Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU-PARU (TB PARU)

BAHASA INDONESIA

Diajukan sebagai persyaratan memenuhi tugas bahasa Indonesia

ANNISA
19311003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepa Allah Swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tuberculosis (TBC)” dapat selesai tepat waktu. Penulisan makalah ini di ajukan
sebagai tuga akhir bahasa Indonesia.

Penulis menyadari masih belum sempurna, maka saran dan kritik yang
konstruktif sangat diharapkan guna kesempurnaan dan kelanjutan makalah ini
dimasa yang akan datang. Semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
dan menjadi salah satu alternatif dalam pengembangan dunia pendidikan. Semoga
segala informasi yang terdapat didalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Pekanbaru, 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................
A. Pengertian TB Paru..........................................................................................3
B. Faktor Penyebab TB Paru................................................................................3
D. Faktor Penyebaran TB Paru.............................................................................4
E. Gejala Klinis TB Paru......................................................................................5
F. Komplikasi TB Paru ........................................................................................6
BAB III PENUTUP........................................................................................................
A. Simpulan............................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman TB
menyerang paru tetapi juga mengenai organ tubuh lainnya. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyakit TB Paru antara lain kondisi sosial
ekonomi, umur, jenis kelamin, status gizi dan kebiasaan merokok. Meskipun
merokok bukanlah penyebab utama terjadinya penyakit TB Paru, namun
kebiasaan merokok dapat merusak mekanisme pertahanan sehingga
memudahkan masuknya kuman penyakit TB. Ditambah lagi, fenomena
merokok di Indonesia masih dianggap wajar, bahkan dianggap sebagai gaya
hidup.
Hingga saat ini, TB masih menjadi penyakit infeksi menular yang paling
berbahaya di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa
sebanyak 1,5 juta orang meninggal karena TB (1.1 juta HIV negatif dan 0.4
juta HIV positif) dengan rincian 89.000 laki-laki, 480.000 wanita dan 140.000
anak-anak. Pada tahun 2014, kasus TB diperkirakan terjadi pada 9,6 juta
orang dan 12% diantaranya adalah HIV-positif.
Indonesia adalah salah satu negara tropis. Sepanjang sejarah, wilayah
tropis lebih mudah terjangkit penyakit menular dibandingkan dengan wilayah
beriklim sedang. Penyebab utamanya yaitu faktor lingkungan, dimana
wilayah tropis memiliki kelembaban cukup tinggi dan pertumbuhan biologis
sebagai pendukung keanekaragaman hayati yang tinggi termasuk patogen,
vektor, dan hospes. Hal ini diperparah oleh kesadaran masyarakat dan
pengendalian penyakit menular yang kurang optimal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, bagaimanakah terjadinya
penyakit TB Paru?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ba gaimana terjadinya penyakit TB Paru
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian TB Paru
b. Untuk mengetahui faktor penyebabTB Paru
c. Untuk mengetahui faktor penyebaran TB Paru
d. Untuk menteahui gejala klinis TB Paru
e. Untuk mengetahui komplikasi TB Paru

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
penyakit TB Paru.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan
penambahan literatul bagi mahasiwa/i khususnya Stikes Payung Negeri
Pekanbaru.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
informasi untuk melengkapi refrensi kepustakaan dan bahan pengayaan
teori khususnya tentang penyakit TB Paru.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian TB Paru
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman TB
menyerang paru tetapi juga mengenai organ tubuh lainnya (Santa, 2016). TB
paru merupakan penyakit infeksi menular yang banyak didapatkan di negara
yang sedang berkembang seperti Indonesia dan biasanya terjadi pada anak
maupun orang dewasa. Penyakit TB Paru diperkirakan telah menginfeksi
sepertiga dari penduduk dunia dengan kejadian sekitar 95% terjadi pada
negara-negara berkembang. (Kemenkes, 2016)

B. Faktor Penyebab TB Paru


Penyebab TB paru adalah kuman Mycobacteria Tuberkulosis, yang
berbentuk batang berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron dan
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh
karena itu, disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa
jam di tempat gelap dan lembab, sehingga dalam jaringan tubuh kuman ini
dapat dorman (tidur), tertidur lama selama beberapa tahun (Corbett, 2016).
Apabila seseorang telah terinfeksi kuman TB paru, namun belum menjadi
sakit maka tidak dapat menyebarkan infeksi ke orang lain. Masa inkubasinya
yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai terjadinya sakit,
diperkirakan selama 4 sampai 6 Minggu (Corbett, 2016). Kuman ditularkan
oleh penderita TB paru BTA positif melalui batuk, bersin atau saat berbicara
lewat percikan droplet yang keluar. Risiko penularan setiap tahunnya
ditunjukkan dengan Annual Risk of TB Infection (ARTI) yaitu proporsi
penduduk yang berisiko terinfeksi TB paru selama satu tahun (Suarni, 2016).
C. Faktor Penyebaran TB Paru
Cara penularan TB paru melalui percikan dahak (droplet). Sumber
penularan adalah penderita TB paru BTA positif, pada saat penderita TB paru
batuk atau bersin. Droplet yang mengandung kuman TB paru dapat bertahan
di udara pada suhu kamar selama beberapa jam, sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi di
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari
langsung dapat membunuh kuman, percikan dapat bertahan selama
beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Orang dapat
terinfeksi, jika droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Setelah
kuman TB paru masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kuman TB
paru tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui
sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran
langsung ke bagian tubuh lainnya (Narasimhan dkk, 2016).
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya
kuman yang dikeluarkan dari parunya. Semakin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahaknya maka penderita tersebut semakin menularkan. Bila
hasil pemeriksaan dahaknya negatif maka penderita tersebut dianggap
tidak menular. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB
paru ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut (Narasimhan dkk, 2011).
Risiko penularan setiap tahun Annual Risk of Tuberkulosis Infection
(ARTI) di Indonesia cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3%. Pada
daerah dengan ARTI sebesar 1% berarti setiap tahun di antara 1000
penduduk, 10 orang akan terinfeksi, kemudian sebagian besar dari orang
yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB paru, hanya sekitar 10% dari
yang terinfeksi yang akan menjadi penderita tuberkulosis. Berdasarkan
keterangan tersebut, dapat diperkirakan bahwa pada daerah dengan ARTI
1%, maka diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100 penderita
setiap tahun, dimana 50 penderita adalah BTA positif (Narasimhan dkk,
2016).
D. Gejala Klinis TB Paru
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahakbercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makanmenurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpakegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan (Narasimhan, 2016)
1. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang
dapat mencapai 40-41 ° C. Serangan demam pertama dapat sembuh
sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya
sehingga pasien merasatidak pernah terbebas dari demam influenza ini.
2. Batuk/Batuk Darah
Terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Keterlibatan bronkus pada tiap
penyakit tidaklah sama, maka mungkin saja batuk baru ada setelah
penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-
minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Keadaan batuk darah
karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah
pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus
dinding bronkus.
3. Sesak Napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas.
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang
infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
4. Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan
kedua pleura sewaktu pasien menarik dan melepaskan napasnya.
5. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise
sering ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan makin
kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan keringat
pada malam hari tanpa aktivitas. Gejala ini makin lama makin berat dan
terjadi hilang timbul secara tidak teratur

E. Komplikasi TB Paru
Komplikasi pada penderita tuberkulosis stadium lanjut (Narasimhan,
2016).
1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
3. Bronkiektasis pelebaran bronkus setempat dan fibrosis pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif pada paru.
4. Pneumotora adanya udara di dalam rongga pleura spontan (kolaps
spontan karena kerusakan jaringan paru).
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai