Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di bumi ini diperkirakan terdapat 40.000 spesies tumbuhan. Dari jumlah

tersebut sekitar 30.000 spesies hidup di kepulauan Indonesia dan sekurang-

kurangnya 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 300 spesies yang

telah dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional dan industri obat

tradisional (Kemenkes RI, 2007).

Tubuh manusia dapat mengalami reaksi oksidasi yang berlebihan sehingga

terbentuk radikal bebas yang sangat aktif dapat merusak struktur sel, fungsi sel,

dan dapat mengakibatkan penyakit degenerative, seperti penuaan, artritis, kanker

dan penyakit lainnya (Winarsi, 2007). Radikal bebas merupakan molekul reaktif

yang memiliki elektron tidak berpasangan. Untuk mendapatkan stabilitas, radikal

bebas menangkap elektron dari senyawa lain sehingga senyawa tersebut menjadi

radikal bebas yang akan menyerang senyawa lain untuk mendapatkan stabilitas

sehingga akan memicu reaksi berantai. Hal ini akan mengakibatkan desintegrasi

membrane dan komponen sel, termasuk lipid, protein dan asam nukleat (Rahman,

2007). Kerusakan plasma darah juga dapat terjadi akibat adanya radikal bebas

( Rizki et al., 2017). Antioksidan mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi

oksidasi, senyawa pemberi elektron, dan memiliki berat molekul kecil.

Terbentuknya radikal bebas dapat dicegah oleh antioksidan sehingga kerusakan

sel akan dihambat (Winarsi, 2007). Tumbuhan dapat menjadi sumber potensial
antioksidan dengan adanya senyawa-senyawa yang terkandung didalam jaringan

tanaman, diantaranya yaitu senyawa flavonoid maupun fenolik (Redha, 2010).

Salah satu kekayaan hutan alam Indonesia adalah tanaman keben (Barringtonia

asiatica) merupakan sumber daya alam yang belum ada literatur atau penelitian

yang menyatakan khasiat atau kegunaan dari daun keben (Barringtonia asiatica)

ini di dalam dunia pengobatan dan sifat toksiknya.

Oleh sebab itu untuk mengetahui lebih lanjut kandungan kimiawi pada daun

keben (Barringtonia asiatica) perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan dan toksisitas fraksi dari daun

keben (Barringtonia asiatica).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan sebuah permasalahan sebagai

berikut :

1. Apakah ekstrak daun Keben (Barringtonia asiatica) mengandung senyawa

flavonoid dan memiliki aktivitas antioksidan?

2. Berapa nilai senyawa flavonoid dan aktivitas antioksidan serta toksisitas yang

terdapat pada ekstrak daun Keben (Barringtonia asiatica)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan dari daun

Keben (Barringtonia asiatica)?

2. Untuk mengetahui nilai dari senyawa flavonoid dan aktivitas antioksidan serta

toksisitas yang terdapat pada ekstrak daun Keben (Barringtonia asiatica) ?


1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat menambah informasi

yang berguna tentang manfaat dari tumbuhan khususnya daun Keben

(Barringtonia asiatica) dalam penetapan kadar flavonoid, aktivitas antioksidan

dan uji toksisitas sehingga dapat memberikan manfaat :

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan tentang kadar flavonoid total, antioksidan

dan toksisitas dari daun Keben (Barringtonia asiatica) dengan

menggunakan metode FRAP.

1.4.2 Bagi Institusi

Sebagai acuan dan referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang

penetapan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan serta uji toksisitas

fraksi daun keben (Barringtonia asiatica) dengan menggunakan metode

FRAP.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Sebagai informasi untuk memilih daun Keben (Barringtonia

asiatica) dalam pengobatan alternatif masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai