Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkatNya penulis dapat menyajikan tulisan makalah yang berjudul: Kegiatan

manager ruang rawat pada fungsi pengarahan

Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki

penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan, tetapi masih dirasakan

banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang

membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Tomohon, Februari 2020

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1        Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Umum..............................................................................................2
BAB II................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Konsep Dasar Pengarahan dan Pengendalian..........................................3
B. Tujuan Pengarahan dan Pengendalian......................................................4
C. Prinsip Pengarahan dan Pengendalian......................................................6
D. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengarahan dan
Pengendalian....................................................................................................7
E. Indikator Pengarahan Yang Baik Dan Indikator Pengendalian Mutu
Asuhan Keperawatan........................................................................................8
F. Langkah Supervisi Ruang Rawat.............................................................11
G. Praktik Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Standar Akreditasi...........12
BAB III............................................................................................................... 13
PENUTUP.......................................................................................................... 13
1       Kesimpulan............................................................................................13
2       Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

            Manajemen merupakan suatu yang universal di dalam dunia

industrimodern. Tiap organisasi memerlukan pengambilan keputusan,

pengkordinasian aktifitas, penanganan manusia, evaluasi prestasi yang terarah

kepada sasaran kelompok manusia. Banyak aktifitas manajerial yang masing-

masing memiliki cara pendekatan sendiri pada tipe-tipe problem khusus dan

didiskusikan dengan judul seperti manajemen peternakan, manajemen sistem

jasa,  manajemen industry, dan lain sebagainya. Semuanya mempunyai satu

elemen yang umum, yaitu ilmu manajemen.

            Istilah manajemen dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belumada

keseragaman. Berbagai istilah yang dipergunakan seperti : ketatalaksanaan,

manajemen, manajemen pengurusan, dan lain sebagainya. Untuk menghindari

penafsiran yang berbeda-beda, dalam makalah digunakan istilah aslinya yaitu

manajemen. Bila kita mempelajari literature manajemen, maka akan nampak

bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu :

·         Manajemen sebagai suatu proses

·         Manajemen sebagai kolektifitas orang-orang yang melakukanaktifitas

manajemen

·         Manajemen sebagai suatu seni

1
2

Menurut Koontz and Donnel (1972) ” management is getting thing done

through the efforts of other people” (manajemen adalah terlaksananya pekerjaan

melalui orang-orang lain).

George R. Terry (2000) mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian

tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang

lain. Manajemen memiliki beberapa komponen diataranya unsur manajemen dan

fungsi manajemen. Unsur manajemen adalah men, money,materials, methods,

dan market yang merupakan sumber daya. Dalam makalah ini kami akan

membahas pengarahan manajemen yang meliputi directing, actuating, leading,

teori dan konsep leading, serta gaya manajemen dan kepemimpinan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar dan tujuan pengarahan?

2. Bagaimana kegiatan manajer keperawatan pada fungsi pengarahan?

3. Bagaimana indicator pengarahan yang baik?

4. Bagaimana langkah supervise ruang rawat?

5. Bagaimana praktik pengarahan kepala ruangan sesuai standar akreditasi?

1.3 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kegiatan manajer ruang rawat pada fungsi pengarahan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pengarahan dan Pengendalian

1. Pengarahan

Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam terselenggaranya

roda organisasi pelayanan kesehatan. Seorang manajer keperawatan harus

dapat mengelola SDM agar dapat bekerja efektif dan efisien dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan melalui fungsi penggerakan.

Henry Fayol dalam Siagian (2007) menyebut penggerakan sebagai

commanding atau directing, sedangkan George R Terry (1993) menggunakan

istilah actuating yaitu sebagai upaya atasan untuk menggerakkan bawahan.

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang

mengikat. Para bawahan digerakkan supaya mereka bersedia

menyumbangkan tenaganya untuk secara bersama-sama mencapai tujuan

suatu organisasi.

Pengarahan dalam organisasi bersifat sangat komplek karena

menyangkut manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda

(Muninjaya, 1999).

2. Pengendalian

Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau

pengontrolan. Fayol (1998) mendefinisikan pengontrolan adalah

“Pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana


4

yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang

ditentukan”.

Tujuan pengontrolan adalah untuk mengidentifikasi kekurangan dan

kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan. Pengontrolan penting dilakukan

untuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera

direspons dengan cepatdengan cara duduk bersama.

Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen adalah

usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai

dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi,

untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang

telah ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur

signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan

bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien mungkin

untuk mencapai tujuan.

Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang

dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi

untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja.

B. Tujuan Pengarahan dan Pengendalian

1. Pengarahan

Muninjaya (1999) menyebut tujuan fungsi pengarahan ada lima yaitu :

1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien

Komunikasi antara atasan dan bawahan berpotensi menjadi lebih baik,

efisiensi kerja dapat tercapai dengan kontribusi kepala ruang dalam

menggerakkan bawahannya, misalnya melalui supervisi tindakan

keperawatan yang dilakukan kepala ruang berdampak pada minimalnya

kesalahan tindakan yang pada akhirnya dapat menghemat bahan, alat


5

dan waktu dibandingkan jika terjadi kesalahan akibat dari tidak dilakukan

supervisi tindakan keperawatan oleh kepala ruang.

2) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf

Supervisi, pendelegasian merupakan sebagian kegiatan terkait dengan

fungsi pengarahan. Kegiatan tersebut memberikan peluang bagi bawahan

untuk mengerjakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya secara

mandiri

3) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

Pengarahan yang dilakukan kepala ruang ketika perawat melakukan

kesalahan, memberi motivasi saat motivasi menurun, memberi apresiasi

saat kinerja baik akan dapat meningkatkan rasa memiliki dan menyukai

pekerjaan

4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan

motivasi dan prestasi kerja staf

Pemimpin yang baik adalah yang mampu menciptakan suasana

lingkungan yang kondusif dan menciptakan hubungan interpersonal yang

harmonis, kepemimpinan yang adil merupakan kunci sukses dalam

memberikan motivasi kerja dan meningkatkan prestasi kerja perawat

pelaksana

5) Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih dinamis

Pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruang akan menjadikan hal yang

bermanfaat bagi semua perawat sehingga akan mempermudah semua

perawat untuk mengembangkan diri yang pada gilirannya akan membuat

organisasi berkembang lebih dinamis

2. Pengendalian

1) Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh staf

dalam kurun waktu tertentu,


6

2) Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf yang

melaksanakan tugas

3) Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi sudah

digunakan dengan tepat dan efisien

4) Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan

5) Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan (reward)

C. Prinsip Pengarahan dan Pengendalian

1. Pengarahan

Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan I H), yaitu:

1) (What) Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat/perawat pelaksana

2) (Who) Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan

3) (When )Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk sampai jam

pulang)

4) (How)Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frequensi seharusnya

dikerjakan

5) (Why) Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan

6) (Where) dimana? Tentunya di ruang atau tempat masing masing

2. Pengendalian

Proses pengendalian yang dilakukan seorang manajer dikatakan berhasil bila

mengandung beberapa karakteristik seperti di bawah ini:

1) Menggambarkan kegiatan sebenarnya

2) Melaporkan kesalahan dengan tepat

3) Berpandangan ke depan

4) Menunjukkan kesalahan pada hal-hal yang kritis dan penting

5) Bersifat obyektif

6) Bersifat fleksibel
7

7) Menggambarkan pola kegiatan organisasi

8) Bersifat ekonomis

9) Bersifat mudah dimengerti

10) Menunjukkan kegiatan perbaikan

D. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengarahan dan Pengendalian

1. Kegiatan Pengarahan:

Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan pengarahan

yang penting diketahui menurut Douglas, yaitu:

1) Tentukan tujuan pengarahan yang realistis

2) Berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgen

3) Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain

4) Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf bekerja

dengan benar dan adil

5) Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan

berkelanjutan agar selalu bekerja dengan keilmuan yang kokoh dan

mutakhir

6) Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi, dengan memberikan

reward and punishment yang jelas dan tegas

7) Terjemahkan standar operasional prosedur yang mudah dibaca dan

dimengerti agar memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan staf

8) Jelaskan prosedur keadaan gawat/force major baik terhadap pasien

maupun situasi gawat lainnya

9) Berikan pengarahan yang sifatnya jelas, singkat dan tepat

10) Gunakan manajemen kontrol yang baik untuk mengkaji kualitas

layanan secara teratur dan rutin

2. Kegiatan Pengarahan:

Berikut ini adalah langkah-langkah pengendaalian/pengontrolan:


8

1) Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi

kerja

2) Melakukan pengukuran prestasi kerja

3) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar

4) Mengambil tindakan korektif

E. Indikator Pengarahan Yang Baik Dan Indikator Pengendalian Mutu Asuhan

Keperawatan

1. Indicator Pengarahan yang baik:

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengarahan Arni (2009) menyatakan

bahwa arus komunikasi melalui media pengarahan dipengaruhi oleh struktur

hierarki dalam organisasi. Namun arus komunikasi ini tidaklah berjalan lancar,

tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut :

a. Keterbukaan Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan pegawai

akan menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan

atau gangguan dalam pesan. Umumnya para pimpinan tidak begitu

memperhatikan arus komunikasi kebawah. Pimpinan mau memberikan

informasi kebawah bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi

penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan

tugas, pesan tersebut tetap dipegangnya. Misalnya seorang pimpinan

akan mengirimkan pesan untuk memotivasi pegawai guna

penyempurnaan hasil kerja, tetapi tidak mau mendiskusikan

kebijaksanaan baru dalam mengatasi masalah-masalah organisasi.

b. Kepercayaan Pada Pesan Tulisan Kebanyakan para pimpinan lebih

percaya pesan tulisan dan metode diskusi yang menggunakan alat-alat

elektronik dari pada pesan yang disampaikan secara lisan dan tatap

muka. Hal ini menjadikan pimpinan lebih banyak menyampaikan pesan


9

secara tertulis berupa bulletin, manual yang mahal, buklet dan film

sebagai pengganti kontak personal secara tatap muka antara pimpinan

dan bawahan.

c. Pesan Yang Berlebihan Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirim

secara tertulis, maka pegawai dibebani dengan memo-memo, bulletin,

surat-surat pengumuman, majalah, dan pernyataan kebijaksanaan

sehingga banyak sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh pegawai.

Reaksi pegawai terhadap pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak

membacanya. Banyak karyawan hanya membaca pesan-pesan tertentu

yang dianggap penting bagi dirinya dan yang lain diberikan saja tidak

dibaca.

d. Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi

komunikasi ke bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat

yang tepat bagi pengiriman pesan dan tampak yang potensial kepada

tingkah laku karyawan. Pesan seharusnya dikirim kebawah pada saat

saling menguntungkan kepada kedua belah pihak yaitu pimpinan dan

karyawan. Tetapi bila pesan yang dikirimkan tersebut tidak pada saat

dibutuhkan oleh karyawan maka mungkin akan mempengaruhi kepada

efektifitasnya.

e. Penyaringan Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan hendaklah

semuanya diterima mereka, tetapi mereka saring mana yang mereka

perlukan. Penyaringan pesan ini dapat disebabkan oleh bermacam-

macam faktor diantaranya perbedaan persepsi diantara pegawai, jumlah

mata rantai dalam jaringan komunikasi dan perasaan kurang percaya

kepada pimpinan.
10

2. Indicator Pengendalian Mutu Asuhan Keperawatan

a. Keselamatan pasien (patien safety)

Pelayanan keperawatan dinilai bermutu jika pasien aman dari kejadian jatuh,

ulkus dekubitus, kesalahan pemberian obat dan cidera akibat restrain.

b. Keterbatasan perawatan diri.

Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang

harus terpenuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak

terpenuhinya kebutuhan tersebut, misal penyakit kulit, rasa tidak nyaman,

infeksi saluran kemih, dll. Pelayanan keperawatan bermutu jika pasien

terpelihara perawatan dirinya dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh

higiene yang buruk.

c. Kepuasan pasien

Salah satu indikator penting lainnya dari pelayanan keperawatan yang

bermutu adalah kepuasan pasien. Tingginya tingkat kepuasan pasien

terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila terpenuhinya kebutuhan

pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang diharapkan.

d. Kecemasan

Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau perasaan tidak nyaman yang

terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Kecemasan

yang masih ada setelah intervensi keperawatan, dapat menjadi indikator

klinik.

e. Kenyamanan

Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol.

Pelayanan keperawatan dinilai bermutu jika pasien merasa nyaman dan

bebas dari rasa nyeri dan menyakitkan

f. Pengetahuan

Indikator mutu lain adalah pengetahuan dimana salah satunya

diimplementasikan dalam program discharge planning. Discharge planing


11

adalah suatu proses yang dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam hal

memenuhi kebutuhan pasien dari suatu tempat perawatan ke tempat lainnya.

Dalam perencanaan kepulangan, pasien dapat dipindahkan kerumahnya

sendiri atau keluarga, fasilitas rehabilitasi, nursing home atau tempat tempat

lain diluar rumah sakit.

F. Langkah Supervisi Ruang Rawat


Langkah-langkah pada supervise keperawatan adalah sebagai berikut (Nursalam,

2014):

a. Pra Supervisi

1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.

2) Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai.

b. Pelaksanaan Supervisi

1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau

instrument yang telah disiapkan.

2) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan

3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan

klarifikasi permasalahan.

c. Pasca Supervisi- 3F

1) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan memvalidasi

data sekunder

 Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada

 Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat

2) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)

 Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada

 Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat

3) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil laporan

supervisi)
12

4) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

G. Praktik Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Standar Akreditasi


1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM

2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik

3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap

4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan

ASKEP pasien

5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugasnya

7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain

8. Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal


BAB III

PENUTUP

1       Kesimpulan

Pengertian pengarahan adalah fungsi managemen yang berhubungan dengan

kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja

efektif secara efisien, agar terwujudnya tujuan dari perusahaan, karyawan

bahkan masyarakat. fungsi pengarahan meliputi :

a)      Directing

Directing / commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan

usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat

dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang telah di tetapkan

semula.

b)      Actuating

Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain

pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating

(pengarahan) adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama

dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

c)      Leading
14

Leading dikemukan oleh Louis A. Allen. Istilah leading dirumuskan sebagai

pekerjaan yang dilakukan oleh manajer yang menyebabkan orang lain bertindak.
15

d)     Teori dan konsep leading

Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan

lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. Pengarahan pada

dasarnya akan berkaitan dengan motifasi, komunikasi, dinamika kelompok, dan

kepemimpinan

e)      Daya manajemen dan kepemimpinan

Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku

pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar

belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin,

sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi

kepemimpinan (Kartini Kartono, 1995: 27).

2       Saran

Sebagai pemimpin organisasi yang baik hendaknya dapat mengimplementasikan

prinsip-prinsip penggerakan dengan optimal di dalam organisasi tersebut,

sehingga tujuan organisasi yang hendak dicapai akan terwujud.


DAFTAR PUSTAKA

Cushway, B. dan Lodge , D. (1999) Organisational behavior and design, perilaku organisasi
dan desain organisasi, Jakarta : PT Elex Media Indonesia, Terjemahan

Dauglass ,L.A. (1984). The Effective Nurse Leader ang Manager, @ nd .ed. St. Louish : The
CV Mosby Company

Departemen Kesehatan RI (2002) Standar tenaga keperawatan di Rumah sakit, Jakarta,


Departemen Kesehatan RI

Sitorus, Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama, Jakarta ,
EGC

-------------------(2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Panduan Implementasi ,


Edisi pertama, Jakarta , EGC

Swansberg,RC & Swansberg RJ ( 1999) Introductory manajemen and leadership for


nurses:an interactive text, Second edition., Boston : Jones and Bartlett Publishers.

Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th ed, FA
Davis, Philadelphia : WB Saunders.

Thoha. M (2008) Perilaku organisasi: Konsep dasar dan aplikasinya. Cetakan ke18 , Jakarta
:PT Raja Grafindo Persada

Gillies, D.A. (1994) Nursing management a system approach, Philadelphia : W.B Sounders
Company

Mariono, (2001). Materi kuliah ketenagaan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas


Indonesia Jakarta

Dauglass (1992) , The Effective Nurse : Leader and manager, 4th, St Louish : Mosby years
Book.

Fik- UI dan RSUP CiptpMangunkusumo, (2000), Semiloka : Model Praktek Keperawatan


Profesional II, Jakarta 12 -14 Juli 2000.

Gillies, (1994) Nursing Management a System Approach, Philadelphia : WB Saunders

Kron and Gray, (1987), The Management of Patient Care : Putting Leadership Skill to Work,
6th, Philadelphia: WB Saunders.

Dexter, Akbar. 2012. Fungsi Pengarahan dalam Management.


https://www.scribd.com/doc/96274382/Fungsi-Pengarahan-Dalam-Manajemen

Swamburg, Russel C. 2000. Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan.


Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai