Sebagian besar masalah gizi yang terjadi di dunia adalah gizi kurang yang
utamanya disebabkan karena kurang makan. Penyebab utama kurang makan,
terutama pada anak dan ibu adalah (1) kemiskinan, (2) tidak ada makanan, (3) sakit
berulang, (4) kebiasaan praktik pemberian makanan yang kurang tepat dan (5) kurang
perawatan dan kebersihan. Permasalahan gizi yang sering dijumpai pada ibu hamil
adalah anemia gizi besi, obesitas, diabetes mellitus dan hipertensi. Kekurangan
asupan gizi pada trimester dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir premature,
kematian janin dan kelainan pada system saraf pusat bayi. Kekurangan energy yang
terjadi pada trimester kedua dan ketiga dapat menghambat pertumbuhan janin atau
janin tidak berkembang sesuai usia kehamilan (Hardinsyah, 2016).
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa kehamilan maka kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi
ibu selama hamil (Lubis, 2003).
Responden pada studi kasus merupakan ibu hamil yang berusia 21 tahun,
berinisial Ny.E Responden bertempat tinggal di Grendeng Rt 02 Rw 02 Kecamatan
Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas. Responden hamil pada trimester kedua
yaitu 6 bulan, sebelumnya Ny.E sudah memiliki anak yang bersekolah di Paud.
Berdasarkan kunjungan yang kelompok kami lakukan didapatkan data assessment
sebagai berikut:
1. Antropometri
a. Umur : 27
b. BB (setelah hamil) : 70 kg
c. TB : 158 cm
c. LILA
Setelah pengukuran pada responden tersebut responden memiliki
LILA yang berukuran 29 dimana angka tersebut melebihi ambang batas yaitu
dari 23,5. Tetapi juga tidak termasuk KEK.
Ambang batas pengukuran LILA
(Sirrajuddin, 2011).
2. Biokimia
a) Hasil Pemerilsaan di labotorium
3. Bioklinik
Tekanan darah
4. Dietary
Wakt Nama Komposis Jumlah
URT Gra Energi KH Prote Lemak
u Makanan i
m (kkal) (gr) in (gr)
(gr)
Pagi Bubur Beras 3/8 50 180,4 39,8 3,3 0,3
(07.00) ayam gls
Ayam ¼ 12,5 37,4 0 2,3 3,1
ptg
Minyak ½ 5 43,1 0 0 5
sdm
Kacang 1 12,5 51,9 3,8 4,6 2,5
kedelai sdm
minyak ½ 5 43,1 0 0 5
sdm
Susu - 1 gls 40 35,9 24 10 1,5
Prenagen
Pisang Pisang 1 ptg 50 46 11,7 0,5 0,3
ambon
Selinga Biskuit - 5 100 119,5 55 15 25
n Ibu Hamil kepi
(10.00) ng
Siang Nasi Beras 1 ctg 50 180,4 39,8 3,3 0,3
Tahu Tahu 1 ptg 100 76 1,9 8,1 4,8
(12.00)
Minyak ¼ 2,5 21,6 0 0 2,5
putih
sdm
tumis
Telur Telur 1 btr 55 85,3 0,6 6,9 5,8
Mata Sapi ayam
Minyak ½ 5 43,1 0 0 5
sdm
Selinga Jeruk Jeruk 1 ptg 55 25,9 6,5 0,5 0,1
n
(14.00)
Sore- Roti Roti tawar 4 iris 80 219,1 41,5 7,0 2,4
Mentega ½ 5 35,5 0 0 4
Malam Bakar
sdm
(19.00)
Selai 2 20 53,6 13,0 0,1 0
Stroberi sdm
meises 2 20 95,4 12,7 0,8 5,9
sdm
JUMLAH TOTAL 1393,2 250, 62,5 73,6
2
FREKUENSI Keterang
BAHAN an (skor)
MAKANA 1x/hr <3x/mg
Tidak
N >1x/hr (4- 3x/mg (1- <1x/mg
pernah
6x/mg) 2x/mg)
1. Makanan Pokok
a. Nasi X 50
b. Mie X 1
c. Roti X 25
d. Kentang X 0
e. Bubur X 25
2. Hewani
a. Telur X 25
b.Daging X 0
sapi
c.Daging X 25
ayam
d. Hati X 0
e.Ikan X 25
Bawal
d.Ikan X 25
Melem
3. Nabati
a. Tempe X 25
b. Tahu X 25
c.Kacang X 25
hijau
4. Sayur
a. Bayam X 25
b.Kangkung X 25
c. Wortel X 25
d.Kacang X 0
panjang
e. Buncis X 0
f. Sawi X 25
g. Kobis X 25
h. Kol X 0
5. Buah
a. Pisang X 25
b. Jeruk X 25
c. Apel X 25
d. Peer X 0
e. Pepaya X 0
f. Semangka X 0
g. Mangga X 0
h. Salak X 25
6. Susu
a. Susu sapi X 0
b.Susu ibu X 25
hamil
7. Jajanan
a. Kue X 0
b. Bakso X 0
c. Cimol X 0
d. Mie ayam X 0
e. Risol X 0
f.Snack X 0
kemasan
Kategori skoring:
REKOMENDASI DIET
Karbohidrat : 250,2 gr
Protein : 62,5 gr
Lemak : 73,6 gr
1393,2
ecukupan energi=
2927,7
ukupan energi=47 %
Kemenkes RI (2013)
Hasil recall total konsumsi energi jika dibandingkan dengan AKG individu
menunjukkan bahwa tingkat kecukupan energi responden sebesar 47%.
Sehingga termasuk dalam kategori Defisit karena tingkat konsumsinya berada
pada <70% AKG.
Hasil recall total konsumsi protein jika dibandingkan dengan AKG individu
menunjukkan bahwa tingkat kecukupan protein responden sebesar 62%.
Sehingga termasuk dalam kategori Kurang, karena tingkat konsumsinya
berada pada <80% AKG.
Hasil recall total konsumsi protein jika dibandingkan dengan AKG individu
menunjukkan bahwa tingkat kecukupan protein responden sebesar 71%.
Sehingga termasuk dalam kategori kurang, karena tingkat konsumsinya berada
pada < 80 % AKG.
Hasil recall total konsumsi lemak jika dibandingkan dengan AKG individu
menunjukkan bahwa tingkat kecukupan lemak responden sebesar 75%.
Sehingga termasuk dalam kategori Kurang, karena tingkat konsumsinya
berada pada <80% AKG.
Berdasarkan hasil perhitungan Angka Kecukupan Gizi Individu dan
Tingkat Kecukupan Gizi pada Recall 24 jam pada responden, diperlukan suatu
rekomendasi menu satu hari yang dapat dipraktikan dan dikonsumsi
responden untuk memenuhi kebutuhan gizinya dalam satu hari.
2. Protein
= 76 – (76 x 10%)
= 76 – 7,6 = 68,4
= 76 + (76 x 10%)
= 76 + 7,6 = 83,6
Menu diet direkomendasikan karena memiliki total protein 82,8 kkal yang
berada pada rentang 68,4 gram – 83,6 gram.
3. Lemak
= 85 – (85 x 10%)
= 85 – 8,5 = 76,5
= 85 + (8,5 x 10%)
= 85 + 8,5 = 93,5
Menu diet direkomendasikan karena memiliki total lemak 86,2 kkal yang
berada pada rentang 76,5 gram – 93,5 gram.
4. Karbohidrat
= 349 – (349 x 10%)
= 349 – 34,9 = 314,1
BAB III
PEMBAHASAN
1. Interpretasi Antropometri
Berdasarkan hasil kunjungan kami didapatkan data-data assement
seperti antropometri, biofisk, klinis dan dietary (recall dan form food
quisionary). Responden adalah ibu menyusui yang berusia 27 tahun dengan
berat badan 70 kg dan tinggi badan 158 cm. Interpretasi IMT Ny.An pada saat
ini adalah 28 dan termasuk dalam kategori obesitas tingkat 1. Pada saat baru
melahirkan Ny.An ini memiliki berat 78 kg dan didapatkan interpretasi IMT
KATEGORI IMT
Berat Badan Kurang < 18,5
Berat Badan Normal 18,5 – 24,9
Berat badan lebih >25
Pra-Obes 25,0 – 29,9
Obesitas I 30,0 – 34,9
Obesitas II 35,0 – 39,0
Obesitas III >40
2. Interpretasi Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh, antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti
hati dan otot. Penggunaan metode ini untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Setiap zat
gizi memiliki indikator tersendiri pada uji biokimia (Supariasa,2014)
Untuk penilaian biokimia sendiri kami tidak melakukakannya sendiri,
tetapi Ny.E mempunyai datanya pada saat melakukan pemeriksaan di
puskesmas dan hasil yang di dapat berupa hemoglobin, glukosa darah dan
HBSAg. Untuk hasil hemoblobin sebesar 12,7 gr/dl dan nilai normal yang
paling sering dinyatakan adalah 14-18 gm/100 ml untuk pria dan 12-16
gm/100 ml untuk wanita (gram/100 ml sering disingkat dengan gm% ataum
gm/dl). Beberapa literature lain menunjukkan nilai yang lebih rendah,
terutama pada wanita, sehingga mungkin pasien tidak dianggap menderita
anemia sampai Hb kurang dari 13 gm/100 ml pada pria dan 11 gm/100 ml
pada wanita (Supariasa,2014).
Selanjutnya untuk glukosa darah didapatkan hasil 92 mg/dl. Kadar
gula darah normal 60-120 mg/dl (milligram per 100 milimeter) sedangkan
ukuran idealnya adalah 80-109 ml/dl pada waktu puasa sebelum test darah dan
110-159 pada 2 jam setelah makan kadar kolesterol tidak boleh lebih dari 200
mg/dl dengan LDL kurang dari 130 mg/dl, dan HDL diatas 45 mg/dl dan
trigeliserida dibawah 200 mg/dl (Vitahealth, 2006).
HBsAg merupakan antigen permukaan yang ditemukan pada
virus hepatitis B / hepatitis B virus (HBV) yang memberikan arti
adanya infeksi hepatitis B aktif. Virus yang memiliki kapsul memiliki
beberapa protein yang berbeda pada bagian permukaan dari kapsul yang
dapat bersifat sebagai antigen. Antigen ini di dalam tubuh manusia akan
dikenali dan berikatan dengan protein yang dihasilkan tubuh yaitu antibodi.
Dan pada responden Ny.E didapatkan hasil non reaktif artinya tidak terkena
virus hepatitis.
3. Interpretasi Bioklinis
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajart I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100
A. Kesimpulan
1. Dari data antropometri didapatkan interpretasi IMT ibu sebelum hamil
termasuk kedalam kategori overweight sedangkan setelah hamil ibu
termasuk dalam kategori obesitas tingkat 1.
2. Berdasarkan data recall jika dibandingkan dengan AKG bahwa ibu hamil
memiliki tingkat kecukupan energy defisit, sedangkan untuk protein,
lemak, dan karbohidrat kurang sehingga pada rekomendasi menu diet
disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat
tinggi.
3. Untuk penilaian biokimia didapatkan bahwa ibu hamil memiliki Hb dan
glukosa darah normal dan berdasarkan pemeriksaan HBsAg, ibu tidak
terkena virus hepatitis.
4. Untuk penilaian bioklinis, ibu hamil memiliki tekanan darah normal
5. Dari hasil FFQ didapatkan bahwa makanan pokok yang sering
dikonsumsi adalah nasi, bubur, dan roti. Makanan hewani yang sering
dikonsumsi adalah telur, daging ayam, ikan bawal, dan ikan melem.
Sedangkan makanan nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu, tempe,
dan kacang hijau. Sayuran yang sering dikonsumsi adalah bayam,
kangkung, wortel, sawi, dan kubis. Untuk jenis pangan susu, ibu hamil
minum susu prenagen.
B. Saran
Ibu hamil sebaiknya lebih mengontrol berat badannya karena
berdasarkan IMT, ibu termasuk dalam kategori overweight sebelum hamil
sedangkan setelah hamil termasuk dalam kategori obesitas tingkat 1.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Z. 2003. Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruhnya terhadap Bayi yang
Dilahirkan. Jakarta : EGC.
Moch. Agus Krisno Budiyono, 2004. Dasar-dasar ilmu Gizi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi
Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2014. PENILAIAN STATUS GIZI, Ed.2. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
MAKALAH
PURWOKERTO
2017