PENDAHULUAN
1.4
BAB II
PEMBAHASAN
Rumah sakit
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-2005)
sebagai panduan bagi staf Rumah Sakit
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien, “ciptakan kepemimpinan &
budaya yang terbuka dan adil”
Bagi Rumah sakit:
a. Kebijakan: tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul fakta, dukungan
kepada staf, pasien, keluarga
b. Kebijakan: peran & akuntabilitas individual pada insiden
c. Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
d. Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP
Bagi Tim:
a. Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
b. Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi
yang tepat
2. Pimpin dan dukung staf anda, “bangunlah komitmen & focus yang kuat & jelas
tentang KP di RS anda”
Bagi Rumah Sakit:
a. Ada anggota Direksi yang bertanggung jawab atas KP
b. Di bagian-bagian ada orang yang dapat menjadi “Penggerak” (champion) KP
c. Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi/Manajemen
d. Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Bagi Tim:
a. Ada “penggerak” dalam tim untuk memimpin Gerakan KP
b. Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
c. Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, “dorong staf anda
untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu
timbul”
Bagi Rumah Sakit:
a. Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
b. Kebijakan: kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA)
atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis lain, mencakup
semua insiden & minimum 1 x per tahun untuk proses risiko tinggi
Bagi Tim:
a. Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
b. Identifikasi bagian lain yang mungkin terkena dampak & bagi pengalaman tersebut
WHO Collaborating Centre for Patient safety pada tanggal 2 Mei 2007 resmi
menerbitkan “Nine Life Saving Patient safety Solutions” (“Sembilan Solusi Life-Saving
Keselamatan Pasien Rumah Sakit”). Panduan ini mulai disusun sejak tahun 2005 oleh
pakar keselamatan pasien dan lebih 100 negara, dengan mengidentifikasi dan
mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien.
Sebenarnya petugas kesehatan tidak bermaksud menyebabkan cedera pasien, tetapi fakta
tampak bahwa di bumi ini setiap hari ada pasien yang mengalami KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan). KTD, baik yang tidak dapat dicegah (non error) mau pun yang dapat
dicegah (error), berasal dari berbagai proses asuhan pasien.
Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang dibuat, mampu mencegah
atau mengurangi cedera pasien yang berasal dari proses pelayanan kesehatan. Sembilan
Solusi ini merupakan panduan yang sangat bermanfaat membantu RS, memperbaiki
proses asuhan pasien, guna menghindari cedera maupun kematian yang dapat dicegah.
C. Puskesmas
Tujuan dari penerapan Patient Safety di Puskesmas adalah menekan sekecil mungkin
kejadian yang tidak diharapkan (KTD) atau Medical Error pada pasien. Setiap tindakan
hanya dilakukan berdasar kan SOP. Dimasing-masing unit kerja di Puskesmas di
lengkapi dengan SOP ( Standard Operating Procedure ) untuk tindakan-tindakan tertentu.
Di Puskesmas yang menerapkan Patient Safety, keselamatan pasiennya akan terjaga atau
terjamin dari setiap tindakan medis yang keliru ( pemeriksaan, diagnosa, injeksi, obat,
tindakan bedah, dll )yang dilakukan tenaga kesehatan, maupun dari faktor lain didalam
gedung Puskesmas (sampah medis lantai yang licin, dsb ). Artinya pasien yang datang ke
Puskesmas dengan penyakit tertentu,keluarnya tidak bertambah parah atau malah jumlah
penyakitnya bertambah. Kesalahan tindakan, kesalahan diagnosa, kesalahan obat sedapat
mungkin dihindari. Setiap tindakan ( minor surgery, injeksi, pemberian obat, imunisasi )
harus selalu dipikirkan keselamatan pasien. Setiap tenaga kesehatan dibiasakan untuk
selalu berpikir ‘keselamatan pasien, tidak hanya tindakan medis tetapi juga non medis
(program yankesmas)
Usaha- Usaha Pokok Puskesmas :
Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (comprehensive health
care services ) kepada seluruh masyarakat diwilayah kerjanya, puskesmas menjalankan
beberapa usaha pokok ( basic health care services) yang meliputi program sebagai berikut
:
6. Pengobatan
Tujuan :
Memberi pengobatan dan perawatan di Puskesmas (khusus untuk Puskesmas perawatan).
8. Laboratorium
Tujuan :
Memeriksa sediaan ( spicement) darah, sputum, feses, urine untuk membantu
menegakkan diagnosa penyakit. Kegiatan laboratorium merupakan kegiatan penunjang
program lain seperti program pengobatan, KIA,KB dan P2M.
D. Di Provinsi/Kabupaten/Kota
E. Di Pusat