Anda di halaman 1dari 8

Memijahkan Ikan Patin Dengan Cara Kawin Suntik

Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan komersil selain dari ikan mas, lele atau gurame.
Dikarenakan ikan patin tidak bisa atau sulit untuk memijah sendiri, maka hal itu dapat dilakukan dengan
sistem kawin suntik.
Prosesnya adalah sebagai berikut :
SELEKSI INDUKAN
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh ikan patin yang akan dijadikan indukan adalah :
 Berumur 2,5 tahun ke atas.
 Mempunyai bobot 2,5 kg.
 Sedang berada dalam masa produktif.
 Sebelum dipijahkan, induk harus dipelihara secara khusus di kolam indukan.
PROSES PENYUNTIKKAN
 Wadah yang akan digunakan sebagai tempat penyuntikkan dapat berupa karamba jaring
berukuran 2 x 1 x 0,5 meter.
 Hormon yang akan digunakan dalam proses ini adalah hormon gonadotropim yang diperoleh dari
ikan mas donor.
 Penyuntikkan hanya dilakukan terhadap induk betina saja.
 Penyuntikkan dilakukan sebanyak 2 kali dengan dosis yang berbeda untuk setiap suntikkan.
Penyuntikkan 1 :
Dilakukan pada siang hari ; dosisnya 1/3 bagian ; disuntikkan pada bagian punggung atas ; berguna
untuk mematangkan telur.
Penyuntikkan 2 :
Dilakukan pada malam hari ; dosisnya 2/3 bagian (ditambahkan HCG) ; disuntikkan pada bagian
punggung arah perut ; berguna untuk memisahkan telur yang menggumpal menjadi butiran.
PROSES PEMIJAHAN
 Perbandingan jumlah antara induk jantan dan induk betina yang akan dipijahkan adalah 3
jantan : 1 betina.
 Pemijahan akan terjadi dalam kurun waktu 10 jam pasca penyuntikkan yang ke 2.
 Setelah itu, induk betina diurut untuk mengeluarkan sel telurnya dan induk jantan diurut untuk
mengeluarkan sel spermanya.
 Sel telur dan sperma ditempatkan ke dalam sebuah wadah dan lalu diaduk dengan menggunakan
bulu.
 Sebelum dipindahkan ke dalam akuarium penetasan, cairan telur dan sperma harus diencerkan
dulu dengan bantuan larutan infus.
 Didalam akuarium penetasan, telur disebar secara merata dan airnya diberi larutan methaline
blue untuk melindungi telur dari serangan jamur.
PROSES PENDEDERAN
Dalam kurun waktu 9 jam setelah proses pemindahan telur ke dalam akuarium penetasan, telur harus
diperiksa untuk mengetahui mana yang akan menetas dan mana yang akan gagal menetas.
Telur yang akan menetas mempunyai warna bening dan telur yang akan gagal menetas mempunyai
warna putih susu.
Telur – telur ini akan menetas dalam kurun waktu 15 jam kemudian, dimana setelah menetas dan
menjadi larva, mereka harus segera dipindahkan ke dalam akuarium pendederan yang mampu
menampung 3.000 ekor larva.
Di dalam akuarium pendederan, suhu air harus selalu dijaga dikisaran 29 – 30 derajat C dengan maksud
agar nafsu makan larva ikan patin selalu terjaga. 1 hari pasca penetasan, larva dapat diberi makan 4 jam
sekali berupa artemia dan diberikan selama kurang lebih 7 hari.
Menginjak hari ke 8, pakannya benih dapat diganti dengan cacing sutera dan ketika umurnya sudah
mencapai 1 bulan pakannya ikan patin dapat diganti dengan pelet udang yang halus.
4 Kelebihan Inseminasi Buatan pada Ternak

Inseminasi buatan (artificial insemination) merupakan prosedur sederhana dan murah untuk
mengatasi masalah ketidaksuburan pada hewan.
Prosedur ini bisa pula dilakukan pada manusia untuk mengatasi permasalahan yang sama.
Inseminasi buatan dilakukan dengan memasukkan sperma secara artifisial ke saluran reproduksi
wanita (betina) agar terjadi pembuahan.
Inseminasi buatan telah mulai dirintis sejak tahun 1780 yang dilakukan pada anjing.
Lazanno Spalbanzani, seorang ilmuwan Italia, membuktikan bahwa pembuahan bisa dilakukan
lebih efektif dengan spermatozoa saja tanpa menyertakan semen (air mani).
Saat ini, inseminasi buatan telah menjadi salah satu teknik terbaik untuk melakukan meliorasi
genetik hewan ternak.
Inseminasi buatan dilakukan pada berbagai ternak seperti kerbau dan sapi. Teknik ini bermanfaat
untuk mendapatkan anakan dari pejantan yang berkualitas.
Inseminasi Buatan pada Ternak
Proses inseminasi buatan pada ternak melibatkan proses memasukkan semen pejantan pada
vagina sapi betina.
Teknik ini melibatkan penyisipan kateter steril yang berisi semen ke dalam vagina sapi betina.
Kateter kemudian diarahkan menuju rahim. Sebagian semen pejantan diinjeksikan ke dalam
uterus (rahim) sapi sedangkan sisanya dibiarkan berada di leher rahim (serviks).
Agar keberhasilan bisa ditingkatkan, waktu inseminasi harus disesuaikan dengan siklus kesuburan
sapi betina.

Kelebihan Inseminasi Buatan


Berikut adalah keunggulan inseminasi buatan pada ternak:
1. Peningkatan jumlah anakan
Pembuahan alami membutuhkan jumlah sperma melebihi yang seharusnya dibutuhkan.
Pada teknik inseminasi buatan, penggunaan sperma pejantan bisa diefektifkan sehingga dengan
seekor pejantan bisa membuahi banyak betina.
Dengan demikian, seorang peternak bisa mendapatkan banyak anakan yang memiliki sifat
unggulan pejantan yang menjadi donor sperma.
2. Hemat biaya dan lebih aman
Sperma dari seekor pejantan bisa dibekukan agar mampu disimpan dalam waktu lama.
Hal ini akan menghemat biaya dibandingkan harus memelihara pejantan langsung.
Sperma yang diawetkan juga mudah diangkut ke berbagai wilayah. Bandingkan dengan keharusan
mengangkut sapi pejantan ke berbagai tempat berlainan.
Semua kelebihan tersebut pada akhirnya akan menekan biaya serta meminimalkan resiko
kegagalan atau kecelakaan.
3. Mengurangi transmisi penyakit
Penularan penyakit kelamin sangat mungkin terjadi saat dilakukan kawin alami.
Patogen tertentu dapat ditransfer melalui semen pejantan ke betina. Resiko ini bisa dihindari
melalui prosedur inseminasi buatan.
Sebelum prosedur dilakukan, sperma dari pejantan harus melalui pemeriksaan untuk mendeteksi
potensi bahaya sekaligus memisahkan sperma berkualitas baik dengan yang buruk.
4. Peningkatan kualitas genetik
Karena sperma seekor pejantan cukup untuk membuahi ratusan betina, peternak bisa memilih
pejantan terbaik.
Hal ini tentu saja akan menjamin kualitas anakan yang akan menghasilkan susu atau daging
dengan kualitas terbaik.
Manfaat dan Kerugian Inseminasi Buatan
Teknik inseminasi buatan (IB) mungkin hanya ditujukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan saja seperti
yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani sebagai penemunya, apabila tidak dikenal manfaatnya sebagai
alat untuk mengendalikan penyakit dan untuk menaikkan mutu genetik ternak. IB banyak dimanfaatkan
untuk mencegah dan memberantas penyakit kelamin menular, seperti yang pernah dilakukan di Amerika
Serikat pada akhir abad ke-19. IB juga digunakan bangsa Rusia untuk menaikkan mutu ternak secara
upgrading.
Tetapi pada masa sekarang dan akan datang tampak bahwa IB merupakan teknik yang dianggap berhasil
dalam bidang pemuliaan ternak. Metode-metode praktis telah dilakukan, dan pelayanan untuk menaikkan
mutu sapi menguntungkan bagi para peternak. Peternak atau peternakan kecil dengan jumlah sapi betina
yang sedikit dapat meningkatkan mutu ternaknya menggunakan IB menggunakan semen pejantan berdaya
pembuahan sangat tinggi dan mutu genetik yang luar biasa dan juga peternak mau membayar lebih tinggi
hanya untuk mendapatkan inseminasi yang memuaskan tentunya dengan harapan anak yang didapatkan
berkualitas super.

Akan tetapi teknik IB ini mempunyai manfaat maupun kerugiannya, meskipun manfaat yang didapatkan
jauh lebih besar daripada kerugian yang ditimbulkannya.

Manfaat Inseminasi Buatan


Beberapa manfaat yang dapat dirasakan dalam penerapan IB ini adalah:
1. Inseminasi buatan (IB) sangat mempertinggi penggunaan pejantan-pejantan unggul. Daya guna seekor
pejantan yang secara genetik unggul dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
2. Bagi peternak-peternak kecil seperti umum ditemukan di Indonesia, penggunaan IB sangat menghemat
biaya disamping dapat menghindari bahaya dan menghemat tenaga pemeliharaan pejantan yang belum
tentu merupakan pejantan terbaik untuk diternakkan.
3. Pejantan-pejantan yang digunakan dalam IB telah dilakukan seleksi secara teliti dan ilmiah dari hasil
perkawinan betina-betina dengan pejantan unggul.
Dengan lebih banyak betina yang dilayaninya dan dari turunan-turunan hasil perkawinan ini dapat
lebih cepat diseleksi dan dipertahankan pejantan-pejantan unggul dan mengeliminir pejantan-
pejantan jelek.
4. Penularan penyakit dapat dicegah melalui IB, dengan hanya menggunakan pejantan-pejantan yang
sehat atau bebas dari penyakit, menghindari kontak kontak kelamin pada waktu perkawinan, dan
membubuhi antibiotika ke dalam semen sebelum dipakai.
IB merupakan cara terbaik mencegah penyebaran penyakit veneral dan penyakit menular lainnya
seperti Brucellosis, Vibriosis, Leptospirosis dan Trichomoniasis.
5. Karena hanya semen dengan fertilitas tinggi yang diberikan pada peternak, maka calving intervalnya
dapat diperpendek dan dapat menurunkan kasus repeat breeder (kawin berulang bagi betina).
6. Keuntungan lainnya adalah memungkinkan perkawinan antara ternak yang sangat berbeda ukurannya,
misalnya sapi Bali dapat dikawinkan dengan semen sapi Brangus, Simental maupun Limousin. IB juga
dapat memperpanjang waktu pemakaian pejantan-pejantan yang secara fisik tidak sanggup
berkopulasi secara normal. IB dapat menstimulir interese yang lebih tinggi dalam beternak dan praktik
manajemen yang lebih baik. IB juga sangat berguna untuk digunakan pada betina-betina yang berada
dalam keadaan estrus dan berovulasi tetapi tidak mau berdiri untuk dinaiki pejantan.
Kerugian Inseminasi Buatan
Selain manfaat dari IB ini sangat banyak terutama dalam meningkatkan mutu hasil ternak, akan tetapi
harus juga diperhatikan kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh teknik IB ini. Kerugian-kerugiannya
adalah:
1. Pelaksana yang terlatih baik dan terampil diperlukan dalam mengawasi atau melaksanakan
penampungan, penilaian, pengenceran, pembekuan dan pengangkutan semen dan inseminasi pada
ternak betina untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit kelamin menular yang dapat menjangkiti
kelompok-kelompok ternak.
2. Kemungkinan besar IB dapat menjadi alat penyebar abnormalitas genetic seperti pada sapi,
diantaranya cystic ovary, konformasi tubuh yang buruk terutama pada kaki-kakinya, dan kekurangan
libido. Belum banyak penelitian tentang meningkatnya kejadian cystic ovary pada sapi perah yang
sebagian besar disebabkan oleh penggunaan IB secara meluas.
3. Apabila persediaan pejantan unggul sangat terbatas, peternak tidak dapat memilih pejantan yang
dikehendaki untuk mengikuti program peternakan yang diingininya. Dengan penggunaan seekor
pejantan secara terus-menerus, kemungkinan besar akan terjadi “inbreeding” yang merugikan.
4. IB masih diragukan manfaatnya dalam mengatasi semua infeksi atau abnormalitas saluran kelamin
betina, kalaupun ada, jarang terjadi.
5. Inseminasi intrauterine pada sapi yang bunting dapat menyebabkan abortus.
6. IB tidak dapat digunakan dengan baik pada semua jenis hewan. Pada beberapa spesies masih harus
dilakukan penelitian sebelum IB dapat dipakai secara praktis.
Informasi Mengenai Tahapan dan Proses Bayi
Tabung

Tahapan dan proses bayi tabung sepertinya merupakan sebuah tambahan ilmu yang menarik
yang perlu kita ketahui dan pelajari. Mungkin hampir semua kita tahu bahwa bayi tabung
adalah bayi hasil dari pembuahan sel telur dan sel sperma yang dilakukan di luar tubuh atau
lebih tepatnya dilakukan di dalam tabung – dari situlah nama bayi tabung berasal. Mungkin
hanya sebatas itu pengetahuan kita. Nah, bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh
mengenai tahap-tahap serta proses bayi tabung ini, silahkan simak ulasan di bawah ini.
Yang Perlu Kita Ketahui Tentang Tahapan dan Proses Bayi Tabung

Proses bayi tabung dilakukan dengan menggunakan teknologi


IVF atau in vitro fertilization yaitu pembuahan sel telur oleh sperma yang dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan media atau alat berupa tabung kaca. Hasil pembuahan
tersebut yang merupakan bakal bayi kemudian ditempatkan kembali ke dalam rahim sang ibu.
Berikut beberapa tahap dasar yang perlu kita ketahui mengenai proses bayi
tabung:
  Superovulasi
Pada tahap ini sang ibu biasanya diberi pergonal dan clomiphene dengan tujuan memicu
terbentuknya lebih banyak sel telur dalam 1 siklus menstruasi. Hal ini dimaksukdkan agar
jika terdapat lebih banyak sel telur yang dibuahi dan maka kemungkinan untuk
terbentuknya embrio menjadi lebih besar.
  Pengambilan Sel Telur
Sang calon ibu akan diberi H.C.G sebesar 5.000 unit apabila proses di atas sudah berhasil
yaitu sel telur sudah matang dan siap untuk diambil. Namun pengambilannya sendiri baru
dapat dilakukan  sekitar 33 hingga 36 jam kemudian.
  Pembuahan
Sel telur tersebut kemudian diinkubasi selama 2 sampai 24 jam di tempat yang sudah
disiapkan untuk pembuahan. Kemudian sekitar 100 ribu hingga 1 juta sel sperma yang
berkualitas baik dari sang calon ayah dimasukkan ke tempat sel telur tadi diinkubasi.
Proses pembuahan ini biasanya terjadi dalam waktu 1 hari atau 24 jam.
  Pembentukan bakal anak atau embrio serta Pemindahannya
Hasil pembuahan akan tetap disimpan di laboratorium. Baru setelah 2-3 hari kemudian
bakal anak tersebut dipindahkan ke rahim sang calon ibu.
Demikian informasi mengenai Tahapan dan Proses Bayi Tabung. Semoga bermanfaat.

Bayi Tabung dan Tahapannya


Anda mungkin sudah tidak asing mendengar kata bayi tabung. Entah anda mendengarnya dari
teman anda, rekan kerja, saudara anda atau mungkin dari bahan ledekan yang berasal dari televisi.
Ya semenjak teknologi bayi tabung ini masuk ke Indonesia pada tahun 1988 lalu, cukup banyak
orang yang kemudian ingin tahu seperti apakah bentuk bayi tabung sebenarnya. Apakah bayi
tersebut mendapatkan tempat khusus dalam sebuah tabung layaknya dalam film star trek dan
science fiction lainnya ataukah justru dikarenakan hal lain? Anda akan membahas segala Informasi
Bayi Tabung dan juga Tahapannya pada artikel kali ini.
Bayi tabung ini mempunyai nama lain yaitu In Vitro Vertilization dimana In Vitro sendiri berasal
dari bahasa latin yang berarti dalam sebuah gelas tabung dan Vertilization ini merupakan bahasa
Inggris yang berarti pembuahan. Secara singkat bayi tabung adalah pembuahan pada gelas tabung
namun secara umum, pengertian dari bayi tabung ini adalah seorang bayi yang didapatkan
melalui proses pembuahan antara sel sperma dan sel telur yang terjadi diluar tubuh dari sang
wanita dan dilakukan dalam sebuah wadah steril berbentuk seperti mangkuk / tabung. Nah cukup
unik bukan bayi tabung ini?
Program bayi tabung sendiri digunakan bagi para pasangan yang tidak kunjung mempunyai anak
kendati sudah berusaha terus menerus menggunakan cara yang normal. Nah pada bayi tabung ini
proses yang dijalankan terbilang cukup menguras tenaga dan juga biaya (sekitar 20-30 juta
rupiah / siklus), jadi hanya orang yang benar-benar siap saja yang bisa melakukan ini.

Berikut ini adalah Tahapan bayi tabung:


1. Persiapan, Konsultasi dan Cek Kesehatan
Hal pertama ini adalah Informasi Bayi Tabung yang sangat penting dan vital jadi jangan
sampai lanjut ke langkah ke selanjutnya sebelum anda membaca baik-baik langkah ini. Anda
harus mempersiapkan segala sesuatu seperti fisik yang sehat, mental yang penuh keyakinan,
dan juga dana yang memang anda siapkan untuk program yang terbilang tidak murah ini.
Anda bersama pasangan diwajibkan untuk berkonsultasi dan cek kesehatan pada dokter ahli
agar anda tahu seberapa baik persiapan dan juga kondisi tubuh anda saat ini, sehingga
nantinya proses bayi tabung bisa berjalan dengan lancar dan berhasil.
2. Saatnya melakukan proses perangsangan dan pengambilan sel telur
Setelah anda siap, barulah anda bisa melakukan program bayi tabung ini dan proses pertama
yang perlu anda jalani adalah perangsangan sel telur. Berbeda dengan kondisi normal, pada
proses ini sang wanita akan dirangsang untuk bisa menghasilkan sel telur yang lebih banyak
sehingga nantinya bisa dipilih sel telur yang terbaik untuk digabungkan bersama sel sperma
dalam pembuahan.
3. Pengambilan sperma dari sang suami
Untuk mengambil sperma dilakukan dengan menggunakan cara yang manual yaitu
Masturbasi. Nah berbeda dengan sel telur, pengambilan sperma tidak perlu menggunakan
metode tambahan untuk memperbanyak pengambilan karena secara standar sperma yang
dikeluarkan oleh seorang pria sudah cukup banyak.
4. Pembuahan dan Pengembangan Embrio
Setelah dipilih sel sperma dan sel telur terbaik maka saatnya menyatukan kedua bagian
tersebut dalam sebuah wadah steril yang berbentuk seperti tabung / mangkuk oleh dokter
spesialis. Jika berhasil terjadi pembuahan maka akan berkembang menjadi sesuatu yang
bernama embrio dan biasanya embrio ini akan dirawat beberapa saat sebelum akhirnya
dimasukkan kembali ke dalam rahim sang ibu. Ingat hanya embrio terbaik saja yang akan
dimasukkan ke dalam rahim dan sisanya akan disimpan sebagai cadangan apabila embrio
yang sebelumnya ternyata gagal tumbuh.

Perlu anda ingat, bahwa usia yang sangat ideal bagi sang wanita untuk melakukan program bayi
tabung adalah dibawah 30 tahun. Ini dikarenakan pada usia
tersebut masih terbilang subur dan tingkat keberhasilan bayi
tabung sendiri mencapai angka 40%. Nah diharapkan
Informasi Bayi Tabung yang singkat ini bisa memberikan anda
sedikit pencerahan bagi anda sebelum anda benar-benar
melakukan program bayi tabung. Intinya adalah persiapan jadi
siapkan diri anda sejak sekarang jika anda ingin menjalankan
program bayi tabung suatu saat nanti.

Asal-usul dan Pengertian


Bayi Tabung

Pengertian Bayi Tabung


Apa yang terbesit dipikiran kita ketika mendengar istilah bayi tabung? Bayi yang direndam di tabung? Sebenarnya istilah bayi tabung
ini sudah dikenal lama sejak dahulu. Bahkan, bayi tabung mulai populer di inggris sejak tahun 1978. Kala itu, bayi yang pertama kali
berhasil dilahirkan adalah louise brown.
Lalu apa  Pengertian Bayi Tabung itu sendiri? Maksud dari bayi tabung ialah bayi yang dilahirkan tanpa proses hubungan intim
antara laki-laki dan perempuan. Proses pembuahannya pun terjadi diluar rahim sehingga pembentuka embrio tidak terjadi secara
ilmiah melaikan dengan cara bantuan kedokteran. Pada umumnya, pembentukan embrio terjadi karena adanya hubungan inti antara
laki-laki dan perempuan. Lalu disana terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel telur di dalam rahim sang wanita. Setelah itu, baru
kemudian wanita tersebut bisa dikatakan hamil karena sudah mengandung embrio didalam rahimnya.

Sejarah bayi tabung


Berbeda dengan proses pembuahan biasa, cara kerja bayi tabung ini adalah membentuk sel embrio tanpa melalui proses hubungan
intim antara laki-laki dan perempuan. Sehingga seorang wanita dapat mengalami kehamilan tanpa melalui proses hubungan intim.
Itulah Pengertian Bayi Tabung secara umum. Hal ini sangat memungkinkan karena teknologi kesehatan dunia sudah memiliki
kemajuan yang pesat.
Pada awalnya, banyak pasangan Suami-Istri yang mempunyai gangguan kesuburan sehingga susah untuk mempunyai keturunan.
Sehingga munculah metode bayi tabung dengan tujuan mengatasi masalah para Suami-Istri tersebut. Sebelum program ini
ditemukan, proses inseminasi buatan yang menjadi obat dari masalah kesuburan. Proses inseminasi sendiri dilakukan dengan cara
menyemprotka. sel sperma laki-laki kedalam rahim dengan cara menyuntikannya menggunakan alat suntik. Dengan harapan sel
perma dapat bertemu dengan sel tekur. Namun, sayangnya tingkat keberhasilan dari proses ini sangatlah minim. Hanya 15% dari
keseluruhan praktek inseminasi yang berhasil.
Kesuksesan Program Bayi tabung perdana yang dilakukan secara konvensional oleh IVF, membuat Inggris disebut-sebut debagai
negara pencetus sejarah munculnya proses bayi tabung. Kala itu, dokter-dokter inggris telah berhasil melahirkan louise Brown
melalui proses bayi tabung. Kelahiran Louise Brown ternyata menarik banyak peminat dari berbagai negara-negara lainnya. Di
indonesia sendiri, bayi tabung pertama kali dipraktekan oleh RSAB Harapan Kita-Jakarta pada tahun 1987. Program Bayi tabung
tersebut berhasil melahirkan bayi  bernama Nugroho Karyanto, Nugroho dinobatkan anak indonesia pertama yang lahir melalui
proses Bayi tabung. Hingga sekarang, tercatat kurang lebih 300 anak yang telah dilahirkan melalui proses Bayi tabung di Indonesia.

Proses bayi tabung


Untuk melakukan proses bayi tabung, maka hal yang pertama kali harus dilakukan adalah mengambil sperma sang suami. Lalu,
sperma tersebut di tes apakah mengandung benih yang baik atau tidak. Setelah proses itu selesai, maka dilanjut dengan sang
perempuan. Dokter akan berusaha untuk mengambil sel ovum perempuan disaat sang perempuan tersebut mengalami masa
ovulasi.
Jika dokter sudah berhasil menemukansel terlu yang matang, maka sel telur itu dihisap dengan alat sejenis jarum suntik melalui
sayatan pada perut. Kemudian sel telur itu ditaruh didalam tabung kimia. Tabung yang berisi sel telur ini kemudian dibawa  kedalam
ruangan laboratorium. Laboratorium ini memmpunyai susuh yang sama dengan panas badan seorang wanita. Hal ini bertujuan agar
sel telur tetap hidup.

1. Pengertian Bayi Tabung di dalam (Di kandung istri sendiri).


Tahap selanjutnya dalam proses Bayi tabung adalah menetesi sel sperma yang diambil dari sang suami.  Setelah 24 jam, akan
dilihat apakah sel sperma memasuki sel telur atau tidak. Jika sel sperma berhasil memasuki sel telur, ini berarti proses berjalan
dengan baik. Selanjutnya penggabungan tersebut akan membuahkan embrio, embrio yang berumur 48 jam akan dimasukan
kedalam rahim sang istri. Kemudian sang istri akan mengandung dan hamil, hingga akhirnya pasangan yang bersangkutan
mendapatkan keturunan.
Secara kesuluruhan proses ini dibagi menjadi  3 tahap yaitu :
 Pengambilan sel telur
 Penempatan dan penggabungan sel telur dengan sel sperma didalam tabung
 Penempatan embrio kedalam rahim sang istri.
Proses ini dinamakan sebagai proses “Bayi Tabung di dalam”, karena hasil embrio dimasukan ke dalam rahim.

2. Pengertian Bayi Tabung Tumpangan (Di kandung oleh orang lain).


Cara ini dilakukan jika sang istri sudah tidak mampu menghidupi embrio didalam Rahimnya (tidak memungkinkan untuk melahirkan)
meskipun sang istri tidak mandul. Dalm hal ini pasangan tersebut bisa menumpangkan embrionya ke dalam rahim wanita lain.
Karena embrionya di kandung oleh orang lain, maka proses ini dosebut bayi tabung tumpangan.
Bila dilihat prosesnya tidak berbeda jauh dengan Bayi tabung dalam, hanya saja rahimnya yang berbeda. Tahap-tahapnya yaitu :
 Pengambilan sel telur dari sang istri
 Penempatan dan penggabungan sel telur dengan sel sperma didalam tabung
 Penempatan embrio kedalam rahim orang lain.
 
Ketua umum Ikatan Dokter Indonesia, Dr. Abdullah cholil M.Ph mengatakan bahwa dengan adanya proses bayi tabung tumpangan,
maka akan timbul adanya ibu-ibu komersial. Ibu-ibu ini menyediakan rahimnya bagi siapa saja yang ingin mempunyai keturunan
dengan cara proses bayi tabung. Lalu ibu-ibu komersial ini akan mendapat imbalan sebagai gantinya.
Demikian artikel mengenai Pengertian Bayi Tabung, mudah-mudahan dengan adanya artikel ini dapat menigkatkan wawasan anda.
Semoga bermanfaat.
Pengertian Bayi Tabung dan
Resikonya

Bayi tabung atau pembuahan in vitro


adalahsebuah tehnik pembuahan atau reproduksi
dimana sel telur (ovum) dibuahi diluar tubuh wanita.
Bayi tabung adalah suatu metode untuk mengatasi
masalah kesuburan (keturunan) dimana akan
dilakukan bila metode lainnya sudah tidak berhasil.
Adapun proses dari bayi tabung itu sendiri adalah
mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, yaitu
pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan
oleh sperma dilakukan dalam sebuah medium cair. 
 
Program bayi tabung adalah suatu tehnik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur
matang dan sperma diluar tubuh manusia ( In vitro fertilizition ). Tehnik ini sekarang menjadi semakin
diminati oleh pasangan yang sulit mempunyai keturunan. Meskipun memerlukan pengorbanan dan
biaya yang tidak sedikit. Sebelum melakukan program bayi tabung disarankan bagi pasangan suami
istri sebaiknya konsultasi ke dokter untuk memahami prosedur, peluang dan resiko mengenai program
ini. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan menambah kesiapan mental bagi pasangan suami istri.
 
Sedangkan peluang untuk hamil dalam program bayi tabung ditentukan oleh banyak faktor.
Diantaranya adalah usia wanita, cadangan sel telur, lamanya gangguan kesuburan yang di alami
pasangan, riwayat ada atau tidaknya kehamilan sebelumnya, derajat kelainan, sarana dan fasilitas
tehnologi laboratorium serta ilmu dan pengalaman dari tenaga medis dari rumah sakit yang akan
melakukan program bayi tabung itu sendiri. Tetapi dari semua itu faktor terpenting yang menentukan
kehamilan adalah usia wanita. Semakin tua usia wanita semakin sedikit pula peluang kehamilan atau
keberhasilan dari program itu.
 
Selain peluang kehamilan, ada juga beberapa faktor yang menjadi resiko dari bagi pasangan suami istri
yang akan menjalani program bayi tabung. Dan itu harus dihadapi apabila sudah menetapkan program
bayi tabung sebagai pilihan utama untuk mendapatkan keturunan. Resiko program bayi
tabung antara lain :
>> Resiko terjadinya stimulasi indung telur yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan cairan di
rongga perut yang menyebabkan keluhan berupa mual, kembung, muntah dan hilangnya selera makan.
Dengan pemantauan yang rutin akan menghindari resiko stimulasi yang berlebihan.
>> Resiko kehamilan kembar lebih dari dua akan meningkat akibat banyaknya embrio yang
dimasukkan ke rahim. Dan berakibat terjadinya resiko terjadinya persalinan prematur yang akan
memerlukan perawatan lebih lama. Untuk mengurangi resiko tersebut dengan mempertimbangkan usia
maka akan dilakukan pembatasan embrio yang akan dimasukkan ke rahim.
>> Resiko terjadinya pendarahan dan infeksi akibat pengambilan sel telur dengan jarum. Karena
kemungkinan jarum akan mengenai kandung kemih, usus dan pembuluh darah. Tetapi dengan
tehnologi USG hal itu bisa dihindari.  
>> Resiko mengalami keguguran dan kehamilan diluar kandungan. Dengan pemberian hormon dan
panduan tehnologi USG maka diharapkan hal itu tidak akan terjadi.
>> Resiko lainya adalah tentang biaya yang dikeluarkan, kelelahan fisik dan emosi dalam menyikapi
harapan dan kenyataan yang terjadi selama mengikuti program bayi tabung tersebut.
 
Dengan memahami tentang program bayi tabung diharapkan bagi pasangan suami istri yang akan
melakukan bayi tabung akan lebih siap dalam menghadapi kenyataan dan bila  kenyataan itu tidak
sesuai dengan harapan. Bagaimanapun anak adalah titipan dari Tuhan YME. Apabila sudah melakukan
berbagai usaha bahkan program bayi tabung pun sudah dilakukan tetapi belum juga diberi keturunan
maka bersabarlah, karena pasti ada hikmah dibalik itu semua.
PENGERTIAN BAYI TABUNG

Yang dimaksud dengan bayi tabung adalah bayi yang didapatkan dengan melalui proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim,
sehingga terjaidnya embrio tidak secara alamiah melainkan dengan bantuan ilmu kedokteran. Pada umumnya, embrio itu hanya bisa terjadi
bila seseorang pria mengadakan hubungan kelamin dengan seorang wanita. Dalam hubungan kelamin tersebut terjadi pertemuan antara
sperma (yang berawal dari pria) dengan sel telur (yang berasal dari wanita) di dalam tubuh si wanita. Dengan demikian wanita
bersangkutan dapat dikatakan sebagai wanita hamil. Jadi kehamilan seorang wanita haruslah didahului oleh hubungan kelamin dengan
seorang pria.
              Tetapi dengan diketemukannya proses bayi tabung, maka embrio dapat terjadi tanpa didahului oleh hubungan kelamin. Dengan
kata lain, seorang wanita dapat hamil tanpa melalui hubungan kelamin dengan seorang pria, bila si wanita tersebut menjalani proses bayi
tabung. Hal ini dimungkinkan karena teknologi kita di bidang kedokteran sudah sangat maju.
               Untuk menjalani suatu proses bayi tabung, maka yang pertama dilakukan adalah memberikan sperma di suami. Sperma tersebut
diperiksa apakah mengandung benih yang cukup atau tidak. Setelah pihak suami diperiksa, maka berikutnya giliran si istri. Dokter berusaha
menentukan dengan tepat saat ovulasi istri tersebut (yaitu saat bebasnya sel telur dari kandung telur), dan kemudian memeriksa apakah
terdapat sel telur yang masak atau tidak pada saat ovulasi tersebut. Saat ovulasi merupakan hal yang penting bagi seorang wanita, karena
pada saat ovulasi itulah ia menjalani masa subur. Artinya dalam masa itu sel telur telah masak dan bersedia menerima kedatangan sperma
untuk dibuahi.
               Bila pada ovulasi terdapat sel telur yang benar-benar masak maka sel telur itu dihisap dengan sejenis jarum suntik melalui
sayatan pada perut. Sel telur itu kemudian ditaruh di dalam suatu tabung kimia, dan tabung ini disimpan dalam laboratorium dengan diberi
suhu yang menyamai panas badan seorang wanita. Hal tersebut bertujuan agar sel telur tetap dapat hidup.

1. Bayi tabung yang di kandung oleh si istri sendiri

               Sel telur yang berada di dalam tabung itu kemudian ditetesi dengan sperma yang diambil dari si suami. Setelah 24 jam, maka
dapat dilihat reaksinya, yaitu sperma memasuki sel telur. Ini berarti bahwa pembuahan telah terjadi dengan baik, sehingga terbentuklah
embrio. Embrio ysng terbentuk itu dalam selang waktu 48 jam dimasukkan ke dalam rahim si istri yang telah dipersiapkan. Hal ini berakibat
si istri akan hamil, sehingga pada akhirnya suami istri yang bersangkutan akan memperoleh anak.
               Jadi untuk memperoleh anak melalui proses bayi tabung ditempuh 3 tahap yaitu :
- pengambilan sel telur dari wanita (si istri)
- penempatan sel telur bersamaan dengan sperma si suami dalam saatu tabung
- penempatan sel telur yang sudah dibuahi itu ke dalam kandungan (rahim) si istri

               Bayi tabung menurut proses yang demikian itu dapat dikatakan sebagai bayi tabung "di dalam" rahim, karena setelah sperma dan
sel telur bertemu di dalam tabung kimia maka embrio yang terbentuk itu diletakkan di dalam rahim istri.

2. bayi tabung yang dikandung oleh orang lain

                Doktor Abdullah Cholil, M.Ph (Ketua umum Ikatan Dokter Indonesia) mengatakan, bahwa dengan timbulnya proses bayi tabung,
maka akan timbul pula ibu-ibu komersial, yaitu ibu-ibu yang menyediakan rahimnya untuk tempat tumbuh benih-benih yang ditumbuhkan di
luar rahim. Yang dimaksud dengan hal ini adalah bahwa, benih-benih tersebut berasal dari sel telur serta sperma pria dan wanita lain.
Sehingga embrio yang terbentuk itu (yaitu yang terbentuk di dalam tabung) tidak dimasukkan ke dalam rahim si istri, melainkan dimasukkan
ke dalam rahim wanita lain. Jadi yang hamil dan melahirkan bayi tabung itu bukanlah istri si suami sendiri, tetapi istri orang lain atau wanita
lain yang bersedia untuk melakukan hal itu. bayi tabung yang demikian ini merupakan bayi tabung "di luar" rahim istri.
                Cara tersebut dilakukan bila si istri tidak mampu menghidupi embrio (janin) di dalam rahimnya (si istri tidak dimungkinkan untuk
hamil) meskipun sebenarnya ia tidak mandul. Maka dari itu suami istri yang bersangkutan dapat menumpangkan calon bayinya di dalam
rahim wanita lain. Karena calon bayi itu ditumpangkan pada orang lain, maka dapat pula disebut sebagai bayi tumpangan.
                Jadi timbulnya bayi tumpangan itu merupakan akibat dari adanya proses bayi tabung, yang untuk mendapatkannya juga
ditempuh 3 tahap yaitu :
- pengambilan sel telur dari si istri
- penempatan sel telur bersamaan dengan sperma si suami dalam suatu tabung
- penempatan sel telur yang sudah dibuahi itu ke dalam rahim wanita lain

                 Mengenai cara perolehan anak dengan melalui bantuan wanita lain ini (yang diatas disebut sebagai bayi tumpangan), ada suatu
cara lain yaitu yang disebut proses inseminasi buatan. Tetapi anak yang diperoleh      melalui proses inseminasi buatan adalah sangat
berbeda dengan melalui rahim wanita lain, tetapi caranya berbeda. Perbedaannya adalah bahwa pada proses bayi tumpangan yang
dibutuhkan selain sperma si suami juga sel telur si istri yang bila telah menjadi embrio dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Sedangkan
pada proses inseminasi buatan yang dibutuhkan hanyalah sperma si suami, yang kemudian sperma tersebut disuntikkan ke tubuh wanita
lain (wanita yang bukan istri sendiri), yang mempunyai rahim subur dan bersedia untuk melakukan hal itu. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat
ringkasan sebagai berikut :

- proses bayi tumpangan (gambar A)


- proses inseminasi buatan (gambar B)

                Hal-hal ini dikemukakan untuk lebih memperjelas mengenai


perolehan anak melalui proses bayi tabung. Oleh karena perolehan anak
melalui inseminasi buatan itu tanpa melalui suatu tabung kimia, maka hal
tersebut tidak termasuk di dalam pengertian bayi tabung, sehingga tidak akan
dibahas lebih jauh lagi.

Anda mungkin juga menyukai