DALAM ANTACID
MUHAMMAD RIZKI 201510410311052 AYU I. ABDJULU` 201510410311084
FA R M ASI B
Pendahuluan
Menurut FI edisi IV, emulssi adalah system dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat
dipertahankan dengan menambahkan zat ketiga yang disebut dengan emulgator
(emulsifying agent). (FI IV : 6)
Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu komponen
dasar adalah pembentuk emulsi terdiri atas fase dispers (zat cair yang terbagi-bagi
menjadi butiran kecil ke dalam zat cair/air), fase continue (zat cair dalam emulsi yang
berfungsi sebagai bahan dasar dari emulsi tersebut). Emulgator (bagian dari emulsi untuk
menstabilkan emulsi) dan komponen tambahan adalah bahan tambahan yang
ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik seperti corigen
saporis, odoris, coloris, presekuative (pengawet), antioksidan.
Tipe emulsi berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal
ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1. Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air) adalah emulsi yang terdiri
dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air minyak, minyak sebagai fase internal
dan air sebagai fase eksternal.
2. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak) adalah emulsi yang terdiri
dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak, air sebagai fase internal dan minyak
sebagai fase eksternal.
Next....
Kelebihan dari sediaan emulsi yaitu dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur
menjadi dapat bersatu dan menjadi sediaan yang homogen, dapat menutupi rasa yang tidak enak pada obat.
Sedangkan kekurangan sediaan emulsi yaitu kurang praktis dan stabilitas rendah di bandingkan tablet,
takaran dosis kurang teliti.
Syarat sediaan emulsi yang baik harus :
• Stabil dan homogeny
• Fase dalam mempunyai ukuran partikel kecil dan sama besar mendekati ukuran partikel koloid.
• Tidak terjadi cracking atau creaming
• Warna, baud an rasa menarik
Persyaratan menurut Farmakope :
• Zat pengawet : emulsi sebaiknya mengandung pengawet yang cocok (FI III : 9)
• Penyimpanan : Kecuali dinyatakan lain, simpan dalam wadah tertutup baik, ditempat yang sejuk (FI III :
9)
• Penandaan : Pada etiket harus tertulis “Kocok Dahulu”.
Bahan & Metode
Bahan Kimia dan Pereaksi:
Media dehidrasi mikroba, agar kasein dari kedelai dan agar
Sabouraud dekstrosa diperoleh dari HiMedia, Mumbai. Larutan NaCl
0,9% yang digunakan untuk memanen mikroorganisme dari media diatas
diperoleh dari Merck Ltd. Aqua bidestillata digunakan untuk melarutkan
media dehidrasi dan untuk menyiapkan larutan NaCl 0,9%. Sampel
komersil Antasida, Sirup Batuk dan Larutan Opthalmik yang
menggunakan pengawet Sorbitol, Sodium Sitrat dan Benzalkonium
Klorida masing-masing dikumpulkan secara acak dari pasar lokal.
Next...
Mikroorganisme Penguji:
Bakteri gram negatif Escherichia coli ATCC-8739, dan
Pseudomonas aeruginosa ATCC-9027; Bakteri gram positif
Staphylococcus aureus ATCC6538; ragi Candida albicans ATCC-10231 dan
jamur Aspergillus niger ATCC-16404 digunakan sebagai mikroorganisme
penguji dalam uji efektivitas pengawet seperti yang ditentukan dalam
Pharmacope. Semua mikroba standar dikumpulkan dari American Type
Culture Collection (ATCC) yang diawetkan sebagai liofilisasi dan gliserol.
Next...
Penyiapan Media Mikroba:
Tujuan utama media mikroba adalah untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme yang cepat yang digunakan dalam uji efektivitas
pengawet. Media kasein dari kedelai digunakan untuk
perkembangbiakan bakteri, yang mengandung bahan; kasein dari
pankreas (15,0 g / l), peptik tepung kedelai (5,0 g / l), natrium klorida
(5,0 g / l) dan agar (15,0 g / l). Di sisi lain media Agar Sabouraud
desxtrose dari bahan; peptones (10,0 g / l), dekstrosa monohidrat (40,0
g / l) dan agar (15,0 g / l) digunakan untuk perkembangbiakan ragi dan
jamur. Media dehidrasi dilarutkan dalam aqua bidestillata dan pH
disesuaikan sesuai petunjuk pada wadah media dehidrasi. Media
disterilkan di autoklaf pada suhu 121oC dan 15 psi selama 15 menit.
Media steril diuji pertumbuhan untuk perkembangbiakan terbaik bagi
mikroba penguji.
Persiapan Inokulum &
Standarisasi
◦ Strain mikroba yang efektif dan sepenuhnya dicirikan diperlukan untuk
pengujian efektivitas antimikroba. Strain mikroba segar yang diawetkan pada
stok gliserol dihidupkan kembali dan kemudian dikultur pada kedelai agar
mencerna agar-agar pada pertumbuhan bakteri dan kemiringan desulfurana
Sabouraud pada pertumbuhan jamur.