Anda di halaman 1dari 14

  info@rsuppersahabatan.co.

id   (021) 22472222 (Ext IGD: 1)   Webmail  Pendaftaran Online


 Beranda
 Tentang Kami 
 Fasilitas & Pelayanan 
 Pendidikan & Penelitian 
 Publikasi 
 Hubungi Kami 
 Layanan Unggulan

PENGGUNAAN OBAT UNTUK IBU HAMIL


DAN MENYUSUI
 Home / Artikel /PENGGUNAAN OBAT UNTUK IBU HAMIL DAN MENYUSUI
PENGGUNAAN OBAT UNTUK IBU HAMIL
DAN MENYUSUI
 15 AUGUST 2018
 by: PUTRA HUMAS
PENGGUNAAN OBAT UNTUK IBU HAMIL DAN MENYUSUI
 
Instalasi Humas & Pemasaran bekerja sama dengan Instalasi Farmasimengadakan Kegiatan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan mengangkat topik: “Penggunaan Obat untuk Ibu
Hamil dan Menyusui”. Acara ini dilaksanakan di Klinik Kebidanan dengan narasumber Anah
Pujianti, S.si., Apt pada hari Rabu, 15 Agustus 2018, Pukul 09.00 s/d 09.30 WIB
Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang berada di Ruang Tunggu Klinik
Kebidanan. Dalam kegiatan PKRS ini, narasumber menjelaskan mengenai manfaat dan resiko obat
terhadap ibu hamil  dan janin, pilihlah obat yang manfaatnya bagi ibu hamil tinggi tapi resiko bagi
janin rendah.
Indeks  keamanan obat  pada ibu hamil menurut WHO :
- Golongan A : Proved Safe (terbukti)
- Golongan B : Not Proven Risk (tidak terbukti beresiko)
- Golongan C : Possible Risk (kemungkinan beresiko)
- Golongan D : Proven Risk (terbukti bberesiko)
- Golongan X : Do Not Use (jangan digunakan)
Pengobatan pada masa kehamilan :
- Obat hanya diresepkan pada ibu hamil jika manfaat untuk ibu lebih besar dan resiko pada janin
kecil
- Sedapat mungkin HINDARI SEGALA OBAT pada Trimester Pertama
- Bila harus minum obat, pilih yang paling aman, dosis efektif serendah mungkin, jangka waktu
sesingkat mungkin.
- Bila punya penyakit kronis, diskusi dengan dokter saat merencanakan kehamilan.
Pengobatan pada masa menyusui:
- Sedapat mungkin HINDARI OBAT pada saat menyusui atau HENTIKAN ASI jika obat harus
dilanjutkan
- Jika perlu obat, pilih yang paling aman, terutama obat-obat yang diijinkan untuk bayi
- Bila minum obat selama menyusui, bayi harus dipantau dengan teliti terhadap efek samping yang
mungkin terjadi
- Sebaiknya minum obat SEGERA SETELAH MENYUSUI.
 
Untuk info lebih lanjut dapat mengunjungi Kebidanan RSUP Persahabatan
Di Gedung Rawat Jalan Lantai 1
Kategori Detail Artikel
 Kesehatan
 Event Dunia
 Kunjungan

 BERITA

 ARTIKEL

 Pertemuan Ilmiah Pul…2 March 2020

 BASIC VATS WORKSHOP …2 March 2020

 Studi Banding RSUD H…28 February 2020

 RSUP PERSAHABATAN GE…28 February 2020

 Cuci Hidung13 January 2020

 Manajemen Stress13 January 2020

 PITIRIASIS VERSIKOLO…19 December 2019

 TINEA KRURIS DAN KOR…19 December 2019

Login
   CMS
   PERUSAHAAN (PENJAMIN)
   SISMADAK
   PRIMA SIMRS
   E-Kepegawaian
Penghargaan
  Penghargaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
  LAKIP 2016 TERBAIK (Kategori UPT Vertikal)
  SERTIFIKAT AKREDITASI RUMAH SAKIT
Alamat
  Jl. Persahabatan Raya No.1 Jakarta Timur 13230
  (021) 22472222
  (021) 4711222, 4890778
   info@rsuppersahabatan.co.id
Copyright © 2020 RSUPPERSAHABATAN.COM | SIMRS | WEB-LAMA | GIT REPOSITORY | WEBINAR


Scroll
 Info Kesehatan

 Cari Dokter

 Tanya Dokter

 Proteksi Alodokter

Masuk
Download Aplikasi

 Virus
 Kanker
 Jantung
 Otak
 Psikologi
 Defisiensi
 Infeksi
 Mata
 Pencernaan
 Semua Penyakit

Hiperkolesterolemia

   
Hiperkolesterolemia adalah kondisi berbahaya yang ditandai dengan
tingginya kadar kolesterol dalam darah. Bila tidak ditangani, kolesterol dapat
menumpuk serta mempersempit pembuluh darah. Akibatnya, penderita
berisiko terserang penyakit jantung koroner.
Kolesterol merupakan zat lemak serupa lilin yang dihasilkan oleh hati, dan
juga bisa berasal dari makanan. Tubuh manusia memerlukan kolesterol
untuk membentuk sel-sel sehat, memproduksi sejumlah hormon, dan
menghasilkan vitamin D. Kolesterol juga diperlukan untuk menghasilkan zat
yang membantu proses pencernaan lemak.
Kolesterol di dalam darah terikat pada protein. Kombinasi protein dan
kolesterol ini disebut dengan lipoprotein. Jenis lipoprotein meliputi:

 Low-density lipoprotein (LDL). LDL berfungsi membawa kolesterol


ke seluruh tubuh melalui arteri. Bila kadarnya terlalu tinggi, LDL akan
menumpuk di dinding pembuluh darah, dan membuat pembuluh darah
menjadi keras dan sempit. LDL dikenal sebagai ‘kolesterol jahat’.
 High-density lipoprotein (HDL). HDL berfungsi mengembalikan
kolesterol berlebih ke hati, untuk dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena
itu, HDL dikenal sebagai ‘kolesterol baik’.
Gejala Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia tidak menunjukkan gejala apa pun. Pada umumnya,
seseorang tidak menyadari kadar kolesterol dalam tubuhnya tinggi sampai
muncul komplikasi, seperti serangan jantung atau stroke. Oleh karena itu,
penting untuk melakukan skrining kolesterol sejak usia dini.
Para ahli menyarankan skrining dilakukan minimal satu kali pada anak usia
9-11 tahun, dan pada remaja usia 17-21 tahun. Sedangkan untuk orang
berusia di atas 21 tahun, skrining sebaiknya dilakukan tiap 4-6 tahun sekali.
Pada penderita diabetes, serta orang yang memiliki riwayat
hiperkolesterolemia dan serangan jantung dalam keluarga, dokter akan
menyarankan skrining lebih rutin. Konsultasikan dengan dokter mengenai
frekuensi skrining yang perlu dilakukan.

Penyebab dan Faktor Risiko Hiperkolesterolemia


Hiperkolesterolemia umumnya disebabkan oleh kombinasi dari faktor
genetik dan gaya hidup yang tidak sehat. Di antaranya adalah:

 Riwayat keluarga. Meskipun tergolong jarang, seseorang dapat


mengalami hiperkolesterolemia karena faktor genetik yang diturunkan
dari orang tua dengan penyakit yang sama. Kondisi yang
disebut familial hypercholesterolemia ini dipicu oleh mutasi sejumlah
gen, seperti APOB, LDLR, LDLRAP1, dan PCSK9.
 Pola makan yang buruk. Konsumsi makanan tinggi kolesterol,
seperti daging merah dan produk susu hewani, dapat meningkatkan
kolesterol total. Produk makanan hewani dengan kandungan lemak
jenuh dan makanan ringan kaya lemak trans, seperti kue atau biskuit,
juga bisa meningkatkan kadar kolesterol.
 Obesitas. Berat badan berlebih dengan indeks massa tubuh (IMT) 30
atau lebih, memperbesar risiko hiperkolesterolemia.
 Diabetes. Gula darah tinggi bisa meningkatkan LDL dan menurunkan
HDL, serta merusak dinding pembuluh darah.
 Lingkar pinggang besar. Hiperkolesterolemia lebih berisiko terjadi
pada pria dengan lingkar pinggang di atas 102 cm, dan wanita dengan
lingkar perut di atas 89 cm.
 Merokok. Selain dapat menurunkan kadar HDL, rokok juga merusak
dinding pembuluh darah, sehingga menjadi tempat penumpukan
lemak.
 Kurang olahraga. Olahraga membantu tubuh meningkatkan jumlah
HDL.

Diagnosis Hiperkolesterolemia
Untuk mendiagnosis hiperkolesterolemia, dokter akan menanyakan gejala
dan melakukan pemeriksaan fisik. Pada beberapa penderita
hiperkolesterolemia, muncul xanthelasma pada kelopak mata.
Kemudian dokter akan mengambil sampel darah pasien guna diteliti di
laboratorium. Melalui sampel darah tersebut, dokter dapat mengetahui kadar
kolesterol total dalam darah pasien.
 
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dokter akan meminta pasien
berpuasa 9-12 jam sebelum pengambilan sampel darah. Idealnya, kadar
kolesterol normal pada orang dewasa adalah:

 LDL: 70-130 mg/dL.


 HDL: lebih dari 40-60 mg/dL.
 Trigliserida: 10-150 mg/dL.
 Kolesterol total: kurang dari 200 mg/dL.

Kadar kolesterol yang melebihi kisaran tersebut, dapat meningkatkan risiko


seseorang terserang penyakit jantung dan stroke.
Bila hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar kolesterol di luar kisaran di
atas, dokter dapat menjalankan pemeriksaan kadar gula darah guna
mendeteksi tanda-tanda diabetes. Dokter juga dapat melakukan tes fungsi
tiroid untuk mengetahui apakah pasien mengalami hipotiroidismeatau
kekurangan hormon tiroid. Hormon tiroid diperlukan tubuh untuk membuang
LDL. Dengan kata lain, bila kadar hormon tiroid dalam tubuh rendah, LDL
akan menumpuk dalam darah.

Pengobatan Hiperkolesterolemia
Langkah pertama untuk menangani hiperkolesterolemia adalah perubahan
pola makan menjadi lebih sehat, dan lebih teratur berolahraga. Bila langkah
tersebut telah dijalani namun kadar kolesterol masih tinggi, dokter akan
meresepkan obat-obatan yang tergantung kepada usia dan kondisi
kesehatan pasien.
Beberapa contoh obat untuk mengatasi hiperkolesterolemia adalah:

 Statin. Obat ini bekerja dengan cara menghambat zat yang


dibutuhkan hati untuk memproduksi kolesterol. Hal tersebut memicu
hati mengambil kolesterol dari darah. Statin juga membantu tubuh
menyerap kolesterol dari timbunan kolesterol di dinding pembuluh
darah. Contoh obat golongan statin antara lain
adalah atorvastatin, rosuvastatin, dan simvastatin.
 Resin pengikat asam empedu. Obat ini menurunkan kadar
kolesterol secara tidak langsung dengan mengikat asam empedu. Hal
tersebut menyebabkan hati menggunakan kolesterol yang berlebih
untuk membuat lebih banyak lagi asam empedu, sehingga kadar
kolesterol dalam darah menurun. Contoh obat ini
adalah cholestyramine.
 Penghambat penyerapan kolesterol. Obat ini bekerja dengan
membatasi penyerapan kolesterol oleh usus kecil. Dengan begitu, usus
kecil tidak dapat melepaskan kolesterol ke darah dalam jumlah besar.
Contoh obat ini adalah ezetimibe.
 Obat suntik. Alirocumab dan evolocumab tergolong obat jenis baru
untuk menangani hiperkolesterolemia. Jenis obat ini membantu hati
menyerap kolesterol LDL lebih banyak, sehingga menurunkan
kolesterol total dalam darah. Dokter umumnya meresepkan obat ini
pada pasien dengan kelainan bawaan, yang menyebabkan kadar LDL
tinggi.

Pada pasien dengan kadar trigliserida tinggi, dokter akan meresepkan obat,
seperti:

 Fibrate. Obat ini menurunkan trigliserida dengan mengurangi


produksi VLDL (very-low density lipoprotein), yaitu jenis kolesterol
yang banyak mengandung trigliserida. Fibrate juga mempercepat
pembuangan trigliserida dari darah. Contoh obat ini
adalah fenofibratedan gemfibrozil.
 Niacin. Niacin menurunkan trigliserida dengan cara membatasi hati
dalam memproduksi VLDL dan LDL. Namun karena niacin dihubungkan
dengan stroke dan kerusakan hati, dokter hanya akan meresepkan
obat ini untuk pasien yang tidak dapat menggunakan statin.
 Suplemen asam lemak omega-3. Suplemen ini juga bisa bantu
menurunkan kadar trigliserida.

Pencegahan Hiperkolesterolemia
Untuk mencegah kadar kolesterol tinggi, sangat penting untuk menjalani
gaya hidup sehat, seperti:

 Berhenti merokok. Rokok merusak pembuluh darah dan


mempercepat penumpukan plak di dalam pembuluh darah.
 Mengonsumsi makanan sehat. Konsumsilah makanan rendah
garam, serta perbanyak asupan sayuran, buah, dan ikan. Selain itu,
batasi konsumsi makanan sumber kolesterol.
 Meningkatkan aktivitas fisik. Berolahraga secara rutin minimal 30
menit sehari dapat menurunkan kadar kolesterol.
 Mengurangi kelebihan berat badan. Berat badan berlebih dapat
membuat kadar kolesterol tinggi.

Komplikasi Hiperkolesterolemia
Bila tidak ditangani, hiperkolesterolemia dapat menyebabkan aterosklerosis,
yaitu menumpuknya kolesterol di dinding pembuluh darah. Penumpukan
tersebut akan menyumbat aliran darah dan memicu komplikasi, seperti:

 Penyakit jantung koroner. Sumbatan pada pembuluh darah yang


menyuplai darah ke jantung akan menimbulkan gejala penyakit
jantung koroner, misalnya nyeri dada (angina).
 Stroke. Stroke terjadi bila aliran darah ke bagian otak penderita
tersumbat oleh gumpalan darah.
 Serangan jantung. Bila tumpukan kolesterol (plak) pada pembuluh
darah pecah, bekuan darah dapat terbentuk di lokasi plak. Bekuan
darah ini akan menyumbat aliran darah ke jantung, dan memicu
serangan jantung.

Terakhir diperbarui: 13 Oktober 2016


Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy
Referensi

Diskusi Terkait
Punya pertanyaan seputar kesehatan?
Tanya Dokter
1 Balasan 
9 hari yang lalu 

 
Cara menurunkan kadar asam urat dan kolesterol
Oleh: Hadi Istanto

 Dijawab oleh Dokter


Saya laki2 umur 34 tahun. tadi malam kontrol di apotik kimia farma. hasil
tekanan darah saya 111/67 gula darah sudah makan 103...
1 Balasan 
11 hari yang lalu 
 
Mengatasi kadar gula yang rendah namun kolesterol tinggi untuk
wanita hamil
Oleh: Desi Ratna

 Dijawab oleh Dokter


Dok saya mau tanya, saya sedang hamil 31 mg, tdi pagi ketika saya sedang
jalan kepasar untuk belanja, saya merasakan badan saya...
Artikel Terkait

Kesehatan

Bahaya Kolesterol Tinggi Tidak Boleh Diremehkan

Kesehatan
Mencari Tahu tentang Adanya Tanda-Tanda Kolesterol Tinggi

Kesehatan

Jangan Biarkan Kadar Kolesterol LDL Melebihi Batas Normal

Kesehatan

Hiperlipidemia: Ketidakseimbangan Lemak Darah Pemicu Penyakit Jantung

Kesehatan
Hal-Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Tes Kolesterol

Artikel Terkait Lainnya

Chat lebih dari 1.000 dokter di Aplikasi Alodokter!


Respons Cepat, Jawaban Akurat!

Alodokter
 Tentang Kami
 Karier
 Kontak Kami
 Tim Editorial
 Proteksi Alodokter
 
Lainnya
 Syarat & Ketentuan
 Privasi
 Iklan
 Gabung di Tim Dokter
 Daftarkan Rumah Sakit Anda
 
Media Sosial

Bagian dari Alodokter


alomedika.com pobpad.com

Hak Cipta © 2019 Alodokter

Anda mungkin juga menyukai