Anda di halaman 1dari 15

A.

    Latar belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan
pokok. Penelitian merupakan proses kreeeatif untuk mengungkapkan suatu gejala
melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya,
informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan
sebelumnya. Oleh karena itu  penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha
mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau
kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik
pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah
dimaksudkan untuk memperolhe bahwa bahan yang relevan, akurat, dan reliable.
Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik,
prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidak tepatan dalam
menggunakan instrument penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya
kualitas penelitan.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan untuk
meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta
menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan
usaha memperkecil interval dengan peneitian melalui pengumpulan dan
penganalisaan data atas informasi yang diperoleh.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam lengkah-langkah penelitian
adalah menentukan pupulasi, sampel dan teknik sampling penelitian. Seorang
peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan
atau komunitas tetentu. Seorang peeliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat
suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dn
mempelajari sebagian dari kumpulan teresebut. Kemudian, peneliti akan
medapatkan metode atau langkah yang tepat untuk emmperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji
lebih dalam mengenai populasi dan sampel.
B.     Rumisan masalah
1.      Apakah yang dimaksud pupulasi dan sampel?
2.      Apakah yang dimaksud pemilihan sampel?
3.      Apakah yang dimaksud teknik sample?
4.      Bagaimana menentukan ukuran sampel?
5.      Apa saja keselahan umum di dalam sampling?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui yang dimaksud populasi dan sampel
2.      Mengetahui yang dimaksud pemilihan sampel
3.      Mengetahui yang dimaksud teknik sample
4.      Mengetahui cara menentukan ukuran sample
5.      Mengetahui kesalahan umum di dalam sampling
BAB II 
PEMBAHASAN

A. Pengeritan populasi dan sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.
Sebagai suatu populasi, kelompok subyek harus memiliki ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek
yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi
dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu. Misalnya akan melakukan
penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini mempunyai populasi yang bisa
berupa jumlah subyek/orang. Pengertian pertama memberi makna bahwa populasi
merupakan sekumpulan orang/subyek dan obyek yang diamati. Pengertian kedua
memberi petunjuk bahwa orang-orang di sekolah X mempunyai karakteristik,
misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim
organisasinya dan lain-lain. Sekolah juga mempunyai karakteristik lain seperti
kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu
mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi,
hobi, cara bergaul, kepemimpinannya, dan lain-lain. Misalnya, akan melakukan
penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan
sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y. Dalam bidang
kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada
setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian darah
yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel darah tersebut selanjutnya
diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.
Dalam kasus lain, populasi bahkan tidak mengenal batasan wilayah,
seperti populasi “remaja suku Jawa yang berusia 25 sampai dengan 35 tahun,
belum menikah, telah memiliki pekerjaan tetap, dan berpendidikan minimal
SLTA” yang mencakup semua remaja suku Jawa yang memiliki ciri tersebut tidak
peduli di manapun juga ia berada. Semakin sedikit karakteristik populasi yang
diidentifikasikan maka populasi akan semakin heterogen dikarenakan berbagai
ciri subyek akan terdapat dalam populasi. Sebaliknya, semakin banyak ciri subyek
yang diisyaratkan sebagai populasi, yaitu semakin spesifik karkateristik
populasinya maka populasi itu akan menjadi semakin homogen. Peneliti yang
hasil penelitiannyahendak diterapkan pada suatu populasi, harus menentukan lebih
dahulu karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-cara
pengambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti akan mengetahui heterogenitas
populasinya, mengetahui siapa saja yang memenuhi syarat sebagai anggota
populasi, dapat memperkirakan besarnya sampel yang harus diambil, dan tahu
persis kepada siapa generalisasi kesimpulan penelitiannya nanti akan berlaku.
2.     Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Bila sampel tidak representative, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan
itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan
temboh besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah
itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak
representative (mewakili), maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan
dalah tentang gajah.
Jika hanya meneliti sebagian populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Dinamakan penelitian sample apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian. Yang dimaksudmenggeneralisasikan adalah
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Bagaimana kita boleh mengadakan penelitian sampel? Penelitian sampel
baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam pupulasi benar-
benarHomogen. Apabila subjek penelitian tidak homogen, maka kesimpulan tidak
boleh diberlakukan bagi seluruh populasi (hasilnya tidak boleh digeneralisasikan).
Misalnya kita akan melihat apakah air di gelas sudah manis?
B. Pemilihan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi dalam penelitian. Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan
mempergunakan sampel, yaitu:
1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang
jumlahnya tidak diketahui  dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual.
Karena itu  sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi
seperti itu, demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya
sangat besar dan tidak praktis untuk mengumpulkan  data dari populasi.
Mislanya, populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh
pelosok Indonesia.
2. Masalah biaya
Besar kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang
diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas.
Oleh karena itu, sampling ialah salah satu cara untuk mengurangi biaya.
3. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia
terbatas, dan kesimpulan yang diinginkan dengan segera, maka penelitian
sampel dalam hal ini lebih cepat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena
dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua
darah dari tubuh seorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga
tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu
penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan dapat  dipertanggung
jawabkan. Ketelitian dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan
analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengara.
Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan
ketelitian dalam suatu penelitian.
6. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian: apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang
telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan
kata lain penelitian  sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada
penelitian populasi.

Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari
semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
 Harus meliputi seluruh unsur sampel.
 Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
 Harus up to date.
 Batas-batasnya harus jelas.
 Harus dapat dilacak dilapangan.
C.     Teknik sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akandigunakan dalam penelitian. Terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan yaitu:
1.      Probability sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi yang dipilih untuk menjadi anggota
sampel. Teknik ini meliputi:
a.       Simple random sampling
Dikatakn simple (sederhana) karena pengambilan angota sample dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalamnya. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi homogen.
b.      Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai
itu berstrata. Misalanya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM =
800, ST= 900, SMEA = 400, SD = 300.
c.       Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu
mempunyai 3 lulusan S3, 4 lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700
orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil
semuannya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila
dibandingkan dengan kelompok s1, SMU, dan SMP.
d.      Cluster sampling (area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Untuk menentka penduduk mana yang dijadikan
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 propinsi , maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan
secara random. Tetapi perlu diingat karena propinsi di Indonesia itu berstrata
tidak sama maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified
random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada
yang tidak, ada yang mempunyai hutan ada yang tidak. Karakteristik semacam
ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurit strata populasi
itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

2.      Nonprobability sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
atau kesempatan sama bagi unsur atau anggota populasi untuk dipilih
sebagai sampel. Teknik ini meliputi:
a.       Sampling sistematis
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi terdiri dari 100 orang. Dari
semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1-100. Pegambilan sampel
dapat dilakukan denga nomor ganjil saja, genap saj atau kelipatan dari bilangan
terentu, misalnya kelipatan bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil secara
sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya.
b.      Samplling kuota
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-
ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Sebagai contoh, akan
melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan
masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang
ditentukan pada 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi
kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelonpok harus dapat menghubungi 100
orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500
anggota sampel.
c.       Sampling insidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.
d.      Sampling proporsive
Adalah teknik penentuam sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan
melakukan penelitian tentang kualitas makanan, atau penelitian tentang kondisi
politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya aadalah orang yang ahli
politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e.       Sampling jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering digunakan bila jumlah populiasi relatif kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.
f.       Snowball sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang mengelinding yang lama-lama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang,
tetapi karena dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan,
maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi
data yang diberikan oleh dua orang sebelumnnya. Begitu seterusnya,sehingga
jumlah sampel semakin banyak.

D.    Menentukan ukuran sampling


Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil peneliti itu
akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesaalahan, maka jumlah
sample yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang.
Makin besaar jumlah sample mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sample menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum)
(Sugiyono, 2013:126)
Berapa jumlah anggota sample yang paling tepat digunakan dalam
penelitian? Jawabannya tergantung pada pada tingkat ketelitian atau kesalahan
yang dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering
tergantung pada sumber dana, waktu dan teenaga yang tersedia. Makin besar
tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sample yang diperlukan, dan
sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah
anggota sample yang diperlukan sebagai sumber data. Untuk menghitung ukuran
sample populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:

 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.


   D = 0,05.   S = jumlah sampel
Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sampel,
misalnya dari Cochran, Cohen, dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung
ukuran sampel, terdapat sedikit perbedaan jumlahnya. Lalu yang dipakai yang
mana? Sebaiknya yang dapat dipakai adalah jumlah ukuran sampel yang paling
besar.

E. Contoh menentukan ukuran sampling


Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok
masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah Daerah tertentu.
Kelompok masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokkan
berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu, lulusan S1 = 50, Sarjana Muda = 300, SMK
= 500, SMP = 100, SD = 50 (populasi berstrata)
Bila jumlah populasi 1000, kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 258.
Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata, stratanya ditentukan
menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk
tingkat pendidikan harus proposional sesuai dengan populasi. Berdasarkan
perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1 = 14, SM
= 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28.
S1     =      50/1000      x      258        =       13,90      = 12,9
SMA =     300/1000     x      258        =       83,40      = 77,4
SMK =     500/1000     x      258        =       139,0      = 129
SMP =     100/1000     x      258        =        27,8       = 25,8
SD    =      50/1000      x      258        =       13,91      = 12,9 +
                   Jumlah                                                   = 258
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (terapat koma) sebaiknya
dibulatkan ke atas sehingga jumlah sampelnya lebih 259. Hal ini lebih aman dari
pada kurang dari 258.
Roscoe dalam buku Research Metods For Business (1982:253)
memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut
ini.
1.   Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan
500.
2.   Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya; pria-wanita, pegawai negeri-
swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sample setiap kategori minimal
30
3.   Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi
atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali
dari jumlah variabel yang diteliti. Misalna variabel penelitiannya ada 5
(independen + dependen),  maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50
4.   Untuk peneliti ekperimen yang sederhana, dengan menggunakan kelompok
eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing anatra  10
s/d 20.

F. Cara mengambil anggota sampling


Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama
kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian
sering disebut dengan radnom sampling, atau cara pengambilan sampel secara
acak.
Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan
random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan
undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan
jumlah anggota populasi.  Jika pengambilan sampel adalah random, maka setiap
angogota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota
sample.

G. Kesalahan umum dalam sampling


Para peneliti pemula mungkin akan melakukan beberapa kesalahan di
dalam menatik sample-sample untuk kajian mereka. Sebagian dari kesaahan-
kesalahan sampling  pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.  Menyelesaikan subjek-subjek untuk suatu sample karena tersedia dan ini
menyenangkan bagi peneliti untuk menggunakannya, disamping meneleks
subjek-subjek dengan berdasarkan ketetapan dalam hal-hal  populasi target.
Jika sample tidak tepat, temuan-temuan dari kajian tidak dapat
digeneralisasikan.
2. Menyeleksi subjek-subjek untuk kelompok yang dibandingkan dari populasi
populasi yang berbeda jika perbandingan antara kelompok-kelompok tidak
valid.
3. Menyeleksi suatu sample yang tidak tipikal dari populasi
4. Menyeleksi suatu sampel yang teerlalu kecil untuk desain penelitian dan
analisisi statistic yang digunakan.
5. Menyeleksi sampel yang gagal memenuhi desain penelitian
6. Menggunakan para relawan tetapi gagal untuk menentukan apakah mereka
berbeda dengan para non relewan tentang beberapa karakteristik atau
kemampuanyang kursial pada kajian tersebut.
7. Menyeleksi sampel yang tidak membuat syarat-syarat untuk pergeseran dan
mungkin pada akhir kajian terbukti terlalu kecil.
BAB III 
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Teknik sampling terdiri dariProbability sampling yang terdiri dari:Simple


random sampling, Proportionate stratified random sampling,Disproportionate
stratified random sampling, Cluster sampling (area sampling) dan Nonprobability
samplingyang terdiri dari: Simple random sampling, Proportionate stratified
random sampling, Disproportionate stratified random sampling, Cluster sampling
(area sampling).

Anda mungkin juga menyukai