Tubuh manusia terdiri dari: 1. Lean body mass, yaitu bagian tubuh tanpa jaringan lemak, tdd: air,tulang, dan jaringan-jaringan bukan lemak. Komposisi tubuh tdd:zat padat 40% BB dan zat air 60%BB 2. Jaringan lemak
Air merupakan 73% dari lean body mass sedangkan jaringan
lemak hanya mengandung sedikit air karena itu orang gemuk secara relative lebih sedikit air dari pada tubuh orang kurus.Demikian pula pada wanita yang lebih banyak lemak dari laki-laki sehingga wanita relative terdapat cairan lebih sedikit dari laki-laki. Tubuh manusia terdapat volume air tubuh total/ATT ± 42 Ltr/=60% BB. Pada neonatus (bayi baru lahir-umur 30 hari) terdapat ATT 70% BB. Tetapi jumlah ATT ini akan menurun dengan makin besarnya bayi/anak, terutama pada umur-umur 10 tahun pertama. Jadi jumlah volume cairan tubuh dapat dipegaruhi oleh faktor-faktor usia, obesitasdan jenis kelamin.
ATT berdasar usia dan jenis kelamin
Usia/tahun Laki-laki Wanita 10-18 59% 57% 18-40 61% 51% 40-60 55% 47% >60 52% 46% Distribusi cairan tubuh dalam persentase berat badan Umur CES CIS Total 0-1hari 43,9 35,1 79 1-10 hari 39,7 34,3 74 1-3 bulan 32,2 40,1 72,3 3-6 bulan 30,1 40 70,1 6-12 bulan 27,4 33 60,4 1-2 tahun 25, 6 33, 1 58, 7 2-3 tahun 26,7 36,8 63,5 3-5 tahun 21,4 40,8 62,2 5-10 tahun 22 39, 5 61,5 10-16 tahun 18,7 39,3 58
Pembagian cairan tubuh/ATT
Terbagi atas 2 kompartemen cairan utama: 1. Cairan Intrasel (CIS), mempunyai volume = 28 Ltr=40% BB=2/3bagian ATT=67% ATT. 2. Cairan Ekstrasel (CES), yaitu cairan yang mengitari sel mempunyai volume 14Ltr =20% BB=1/3ATT=33%ATT. CES tdd: a. Cairan intravaskuler=cairan plasma, mempunyai volume 2,8 Ltr= 4 % BB=6,6%ATT=20%CES. b. Cairan Ekstravaskuler=cairan interstisial /antarsel, mempunyai volume 11,2 Ltr=16%BB=26,4%ATT=80%CES. CES yang lain dari tubuh yaitu: cairan limfe(cairan getah bening) dan cairan transsel(cairan lintas sel). Limfe adalah cairan dari cairan intertisial yang dikembalikan ke plasma darah melalui sistim limfe untuk kepentingan pertahanan imun/kekebalan. Cairan lintas sel terdiri dari sejumlah kecil cairan khusus yang disekresikan oleh sel-sel spesifik ke dalam rongga tubuh tertentu untuk fungsi khusus. Cairan lintas sel meliputi: - Cairan serebrospinalis yang membentuk bantalan dan memberi makanan kepada otak dan kordaspinalis. - Cairan intraokulus, mempertahankan bentuk dan memberi makanan pada mata. - Cairan synovial, membasahi sendi dan berfungsi sebagai penyerap getaran bagi sendi. - Cairan pericardium, pleura dan peritoneum, masing-masing membasahi gerakan jantung, paru-paru dan usus. - Cairan getah pencernaan, untuk mencernakan makanan yang masuk. - Cairan dalam kelenjar liur, pancreas, hati, saluran empedu, kelenjar tiroid, gonad, kulit,ginjal dan selaput lendir saluran pernapasan serta pencernaan. Pemasukan(intake) dan pengeluaran (output) air dalam tubuh Pemasukan air sehari-hari terdiri dari: 1. Melalui mulut terdiri dari air minum (2/3 bagian dari semua air yang masuk melalui mulut) dan air dari makanan yang di makan (1/3bagian). 2. Cairan hasil oksidasi bahan makanan Pengeluaran air sehari-hari melalui: Urine (sistim ginjal), keringat( kulit), paru-paru dan feses/tinja. Keseimbangan air rata-rata sehari Air yang masuk Air yang keluar Air minum 1200 cc Urine 1400 cc Air makanan 1000cc Kulit 350cc Air hasil oksidasi 300 cc Paru-paru 350cc Keringat 200cc Feses 200cc
Total: 2500cc Total: 2500cc
Pada latihan fisik, misalnya olahraga/gerak badan terdapat
kehilangan cairan dengan 2 cara: 1. Olahraga, terjadi peningkatan kecepatan pernapasan sehingga kehilangan air melalui paru-paru meningkat karena peningkatan frekuensi pernapasan. 2. Olahraga, terjadi pemanasan dalam tubuh sehingga suhu tubuh meningkat akibatnya pengeluaran keringat bertambah pula.
Kehilangan cairan setiap hari dalam milliliter/cc
Suhu normal Cuaca panas OR berat yg lama Kulit 350 350 350 Paru-paru 350 250 650 Urine 1400 1200 500 Keringat 100-200 1400 5000 Feses 200 200 200
Total 2400-2500 3400 6700
Komposisi Cairan Tubuh I. Komposis CIS -CIS mengandung sejumlah kecil Na, Cl, dan Ca - Kalium dan fosfat dalam jumlah besar -. Mg dan sulfat dalam jumlah cukup - Terdapat banyak protein yakni 4x >protein besar -. Kation terpenting: K dan Mg - Anion utama: protein, sulfat dan fosfat organic. II. Komposis CES (plasma/cairan interstisial): -Na dan Cl dalam jumlah kecil - HCO 3 dalam jumlah cukup - K, Ca, Mg, PO4,SO4 dan asam-asam organic dalam jumlahkecil - Protein pada plasma dalam jumlah besar sedangkan protein cairan interstisial dalam jumlah kecil. - Kation terpenting adalah Na dan anion terpenting adalah Cl dan HCO3. - Mengandung nutrient untuk sel yaitu oksigen, glukosa, asam lemak, asam amino dan Co2 dan bahan-bahan lain seperti fosfolipid, kolesterol, netral fat, urea, asam laktat, urid acid, kreatinin dan bilirubin (semua ini tergolong zat-zat nonelektrolit dalam CES).
Sistim transport cairan tubuh
Transportasi cairan ke seluruh bagian tubuh terjadi dalam 2 tingkat: 1. Pergerakan aliran darah melalui sistim sirkulasi 2. Pergerakan cairan antara kapiler darah dan sel jaringan Semua darah dalam sirkulasi melalui seluruh sirkuit sirkulasi yaitu sirkulasi pulmonale dan sistemik. Dalam sirkulasi akan terjadi pertukaran diantara bagian plasma darah kapiler dan cairan interstisial melalui pori-pori kapiler. Perjalanan mekanisme transport cairan di atas sbb: cairan masuk mulut→esofagus(kerongkongan)→gaster(lambung)→intestinum( usus halus, terdapat vena intestenalis, vena mesenterika superior /inferior dan vena lienalis)→vena porta→hepar(hati)→vena hepatika→vena kava→jantung( atrium kanan→ventrikel kanan dst.
Osmolaritas Cairan Tubuh
-. Merupakan bahan/zat-zat yang menimbulkan tekanan osmotic dalam CES dan CIS. -. Osmolaritas CIS di dapatkan ± ½ dari osmolaritas total cairan tubuh yang di sebabkan oleh kalium. -. Osmolaritas total, tiap-tiap kompartemen cairan ± 300 miliosmol. Berdasarkan osmolaritas cairan tubuh ada 3 jenis cairan yaitu: 1. Cairan hipotonik, yaitu bila suatu sel tubuh dimasukkan ke dalam cairan tersebut akan terjadi pembengkakan dari sel-sel tubuh itu. Contoh cairan NaCL dengan kadar lebih kecil 0,9%:campuran dextrose 5% dan NaCL 0,9% dalam 1 Ltr: Glukose 2,5%. 2. Cairan hipertonik, yaitu bila suatu sel tubuh di masukkan ke dalam cairan tersebut akan terjadi penyusutan/lisis dari sel tubuh itu, contoh: cairan NaCL dengan kadar lebih besar 0,9% (NaCL 2-3%):campuran dextrose 5% dan NaCL 2% dalam 1 Ltr: Glukose 10%. 3. Cairan Isotonik, yaitu bilas suatu sel tubuh di masukkan ke dalam cairan tersebut tidak akan terjadi pembengkakan/penyusutan dari sel tubuh itu, contoh NaCL 0,9%, Glukose 5% dan larutan Darrow glucose. Pengaturan Keseimbangan Air Pengaturan keseimbangan air antara lain: 1. Saraf: Perangsangan saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga volume CES berkurang. Sebaliknya penghambatan kerja simpatis menyebabkan vasodilatasi sehingga volume CES bertambah. 2. Hormon: Aldosteron dan ADH (Antidiuretic hormone). Kedua hormone ini meningkatkan volume CES. 3. Ginjal: Apabila volume CES meningkat maka ginjal akan mengeluarkan cairan lebih banyak supaya volume CES dapat menurun. Sebaliknya apabila volume CES menurun maka ginjal akan menahan cairan lebih banyak supaya volume CES dapat bertambah dalam batas-batas normal. Pekerjaan ginjal dalam hal ini di bantu oleh hormone aldosterone. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dapat berupa: 1. Dehidrasi, kehilangan cairan disertai elektrolit. Penyebab dehidrasi al: -. Pengeluaran/kehilangan cairan berlebihan: diare dan muntah- muntah berat. -. Kehilangan cairan berlebihan melalui ginjal (diabetes mellitus dan diabetes insipidus). -. Luka bakar (kombusio) yang berat -. Pengeluran keringat berlebihan misalnya pada kerja/latihan fisik yang berat yang tidak di ikuti dengan pemasukkan air(minum air). 2. Gangguan keseimbangan elektrolit al: - Hipokalemia: Kalium plasma lebih kecil dari 3,5 mq/Ltr(kons kalium normal= 3,5-5,5 mq/Ltr. - Hiperkalemia 3. Gangguan osmolaritas. Dalam keadaan normal osmolaritas CES/serum darah kira-kira 280-295m.osm/kgBB Berdasarkan nilai normal osmolaritas tadi maka dikenal iso osmolaritas, hipoosmolaritas dan hiperosmolaritas. Maka dengan ini di kenal cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Dan di kenal juga dehidasi isotonic, dehidrasi hipotonik dan dehidrasi hipertonik. 4. Gangguan keseimbangan asam basa. Normal ph CES=7,4 gangguan ini al: Asidosis (kosentrasi H meningkat), Alkalosis kosentrasi H menurun, Asidemia (asidosis dengan ph lebih kecil dari normal), Alkalemia (alkalosis dengan ph lebih besar dari normal). 5. Syok (renjatan),yaitu kegagalan sistim sirkulasi akibat daya pompa jantung berkurang sehingga curah jantung/COP berkurang mengakibatkan gangguan perfusi jaringan. Penyebab syok kehilangan darah keseluruhan (whole blood), kehilangan plasma darah (luka bakar, dengue syok sindrom) dan kehilangan cairan serta elektrolit yang berat (diare dan muntah-muntah berat). Pengaturan asam basa Di dalam tubuh sebenarnya banyak mekanisme sistim pengaturan asam basa, antara lain oleh kerja hormonal misalnya aldosterone yang mensekresi H akan menyebabkan alkalosis. Akan tetapi terdapat tiga mekanisme sistem pengaturan asam basa yang penting: 1. Mekanisme sistim buffer yang berlangsung dalam cairan tubuh/darah terutama untuk mencegah perubahan kosentrasi H. 2. Mekanisme sistim respirasi, bekerja setelah terjadi perubahan untuk menyesuaikan kembali kosentrasi H. 3. Mekanisme sistim ginjal. Pengaturan asam basa ini merupakan pertahanan tubuh terhadap perubahan kosentrasi ion hidrogen. Pengaturan asam basa ph darah menurut sistim buffer maka terdapat 3 sistim buffer utama dari cairan tubuh yaitu 1. Buffer bikarbonat yang terdiri atas unsur-unsur utama Na (HCO3)2 dan H2CO3 yang dalam larutan biasanya sama banyak(asam=basa). 2. Buffer fosfat H2po4 dan po4. 3. Buffer protein. Yang terpenting disini adalah buffer bikarbonat. “Buffer” sinonimnya “dapar” yaitu zat yang dapat mengikat atau membebaskan ion hidrogen dalam larutan jadi untuk mempertahankan ph larutan/kons H ion larutan. Contoh: CO2+H2O→H2CO3 H2CO3→H+ +HCO3 Reaksi kimia ini terjadi melalui karbonikanhidrase. Pada keseimbangan asam basa normal terdapat ph cairan tubuh kira-kira 7,4. Nilai ekstrim 7-7,7. Bila ph lebih kecil 7,4 berarti kosentrasi ion H tinggi disebut asidosis. Dan bila ph lebih besar 7,4 berarti kosentrasi ion H rendah disebut alkalosis. Pada ph CES (darah) ada rumus “Hendersen Hasselbalch”, sebagai berikut: HCO3 ph=pk+ 𝑙𝑜𝑔 . H2CO3 Kosentrasi H2CO3 sukar diukur maka dipakai sebagai ukuran yakni CO2 yang terdapat pada H2CO3. (H2CO3→H2O+CO2) pk=nilai konstanta difusi H2CO3. pk=6,1 Jadi ph=6,1 +log HCO3 per CO2 Dalam sistim buffer maka H2CO3 terdapat 20 kali lebih besar daripada CO2 terlarut, sehingga terdapat perbandingan: HCO3 per Co2=20per1untuk keseimbangan asam basa. Jadi ph= 6,1+log 20 per 1=7,4. Jadi selama ratio ini dipertahankan maka ph CES/darah=7,4