Anda di halaman 1dari 26

BAB I

GAMBARAN UMUM KASUS

Kehamilan merupakan peristiwa yang terjadi pada seseorang wanita, dimulai


dari proses fertilisasi (konsepsi) sampai kelahiran bayi. Masa kehamilan dimulai dari
periode akhir menstruasi sampai kelahiran bayi sekitar 266-280 hari atau 37-40
minggu, yang terdiri dari tiga trimester, yaitu trimester 1, trimester 2 dan trimester 3.
Periode perkembangan kehamilan terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama
perkembangan zigot, yaitu pembentukan sel, pembelahan sel menjadi blastosit dan
implantasi. Tahap kedua, perkembangan embrio, yaitu dari diferensiasi sampai
organogenesis. Tahap ketiga, perkembangan fetus (janin) atau pertumbuhan bakal
bayi. Proses kekamilan mengakibatkan tubuh ibu mengalami perubahan dari kondisi
hamil. Terjadi perubahan pada mekanisme pengaturan dan fungsi organ-organ tubuh,
yang meliputi perubahan secara fisiologis, metabolic dan anatomis (Hardinsyah,
2016).

Sebagian besar masalah gizi yang terjadi di dunia adalah gizi kurang yang
utamanya disebabkan karena kurang makan. Penyebab utama kurang makan,
terutama pada anak dan ibu adalah (1) kemiskinan, (2) tidak ada makanan, (3) sakit
berulang, (4) kebiasaan praktik pemberian makanan yang kurang tepat dan (5) kurang
perawatan dan kebersihan. Permasalahan gizi yang sering dijumpai pada ibu hamil
adalah anemia gizi besi, obesitas, diabetes mellitus dan hipertensi. Kekurangan
asupan gizi pada trimester dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir premature,
kematian janin dan kelainan pada system saraf pusat bayi. Kekurangan energy yang
terjadi pada trimester kedua dan ketiga dapat menghambat pertumbuhan janin atau
janin tidak berkembang sesuai usia kehamilan (Hardinsyah, 2016).

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa kehamilan maka kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi
ibu selama hamil (Lubis, 2003).
Responden pada studi kasus merupakan ibu hamil yang berusia 21 tahun,
berinisial Ny.E Responden bertempat tinggal di Grendeng Rt 02 Rw 02 Kecamatan
Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas. Responden hamil pada trimester kedua
yaitu 6 bulan, sebelumnya Ny.E sudah memiliki anak yang bersekolah di Paud.
Berdasarkan kunjungan yang kelompok kami lakukan didapatkan data assessment
sebagai berikut:

1. Antropometri
a. Umur : 27
b. BB (setelah hamil) : 70 kg
c. TB : 158 cm

Berdasarkan data antropometri yang diperoleh, maka dapat dilakukan pengukuran


status gizi ibu hamil.

a. Berat badan sebelum hamil

berat badan( kg)


IMT=
tinggi badan (m) x tinggi badan (m)
70(kg )
IMT=
1,5 8 m ) x 1,58 (m)
(
70 kg
¿
2, 49 m 2
IMT=28,1kg /m 2
Respoden termasuk kategori Overweight

b. Berat badan setelah hamil


berat badan( kg)
IMT=
tinggi badan (m) x tinggi badan (m)
70 (kg)
T=
1,5 8 ( m ) x 1,5 8( m)
70 kg
¿
2, 49 m 2
I =2 8,1 kg/m 2
Respoden termasuk kategori Obesitas

c. LILA
Setelah pengukuran pada responden tersebut responden memiliki
LILA yang berukuran 29 dimana angka tersebut melebihi ambang batas yaitu
dari 23,5. Tetapi juga tidak termasuk KEK.
Ambang batas pengukuran LILA

Klasifikasi Batas Ukur


Wanita Usia Subur
KEK < 23,5 cm
Normal  23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hari
KEP < 9,5 cm
Normal  9,5 cm
Balita
KEP < 12 cm
Normal 12 cm

(Sirrajuddin, 2011).

2. Biokimia
a) Hasil Pemerilsaan di labotorium

NO PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI


NORMAL
A HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,7 gr/dl L = 14-18, W
= 12-16
B. KIMIA KLINIK
Glukosa Darah 92 mg/ dl puasa = 70 –
115,
Sewaktu = <
200
C. Tes Kehamilan
HBSAg non reaktif non reaktif

3. Bioklinik
Tekanan darah

Ttgl Keluha Tekana Berat Umur Tinggi Leta Denyut


n n darah badan kehamila fundus k jantung
Sekara (mmhg) n (kg ) n ( cm ) janin janin /
ng (minggu ) kep/ menit
Su
/Li
8 sep Kadang 100/70 60,1 14 +2 Teraba - -
2017 roval Tegan
g
61,5
16 - 90/60 18+3 2 jr Bait (+)
okto Turun (+)
2017 perut
12 Tali 110/ 70 62,4 22+3 STP Bali 1004/
nop m
2017

4. Dietary
Wakt Nama Komposis Jumlah
URT Gra Energi KH Prote Lemak
u Makanan i
m (kkal) (gr) in (gr)
(gr)
Pagi Bubur Beras 3/8 50 180,4 39,8 3,3 0,3
(07.00) ayam gls
Ayam ¼ 12,5 37,4 0 2,3 3,1
ptg
Minyak ½ 5 43,1 0 0 5
sdm
Kacang 1 12,5 51,9 3,8 4,6 2,5
kedelai sdm
minyak ½ 5 43,1 0 0 5
sdm
Susu - 1 gls 40 35,9 24 10 1,5
Prenagen
Pisang Pisang 1 ptg 50 46 11,7 0,5 0,3
ambon
Selinga Biskuit - 5 100 119,5 55 15 25
n Ibu Hamil kepi
(10.00) ng
Siang Nasi Beras 1 ctg 50 180,4 39,8 3,3 0,3
Tahu Tahu 1 ptg 100 76 1,9 8,1 4,8
(12.00)
Minyak ¼ 2,5 21,6 0 0 2,5
putih
sdm
tumis
Telur Telur 1 btr 55 85,3 0,6 6,9 5,8
Mata Sapi ayam
Minyak ½ 5 43,1 0 0 5
sdm
Selinga Jeruk Jeruk 1 ptg 55 25,9 6,5 0,5 0,1
n
(14.00)
Sore- Roti Roti tawar 4 iris 80 219,1 41,5 7,0 2,4
Mentega ½ 5 35,5 0 0 4
Malam Bakar
sdm
(19.00)
Selai 2 20 53,6 13,0 0,1 0
Stroberi sdm
meises 2 20 95,4 12,7 0,8 5,9
sdm
JUMLAH TOTAL 1393,2 250, 62,5 73,6
2

Form Food Quantitatif

FREKUENSI Keterang
BAHAN an (skor)
MAKANA 1x/hr <3x/mg
Tidak
N >1x/hr (4- 3x/mg (1- <1x/mg
pernah
6x/mg) 2x/mg)
1. Makanan Pokok
a. Nasi X 50
b. Mie X 1
c. Roti X 25
d. Kentang X 0
e. Bubur X 25
2. Hewani
a. Telur X 25
b.Daging X 0
sapi
c.Daging X 25
ayam
d. Hati X 0
e.Ikan X 25
Bawal
d.Ikan X 25
Melem
3. Nabati
a. Tempe X 25
b. Tahu X 25
c.Kacang X 25
hijau
4. Sayur
a. Bayam X 25
b.Kangkung X 25
c. Wortel X 25
d.Kacang X 0
panjang
e. Buncis X 0
f. Sawi X 25
g. Kobis X 25
h. Kol X 0
5. Buah
a. Pisang X 25
b. Jeruk X 25
c. Apel X 25
d. Peer X 0
e. Pepaya X 0
f. Semangka X 0
g. Mangga X 0
h. Salak X 25
6. Susu
a. Susu sapi X 0
b.Susu ibu X 25
hamil
7. Jajanan
a. Kue X 0
b. Bakso X 0
c. Cimol X 0
d. Mie ayam X 0
e. Risol X 0
f.Snack X 0
kemasan

Kategori skoring:

A. Sering sekali dikonsumsi (>1x/hari) : skor 50


B. Sering dikonsumsi (1x/hari s.d. 4-6x/minggu) : skor 25
C. Biasa dikonsumsi (3x/minggu) : skor 15
D. Kadang-kadang dikonsumsi (1-2x/minggu) : skor 10
E. Jarang dikonsumsi (<1x/minggu) : skor 1
F. Tidak pernah dikonsumsi : skor 0
BAB II

REKOMENDASI DIET

Apabila dihitung menggunakan nutrisurvei didapatkan hasil :

Energi : 1393,2 kkal

Karbohidrat : 250,2 gr

Protein : 62,5 gr

Lemak : 73,6 gr

Sedangkan, kebutuhan gizi responden berdasarkan Angka Kecukupan Gizi


tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Energi : 2550 kkal
Karbohidrat : 349 gr
Protein : 76 gr
Lemak : 85 gr

1. Angka Kecukupan Energi


BA
AKGI = X AKG
BS
62
AKGI = X 2250
54
AKGI =2927,7 kkal
Tingkat Kecukupan Energi
total konsumsi energi
Tingkat kecukupan energi= X 100 %
AKGI

1393,2
ecukupan energi=
2927,7
ukupan energi=47 %

Tabel Tingkat Konsumsi Energi

Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Baik ≥ 100 % AKG

Sedang 80-99 % AKG

Kurang 70-80 % AKG

Defisit < 70 % AKG

Kemenkes RI (2013)
Hasil recall total konsumsi energi jika dibandingkan dengan AKG individu
menunjukkan bahwa tingkat kecukupan energi responden sebesar 47%.
Sehingga termasuk dalam kategori Defisit karena tingkat konsumsinya berada
pada <70% AKG.

2. Angka Kecukupan Karbohidrat


BA
AKGI = X AKG
BS
62
AKGI = x 309
54
AKGI =400,7 gr

Tingkat Kecukupan Karbohidrat


total konsumsi karbohidrat
Tingkat kecukupan karbohidrat = X 100 %
AKGI
250,2
Tingkat kecukupan karbohidrat = X 100 %
400,7
Tingkat kecukupan karbohidrat =62 %
Tabel Tingkat Konsumsi Karbohidrat

Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Kurang <80% AKG

Baik 80-110% AKG

Lebih >110% AKG

Sumber : Kemenkes RI (2013)

Hasil recall total konsumsi protein jika dibandingkan dengan AKG individu
menunjukkan bahwa tingkat kecukupan protein responden sebesar 62%.
Sehingga termasuk dalam kategori Kurang, karena tingkat konsumsinya
berada pada <80% AKG.

3. Angka Kecukupan Protein


BA
AKGI = X AKG
BS
62
AKGI = X 76
54
AKGI =87,2 gr
Tingkat kecukupan Protein
total konsumsi protein
Tingkat kecukupan protein= X 100 %
AKGI
62,5
Tingkat kecukupan protein= X 100 %
87,2
Tingkat kecukupan protein=71%
Tabel Tingkat Konsumsi Protein

Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Kurang < 80 % AKG

Baik 80-100 % AKG

Lebih > 100 % AKG

Sumber : Kemenkes RI (2013)

Hasil recall total konsumsi protein jika dibandingkan dengan AKG individu
menunjukkan bahwa tingkat kecukupan protein responden sebesar 71%.
Sehingga termasuk dalam kategori kurang, karena tingkat konsumsinya berada
pada < 80 % AKG.

4. Angka Kecukupan Lemak


BA
AKGI = X AKG
BS
62
AKGI = X 85
54
AKGI =97,5 gr

Tingkat Kecukupan lemak


total konsumsi lemak
Tingkat kecukupan lemak= X 100 %
AKGI
73,6
Tingkat kecukupan lemak= X 100 %
97,5
Tingkat kecukupan lemak=75 %
Tabel Tingkat Konsumsi Lemak

Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Kurang <80% AKG

Baik 80-110% AKG

Lebih >110% AKG

Sumber : Kemenkes RI (2013).

Hasil recall total konsumsi lemak jika dibandingkan dengan AKG individu
menunjukkan bahwa tingkat kecukupan lemak responden sebesar 75%.
Sehingga termasuk dalam kategori Kurang, karena tingkat konsumsinya
berada pada <80% AKG.
Berdasarkan hasil perhitungan Angka Kecukupan Gizi Individu dan
Tingkat Kecukupan Gizi pada Recall 24 jam pada responden, diperlukan suatu
rekomendasi menu satu hari yang dapat dipraktikan dan dikonsumsi
responden untuk memenuhi kebutuhan gizinya dalam satu hari.

AKG ± (AKG x 10%)


1. Energi
= 2550 – (2550 x 10% )
= 2550 – 255 = 2295

= 2550 + (2550 x 10%)


= 2550 + 255 = 2805
Menu diet direkomendasikan karena memiliki total energi 2345 kkal yang berada
pada rentang 2295 kkal – 2805 kkal.

2. Protein
= 76 – (76 x 10%)
= 76 – 7,6 = 68,4
= 76 + (76 x 10%)
= 76 + 7,6 = 83,6
Menu diet direkomendasikan karena memiliki total protein 82,8 kkal yang
berada pada rentang 68,4 gram – 83,6 gram.

3. Lemak
= 85 – (85 x 10%)
= 85 – 8,5 = 76,5

= 85 + (8,5 x 10%)
= 85 + 8,5 = 93,5
Menu diet direkomendasikan karena memiliki total lemak 86,2 kkal yang
berada pada rentang 76,5 gram – 93,5 gram.

4. Karbohidrat
= 349 – (349 x 10%)
= 349 – 34,9 = 314,1

= 349 + (349 x 10%)


= 349 + 34,9 = 383,9
Menu diet direkomendasikan karena memiliki total karbohidrat 346,2 kkal
yang berada pada rentang 314,1 gram – 383,9 gram.
Bahan Banyaknya Energ Lema KH
Nama Protein
Waktu Makanan i k (gram)
Makanan URT Gram (gram)
(kkal) (gram)
Susu ibu - 35,9 10 1,5 24
1 gls 40
hamil
Ubi ungu Ubi jalar 1 bj 56 1,2 1 13,1
50
kukus ungu kcl
Nasi uduk Beras ½ gls 75 270,7 5 0,5 59,6
Sarapan Santan 174 - 17,3 4,3
1 bks 65
kelapa
Telur Telur 93,1 7,6 6,4 0,7
1 btr 60
dadar ayam
Minyak ½ 43,1 0 5 0
5
sdm
Sukun Sukun ½ bj 50 51,5 0,6 0,1 13,6
Minyak ½ 43,1 0 5 0
Selinga goreng 5
sdm
n Gula 1 38,7 0 0 10
10
sdm
Nasi Beras ½ gls 75 270,7 5 0,5 59,6
Siang Ayam Ayam 1 ptg 50 107 10,1 7,1 0
minyak ½ 43,1 0 5 0
goreng 5
sdm
Sayur Bayam ½ gls 50 18,5 1,9 0,1 3,7
Jagung ½ gls 50 54 1,6 0,6 12,6
bening
Tempe 1 ptg 25 49,8 4,8 1,9 4,3
Minyak 1/8 10,8 0 1,3 0
1,25
sdm
Jeruk Jeruk 2 51,8 1 0,1 13
110
Selinga buah
Singkong Singkong ½ bj 50 65,5 0,6 0,2 15,9
n Minyak ½ 43,1 0 5 0
goreng 5
sdm
Sore – Nasi Beras ½ gls 75 270,7 5 0,5 59,6
Bawal Ikan 41,9 9,1 0,3 0
1 ptg 50
goreng bawal
Minyak ½ 43,1 0 5 0
5
sdm
Capcay Wortel ¼ gls 25 6,5 0,2 0,1 1,2
Sawi 3,8 0,6 0,1 0,5
¼ gls 25
Malam hijau
Kentang ¼ gls 25 23,2 0,5 0 5,4
Tofu ½ ptg 55 149,2 9,5 11,1 5,8
Minyak ¼ 21,6 0 2,5 0
2,5
sdm
Tahu Tahu ½ ptg 55 41,8 4,5 2,6 1
Minyak ½ 43,1 0 5 0
goreng 5
sdm
Pisang Pisang 1 ptg 50 46 0,5 0,3 11,7
Selinga
Roti Roti 133,9 3,7 1,3 26,6
n 2 ptg 47
tawar
Total 2345 82,8 86,2 346,2

BAB III
PEMBAHASAN

1. Interpretasi Antropometri
Berdasarkan hasil kunjungan kami didapatkan data-data assement
seperti antropometri, biofisk, klinis dan dietary (recall dan form food
quisionary). Responden adalah ibu menyusui yang berusia 27 tahun dengan
berat badan 70 kg dan tinggi badan 158 cm. Interpretasi IMT Ny.An pada saat
ini adalah 28 dan termasuk dalam kategori obesitas tingkat 1. Pada saat baru
melahirkan Ny.An ini memiliki berat 78 kg dan didapatkan interpretasi IMT

Status Gizi Indeks Massa Tubuh Pertambahan BB (Kg)


Kurus 17-<18,5 13,0-18,0
Normal 18,5-25,0 11,5-13,0
Overweight >25-27 7,0-11,5
Obesitas >27 <6,8
Kembar - 16,0-20,5

adalah 31,2 dan termasuk ke dalam kategori obesitas tingkat 2.

KATEGORI IMT
Berat Badan Kurang < 18,5
Berat Badan Normal 18,5 – 24,9
Berat badan lebih >25
Pra-Obes 25,0 – 29,9
Obesitas I 30,0 – 34,9
Obesitas II 35,0 – 39,0
Obesitas III >40

(Sumber: WHO, 2007)


Pertambahan berat badan sebelum hamil dan sesudah hamil Ny.E
adalah 6 kg tetapi dalam tabel disebutkan bahwa pertambahan berat badan
Ny.E setelah hamil dengan status gizi obesitas adalah 7,0-11,5. Tetapi hal ini
tidak menjadi masalah, karena Ny.E baru memasuki trimester 2 yaitu 6 bulan
jadi ada kesempatan untuk menambah berat badan sampai tiga bulan kedepan
sehingga kebutuhan asupan gizi janin terpenuhi dan tidak mengakibatkan bayi
BBLR setelah lahir.
(H((Hardinsyah, 2016).
Selanjutnya adalah pengukuran LILA. Jenis pengukuran antropometri
yang digunakan untuk mengukur resiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS)
adalah Lingkar Lengan Atas (LILA). Ambang batas LILA WUS dengan
resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hasil yang didapatkan
adalah Ny.E memiliki LILA 29 cm, ini tidak tergolong KEK tetapi dianjurkan
untum mempertahankan kondisi keehatan dan selalu periksakan ke dokter
secara rutin. (Supariasa, 2014).

2. Interpretasi Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh, antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti
hati dan otot. Penggunaan metode ini untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Setiap zat
gizi memiliki indikator tersendiri pada uji biokimia (Supariasa,2014)
Untuk penilaian biokimia sendiri kami tidak melakukakannya sendiri,
tetapi Ny.E mempunyai datanya pada saat melakukan pemeriksaan di
puskesmas dan hasil yang di dapat berupa hemoglobin, glukosa darah dan
HBSAg. Untuk hasil hemoblobin sebesar 12,7 gr/dl dan nilai normal yang
paling sering dinyatakan adalah 14-18 gm/100 ml untuk pria dan 12-16
gm/100 ml untuk wanita (gram/100 ml sering disingkat dengan gm% ataum
gm/dl). Beberapa literature lain menunjukkan nilai yang lebih rendah,
terutama pada wanita, sehingga mungkin pasien tidak dianggap menderita
anemia sampai Hb kurang dari 13 gm/100 ml pada pria dan 11 gm/100 ml
pada wanita (Supariasa,2014).
Selanjutnya untuk glukosa darah didapatkan hasil 92 mg/dl. Kadar
gula darah normal 60-120 mg/dl (milligram per 100 milimeter) sedangkan
ukuran idealnya adalah 80-109 ml/dl pada waktu puasa sebelum test darah dan
110-159 pada 2 jam setelah makan kadar kolesterol tidak boleh lebih dari 200
mg/dl dengan LDL kurang dari 130 mg/dl, dan HDL diatas 45 mg/dl dan
trigeliserida dibawah 200 mg/dl (Vitahealth, 2006).
HBsAg merupakan antigen permukaan yang ditemukan pada
virus hepatitis B / hepatitis B virus (HBV) yang memberikan arti
adanya infeksi hepatitis B aktif. Virus yang memiliki kapsul memiliki
beberapa protein yang  berbeda pada bagian permukaan dari kapsul yang
dapat bersifat sebagai antigen. Antigen ini di dalam tubuh manusia akan
dikenali dan berikatan dengan protein yang dihasilkan tubuh yaitu antibodi.
Dan pada responden Ny.E didapatkan hasil non reaktif artinya tidak terkena
virus hepatitis.

3. Interpretasi Bioklinis
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajart I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100

Data responden menunjukan bahwa tekanan darah responden adalah 110/70,


dilihat dari tabel bahwa responden Ny.E memiliki tekanan darah yang normal.

4. Interpretasi hasil Recall 1x24 jam dan Food Frequency


Interpretasi recall dilakukan 1x24 jam, dimana recall ini adalah
metode dalam hal mengingat-ingat dan mencatat jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi di masa lalu atau satu hari sebelum hari
wawancara. Hasil yang didapat dari recall 1x24 jam terhadap Ny.E adalah bila
dibandingkan dengan AKG maka didapatkan rata-rata konsumsi untuk energy,
karbohidrat, protein dan lemak.
Dari hasil perhitungan rata-rata konsumsi dapat disimpulkan bawa
tingkat kecukupan Ny.E untuk energy defisit, sedangkan untuk protein, lemak
dan karbohidrat tingkat kecukupannya kurang. Bila dibandingkan dengan
hasil IMTpun Ny.E termasuk dalam kategori obesitas. Memang responden
mengatakan bahwa saat hamil, nafsunya sangat berkurang dan untuk
mengkonsumsi makananpun Responden sangat malas. Faktor lain yang
mendukung adalah metode recall 1x 24 jam kurang dapat menggambarkan
asupan makan sehari-hari, ketepatannya tergantung pada ingatan responden
dan kecenderungan untuk mengatakan konsumsi lebih banyak atau lebih
rendah bagi responden yang terlalu kurus atau gemuk (Supariasa, 2014).
Rekomendasi menupun dapat dilakukan, karena hasil Recall 24 jam
menunjukkan bahwa responden mengalami defisit energy, sedangkan protein,
lemak, dan karbohidrat termasuk dalam kategori kurang sehingga pada
rekomendasi menu diet disarankan untuk mengonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat tinggi untuk mensuplai energinya seperti singkong,
sukun, ubi jalar ungu, dan roti manis disamping makanan pokok, yaitu nasi.
Untuk memenuhi kebutuhan protein responden, maka rekomendasi menu diet
yang disarankan ialah susu ibu hamil tinggi protein, telur ayam, daging ayam,
ikan bawal, tofu, tahu, dan tempe. Dan untuk memenuhi kebutuhan asupan
lemaknya responden, menu diet yang direkomendasikan yaitu nasi uduk yang
mengandung santan, telur dan tofu, serta makanan-makanan yang
pengolahannya dengan frying.
Saat hamil respondenpun mengatakan bahwa Ny.E mendapatkan tablet
Fe dan Kalsium dari puskesmas pada saat Ny.E melakukan pemeriksaan.
Karena pada saat hamil kebutuhan Fe dan kalsium sangat penting.
Kekurangan zat besi dalam kehamilan dapat mengakibatkan anemia, karena
kebutuhan wanita hamil akan zat besi meningkat (untuk pembentukkan
plasenta dan sel darah merah) sebesar 200 % – 300 %. Rekomendasi Institute
Of Medicine (IOM) terbaru untuk ibu hamil yang tidak anemic adalah 30 mg
zat besi fero yang dimulai pada kehamilan minggu ke – 12. Sedangkan ibu
hamil dengan anemia defisiensi zat besi harus menambah asupan zat besi
sebesar 60 – 120 mg/hari zat besi elemental. Anjuran tersebut sama dengan
AKG pada ibu hamil akan kebutuhan zat besi selama kehamilan(Walsh,
2007).
Kalsium penting untuk kebutuhan kalsium ibu yang meningkat dan
pembentukkan tulang rangka janin dan gigi. Asupan yang dianjurkan kira-kira
1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia 25 tahun dan cukup 800 mg
untuk mereka yang berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah
skimmed milk, yoghurt, keju, udang, sarden, dan sayuran warna hijau tua
(Arisman, 2007).
Selanjutnya adalah food frequency, tujuannya adalah mendapatkan
data tentang frekuensi konsumsi makanan yang berkaitan dengan waktu atau
frekuensi. Didapatkan hasil bahwa Ny.E ini pada makanan pokok yang sering
dikonsumsi adalah nasi, bubur dan roti. Setiap sarapan Ny.E ini
mengkonsumsi bubur atau roti saja dan jarang untuk makan dengan nasi,
untuk nasinya sendiri Ny.E mengkonsumsi pada siang hari sebagai makan
siang. Makanan pokok yang lain adalah mie tetapi frekuensinya dalam
seminggu hanya satu kali ataupun jarang dikonsumsi, hal ini berkaitang
dengan pengetahuan beliau bahwa mengkonsumsi mie berlebihan itu tidak
baik apalagi beliau sedang mengandung. Makanan pokok yang tidak pernah
dikonsumsi adalah kentang karena Ny.E tidak menyukainya.
Makanan hewani yang sering dikonsumsi Ny.E adalah telur, daging
ayam, ikan bawal dan ikan melem. Makanan yang dikonsumsi Ny.E ini kaya
akan protein sebagaimana protein dan sebagai sumber zat besi. Zat besi ini
untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta dan meningkatkan massa
hemoglobin. Sumber zat besi lainnya adalah daging sapi tetapi Ny.E tidak
menyukainya, makanan hewani yang tidak disukai lagi adalah ati ayam karena
menurutnya bau amisnya itu sangat menyengat. Selanjutnya makanan nabati
yang sering dikonsumsi adalah tempe, tahu dan kacang ijo, ini terbukti
frekuensinya setiap minggu lebih dari 4 kali. Dan makanan nabati termasuk
yang kaya akan protein untuk pertumbuhan janin.
Selanjutnya sayuran yang sering dikonsumsi adalah bayam, kangkung,
wortel, sawi dan kobis dengan frekuensi lebih dari empat kali setiap minggu.
Sedangkan untuk sayurang yang tidak pernah dikonsumsi itu adalah kacang
panjang, buncis dan kol. Sedangkan buah yang sering dikonsumsi adalah buah
pisang, jeruk apel dan salak demgan frekuensi lebih dari empat kali seminggu.
Sayur dan buah ini sangat baik untuk ibu hamil terutama untuk Buah dan
sayur merupakan bahan pangan yang sangat memberi manfaat bagi
tubuh.Terutama untuk mendukung kebutuhan akan vitamin. Vitamin
merupakan kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan
protein, karbohidrat maupun lemak. Peranannya termasuk dalam kelompok
zat pengatur pemeliharaan dan pertumbuhan (Moch, agus Krisno Budiyono.
2004).
Untuk jenis bahan pangan susu, Ny.E tidak minum susu sapi atau susu
kedelai, tetapi Ny.E minum susu prenagen yang khusus untuk ibu hamil.
Dimna dalam sehari dia minum satu kali. Kebutuhan susu prenagen ini lebih
baik karena dapat mencukupi sumber asupan gizi untuk ibu hamil.
Selanjutnya untuk jajanan sendiri Ny.E tidak mengkonsumsinya, beliau hanya
makan biskuit ibu hamil yang diberikan pada saat posyanduan dengan
frekuensi mengkonsumsinya leboh dari 4 kali dalam seminggu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dari data antropometri didapatkan interpretasi IMT ibu sebelum hamil
termasuk kedalam kategori overweight sedangkan setelah hamil ibu
termasuk dalam kategori obesitas tingkat 1.
2. Berdasarkan data recall jika dibandingkan dengan AKG bahwa ibu hamil
memiliki tingkat kecukupan energy defisit, sedangkan untuk protein,
lemak, dan karbohidrat kurang sehingga pada rekomendasi menu diet
disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat
tinggi.
3. Untuk penilaian biokimia didapatkan bahwa ibu hamil memiliki Hb dan
glukosa darah normal dan berdasarkan pemeriksaan HBsAg, ibu tidak
terkena virus hepatitis.
4. Untuk penilaian bioklinis, ibu hamil memiliki tekanan darah normal
5. Dari hasil FFQ didapatkan bahwa makanan pokok yang sering
dikonsumsi adalah nasi, bubur, dan roti. Makanan hewani yang sering
dikonsumsi adalah telur, daging ayam, ikan bawal, dan ikan melem.
Sedangkan makanan nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu, tempe,
dan kacang hijau. Sayuran yang sering dikonsumsi adalah bayam,
kangkung, wortel, sawi, dan kubis. Untuk jenis pangan susu, ibu hamil
minum susu prenagen.

B. Saran
Ibu hamil sebaiknya lebih mengontrol berat badannya karena
berdasarkan IMT, ibu termasuk dalam kategori overweight sebelum hamil
sedangkan setelah hamil termasuk dalam kategori obesitas tingkat 1.

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, MB. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.


Centre for Obesity Research and Education, 2007. Body Mass Index: BMI
Calculator. Didapat dari: http://www.core.monash.org/bmi.html [Diakses pada
10 November 2017].

Hardinsyah.,dkk. 2016. Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi. EGC. Jakarta.

Lubis, Z. 2003. Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruhnya terhadap Bayi yang
Dilahirkan. Jakarta : EGC.

Moch. Agus Krisno Budiyono, 2004. Dasar-dasar ilmu Gizi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi
Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2014. PENILAIAN STATUS GIZI, Ed.2. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.

Vitahealth. 2006. Asam Urat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


Walsh, Linda V.2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

MAKALAH

GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN


Disusun oleh :

Dini Rahmaniah I1D016008

Jihan Lailatus Shobah I1D016014

Helma Yunara Saskhia I1D016017

Nabilah Mutiamelia I1D016026

Islamiati Putri Amalia I1D016045

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

PURWOKERTO

2017

Anda mungkin juga menyukai