GASTRITIS
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Preskripsi
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Farmasi B
Penyakit gastritis dapat menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis
kelamin. Beberapa survey menunjukkan bahwa gastritis paling sering
menyerang usia produktif. Pada usia produktif rentan terserang gejala gastritis
karena tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan
kesehatan serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor
lingkungan (Hartati, 2013).
Komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik. Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian
atas berupa hematemesis dan melena. Komplikasi ini dapat berakhir syok
hemoragik. Gastritis kronik komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna
bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia (Mansjoer, 2001).
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gastritis
2) Untuk mengetahui etiologi terjadinya penyakit gastritis
3) Untuk mendeskripsikan manifestasi klinik yang ditimbulkan dari gastritis
4) Untuk memaparkan patofisiologi terjadinya gastritis
5) Untuk menjelaskan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari
gastritis
6) Untuk menjelaskan pengobatan yang dilakukan pada penyakit gastritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi dan dapat
bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu
gastritis akut dan kronik. Gastritis akut dideskripsikan sebagai gastritis yang
muncul secara tiba-tiba, sedangkan bila tidak segera diobati dapat berkembang
menjadi kronis seiring dengan berjalannya waktu (Price dan Wilson, 2005).
1) Gastritis Akut
2) Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang bersifat menahun sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik
bervariasi. Merupakan gastritis karena adanya atrifi progresif pada epitel
kelenjar yang disertai hilangnya sel parietal dan chief cell. Hal ini
menyebabkan penurunan dari produksi asam klorida, pepsin dan faktor
intrinsik menurun. Dinding lambung menipis dan mukosa permukaannya
menjadi rata. Gastritis kronik diduga menjadi faktor predisposisi timbulnya
tukak lambung dan karsinoma. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga
perbedaan yaitu gastritis superfisial, gastritis atropi dan gastritis hipertropi
(Price dan Wilson, 2005).
a. Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta
perdarahan dan erosi mukosa
b. Gastritis atropi, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa.
Pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung,
serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan
jumlah sel parietal dan sel chief
c. Gastritis hipertropi, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul pada
mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik.
2.2 Etiologi
a. Gastritis akut
Penyebab gastritis akut lainnya adalah stres fisik dan makanan, minuman.
Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat dan refluks usus-
lambung. Hal ini disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada
saluran pencernaan sehingga menyebabkan gangguan pada produksi mukus
dan fungsi sel epitel lambung (Price dan Wilson, 2005).
b. Gastritis kronik
Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui, tetapi ada
dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik,
yaitu infeksi dan non infeksi (Muttaqin, 2011).
Gastritis infeksi
Beberapa peneliti menyebutkan bakteri Helicobacter pylori merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik. Infeksi Helicobacter pylori sering
terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak
dilakukan perawatan (Anderson, 2007).
Gastritis akibat kimia
Dihubungkan dengan kondisi refluk garam empedu kronis dan kontak
dengan OAINS atau Aspirin.
Gastropati uremik
Terjadi pada gagal ginjal kronis yang menyebabkan ureum terlalu banyak
beredar pada mukosa lambung dan gastritis sekunder dari terapi obat-
obatan.
Gastritis granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan dengan berbagai
penyakit, meliputi penyakit Crohn, Sarkoidosis, Wegener granulomatus,
penggunaan kokain, Isolated granulomatous gastritis, dan lain-lain
Gastritis limfositik
Sering disebut dengan collagenous gastritis dan injuri radiasi pada
lambung
2.4 Patofisiologi
a. Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada
pasien yang mengalami strees akan terjadi perangsangan saraf simpatis
NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam klorida
(HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan
anoreksia.Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan
menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan
mukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk
memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa
lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya
vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat enzim yang
memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah fundus. Vasodilitasi
mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia
juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena
kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat
penurunan sekresi mukus dapat berupa pengelupasan. Pengelupasan sel
mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu timbulnya pendarahan.
Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat
juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang
dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan (Price dan Wilson, 2000)
b. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory (H.
pylory) Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe
A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan
sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini
dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan
terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut
sebagai gastritis) mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung bawah
lambung dekat duodenum) ini dihubungkan dengan bakteri Pylory. Faktor
diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau obat-obatan dan
alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung
Senyawa antasida :
2. Magnesium Hidroksida dan Magnesium Trisilikat tidak larut dalam air dan
bekerja cukup cepat. Magnesium mempunyai efek laksativ dan bisa
menyebabkan diare.
1. Antasida DOEN
Dosis :
1
anak 6 – 12 tahun : – 1 tablet sehari 3 – 4 kali
2
Efek Samping : sembelit, diare, mual, muntah, dan gejala-gejala tersebut akan
hilang apabila pemakaian obat tersebut dihentikan. Alumunium hidroksida
memiliki efek samping susah buang air besar (konstipasi), namun magnesium
hidroksida efek samping nya mudah buang air besar, sehingga efek samping
seperti konstipasi tidak sampai terjadi pada pasien (ISO Vol 49).
Kontraindikasi : Gagal ginjal; gagal jantung; edema; dan sirosis hati (AHFS
drug information, 2008)
B. Antagonis Reseptor H2 (H2 Blocker)
1) Ranitidin
Dosis :
Mekanisme kerja : Ranitidin secara kompetitif memblock kerja histamin pada sel
parietal dan mengurangi sekresi asam lambung. (A-Z drug facts).
Interaksi :
Perhatian : Tidak di anjurkan untuk ibu hamil, ibu menyusui (A-Z drug facts).
Efek Samping : Diare, nyeri otot, pusing, reaksi kulit (Tjay, 2015).
2) Simetidin
Dosis :
Catatan: Dosis tinggi 1600 mg pada waktu tidur selama 4 minggu mungkin
bermanfaat untuk subpopulasi pasien dengan ulkus duodenum lebih besar (> 1 cm
yang didefinisikan secara endoskopi) yang juga perokok berat (DIH, ed 17)
Perhatian : Tidak di anjurkan untuk ibu hamil, ibu menyusui. (BNF 68 : 52)
Dosis : Ulkus gastrik Akut : 40mg per hari menjelang tidur. (DIH, ed 17)
Indikasi : Terapi perawatan dan perawatan jangka pendek untuk ulkus duodenum,
penyakit refluks gastroesofagus (GERD), tukak lambung jinak, pengobatan
kondisi hipersekresi patologis. Pengobatan perdarahan GI bagian atas; pencegahan
stress ulcers; sebelum anestesi untuk pencegahan aspirasi paru asam lambung (A-
Z Drug Fact).
Perhatian : Tidak di anjurkan untuk ibu hamil, ibu menyusui. (BNF 68 : 52)
4) Nizatidine
Dosis :
300 mg sebelum tidur malam atau 150 mg 2 kali sehari selama 4-8 minggu
pemeliharaan 150 mg sebelum tidur malam
Anak: tidak dianjurkan.
Mekanisme Kerja : Menghambat histamin pada reseptor H2, terutama pada sel
parietal gastrik, yang menyebabkan penghambatan sekresi asam lambung (A-Z
Drug Fact)
1) Omeprazole
Dosis :
Efek Samping : nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, vertigo, gatal-gatal, dan
mengantuk atau sukar tidur (Tjay, 2015)
2) Lansoprazole
Dosis :
Efek samping : Sakit kepala, diare, mual, sakit perut (A to Z Drug Facts)
D. Sukralfat
Dosis: Dewasa: P.O 1 g 4 kali sehari pada perut kosong (1 jam sebelum makan
dan menjelang tidur) selama 4 sampai 8 minggu.
Dosis pemeliharaan (hanya tablet): 1 g 2 kali sehari. (A to Z Drug Fact)
Indikasi: pengobatan jangka pendek ulkus duodenum; terapi pemeliharaan tukak
duodenum (A to Z drug fact)
Perhatian: hati-hati pada pasien penyakit ginjal, aluminium dapat diserap dan
menumpuk di ginjal (BNF61;54)
2.7 KIE
PENUTUP
2.8 Kesimpulan
3.2 Saran
- Pada saat maag kambuh, atasi dengan mengkonsumsi Antasida untuk
menetralisir asam lambung
- Berkonsultasi dengan apoteker untuk mendapatkan informasi yang jelas
- Bila sakit masih berlanjut, periksakan ke dokter untuk mendapatkan
pengobatan lainnya .
DAFTAR PUSTAKA
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna
Hirlan. 2009. Gastritis dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing
Tjay, Drs.Ton Hoan. 2015. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Efek
Sampingnya. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.