Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Analisis Spektrometri

Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

POLARIMETRI

I. TUJUAN
1. Mempelajari dan memahami prinsip kerja alat polerimetri.
2. Menentukan konsentrasi larutan tugas dengan metoda polarimetri.

II.TINJAUAN PUSTAKA
Polarimetri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran sudut
putaran cahaya terpolarisir oleh senyawa yang transparan dan optis aktif apabila
senyawa tersebut dilewati oleh cahaya monokromatis yang terpolarisir tersebut.
Senyawa optis aktif merupakan senyawa yang dapat melakukan pemutaran bidang
getar sinar terpolarisir baik kekanan (dekstro rotary) dimana melakukan pemutaran
kearah kanan atau searah dengan arah putaran jarum jam, ataupun kekiri leuvo rotary
atau berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
Sudut putaran adalah sudut yang dibentuk apabila senyawa optis aktif dengan
konsentrasi 1 g/ml berada dalam tabung yang panjangnya 1 dm dilewati oleh cahaya
terpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris atau atom
C kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa (SiO3), fruktosa.
Cahaya monokromatis pada dasarnya mempunyai bidang getar yang banyak
sekali. Bila dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada bidang
datar. Bidang getar yang banyak sekali ini secara mekanik dapat dipisahkan menjadi
dua bidang getar yang saling tegak lurus, yang dimaksud dengan cahaya terpolarisasi
adalah senyawa yang mempunyai satu arah getar dan arah getar tersebut tegak lurus
terhadap arah rambatnya.
Jenis sinar monokromatis yang digunakan adalah sinar kuning dengan panjang
gelombang 598,3 nm (garis Franhoofer D) dan kondisi suhu standar pada
pengukurannya adalah 20oC. Besaran daya putaran optis suatu larutan ditentukan oleh
jenis zat optis aktifnya, panjang lajur larutan serta konsentrasi zat optis, dapat
dinyatakan dengan perumusan berikut :
a = [α]tD x l x C

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

dimana : [α]tD : konstanta putaran optis jenis zat terhadap sinar kuning pada 20oC
l : panjang tabung dinyatakan dalam satuan dm
c : konsentrasi larutan sampel dalam g/100 ml
Cahaya dalam keadaan terpolarisasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Gelombang ke semua arah dan tegak lurus arah rambatnya
2. Terdiri dari banyak gelobang dan banyak arah getar
Prinsip dasar polarimetris adalah pengukuran daya putar optis suatu zat yang
menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran bidang
getar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada dua macam yaitu :
1. Dextro Rotary (+), jika arah putarnya kekanan atau sesuai arah jarum jam.
2. Levo Rotary (-), jika arah putarannya kekiri atau berlawanan dengan putaran jarum
jam.
Sinar mempunyai arah getar atau arah rambat ke segala arah dengan variasi dan
panjang gelombang yang dikenal dengan sinar polikromatis. Untuk menghasilkan
sinar monokromatis maka digunakan suau filter atau sumber sinar tertentu. Sinar
monokromatis ini akan melewati suatu prisma yang terdiri dari suatu Kristal yang
mempunyai sifat seperti layar yang dapat menghalangi jalannya sinar, sehingga
dihasilkan sinar yang mempunyai satu arah bidang getar yang disebut sebagai sinar
terpolarisir.
Jika suatu sinar dilewatkan pada suatu larutan, larutan itu akan meneruskan
sinar atau komponen gelombang yang arah getarnya searah dengan larutan dan
menyerap sinar yang arahnya tegak lurus dengan arah ini. Disini larutan digunakan
sebagai suatu plat pemolarisasi atau polarisator. Akhirnya sinar yang keluar dari
larutan adalah sinar yang terpolarisasi bidang.
Rotasi spesifik disimbolkan dengan (α), sehingga dirumuskan
a
(α) =
dc
Dimana: a = besar sudut yang terpolarisasi oleh suatu larutan dengan konsentrasi c
gram zat terlarut per ml larutan.
b = merupakan panjang lajur larutan (dm)

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

c = konsentrasi (g/ml)
Karena panjang gelombang yang sering digunakan adalah 589,3 nm yaitu garis
D lampu natrium dan suhu standa 20oC, maka [α]t ditulis menjadi (α). Kadar larutan
dapat ditentukan dengan rumus
100. ∝
%=
( ∝) .1
Dengan menggunakan tabung yang sama maka konsentrasi atau kadar senyawa
dapat ditentukan dengan jalan membuat kurva standar. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi sudut putar suatu larutan adalah :
1. Jenis zat
Masing-masing zat memberikan sudut putaran berbeda terhadap bidang getar sinar
terpolarisir.
2. Panjang jalur larutan dan panjang tabung
Jika jalur larutan diperbesar maka putarannya juga semakin besar.
3. Suhu
Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, karena zat akan memuai
dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan berkurang.
4. Konsentrasi zat
Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika konsentrasi dinaikkan maka
putarannya semakin besar.
5. Jenis sinar (panjang gelombang)
Pada panjang gelombang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran
yang berbeda.
6. Pelarut
Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yang berbeda.
Contoh : Calciferol dalam kloroform α = +82,6o.
Fakta bahwa cahaya mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya
merupakan gelombang transversal. Cahaya dapat terpolarisasi karena peristiwa
pemantulan, peristiwa pembiasan dan pemantulan, peristiwa bias kembar, peristiwa
adsorbs selektif dan peristiwa hamburan.

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

1. Polarisasi karena pemantulan


Bila sinar datang pada cermin datar dengan sudut datang 570, maka sinar pantul
merupakan sinar terpolarisasi.
2. Polarisasi karena pembiasan dan pemantulan
Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari pembiasan dan pemantulan. Hasil
percobaan para ahli fisika menunjukkan bahwa cahaya pemantulan terpolarisasi
sempurna jika sudut datang 01 mengakibatkan sinar bias dengan sinar pantul
saling tegak lurus. Sudut datang seperti ini disebut dengan Brewster.
3. Polarisasi karena pembiasan ganda
Jika cahaya melalui kaca, maka cahaya lewat dengan kelajuan kesegala arah. Ini
disebabkan kaca hanya memiliki satu indeks bias, tetapi bahan-bahan Kristal
tertentu seperti kalsit memiliki 2 indeks bias sehingga kelajuan cahaya tidak sama
untuk segala arah. Jadi cahaya ini mengalami pembiasan ganda.
Syarat senyawa bias dianalisa dengan polarimetri adalah :
1. Memiliki struktur bidang Kristal tertentu (dijumpai pada zat padat).
2. Memilki struktur molekul tertentu atau biasanya dijumpai pada zat cair. Struktur
molekul adalah struktur yang asimetris, seperti glukosa.
Komponen alat polarimeter adalah :
1. Sumber cahaya monokromatis
2. Polarisator atau analisator
Untuk menghasilkan sinar terpolarisasi
3. Prisma setengah nikol
Untuk menghasilkan bayangan setengah yaitu bayangan terang gelap dan gelap
terang.
4. Skala lingkar
5. Wadah sampel
6. Detektor
Prinsip kerja polarimeter adalah sebagai berikut :
a. Sinar monokromatis dari sumber cahaya (lampu natrium) akan melewati lensa
kolimator sehingga berkas sinar yang dihasilkan akan disejajarkan arah rambatnya.

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

b. Dari lensa terus ke polarisator untuk mendapatkan berkas cahaya yang


terpolarisasi.
c. Cahaya terpolarisasi ini akan terus ke prisma ½ nikol untuk mendapatkan
bayangan gelap terang, kemudian melewati larutan senyawa optis aktif yang
berada dalam tabung polarimeter.
Beberapa jenis polarimeter yang biasa digunakan, yaitu :
1. Spektropolarimeter
2. Optical Rotary Dispertion
3. Circular Rotary Absorbtion
4. Saccharimeter
menentukan kadar gula
Metoda polarimeter dapat digunakan untuk menentukan senyawa optis aktif,
identifikasi senyawa optis aktif, identifikasi senyawa optis aktif, menentukan
konsentrasi atau kadar suatu senyawa.

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

III. PROSEDUR PERCOBAAN


III.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Peralatan polarimeter : untuk metoda polarimetri
2. Labu ukur : untuk mengencerkan larutan
3. Buret : untuk mengambil larutan
Bahan :
1. Larutan fruktosa 25 % : sebagai larutan
2. Larutan sukrosa 25 % : sebagai larutan standar
3. Aquadest : untuk mengencerkan larutan

III.2 Cara Kerja


1. Buat larutan standar sukrosa 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 % dari larutan standar fruktosa
25 % dalam labu ukur 50 mL.
2. Isikan cuvet atau tabung polarimeter dengan aquades. Usahakan jangan ada
gelembung udara terperangkap didalam tabung.
3. Lakukan pengukuran dengan alat polarimeter dimana sasaran yang harus dicapai
adalah pengamatan tepat baur-baur pada kedua belah sisi lingkaran pengamatan
indikatornya.
4. Amati nilai posisi skala analisatornya dan nyatakan dalam satu decimal.
Pengamatan minimal harus dilakukan untuk dua kali dari arah datang pencapaian
sasaran yang berbeda, lalu dapatkan nilai rata-ratanya.
5. Ganti dengan larutan standar, dengan larutan sampel dan tugas. Lakukan
pengukuran dengan cara yang sama.
6. Buat kurva kalibrasi standar nilai putaran optis dari larutan ini vs konsentrasi.
7. Tentukan Cx dari larutan tugas.

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

III.3 Skema Kerja

Larutan standar sukrosa 0, 2, 4, 6, 8, 10 %


 dibuat dari larutan sukrosa 25% dalam labu ukur
50 mL

Alat polarimeter
 diisikan ke tabung polarimeter
 dilakukan pengukuran dengan mengamati baur-
baur
 diamati indikatornya
 diamati nilai skala analisatornya
 dilakukan pengamatan minimal 2 kali, dengan
arah yang berbeda dan dirata-ratakan nilainya
 diganti dengan larutan standar, sampel, dan tugas.
 dilakukan pengukuran
Nilai putaran optis
 dibuat kurva kalibrasi standar vs konsentrasi
 ditentukan Cx larutan tugas
Hasil

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

III.4 Gambar Alat

3.5 Skema Alat

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


IV.1Perhitungan
a. Pembuatan larutan standar sukrosa 0, 2, 4, 6, 8, 10 % dalam labu ukur 50 mL.
1. Sukrosa 0 % dalam 50 mL
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 25 % = 50 mL x 0 %
V1 = 0 mL
2. Sukrosa 2 % dalam 50 mL
V1 x 25 % = 50 mL x 2 %
V1 = 4 mL
3. Sukrosa 4 % dalam 50 mL
V1 x 25 % = 50 mL x 4 %
V1 = 8 mL
4. Sukrosa 6 % dalam 50 mL
V1 x 25 % = 50 mL x 6 %
V1 = 12 mL
5. Sukrosa 8 % dalam 50 mL
V1 x 25 % = 50 mL x 8 %
V1 = 16 mL
6. Sukrosa 10 % dalam 50 mL
V1 x 25 % = 50 mL x 10 %
V1 = 20 mL

b. Mengukur putaran optis dari sukrosa


Konsentrasi d1 d2 d rata-rata
0% 0,3 0,3 0,3
2% 0,7 0,8 0,75
4% 4,0 3,9 3,95
6% 4,3 4,9 4,6
8% 5,2 4,7 4,95
10 % 6.8 7,2 7,0
Cx 0,5 0,4 0,45

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

c. Menentukan konstanta putaran optis


a
[α]Dt =
lxc
1. 0 %
0,3
[α]Dt = = 0
1dm x 0 %
2. 2 %
0,75
[α]Dt = = 0,38
1dm x 2 %
3. 4 %
3,95
[α]Dt = = 0,94
1dm x 4 %
4. 6 %
4,6
[α]Dt = = 0,77
1dm x 6 %
5. 8 %
4,95
[α]Dt = = 0,61
1dm x 8 %
6. 10 %
7,0
[α]Dt = = 0,70
1dm x 10 %

d. Menentukan Persamaan Regresi


x = konsentrasi
y = [α]Dt
x y xy x2
0 0 0 0
2 0,38 0,76 4
4 0,94 3,76 16
6 0,77 4,62 36
8 0,61 4,88 64
10 0,70 7 100
Σx = 30 Σy = 3,4 Σxy = 21,02 Σx2 = 220

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

Σx = 5 Σӯ = 0,57 Σxy = 3,50 Σx2 = 36,67

( n . Σxy )−( Σx . Σy) ( 6 .21,02 ) −(30 . 3,4)


b= = = 0,06
2 2
( n . Σ x ) – (Σx) ( 6 . 220 )−(30)2
a = y – bx
= 0,57 – (0,06 x 5)
= 0,28
y = a + bx
y = 0,28 + 0,06x

Menentukan konsentrasi larutan sampel


y = a + bx
0,45 = 0,28 + 0,06 x
0,17
x = = 2,83
0,06

x perc−x sbnrny
% kesalahan = x 100 %
x sbnrny
2,83−2
= x 100 %
2
= 41,67 %

IV.2Pembahasan

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

Polarimetri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan untuk mengukur sudut
putaran cahaya terpolarisasi oleh senyawa yang transparan dan optis aktif apabila
senyawa tersebut dilewati oleh cahaya yang monokromatis dan terpolarisir. Alat yang
digunakan yaitu alat polarimeter, dan senyawa optis aktif yang digunakan adalah
larutan sukrosa yang diencerkan dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0, 2, 4,
6, 8, 10 % didalam labu ukur 50 mL. Pada percobaan ini digunakan air sebagai
pelarut.
Dari percobaan dapat diketahui bahwa daya putar optis dipengaruhi oleh suhu,
konsentrasi, jenis zat, dan pelarut yang digunakan. Jika suhu dinaikkan maka daya
putar optisnya akan semakin kecil, ini diakibatkan karena zat akan memuai dengan
naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan berkurang, tetapi pada
percobaan ini tidak menggunakan variasi suhu. Sedangkan pengaruh konsentrasi zat
dengan daya putar optis adalah sebanding atau berbanding lurus, jika konsentrasi
semakin naik maka daya putar optisnya akan naik juga.
Pada percobaan yang dilakukan masih terdapat banyak kesalahan, kesalahan
yang sering terjadi adalah saat pembacaan skala pada alat polarimeter, sehingga nilai
yang didapatkan jauh dari yang diharapkan. Dari percobaan didapatkan hasil yang
berbeda-beda, nilai daya putar optis yang didapatkan tidak berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan, ini bisa disebabkan karena kontaminasi larutan dengan labu ukur
saat mengencerkan larutan.
Setelah itu penentuan daya putar optis larutan tugas, yang konsentrasinya belum
diketahui. Dari percobaan didapatkan nilai daya putar optisnya senilai 0,45. Untuk
mengetahui konsentrasi larutan tugas tersebut digunakan persamaan regresi dari
persamaan regresi yang didapatkan yaitu y = 0,28 + 0,06x, dan persen kesalahan yang
didapatkan adalah sebesar 41,67 %. Faktor yang menyebabkan kesalahan ini adalah
karena kurang telitinya saat mengencerkan larutan tugas dan saat menghomogenkan
larutan. Selain itu karena adanyanya gelembung udara didalam larutan.

IV.3 Grafik

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

Hubungan Antara Konsentrasi vs Konstanta


Putaran Optis
1
konstanta Putaran Optis 0.9
0.8 f(x) = 0.06 x + 0.28
0.7 R² = 0.41
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (M)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

V.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penentuan konsentrasi suatu senyawa dapat dilakukan dengan metoda
polarimetri.
2. Dalam praktikum ini digunakan metoda polarimetri untuk analisa kuantitatif
yaitu menentukan konsentrasi larutan tugas.
3. Metoda polarimetri berdasarkan pada pengukuran daya putaran optis dari
suatu senyawa optis aktif.
4. Persamaan regresi yang didapatkan adalah y = 0,28 + 0,06x.

V.2 Saran
Untuk hasil yang lebih baik disarankan :
1. Hati-hati dan teliti saat mengencerkan larutan dan jangan lupa
menghomogenkannya.
2. Teliti saat membaca skala lingkar pada alat polarimeter.
3. Hindari adanya gelembung udara pada tabung polarimeter.

DAFTAR PUSTAKA

Polarimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Semester Genap
Tahun Akademik 2011/1012

Brink, O.G. dan R.J Flink. Dasar-Dasar Ilmu Instrument. Bina Cipta : Jakarta.

Halliday, Resnick. Fisika Dasar Jilid II. Erlangga : Jakarta. 1991.

Hendayana, Sumar, Dr.dkk. KIMIA ANALITIK INSTRUMENT. IKIP Semarang


Press : Semarang. 1997.

http://www.scribd.com/polarimetri

Polarimetri

Anda mungkin juga menyukai