COVID-19
Versi 1.0
Berdasarkan hal tersebut, PAPDI Cabang Cirebon membentuk Tim Penanggulangan Kasus COVID-
19, untuk konsolidasi dan kordinasi serta peningkatan kesiapan dan kesiagaan dalam menghadapi
Pandemi COVID-19.
DEFINISI OPERASIONAL
Pedoman Penanggulangan COVID-19 ini dibuat berdasarkan Revisi ke-3 Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit pada Bulan Maret 2020. Adapun modifikasi disesuaikan dengan kondisi
wilayah III Cirebon.
Kriteria Kasus
Kriteria kasus COVID-19 terkait dengan tanda, gejala dan faktor risiko serta terkonfirmasi atau tidak,
dapat dilihat pada tabel ringkasan berikut ini:
Kasus Probable Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi inkonklusif
(tidak dapat disimpulkan).
SURVEILANS
Kegiatan surveilans dilakukan untuk pelacakan kontak dan mencegah penularan lebih lanjut dari
COVID-19. Kegiatan surveilans dilakukan oleh pihak terkait diantaranya : Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Pusat.
Adapun ringkasan kegiatan surveilans berdasarkan kriteria Kasus adalah sebagai berikut:
KRITERIA
SURVEILANS DETEKSI DINI RS/ Klinik
KASUS
Pelacakan Kontak erat : a. Tatalaksana sesuai kondisi pasien
- Keluarga b. Rujuk ke RS Rujukan dengan ambulans
- Petugas Kesehatan c. Komunikasi risiko COVID-19 kepada pasien,
keluarga dan penunjung.
Pasien dalam d. Laporkan kasus ke Dinkes Kota/Kabupaten dalam
Pengawasan 1x24 jam
(PDP) e. Lakukan penyelidikan epidemiologi (pelacakan
kontak erat) bekerja sama dengan dinkes, serta
mencatat dan melaporkan hasil pemantauan kontak
secara rutin (form terlampir)
f. Pengambilan Spesimen
Pemantauan 14 hari sejak kontak terakhir dengan kasus probable atau konfirmasi.
- Observasi dan karantina
Kontak Erat - Perlu pengambilan spesimen,
Risiko Tinggi Jika tidak ada gejala pengambilan spesimen pada hari ke-1dan 14,
Jika timbul gejala , pengambilan spesimen dilakukan pada hari ke-1 dan 2.
- Jika hasil pemeriksaan positif : rujuk rs untuk isolasi
Coronavirus merupakan patogen pada hewan dan manusia , pada tahun 2019 ditemukan coronavirus
baru yang diidentifikasi sebagai penyebab pneumonia di Wuhan, Hubei- China. Peningkatan kasus
menjadi pandemi dinyatakan oleh WHO pada maret 2020.
Transmisi COVID-19 terjadi dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia. Transmisi
terjadi melalui droplet atau tetesan sekresi pernapasan ketika pasien mengalami batuk, bersin atau
berbicara dan menularkan orang lain jika mengalami kontak langsug dengan membran mukosa.,
menyerupai penyebaran influenza. Infeksi juga dapat terjadi jika seseorang yang menyentuh
permukaan yang terinfeksi lalu menyentuh muka atau mata atau hidungmya.
Umumnya tetesan sekresi pernapasan (droplets) tidak dapat berpindah jauh (tidak lebih dari 2 meter)
dan tidak bertahan diudara. Namun rekomendasi kewaspadaan airborne tetap dilakukan pada
beberapa negara dan prosedur risiko tinggi,
Onset gejala umumnya terjadi setelah masa inkubasi 2 sampai dengan 14 hari (rata-rata 4-5 hari).
Jumlah RNA virus dikatakan meningkat segera setelah timbul gejala. Transmisi dari individu yang
tidak bergejala juga dapat terjadi. Screening serologi mungkin merupakan pilihan untuk mengevaluasi
infeksi asimptomatik.
Usia. Covid-19 dapat terjadi pada usia berapapun, meskipun usia dewasa dan usia tua yang paling
banyak terjangkit (median 49-56 tahun). Usia lanjut berhubungan dengan angka kematian yang tinggi
(8-15% pada usia > 70 tahun). Pada Anak jarang terjadi infeksi dan umumnya gejala berupa gejala
ringan (kejadian kasus 2% dari total infeksi pada usia <20 tahun)..
Gambaran Klinis
Infeksi Asimptomatik , angka kejadiannya sulit ditentukan, namun pada Februari 2020 dimana terjadi
wabah pada kapal pesiar dan dilakukan skrining COVID-19, didapatkan 17% positif dengan 50% dari
619 yang terkonfirmasi positif tidak memiliki gejala apapun (asimptomatik). Pada beberapa pasien
asimptomatik dapat juga ditemukan kelainan radilogis (CT Scan : 50% ground-glass opacities yang
khas atau patchy shadowing).
Beberapa pasien dapat mengalami perburukan dalam hitungan minggu. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Wang dkk., 138 pasien yang dirawat di Wuhan dengan pneumonia akibat SARS-Cov2
mengalami sesak napas rata-rata pada hari ke-5 sejak gejala pertama dirasakan dan masuk ke
perawatan pada hari ke-7.
ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) merupakan komplikasi utama yang terjadi pada kasus
berat, terjadi 20% pada hari ke-8, dan memerlukan bantuan ventilasi mekanik 12,3%. Pada
penelitianWu C dkk., 41% kasus terjadi ARDS dan terjadi pada pasien berumur >65 tahun,
diabetes melitus dan hipertensi. Komplikasi lain berupa aritmia, gagal ginjal, syok.
bekerja sama dengan KKP dan Dinkes setempat untuk pemantauan Pelaku perjalanan dari
wilayah/negara terjangkit selama 14 hari sejak kedatangan ke wilayah,
Skrining awal ODP dan PDP, untuk selanjutnya melakukan rujuk pasien ke RS Rujukan,
dilaporkan ke dinkes dalam waktu 1x24 jam.
Koordinasi dengan dinkes Kota/Kabupaten untuk melakukan pelacakan kontak erat serta
melakukan komunikasi risiko kepada kontak erat risiko rendah maupun risiko tinggi,
Melakukan pengambilan spesimen dari ODP dan kontak erat risiko tinggi, berkoordinasi
dengan dinkes.
Edukasi ke masyarakat.
RS Rujukan COVID-19 berperan dalam penanganan klinis dan surveilans sebagai berikut:
Transportasi
Area yang
dilewati Semua kegiatan tanpa
Seluruh staf Tidak perlu menggunakan APD
(ruangan atau kontak dengan pasien
Selasar)
Masker bedah
Dokter/Perawat/ Melakukan Transport Gaun/apron
tenakes lain pasien PDP/ Suspek Sarung tangan
Pelindung mata
Jaga jarak 1 meter
Ambulans Hanya mengemudi
Tidak perlu APD
Masker bedah
Sopir
Membantu menurunkan Gaun/apron
dan menaikkan pasien Sarung tangan
Pelindung mata
JUMLAH
JUMLAH
RUANGAN JUMLAH NOMOR
NO. NAMA RUMAH SAKIT RUANGAN
ISOLASI VENTILATOR KONTAK
ISOLASI
INTENSIF
1 RSUD INDRAMAYU 4 n/a 1
2 RS GUNUNG JATI 4 2 n/a
3 RSUD WALED 5 0 3
4 RSUD ARJAWINANGUN 3 n/a tentatif
5 RSUD 45 KUNINGAN 2
n/a tentatif
(onprogres)
6 RS CIDERES 0 n/a 0
7 RSP SIDAWANGI 2 0 5
8 RSUD MAJALENGKA 3 n/a 1
9 RS CIREMAI 8 (konfirmasi) n/a 2
10 RS MITRA PLUMBON 2 n/a 3
11 RSU UMC 4 (tenda) 1 (onprogres) 1
12 RS HAZNA MEDIKA
2 n/a 0
KUNINGAN
13 RS PERTAMINA CIREBON 5 (onprogres) 1 2
14 RS BHAYANGKARA
n/a 0 3
INDRAMAYU
15 RS SUMBER WARAS
2 0 3
CIWARINGIN
16 RS WIJAYA KUSUMA
1 (onprogres) n/a n/a
KUNINGAN
Keterangan _ : RS Rujukan sesuai Kepgub Tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit
Infeksi Emerging Tertentu.
Data berdasarkan konfirmasi per tanggal 21/maret/2020
Referensi :
1. Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementrian Kesehatan RI.
Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19) Revisi ke-3. Jakarta :
Maret 2020.
2. Zhang J, Zhou L, Yang Y, Peng W, Chen, X.Therapeutic and triage strategies for 2019 novel
coronavirus disease in fever clinics.Lancet Respir Med 2020; published online Feb 13.
3. Keputusan Gubernur Jawa Barat. Nomor 445/Kep.186-Dinkes/202, Tentang Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu. 17 Maret 2020.
4. Keputusan Direktur Utama RSUP. Hasan Sadikin Bandung No. HK. 02.03/X.4.1.3/5188/2020
Tentang Penggunaan Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang direkomendasikan untuk digunakan
berkenaan dengan Coronavirus Disease (COVID-19) meruju tempat, personel dan jenis
aktifitas. 18 Maret 2020.
5. Liang, Tingbo. The Handbook of COVID-19 Prevention and Treatment. Editor-in-Chief.
2020