Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA PADA MASA ORDE BARU

Makalah disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Pancasila


Prodi D-III Keperawatan
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Tahun Akademik 2019/2020

Disusun oleh :

Kelompok 2 / Tingkat I-B

1. Ratu Syifa Maftuuhah P3.73.20.1.19.066


2. Retno Afriyani P3.73.20.1.19.067
3. Ririn Antika P3.73.20.1.19.068
4. Rudi Ferdinan M P3.73.20.1.19.069
5. Saranita Ganescha Putri P3.73.20.1.19.070
Wagunu

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA III
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sudah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya Alam ciptaan-Nya.
Sholawat serta salam kita latunkan kepada teladan kita semua Nabi Muhammad Shallallahu
`alaihi Wa Sallam yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran agama
yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan judul “ Penggunaan EYD dan Tata Bahasa
dalam tulisan ilmiah ”. Selain itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang sudah membantu sampai makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata,kami sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk memperbaiki karya-karya
kami selanjutnya di waktu yang akan datang.

Bekasi, 23 Agustus 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................1

1.3 TUJUAN PENULISAN...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Pengertian EYD................................................................................................................3


2.2 Penggunaan EYD.............................................................................................................6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................16
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai


yang mendasari segala aspek kehidupan bermasyarakat rakyat Indonesia. Nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita, harapan, dan dambaan bangsa
Indonesia dengan visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang ber-Ketuhanan, ber-Kemanusiaan, ber-Persatuan, ber-Kerakyatan, dan
ber-Keadilan.

Jika kita berkaca pada zaman itu, upaya Presiden Soekarno tentang Pancasila,
diliputi oleh paradigma yang esensinya ialah menegakan stabilitas negara guna
mendukung rehabilitasi dan pembangunan ekonomi Indonesia. Istilah yang terkenal
pada saat itu ialah stabilitas politik yang dinamis diikuti dengan trilogi pembangunan.
Presiden Soekarno melakukan rekontruksi serta pemahaman yang menyeluruh
terhadap Pancasila sebagai dasar Negara dalam politik bernegara memalui P4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Hal ini tentu didasari atas
pengalaman era sebelumnya dan situasi baru yang dihadapi bangsa Indonesia.

Sejak tahun 1945, Pancasila sudah dijadikan ideologi bagi rakyat


maupun pemerintahan dalam kehidupan bernegara sampai pengambilan keputusan ba
gi pemerintahan. Pemerintahan yang terus berganti masa, tidak menjadikan pancasila
tergerus oleh zaman. Dari Indonesia merdeka, orde lama, orde baru, era
reformasi,hingga pemerintahan pada saat ini.Orde Baru merupakan pemerintahan
yang terlama dan terstabil. Stabil yang dimaksud yaitu dalam masa pemerintahan
tidak ada gejolak besar yang ditimbulkan terkecuali pada akhir masa pemerintahan.
Naik turunnya Indonesia pada masa tersebut menimbulkan beberapa anggapan yang
berbeda mengenai penerapan pancasila pada masa orde baru.Dari latar belakang diatas
maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang “Pancasila pada Masa
Pemerintahan Orde Baru”.

Dalam makalah ini penulis akan menjabarkan tentang Pancasila pada


masa pemerintahan orde baru dengan membandingkan beberapa kebijakan-kebijakan 
dan hidup kenegaraan dengan nilai-nilai pancasila.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana keadaan pancasila pada masa Orde Baru?
2. Apakah pancasila masih diterapkan pada masa Orde Baru?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui keadaan pancasila di zaman Orde Baru
2. Untuk mengetahui penerapan pancasila di zaman Orde Baru

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Pancasila adalah Dasar Negara yang ada di Indonesia, yang pertama kali
mengusulkan pancasila sebagai dasar negara adalah seorang proklamator yang
bernama Ir. Soekarno yang merupakan Presiden Republik Indonesia pertama kali.
Oleh sebab itu pancasila bisa dikatakan sebagai sumber dari segala sumber bagi
bangsa Indonesia, maka banyak kajian yang didapat dari kandungan pada setiap sila
yang ada pada pancasila. Pancasila merupakan suatu ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan pedoman dan rumusan kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila adalah ideologi
yang bisa bertahan dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi pada bangsa
Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila ialah

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Dengan demikian hal ini bisa menjadi ciri khas dari semua kegiatan ataupun
aktivitas dari sejarah bangsa yang sudah berhasil melewati masa dimana bangsa
Indonesia mengalami banyak kesulitan dari jaman dijajah oleh Spanyol, Belanda Dan
Japang sampai dengan Indonesia merdeka pada tahun 1945.

2.2 Pancasila Masa Orde Baru (1965-1998)

6
Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen. Semangat tersebut muncul berdasarkan
pengalaman sejarah dari pemerintahan sebelumnya yang telah menyimpang dari
Pancasila serta UUD 1945 demi kepentingan kekuasaan. Akan tetapi, yang terjadi
sebenarnya adalah tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada masa orde lama,
yaitu Pancasila tetap pada posisinya sebagai alat pembenar rezim otoritarian baru di
bawah Soeharto. Seperti rezim otoriter pada umumnya lainnya, ideologi sangat
diperlukan orde baru sebagai alat untuk membenarkan dan memperkuat
otoritarianisme negara. Sehingga Pancasila oleh rezim orde baru kemudian ditafsirkan
sedemikian rupa sehingga membenarkan dan memperkuat otoritarianisme negara.
Maka dari itu Pancasila perlu disosialisasikan sebagai doktrin komprehensif dalam
diri masyarakat Indonesia guna memberikan legitimasi atas segala tindakan
pemerintah yang berkuasa. dalam diri masyarakat Indonesia. Adapun dalam
pelaksanaannya upaya indroktinisasi tersebut dilakukan melalui berbagai cara, mulai
dari pengkultusan Pancasila sampai dengan Penataran P4.

Upaya pengkultusan terhadap pancasila dilakukan pemerintah orde baru guna


memperoleh kontrol sepenuhnya atas Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah orde baru
menempatkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai sesuatu yang keramat sehingga tidak
boleh diganggu gugat. Penafsiran dan  implementasi Pancasila sebagai ideologi
terbuka, serta UUD 1945 sebagai landasan konstitusi berada di tangan negara.
Pengkultusan Pancasila juga tercermin dari penetapan Hari Kesaktian Pancasila setiap
tanggal 1 Oktober sebagai peringatan atas kegagalan G 30 S/PKI dalam upayanya
menggantikan Pancasila dengan ideologi komunis.

Retorika mengenai persatuan kesatuan menyebabkan pemikiran bangsa


Indonesia yang sangat plural kemudian diseragamkan. Uniformitas menjadi hasil
konkrit dari kebijakan politik pembangunan yang unilateral. Gagasan mengenai
pluralisme tidak mendapatkan tempat untuk didiskusikan secara intensif. Sebagai
pucaknya, pada tahun 1985 seluruh organisasi sosial politik digiring oleh hukum
untuk menerima Pancasila sebagai satu-satunya dasar filosofis, sebagai asas tunggal
dan setiap warga negara yang mengabaikan Pancasila atau setiap organisasi sosial
yang menolak Pancasila sebagai asas tunggal akan dicap sebagai penghianat atau
penghasut. Dengan demikian, jelaslah bahwa Orde Baru tidak hanya memonopoli

7
kekuasaan, tetapi juga memonopoli kebenaran. Sikap politik  masyarakat yang kritis
dan berbeda pendapat dengan negara dalam prakteknya diperlakukan sebagai pelaku
tindak kriminal atau subversif.

Pada orde baru, pemerintah ingin melaksanakan Pancasila dan juga UUD 1945
secara murni serta konsekuen sebagai kritik kepada orde lama yang menyimpang dari
pancasila dengan melaksanakan program P4 (Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan
Pancasila)/Ekaprasetia Pancakarsa. Terlaksananya berdasarkan “supersemar” dan
TAP MPRS no. XXXVII/MPRS/1968 periode ini merupakan demokrasi pancasila,
sebab semua bentuk penyelenggaraan negara berlangsung atas dasar nilai-nilai
pancasila.

2.2.1 Sosialisasi Pancasila melalui Penataran P4

Pada era Orde Baru, selain dengan melakukan pengkultusan terhadap


Pancasila, pemerintah secara formal juga mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila
melalui TAP MPR NO II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4) di sekolah dan di masyarakat. Siswa, mahasiswa, organisasi sosial, dan
lembaga-lembaga negara diwajibkan untuk melaksanakan penataran P4. Tujuan dari
penataran P4 antara lain adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai
demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan
dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut
maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah
Orde Baru. Selain sosialisasi nilai Pancasila dan menerapkan nilai Pancasila dalam
kehidupan berbangsa, dalam kegiatan penataran juga disampaikan pemahaman
terhadap Undang- Undang Dasar 1945 dan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Pelaksanaan penataran P4 sendiri menjadi tanggung jawab dari Badan Penyelenggara
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7).

Ciri-ciri umum pada Masa Orde Baru

 Dengan mengutamakan musyawarah mufakat


 Dengan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
 Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan

8
 Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksankan hasil keputusan musyawarah
 Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
 Keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
nilai kebenaran dan keadilan

Akan tetapi cara melakukan pendidikan semacam itu, terutama bagi generasi
muda, berakibat fatal. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur, setelah dikemas dalam
penataran P4, ternyata justru mematikan hati nurani  generasi muda terhadap makna
dari nilai luhur Pancasila tersebut. Hal itu terutama disebabkan oleh karena
pendidikan yang doktriner tidak disertai dengan keteladanan yang benar. Setiap hari
para pemimpin berpidato dengan selalu mengucapkan kata-kata Pancasila dan
UUD1945, tetapi dalam kenyataannya masyarakat tahu bahwa kelakuan mereka jauh
dari apa yang mereka katakan. Perilaku itu justru semakin membuat persepsi yang
buruk bagi para pemimpin serta meredupnya Pancasila sebagai landasan hidup
bernegara, karena masyarakat menilai bahwa aturan dan norma hanya untuk orang
lain (rakyat) tetapi bukan atau tidak berlaku bagi para pemimpin. Atau dengan kata
lain Pancasila hanya digunakan sebagai slogan yang menunjukkan kesetiaan semu
terhadap pemerintah yang sedang berkuasa.

Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan juga ideologi
negara serta berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Namun implementasi
serta aplikasinya sangat mengecewakan. Beberapa tahun kemudian banyak kebijakan
yang dikeluarkan tidak sesuai jiwa Pancasila. Karena ditafsirkan sesuai kepentingan
pemerintah dan juga tertutup bagi tafsiran lain.

2.3 Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru

 Melaksanakan Pancasila dan juga UUD 1945 secara murni


 Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar serta ideologi negara
dan berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia
 Dalam pemerintahannya, presiden Soeharto melakukan banyak penyelewengan
dalam penerapan Pancasila, yaitu diterapkannya demokrasi sentralistik, demokrasi
yang berpusat di pemerintah, pelanggengan KKN sehingga dimasa ini banyak
pejabat negara yang korupsi. tidak hanya itu, negara Indonesia juga mengalami

9
krisis moneter sebabkan oleh keuangan negara yang tidak stabil dan juga banyaknya
hutang ke negara asing.

2.4 Penyimpangan pada Masa Orde Baru

1. Pancasila dijadikan sebagai alat untuk menguasai rakyat sehingga pemerintah Orde
Baru dapat melegitimasi kelanggengan masa jabatannya.
2. Pancasila sebagai sumber nilai dibuat seakan kabur (blurred) oleh banyaknya
praktik penyimpangan dan segala bentuk kebijakan yang belindung di balik fungsi
pokok Pancasila. Jadi siapapun yang menentang kebijakan tersebut dianggap telah
menentang Pancasila.
3. Penyimpangan terhadap asas kekeluagaan yang terkandung di dalam kelima sila
Pancasila, yakni Soeharto hanya mempercayakan orang-orang terdekatnya untuk
menguasai perusahaan besar negara dan pengelolaan sumber daya alam di
Indonesia hingga menjadi ajang praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN).
4. Soeharto memimpin negara dalam bentuk keotoritarian padahal Indonesia adalah
negara demokrasi yang mengutamakan rakyat, dari, untuk dan oleh rakyat.
5. Fungsi Pancasila digunakan sebagai alat meleburkan heterogenitas sehingga
membuat kelompok-kelompok minoritas tersingkir. Kemudian timbulah masalah
SARA oleh kelompok etnis Tionghoa yang berada di Indonesia.
6. Seluruh bentuk organisasi, sekolah-sekolah ataupun lembaga-lembaga pendidikan
lainnya harus menerapkan Pancasila. Padahal hal itu hanya bagian dari agenda
tersembunyi untuk melanggengkan pemerintahan Orde Baru pada masa itu.
Pancasila hanya sebagai indoktrinasi masal.
7. Penyimpangan Pancasila lainnya adalah stabilisasi Soeharto yang melarang adanya
kritikan-kritikan untuk menjatuhkan pemerintah. Kritikan tersebut dianggap
menggangu ketidakstabilan negara sehingga Soeharto sering melakukan kekuatan
militer bagi siapapun yang berani mengkritik pemerintah.
8. Berbeda dengan ciri-ciri demokrasi orde lama, dalam masa orde baru,
diterapkannya demokrasi sentralistik yaitu demokrasi yang berpusat pada
pemerintah, lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif dipegang kendalinya oleh
Presiden.

10
Sebab adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap Pancasila tersebut, timbulah
masalah-masalah yang berakibat dari penyimpangan itu, diantaranya adalah :

1. Merajalelanya praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)


2. Pembangunan yang tidak merata sebab terlalu fokus di daerah pusat
3. Kesenjangan pembangunan terjadi di beberapa daerah, salah satunya adalah Aceh
dan Papua
4. Timbulnya jenis jenis pelanggaran HAM
5. Kebebasan PERS sangat terbatas
6. Bertambahnya kesenjangan ekonomi (pendapatan) antara warga miskin dan kaya
7. Kebebasan masyrakat untuk berkumpul dan mengeluarkan pendapat tidak dipenuhi
8. Beberapa lembaga kenegaraan tidak befungsi semestinya
9. Pemilu hanya menjadi sarana untuk melanjutkan kekuaasaan Soeharto
10. Pemerintah ikut campur terhadap kekuasaan kehakiman, pengangkatan pejabat dan
elit politik
11. Memiliki sumber daya keuangan yang sangat besar
12. Munculah penindasan secara fisik, seperti pembunuhan orang di Timor-Timur,
Aceh, Irian Jaya dan kasus lainnya
13. Banyak kasus yang tidak menceminkan keadilan, salah satunya adalah kasus
Marsinah, kasus Kedung Ombo, kasus Jamsostek dan lainnya.

https://guruppkn.com/bentuk-penyimpangan-pancasila-pada-masa-orde-baru

http://blog.unnes.ac.id/yuliawati/2017/11/30/pelaksanaan-pancasila-pada-masa-orde-baru/

https://www.gurupendidikan.co.id/pelaksanaan-pancasila-pada-masa-orde-baru-serta/

11
12

Anda mungkin juga menyukai