Anda di halaman 1dari 9

Tubuh Terasa Lemas Disebabkan oleh Asam Laktat yang Berlebihan

Albert Evander Prajogianto – 102018029


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak
Dalam menjalani keseharian hidup manusia, seseorang akan selalu melakukan aktivitasnya
masing-masing. Aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam masa hidupnya memerlukan
koordinasi antara anggota tubuhnya. salah satu organ tubuh manusia yang memungkinkan kita
untuk dapat bergerak adalah otot. Otot adalah organ dalam tubuh kita yang berkontraksi untuk
menimbulkan gerakan pada tubuh manusia. Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan.
Tidak bisa dipungkiri jika otot dapat merasakan kelelahan jika melakukan aktivitas yang berat
dan tidak mendapatkan istirahat yang cukup. Aktivitas yang berat menghasilkan senyawa asam
laktat dalam tubuh. Jika asam laktat mengalami penumpukan yang berlebih, maka hal ini yang
dapat menimbulkan kram otot atau tubuh merasa lemas.
Kata kunci: kontraksi otot, kelelahan otot, asam laktat.
Abstract
Human movement requires coordination of organs, and one of them that allows us to move is the
muscle. Muscles are organs in our body that contract to cause movement in the human body.
Muscle contractions occur due to some stimulations. Muscles may be fatigue if they carry out
strenuous activities and not get enough rest. Heavy activities produce lactic acid compounds in
the body. If lactic acid is excessive, this may cause muscle cramps or lead to the body feeling
weak.
Keywords: muscle contraction, muscle fatigue, lactic acids

Pendahuluan

Manusia adalah makhluk hidup yang dapat melakukan berbagai macam hal untuk tetap
hidup. Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Manusia memiliki berbagai macam organ-
organ yang disusun secara komplek dan rumit di dalam tubuh manusia serta sebagian besar itu
merupakan otot dengan tulang.

Otot adalah organ dalam tubuh kita yang berkontraksi untuk menimbulkan gerakan pada
tubuh manusia, sedangkan tulang adalah tempat melekatnya otot. Dalam tubuh kita, otot terbagi
menjadi 3 macam yaitu; otot jantung, otot polos dan otot lurik. Terdapat sekitar 206 tulang yang
ada di dalam tubuh manusia dewasa. Makalah ini sebagian besar akan membahas tentang otot
lurik karena otot itu yang membantu kita untuk dapat bergerak. Kontraksi otot rangka
menggerakkan tulang yang dilekatinya dan memungkin tubuh melaksanakan berbagai aktivitas
motorik. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan jika tubuh akan merasa lemas atau bahkan
dapat terjadi gangguan pada organ tersebut.

Penulisan makalah ini bertujuan supaya pembaca dapat lebih mengerti mengapa jika kita
beraktivitas terlalu lama, tubuh akan merasa lelah atau lemas.

Kasus

Seorang perempuan berusia 34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan lemas dan lelah pada
sekujur tubuhnya sejak 1 minggu yang lalu. Perempuan tersebut adalah seorang pedagang kue
keliling. Dari anamnesa diketahui bahwa ia sudah beberapa kali mengalami keadaan seperti ini.

Sasaran belajar

 Mahasiswa dapat mengetahui tentang mekanisme kelelahan otot.


 Mahasiswa dapat mengetahui tentang penumpukan asam laktat.
 Mahasiswa dapat mengetahui tentang kontraksi otot.
 Mahasiswa dapat mengetahui tentang sumber energi terhadap kerja sederhana, kerja
ringan dan kerja berat.
 Mahasiswa dapat mengetahui tentang makroskopik dan mikroskopik otot skelet.

Makroskopik dan mikroskopik otot

Otot adalah salah satu organ manusia yang berfungsi untuk berkontraksi supaya tubuh
dapat bergerak. Pada saat manusia berdiri, seluruh beban yang ada akan diteruskan ke bagian
tulang panggul hingga tungkai kaki atau juga disebut dengan ekstrimitas inferior. Otot-otot yang
terdapat disitu ada banyak. Otot pada ekstremitas bawah terbagi menjadi 4 bagian, yaitu otot
pangkal paha, tungkai atas dan tungkai bawah serta otot kaki. Dari 4 bagian otot tersebut, dibagi
lagi menjadi beberapa daerah. Bagian otot paha meliputi otot daerah ilium (M. iliacus; M. psoas
major; M. psoas minor) dan otot daerah glutea (M. gluteus maximus; M. gluteus medius; M.
gluteus minimus; M. piriformis; M. obturatorius eksternus; M. obturatorius internus; M.
gemelus superior; M. gemelus inferior; M. quadratus femoris).1

Bagian otot tungkai atas meliputi otot daerah anterior (M. rectus femoris; M. vastus lateralis; M.
vastsus medialis; M. vastus intermedius; tensor fasciae latae; M. sartorius), otot daerah medial
(M. pectineus; M. gracilis; M. adductor longus; M. adductor brevis; M. adductor magus) dan
otot daerah posterior (M. biceps femoris; M. semitendinosus; M. semimembranosus).1

Bagian otot tungkai bawah meliputi otot daerah anterior (M. tibialis anterior; M. extensor
digitorum longus; M. fibularis (proneus) tertius; M. extensor hallucis longus), otot daerah lateral
(M. fibularis (proneus) longus dan M. fibularis (proneus) brevis) dan otot daerah posterior (M.
gastrocnemius; M. soleus; M. plantaris; M. popliteus; M. flexor digitorum longus; M. flexor
hallucis longus; M. tibialis posterior).1

Bagian pada kaki terbagi menjadi 4 lapisan, yaitu lapisan pertama (M. flexor digitorum brevis;
M. abductor hallucis; M. abductor digiti minimi), lapisan kedua (Mm. lumbricalis; M. quadratus
plantae; M. flexor digitorum longus; M. flexor hallucis longus), lapisan ketiga (M. flexor
hallucis brevis; M. Adductor hallucis; M. flexor digiti minimi brevis) dan lapisan terakhir (Mm.
interossei dorsalis; Mm. interossei plantares; m. tibialis superior).1

Gambar 1. Sumber: bolehtausemua.blogspot.com

Gambaran mikroskopik dari otot lurik dapat dilihat jelas dengan menggunakan
mikroskop elektron. Setiap otot memiliki lapisan otot yang bernama sarkolema. Didalam
sarkolema terdapat serat-serat otot yang disebut dengan miofibril, sebuah elemen yang
membentuk 80% volume serat otot, dengan struktur silindris intrasel dengan garis tengah 1μm
dan terbentang di sepanjang serat otot. Miofibril tersusun dari lapisan-lapisan filamen yang tipis
(aktin) dan yang tebal (miosin).1

Disetiap miofibril, terdapat pita gelap (pita A) dan pita terang (pita I) dengan urutan yang silih
berganti. Pita A dibentuk oleh tumpukan filamen tebal bersama dengan sebagian filamen tipis
yang tumpang-tindih di kedua ujung filamen tebal. Daerah yang lebih terang diantara pita A
adalah tempat yang tidak dicapai oleh filamen tipis yang disebut dengan zona H. Garis M adalah
suatu sistem protein penunjang yang menahan filamen-filamen tebal vertikal di dalam setiap
tumpukan, bergaris vertikal di bagian tengah pita A diantara zona H. Pita I terdiri dari filamen-
filamen tipis. Di bagian tengah setiap pita I terlihat garis Z yang padat dan vertikal. Daerah
antara dua garis Z disebut sarkomer, yaitu unit fungsional otot rangka. Karena itu, sarkomer
adalah komponen serat otot yang dapat berkontraksi.1

Gambar 2. Sumber: biologigonz.blogspot.co.id

Kontraksi otot

Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Rangsangan berasal dari asetilkolin
(neurotransmitter) yang dilepaskan akibat adanya potensial aksi motor neuron. Potensial aksi
berjalan di sepanjang saraf motorik sampai ke ujung serat otot. Sebuah potensial aksi yang
sampai pada bagian ujung sambungan neuromuskular akan menstimulasikan pelepasan
asetilkolin, yang akan mengalami difusi sepanjang celah dan memicu potensial aksi di dalam
serat otot. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka
banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat
otot. Setelah terbukanya saluran asetilkolin, hal tersebut membuat ion Na+ dapat mengalir ke
dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu
potensial aksi dalam serat otot. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot.
Setelah itu, potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion
Ca2+. Ion-ion Ca2+ yang dilepaskan kemudian akan berikatan dengan troponin C. Setelah itu,
troponin C akan berikatan dengan tropomiosin dan aktin kemudian berikatan dengan kepala
miosin yang mengandung ATP. Karena adanya saling tarik menarik antara aktin dan miosin,
maka menyebabkan terjadi sliding atau kontraksi. Bagian terikatnya aktin dengan miosin disebut
dengan cross bridge ATP lalu akan pecah menjadi ADP + P + energi. Setelah terjadinya
kontraksi tersebut, ion Ca2+ dipompa ke dalam retikulum sarkoplasma sampai potensial aksi otot
yang baru datang lagi. Jika sudah tidak ada potensial aksi lokal, maka Ca 2+ akan secara aktif
diserap kembali oleh retikulum sarkoplasma. Dengan Ca2+ tidak lagi terikat ke troponin,
tropomiosin bergeser kembali ke posisinya menutupi tempat pengikatan aktin; kontraksi berakhir
dan aktin secara pasif bergeser kembali ke posisi istirahatnya semula.2,3

Gambar 3. Sumber: www.edubio.info Gambar 4. Sumber: www.edubio.info

Siklus glikolisis anaerob dan aerob

Dalam tubuh manusia, terjadi suatu proses perombakan molekul kompleks menjadi
senyawa sederhana dengan membebaskan energi yang disebut dengan katabolisme. Terdapat dua
proses dalam katabolisme yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah
sebuah proses yang memerlukan oksigen supaya dapat bekerja, contohnya adalah respirasi.
Sedangkan respirasi anaerob adalah sebuah proses yang tidak memerlukan oksigen untuk
bekerja, contohnya adalah fermentasi.4

Glikolisis adalah beberapa rangkaian reaksi yang memecah satu molekul glukosa menjadi
dua molekul asam piruvat. Glikolisi terjadi di sitoplasma dan tidak memerlukan adanya oksigen
untuk dapat bekerja. Glikolisis adalah jalur awal dari respirasi anaerob. Inti dari seluruh proses
glikolisis adalah merubah glukosa menjadi asam piruvat. Selain menghasilkan asam piruvat,
proses glikolisis juga menghasilkan ATP serta molekul NADH. Molekul-molekul ATP tersebut
akan diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai bahan dasar penting sumber energi.4

Gambar 5. Sumber: biologifuntirta.blogspot.com

Tahap selanjutnya setelah glikolisis adalah Siklus Kreb atau Siklus Asam Sitrat. Siklus ini
menggunakan oksigen untuk dapat bekerja. Bila oksigen tidak tersedia atau kurang mencukupi
kebutuhan, maka piruvat hasil glikolisis akan terkonversi dengan sendirinya menjadi asam laktat.
Siklus ini juga merupakan pusat dari segala metabolisme sel. Selain itu, siklus kreb berfungsi
untuk memproses karbohidrat, protein dan juga lemak. Dengan melalui asoslasi sistem
pengangkutan elektron oksidasi dari siklus Krebs dapat menghasilkan 24 ATP.4
Gambar 6. Sumber: biologifuntirta.blogspot.com

Tahap selanjutnya setelah Siklus Krebs adalah rantai transpor elektron. Pembentukan energi
(ATP) pada rantai transpor elektron dikenal juga sebagai fosforilasi oksidatif biologis. Di dalam
proses ini, elektron-elektron yang terkandung didalam molekul NADH & FADH ini akan
dipindahkan ke dalam aseptor utama yaitu oksigen. Pada akhir tahapan proses ini, elektron yang
terdapat di dalam molekul NADH akan mampu untuk menghasilkan tiga buah molekul ATP
sedangkan elektron yang terdapat dalam molekul FADH akan menghasilkan dua buah molekul
ATP.4

Mekanisme kelelahan otot

Kelelahan otot adalah suatu kondisi dimana otot tidak mampu mempertahankan tegangan
otot yang seharusnya bisa dilakukan. Hal yang dirasakan oleh seseorang jika mengalami
kelelahan otot adalah merasa pegal, linu atau bahkan sakit di daerah tersebut. Perasaan tersebut
sebenarnya adalah sebuah cara pertahanan tubuh supaya otot tidak kehabisan ATP. Jika otot
sampai kehabisan ATP, maka jaringan tersebut akan terus berkontraksi sehingga lama kelamaan
akan menjadi kaku.2,5

Kelelahan otot dapat terjadi dikarenakan penambahan fosfat inorganik dari pemecahan ATP.
Dengan bertambahnya fosfat inorganik, kekuatan untuk berkontraksi akan berkurang sebab
fosfat tersebut akan menginterverensi tenaga kepala miosin yang dapat berikatan dengan aktin
untuk meninmbulkan kontraksi otot. Peningkatan jumlah fosfat inorganik juga dapat mengurangi
sensitivitas protein regulator pada ion Ca2+ dan juga mengurangi jumlah ion Ca2+ yang dihasilkan
dari kantong lateral yang berada pada retikulum sarkoplasma.1,5
Penumpukan asam laktat

Otot membutuhkan ATP saat berkontraksi, kebutuhan ATP bisa tidak terpenuhi sebagai
akibat dari aktivitas yang berlebihan dengan waktu istirahat yang kurang sehingga produksi ATP
secara aerob yang menghasilkan 36 ATP berubah menjadi anaerob yang hanya menghasilkan 2
ATP. Jika seseorang melakukan sebuah olahraga yang berat terlalu lama maka produksi ATP
melalui cara anaerob menghasilkan asam laktat yang disimpan di otot dan jika terus menerus di
produksi dapat membuat rasa pegal linu pada otot. Jika asam laktat mengalami penumpukan
yang berlebih, maka hal ini yang dapat menimbulkan kram otot atau perangsangan saraf motorik
yang berkepanjangan serta kadar asam laktat yang berlebihan.5

Untuk memulihkan kelelahan dari asam laktat diperlukan istirahat (fase aerob) dan peningkatan
konsumsi oksigen. Hal tersebut diperkirakan butuh kurang lebih satu hari untuk memaksimalkan
fase aerob tersebut. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk selalu melakukan olahraga berat
setiap hari supaya tidak merusak otot.6

Sumber energi terhadap kerja otot

Sumber energi utama pada kontraksi otot adalah oksigen. Jika kita melakukan aktivitas
yang berat, maka kerja otot akan semakin berat. Misalkan seorang atlit lari yang menjalani
latihan setiap harinya dengan porsi yang secukupnya. Semakin sering berlatih, maka tubuh akan
secara otomatis menyusuaikan oksigen yang dibutuhkan oleh seorang atlit tersebut. Dapat juga
dikatakan bahwa seorang atlit yang sering berlatih dapat menunda respirasi atau fase anaerob
dalam tubuhnya sehingga tidak membuat ia cepat kelelahan. Perlu juga dilakukan pemanasan
sebelum melakukan latihan supaya mempersiapkan kontraksi otot dan supaya tidak memberi
kontraksi yang berlebihan pada otot.6

Kesimpulan

Rasa lemas dan lelah yang dirasakan oleh perempuan berusia 34 tahun itu dapat
dikarenakan ia terlalu banyak melakukan aktivitas yang berat setiap hari. Seperti yang kita
ketahui dari skenario, ia adalah seorang pedagang kue keliling. Ia berkeliling dengan membawa
jualannya ke berbagai tempat setiap hari. Hal tersebut membuat seluruh otot tidak dapat istirahat
setelah melakukan aktivitas yang berat. Dengan begitu, otot tidak dapat melakukan fase aerob
sehingga menyebabkan tubuh perempuan tersebut merasa lelah dan lemas.
Daftar pustaka

1. Gendolla GHE, Tops M, Koole SL, editors. Handbook of biobehavioral approaches to


self-regulation. New York: Springer; 2015.
2. Sherwood L. Human physiology: From cells to system. 9th Ed. Boston: Brooks/Cole;
2016.
3. Guyton.2000. Fisiologi tubuh manusia. e9th ed. Jakarta: Binarupa Aksara. hal. 73-4
4. Diunduh di https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35052057/06.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1544908282&Signature=
NucRhqpKBMIafq%2FK7EHieEFVyMk%3D&response-content-disposition=inline%3B
%20filename%3DGLUKOSA_and_METABOLISME_ENERGI.pdf. Diakses pada
tanggal 22 Maret 2019
5. Keynes RD, Aidley DJ, Huang CL-H. Nerve and muscle. 4th ed. Cambridge: Cambridge
University Press; 2011.
6. Putra AY. Aminuddin. Comparative effect of active warming up and passive warming up
through lactic acid to sub-maximal physical activity. Prosiding Seminar Nasional Maret
2016.

Anda mungkin juga menyukai

  • A2 Skenario 4
    A2 Skenario 4
    Dokumen17 halaman
    A2 Skenario 4
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • C1 Skenario 5
    C1 Skenario 5
    Dokumen15 halaman
    C1 Skenario 5
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • F5 Skenario 10
    F5 Skenario 10
    Dokumen21 halaman
    F5 Skenario 10
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • E1 Skenrio 10
    E1 Skenrio 10
    Dokumen19 halaman
    E1 Skenrio 10
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • E2 Skenrio 10
    E2 Skenrio 10
    Dokumen11 halaman
    E2 Skenrio 10
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • F2 Skenrio 3
    F2 Skenrio 3
    Dokumen15 halaman
    F2 Skenrio 3
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • A1 Sken 1 Pbls
    A1 Sken 1 Pbls
    Dokumen24 halaman
    A1 Sken 1 Pbls
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • B5 Sken 1
    B5 Sken 1
    Dokumen19 halaman
    B5 Sken 1
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • F6 Skenrio 3
    F6 Skenrio 3
    Dokumen17 halaman
    F6 Skenrio 3
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • Osteosarcoma About
    Osteosarcoma About
    Dokumen3 halaman
    Osteosarcoma About
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • Jepretan Layar 2022-02-17 Pada 15.54.16
    Jepretan Layar 2022-02-17 Pada 15.54.16
    Dokumen35 halaman
    Jepretan Layar 2022-02-17 Pada 15.54.16
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • ADR Mario
    ADR Mario
    Dokumen2 halaman
    ADR Mario
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat
  • Mekanisme Lemas Dan Lelah Pada Otot
    Mekanisme Lemas Dan Lelah Pada Otot
    Dokumen14 halaman
    Mekanisme Lemas Dan Lelah Pada Otot
    FiannyMiranda Rangkoratat
    Belum ada peringkat