Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS

A. Definisi
Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para
ahli tentang abortus, antara lain:
Eastman : abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana
fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup
diartikan apabila fetus itu beratnya antara 400-1000 gram, atau
usia kurang dari 28 minggu.
Jeffcoat : abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia
kehamilan 29 minggu, yaitu fetus belum viable by low.
Holmer : abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16,
dimana proses plasentasi belum selesai.

B. Etiologi
Faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Kematian fetus adalah faktor ovum sendiri.
2. Faktor ibu meliputi:
a. Adanya kelainan genetalia ibu menderita:
1) Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus, tikornis)
2) Kelainan letak dari uteris seperti retrofeksi uteri, fiksata
3) Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti midasi dari
ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau
estrogen, endometritis, mioma sub mukosa.
4) Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)

1
5) Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.
b. Gangguan sirkulasi plasenta
Pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia
gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh karena lue.
c. Penyakit-penyakit ibu, misalnya:
1) Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti
pneumonia, tifoid, pielitis, rubella, dan sebagainya. Kematian fetus
dapat disebabkan toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada
fetus.
2) Keracunan pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain.
3) Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru
berat, anemi gravis
4) Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme hipotiroid,
kekurangan vitamin A, C, E, diabetes mellitus.
d. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta
merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat
meninggalnya fetus.
e. Terlalu cepatnya korpus leteum menjadi atrofis atau faktor serviks,
yaitu inkam potensi serviks, sevisitis.
f. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi.
Misal : Sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, kekakuan,
caparotomi dan lain-lain atau dapat juga karena trauma
langsung terhadap fetus, selaput janin rusak langsung karena
instrumen-benda, dan obat-obatan.

2
3. Faktor Bapak
Penyakit bapak : pada umur lanjut, penyakit kronis
Seperti : TBC, anemi, delum pensasi koralis, malnutrisi, nefritis,
sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, Pb, dan lain-lain)
sinar roentgen, avitaminosis.

C. Patofisiologi
Faktor-faktor abortus
(kematian fetus, faktor ibu, faktor bapak)

Perdarahan dalam desidua basalis

Nekrosis jaringan sekitar

Sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas

Uterus berkontraksi mengeluarkan produk konsepsi

Kehamilan < 8 minggu kehamilan 8-14 minggu


 
Vili korealis belum menembus vili korealis masuk desidua
Dedidua terlalu dalam
 
Hasil konsepsi dikeluarkan semua hasil konsepsi sebagian keluar
Dan sebagian lagi tertinggi
Perdarahan >>>

Resiko terhadap infeksi resiko kekurangan volume


Berhubungan dengan retensi sebagian cairan kurang dari kebutuhan tubuh
Atau semua pk berhubungan dengan perdarahan abortus
Atau pasca bedah

3
D. Gejala Klinis Abortus
Abortus merupakan salah satu bentuk komplikasi pada kehamilan
muda maka pada semua macam abortus banyak atau sedikit masih terdapat
sisa tanda-tanda kehamilan. Di samping gejala keguguran sendiri yaitu
perdarahan yang keluar dari uterus dan perasaan nyeri karena rahim
berkontraksi ketika hasil konsepsi berusaha dikeluarkan.
1) Pada abortus imminens semua tanda kehamilan muda masih terdapat.
2) Pada abortus tertahan (missed abortion) uterus yang masih lebih besar dari
pada keadaan tidak hamil walaupun lebih kecil dari pada yang seharusnya
menurut lama amenorea.
3) Pada abortus inkompletus uterus masih lebih besar daripada waktu hamil
dan terasa lembut pada palpasi melalui vagina dan serviks terbuka.
4) Pada abortus kompletus dapat diketahui pada pemeriksaan yang lalu
terdapat tanda-tanda kehamilan muda sebelum mengalami kegugurannya.
5) Pada abortus insipiens walaupun hasil konsepsi masih terdapat di dalam
rahim sehingga uterus masih besar sesuai lama amenorea tetapi serviks
sudah terbuka dan teraba kantung ketuban menonjol keluar disertai
perdarahan yang banyak dan nyeri karena his.
6) Pada abortus imminens perdarahan mula-mula sedikit berlangsung berhari-
hari atau beberapa minggu. Warna darah merah segar jika baru terjadi, bila
tercampir dengan darah lama warnanya berubah menjadi kecoklatan.

E. Klasifikasi
Abortus dibagi 2, yaitu:
1) Abortus spontan
2) Abortus provakatus

4
1. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor
mekanik ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor
alamiah.
Abortus spontan dibagi atas:
a. Abortus kompletus (keguguran lengkap) seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong.
Terapi: hanya dengan uterotonika.
b. Abortus inkompletus (keguguran bersisa): hanya sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau
plasenta.
Gejala : Amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas, perdarahan yang
bisa sedikit atau banyak dan biasanya berupa stolsel (darah
beku) sudah ada keluar fetus atau jaringan.
Terapi : bila ada tanda-tanda syok maka berilah dulu pemberian
cairan dan transfuse darah. Kemudian keluarkan jaringan
secepat mungkin dengan metode digital dan kuratase,
kemudian beri obat-obatan uterotonika dan antibiotika.
c. Abortus insipions (keguguran sedang berlangsung): abortus yang
sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang
teraba, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
Terapi: seperti abortus inkompletus.
d. Abortus iminens (keguguran membalat) : keguguran membalat dan
akan terjadi dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan
memberikan obat-obat hormonal dan antispasmodila serta istirahat.
Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada maka perlu
ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau kehamilan 2
kali berturut-turut negatif maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret).

5
e. Missed abortion : keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetapi berada
dalam rahim atau tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Gejala : adanya amenorea, serviks tertutup dan perdarahan sedikit-
sedikit yang berulang.
Terapi : berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus
dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan
dilatasi dan kuratase. Hendaknya pada penderita yang
diberikan tanpa dan antibiotika.
f. Abortus habitualis (keguguran berulang): keadaan dimana penderita
mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
Terapi : pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus ini
lebih besar hasilnya dilakukan sebelum ada konsepsi
daripada sesudahnya. Merokok dan minum alkohol harus
dikurangi atau dihentikan.
g. Abortus infeksiosus dan abortus septil: abortus infeksiosus adalah
keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah
keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ke dalam
peredaran darah atau perikoneum.
Terapi:
1) Bila perdarahan banyak berikan transfuse darah dan cairan yang
cukup.
2) Berikan antibiotika yang cukup dan tepat dengan suntikan penisilin
1 juta satuan tiap 6 jam, berikan suntikan streptomisin 500 mg tiap
12 jam atau antibiotika spectrum luar lainnya.
3) Lakukan dilatasi dan kuratase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
4) Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan
kemajuan penderita.

6
5) Pada abortus septik terapi hampir sama hanya dosis dan jenis
antibiotika ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan
hasil pembiakan uji kepekaan kuman.
6) Tindakan operatik, melihat jenis komplikasi dan banyaknya
perdarahan, dilakukan bila keadaan umum membaik dan panas
mereda.
2. Abortus provakalis (induced abortion): abortus yang disengaja, baik
dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat, abortus ini terbagi
menjadi:
a. Abortus medisinalis (abortus hierapeutica)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan
indikasi medis) biasanya perlu mendapat persetujuan 2-3 tim dokter
ahli.
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
F. Komplikasi Abortus
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi: sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuratase yang dilakukan oleh
tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh:
a. Perdarahan yang banyak disebut syok homorogik.
b. Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik.

Anda mungkin juga menyukai