tidak
efektif dan menunjukkan bahwa perawat menghadapi beberapa kendala dalam
menjalankan perannya sebagai pendidik. Penelitian lain tentang pendidikan kesehatan
yang dilakukan di Iran, mengatakan penerapan pendidikan kesehatan dalam praktik
keperawatan seringkali merupakan intervensi keperawatan yang tidak dihargai
(Ghorbani, 2014). Mereka percaya bahwa pendidikan kesehatan merupakan prioritas
utama namun menempatkannya lebih rendah daripada tugas keperawatan lainnya 3
(Farahani, 2007). Kurangnya fasilitas dan pengetahuan tentang bagaimana menerapkan
pendidikan kepada pasien selalu disebut-sebut sebagai penghalang terhadap pendidikan
kesehatan (Farahani, 2007).
Dari penelitian lain oleh Sharif Nia (2012) di Iran menyatakan bahwa kenyataannya
kondisi pendidikan kesehatan dirumah sakit tidak bagus dan perawat percaya
pendidikan kesehatan bukan merupakan tugas mereka. Mereka meyakini bahwa fasilitas
rumah sakit tidak cukup dan waktu yang singkat merupakan penyebab terbesar dari
ketidakefektifan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan. Dari 240 perawat di Rumah
Sakit Universitas Urmia, lebih dari 73,6 % yang tidak menyadari pentingnya pendidikan
kesehatan dan menganggap pekerjaan mereka dalam memberikan pendidikan kesehatan
tidaklah penting. Sharif Nia (2012) mengatakan penghambat utama dari pendidikan
kesehatan yang berhubungan dengan situasi pekerjaan perawat adalah rendahnya
pengetahuan perawat mengenai pentingnya pendidikan kesehatan, perasaan dari
ketidakefektifan dari kualitas perawatan, kurangnya minat dari perawat untuk
berpartisipasi pada pendidikan pasien.
Menurut penelitian Mohammadi (2013), mengatakan bahwa kurangnya motivasi dan
sistem reward merupakan alasan penting dari ketidakberhasilan pendidikan pasien. Dari
hasil penelitiannya perawat menyampaikan bahwa mereka tidak memiliki motivasi yang
cukup untuk melaksanakan pendidikan kesehatan karena rumah sakit, hukuman lebih
banyak digunakan oleh kepala ruangan daripada reward. Kurangnya 4 Supervisi dan
bimbingan teknis dari kepala ruangan juga membuat perawat tidak tepat dalam
memberikan pendidikan kesehatan. Kepala ruangan memonitor segala aktivitas perawat
kecuali peran peran dalam pendidikan pendidikan pasien (Mohammadi, 2013). .
Lasmito (2009) mengatakan hanya seperlima dari 1500 perawat yang melakukan
persiapan dalam memberikan pendidikan kesehatan dan dengan hasil yang cukup
memuaskan. Dalam hasil penelitian Lasmito (2009) tentang motivasi perawat dalam
melakukan pendidikan kesehatan di Rumah Sakit di kota Semarang, menyatakan bahwa
pemenuhan kebutuhan informasi klien dalam hal pendidikan kesehatan merupakan salah
satu indikator kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit, semakin tinggi tingkat
keberhasilan pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat, maka semakin tinggi
kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit. Lasmito (2009) dalam penelitiannya juga
mengatakan bahwa belum ada standar atau format khusus mengenai pendokumentasian
pemberian pendidikan kesehatan bagi pasien, meskipun sebenarnya perawat
bertanggung jawab dalam melakukan perannya sebagai pendidik, namun fakta
menunjukkan bahwa hasilnya tidak memuaskan. Perawat hanya 5 menyampaikan
informasi mengenai jenis penyakit klien dan obat yang harus diminum, sesuai dengan
resep dokter.
Apabila pendidikan kesehatan tidak dilakukan dengan baik akan menimbulkan
dampak yang tidak baik pula pada pasien. Dampak yang terjadi ketika perawat tidak
memberikan pendidikan kesehatan yang baik akan menyebabkan lamanya hari rawat
dan meningkatnya angka kekambuhan pasien setelah berada di rumah (Nursalam &
Efendi, 2008). Pendidikan pasien diatur dalam keputusan bersama menteri kesehatan
dan kepala badan kepegawaian negara Nomor 733/Menkes/SKB/VI/2002 tentang
jabatan fungsional dan angka kreditnya. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa
pemberian pendidikan kesehatan pada pasien yang dilakukan perawat mendapat nilai
kredit point, dan nilai tersebut dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk kenaikan
jabatan fungsional atau pangkat perawat sehingga dapat memotivasi perawat dalam
melaksanakan pendidikan kesehatan pada pasien. [ CITATION UNI \l 1057 ]

C. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN


Beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan massa (Public) :
1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya
pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar
petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu
menggunakan metode ini. Bentuk daripada pendekatan ini, antara lain :
a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat di bantu penyelesaiannya. Akhirnya
klien tersebut akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan
penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b. Interview (Wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian daripada bimbingan dan
penyuluhan.Wawancara antarapetugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atu
belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah
atauy ang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian da kesadaran yang
kuat. Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan lain degan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan
tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok Besar
b. Kelompok Kecil
3. Metode Pendidikan Massa (Public)
Metode pendidikan (pendekatan) massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-
pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public. 
Dengan demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena
sasaran berpendidikan bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur,
jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya.
Pendekata ini biasanya biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi. Pada umumnya
bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung, biasanya dengan menggunakan
atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini antara lain:
 Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan.
 Tulisan-tulisan di majalah atau Koran tentang kesehatan.
 Bill board, yang di pasang dipinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya
tentang kesehatan. [ CITATION Rus \l 1057 ]

D. MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN


Ada beberapa bentuk media penyuluhan antara lain (Notoadmojo, 2012) :
a. Berdasarkan stimulasi indra
1. Alat bantu lihat (visual aid) yang berguna dalam membantu menstimulasi indra
penglihatan
2. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk
menstimulasi indra pendengar pada waktu penyampaian bahan
pendidikan/pengajaran
3. Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids)
b. Berdasarkan pembuatannya dan penggunaannya
1. Alat peraga atau media yang rumit, seperti film, film strip, slide, dan sebagainya
yang memerlukan listrik dan proyektor
2. Alat peraga sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan – bahan
setempat
c. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur media kesehatan
1. Media Cetak
a. Leaflet
Merupakan bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembaran yang
dilipat. Keuntungan menggunakan media ini antara lain : sasaran dapat
menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena mengurangi
kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat santai dan sangat
ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota
kelompok sasaran, sehingga bisa didiskusikan, dapat memberikan informasi
yang detail yang mana tidak diberikan secara lisan, mudah dibuat,
diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan dengan kelompok
sasaran Sementara itu ada beberapa kelemahan dari leaflet yaitu : tidak cocok
untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama dan mudah hilang,
leaflet akan menjadi percuma jika sasaran tidak diikutsertakan secara aktif,
serta perlu proses penggandaan yang baik. (Lucie, 2005)
b. Booklet
Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat bantu, sarana
dan sumber daya pendukungnya untuk 21 menyampaikan pesan harus
menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan. Menurut Kemm
dan Close dalam Aini (2010) booklet memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1.
Dapat dipelajari setiap saat, karena disain berbentuk buku. 2. Memuat
informasi relatif lebih banyak dibandingkan dengan poster.
Menurut Ewles dalam Aini (2010), media booklet memiliki keunggulan
sebagai berikut :
1. Klien dapat menyesuaikan dari belajar mandiri.
2. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai.
3. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman.
4. Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan.
5. Mengurangi kebutuhan mencatat.
6. Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah.
7. Awet
8. Daya tampung lebih luas
9. Dapat diarahkan pada segmen tertentu.

Manfaat booklet sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan adalah :

1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.


2. Membantu di dalam mengatasi banyak hambatan.
3. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
4. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain.
5. Mempermudah penyampaian bahasa pendidikan.
6. Mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan.
7. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan
akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.
8. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
c. Flyer (selembaran)
d. Flip chart (lembar balik) Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan
dalam bentuk buku di mana tiap lembar berisi gambar peragaan dan
lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan
dengan gambar. Keunggulan menggunakan media ini antara lain : mudah
dibawa, dapat dilipat maupun digulung, murah dan efisien, dan tidak perlu
peralatan yang rumit. Sedangkan kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk
sasaran yang berjumlah relatif besar, mudah robek dan tercabik. (Lucie,
2005)
e. Rubrik (tulisan – tulisan surat kabar), poster, dan foto
2. Media Elektronik
a. Video dan film strip
Keunggulan penyuluhan dengan media ini adalah dapat memberikan realita
yang mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, dapat
memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif untuk sasaran yang
jumlahnya relatif penting dapat diulang kembali, mudah digunakan dan tidak
memerlukan ruangan yang gelap. Sementara kelemahan media ini yaitu
memerlukan sambungan listrik, peralatannya beresiko untuk rusak, perlu
adanya kesesuaian antara kaset dengan alat pemutar, membutuhkan ahli
profesional agar gambar mempunyai makna dalam sisi artistik maupun
materi, serta membutuhkan banyak biaya. (Lucie, 2005)
b. Slide
Keunggulan media ini yaitu dapat memberikan berbagai realita walaupun
terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar, dan
pembuatannya relatif murah, serta peralatannya cukup ringkas dan mudah
digunakan. Sedangkan kelemahannya memerlukan sambungan listrik,
peralatannya beresiko mudah rusak dan memerlukan ruangan sedikit lebih
gelap. (Lucie, 2005)
3. Media Papan
[ CITATION htt \l 1057 ]

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN KESEHATAN


Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan dapat mencapai
sasaran (Saragih, 2010) yaitu :
1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.
2. Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
menerima informasi baru.
3. Adat Istiadat
Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai
sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang
yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan
penyampai informasi.
5. Ketersediaan waktu di masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan
F. CONTOH TINDAKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI INDONESIA
1.  Program menggarai sehat
Divisi kesehatan masyarakat menggarai melakukan kegiatan pelatihan untuk
mengelola sampah berbasis sadar lingkungan bersih. Nama programnya TOT
(Training of Trainec)
2. Pendidikan kesehatan untuk anak-anak sanggar dreamdelion
Untuk melatih anak-anak sedini mungkin untuk menerapkan gaya hidup sehat
bertempat di PAUD Manggarai. Materi yang disampaikan yaitu pentingnya mencuci
tangan dengan cara yang benar, cara menyikat gigi yang benar, dan kiat memilih
jajanan sehat
3.  GEMAS 2013 (Gerakan Manggarai Sehat)
Acara ini diantaranya:
 Senam jantung sehat untuk keluarga
  Pemeriksaan dan pengobatan gratis untuk masyarakat manggarai
Unilever Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan dan  kesejahteraan
masyarakat dengan memanfaatkan keunggulan “brand” dan misi sosialnya.
[ CITATION Pen14 \l 1057 ]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan ( Undang-undang Kesehatan No 23. 1992 ).
Fungsi utama perawat adalah membantu klien mencapai derajat kesehatan
yang optimal melalui layanan keperawatan. Intervensi keperawatan dilakukan
dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menyembuhkan,
serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.

B. SARAN
Peran perawat dalam pendidikan kesehatan masih belum optimal. Salah satu
diantaranya adalah kurang adanya kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya
mengenal nilai-nilai kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa langkah
dapat dilakukan oleh perawat salah satunya adalah dengan menyampaikan pada
masyarakat bahwa pendidikan kesehatan itu penting dengan berbagai metode
dan media agar masyarakat dapat menerima berbagai program kesehatan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
[ CITATION Avi17 \l 1057 ]
[ CITATION MAK16 \l 1057 ]
[ CITATION Pen14 \l 1057 ]
[ CITATION UNI \l 1057 ]
[ CITATION Rus \l 1057 ]
[ CITATION htt \l 1057 ]

Anda mungkin juga menyukai