Anda di halaman 1dari 10

FISIOLOGI CAIRAN TUBUH

Oleh:dr. Jornan.J.V Rampengan,AIFM

Distribusi cairan tubuh


Tubuh manusia terdiri dari:
1. Lean body mass, yaitu bagian tubuh tanpa jaringan lemak, tdd:
air,tulang, dan jaringan-jaringan bukan lemak.
Komposisi tubuh tdd:zat padat 40% BB dan zat air 60%BB
2. Jaringan lemak

Air merupakan 73% dari lean body mass sedangkan jaringan


lemak hanya mengandung sedikit air karena itu orang gemuk
secara relative lebih sedikit air dari pada tubuh orang
kurus.Demikian pula pada wanita yang lebih banyak lemak dari
laki-laki sehingga wanita relative terdapat cairan lebih sedikit dari
laki-laki.
Tubuh manusia terdapat volume air tubuh total/ATT ± 42
Ltr/=60% BB. Pada neonatus (bayi baru lahir-umur 30 hari)
terdapat ATT 70% BB. Tetapi jumlah ATT ini akan menurun
dengan makin besarnya bayi/anak, terutama pada umur-umur 10
tahun pertama. Jadi jumlah volume cairan tubuh dapat dipegaruhi
oleh faktor-faktor usia, obesitasdan jenis kelamin.

ATT berdasar usia dan jenis kelamin


Usia/tahun Laki-laki Wanita
10-18 59% 57%
18-40 61% 51%
40-60 55% 47%
>60 52% 46%
Distribusi cairan tubuh dalam persentase berat badan
Umur CES CIS Total
0-1hari 43,9 35,1 79
1-10 hari 39,7 34,3 74
1-3 bulan 32,2 40,1 72,3
3-6 bulan 30,1 40 70,1
6-12 bulan 27,4 33 60,4
1-2 tahun 25, 6 33, 1 58, 7
2-3 tahun 26,7 36,8 63,5
3-5 tahun 21,4 40,8 62,2
5-10 tahun 22 39, 5 61,5
10-16 tahun 18,7 39,3 58

Pembagian cairan tubuh/ATT


Terbagi atas 2 kompartemen cairan utama:
1. Cairan Intrasel (CIS), mempunyai volume = 28 Ltr=40%
BB=2/3bagian ATT=67% ATT.
2. Cairan Ekstrasel (CES), yaitu cairan yang mengitari sel
mempunyai volume 14Ltr =20% BB=1/3ATT=33%ATT.
CES tdd:
a. Cairan intravaskuler=cairan plasma, mempunyai volume 2,8
Ltr= 4 % BB=6,6%ATT=20%CES.
b. Cairan Ekstravaskuler=cairan interstisial /antarsel, mempunyai
volume 11,2 Ltr=16%BB=26,4%ATT=80%CES.
CES yang lain dari tubuh yaitu: cairan limfe(cairan getah bening)
dan cairan transsel(cairan lintas sel).
Limfe adalah cairan dari cairan intertisial yang dikembalikan
ke plasma darah melalui sistim limfe untuk kepentingan
pertahanan imun/kekebalan. Cairan lintas sel terdiri dari sejumlah
kecil cairan khusus yang disekresikan oleh sel-sel spesifik ke
dalam rongga tubuh tertentu untuk fungsi khusus. Cairan lintas sel
meliputi:
- Cairan serebrospinalis yang membentuk bantalan dan memberi
makanan kepada otak dan kordaspinalis.
- Cairan intraokulus, mempertahankan bentuk dan memberi
makanan pada mata.
- Cairan synovial, membasahi sendi dan berfungsi sebagai
penyerap getaran bagi sendi.
- Cairan pericardium, pleura dan peritoneum, masing-masing
membasahi gerakan jantung, paru-paru dan usus.
- Cairan getah pencernaan, untuk mencernakan makanan yang
masuk.
- Cairan dalam kelenjar liur, pancreas, hati, saluran empedu, kelenjar
tiroid, gonad, kulit,ginjal dan selaput lendir saluran pernapasan
serta pencernaan.
Pemasukan(intake) dan pengeluaran (output) air dalam tubuh
Pemasukan air sehari-hari terdiri dari:
1. Melalui mulut terdiri dari air minum (2/3 bagian dari semua air
yang masuk melalui mulut) dan air dari makanan yang di makan
(1/3bagian).
2. Cairan hasil oksidasi bahan makanan
Pengeluaran air sehari-hari melalui: Urine (sistim ginjal), keringat(
kulit), paru-paru dan feses/tinja.
Keseimbangan air rata-rata sehari
Air yang masuk Air yang keluar
Air minum 1200 cc Urine 1400 cc
Air makanan 1000cc Kulit 350cc
Air hasil oksidasi 300 cc Paru-paru 350cc
Keringat 200cc
Feses 200cc

Total: 2500cc Total: 2500cc

Pada latihan fisik, misalnya olahraga/gerak badan terdapat


kehilangan cairan dengan 2 cara:
1. Olahraga, terjadi peningkatan kecepatan pernapasan sehingga
kehilangan air melalui paru-paru meningkat karena peningkatan
frekuensi pernapasan.
2. Olahraga, terjadi pemanasan dalam tubuh sehingga suhu tubuh
meningkat akibatnya pengeluaran keringat bertambah pula.

Kehilangan cairan setiap hari dalam milliliter/cc


Suhu normal Cuaca panas OR berat yg
lama
Kulit 350 350 350
Paru-paru 350 250 650
Urine 1400 1200 500
Keringat 100-200 1400 5000
Feses 200 200 200

Total 2400-2500 3400 6700


Komposisi Cairan Tubuh
I. Komposis CIS
-CIS mengandung sejumlah kecil Na, Cl, dan Ca
- Kalium dan fosfat dalam jumlah besar
-. Mg dan sulfat dalam jumlah cukup
- Terdapat banyak protein yakni 4x >protein besar
-. Kation terpenting: K dan Mg
- Anion utama: protein, sulfat dan fosfat organic.
II. Komposis CES (plasma/cairan interstisial):
-Na dan Cl dalam jumlah kecil
- HCO 3 dalam jumlah cukup
- K, Ca, Mg, PO4,SO4 dan asam-asam organic dalam jumlahkecil
- Protein pada plasma dalam jumlah besar sedangkan protein
cairan interstisial dalam jumlah kecil.
- Kation terpenting adalah Na dan anion terpenting adalah Cl
dan HCO3.
- Mengandung nutrient untuk sel yaitu oksigen, glukosa, asam
lemak, asam amino dan Co2 dan bahan-bahan lain seperti
fosfolipid, kolesterol, netral fat, urea, asam laktat, urid acid,
kreatinin dan bilirubin (semua ini tergolong zat-zat nonelektrolit
dalam CES).

Sistim transport cairan tubuh


Transportasi cairan ke seluruh bagian tubuh terjadi dalam 2
tingkat:
1. Pergerakan aliran darah melalui sistim sirkulasi
2. Pergerakan cairan antara kapiler darah dan sel jaringan
Semua darah dalam sirkulasi melalui seluruh sirkuit sirkulasi yaitu
sirkulasi pulmonale dan sistemik.
Dalam sirkulasi akan terjadi pertukaran diantara bagian plasma
darah kapiler dan cairan interstisial melalui pori-pori kapiler.
Perjalanan mekanisme transport cairan di atas sbb: cairan masuk
mulut→esofagus(kerongkongan)→gaster(lambung)→intestinum( usus
halus, terdapat vena intestenalis, vena mesenterika superior /inferior dan
vena lienalis)→vena porta→hepar(hati)→vena hepatika→vena
kava→jantung( atrium kanan→ventrikel kanan dst.

Osmolaritas Cairan Tubuh


-. Merupakan bahan/zat-zat yang menimbulkan tekanan osmotic dalam
CES dan CIS.
-. Osmolaritas CIS di dapatkan ± ½ dari osmolaritas total cairan tubuh
yang di sebabkan oleh kalium.
-. Osmolaritas total, tiap-tiap kompartemen cairan ± 300 miliosmol.
Berdasarkan osmolaritas cairan tubuh ada 3 jenis cairan yaitu:
1. Cairan hipotonik, yaitu bila suatu sel tubuh dimasukkan ke dalam
cairan tersebut akan terjadi pembengkakan dari sel-sel tubuh itu.
Contoh cairan NaCL dengan kadar lebih kecil 0,9%:campuran
dextrose 5% dan NaCL 0,9% dalam 1 Ltr: Glukose 2,5%.
2. Cairan hipertonik, yaitu bila suatu sel tubuh di masukkan ke dalam
cairan tersebut akan terjadi penyusutan/lisis dari sel tubuh itu,
contoh: cairan NaCL dengan kadar lebih besar 0,9%
(NaCL 2-3%):campuran dextrose 5% dan NaCL 2% dalam 1 Ltr:
Glukose 10%.
3. Cairan Isotonik, yaitu bilas suatu sel tubuh di masukkan ke dalam
cairan tersebut tidak akan terjadi pembengkakan/penyusutan dari
sel tubuh itu, contoh NaCL 0,9%, Glukose 5% dan larutan Darrow
glucose.
Pengaturan Keseimbangan Air
Pengaturan keseimbangan air antara lain:
1. Saraf: Perangsangan saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah sehingga volume CES berkurang. Sebaliknya
penghambatan kerja simpatis menyebabkan vasodilatasi sehingga
volume CES bertambah.
2. Hormon: Aldosteron dan ADH (Antidiuretic hormone). Kedua
hormone ini meningkatkan volume CES.
3. Ginjal: Apabila volume CES meningkat maka ginjal akan
mengeluarkan cairan lebih banyak supaya volume CES dapat
menurun. Sebaliknya apabila volume CES menurun maka ginjal
akan menahan cairan lebih banyak supaya volume CES dapat
bertambah dalam batas-batas normal. Pekerjaan ginjal dalam hal
ini di bantu oleh hormone aldosterone.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dapat berupa:
1. Dehidrasi, kehilangan cairan disertai elektrolit. Penyebab dehidrasi
al:
-. Pengeluaran/kehilangan cairan berlebihan: diare dan muntah-
muntah berat.
-. Kehilangan cairan berlebihan melalui ginjal (diabetes mellitus
dan diabetes insipidus).
-. Luka bakar (kombusio) yang berat
-. Pengeluran keringat berlebihan misalnya pada kerja/latihan fisik
yang berat yang tidak di ikuti dengan pemasukkan air(minum air).
2. Gangguan keseimbangan elektrolit al:
- Hipokalemia: Kalium plasma lebih kecil dari 3,5 mq/Ltr(kons
kalium normal= 3,5-5,5 mq/Ltr.
- Hiperkalemia
3. Gangguan osmolaritas. Dalam keadaan normal osmolaritas
CES/serum darah kira-kira 280-295m.osm/kgBB
Berdasarkan nilai normal osmolaritas tadi maka dikenal iso
osmolaritas, hipoosmolaritas dan hiperosmolaritas. Maka dengan ini di
kenal cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Dan di kenal juga
dehidasi isotonic, dehidrasi hipotonik dan dehidrasi hipertonik.
4. Gangguan keseimbangan asam basa. Normal ph CES=7,4
gangguan ini al: Asidosis (kosentrasi H meningkat), Alkalosis
kosentrasi H menurun, Asidemia (asidosis dengan ph lebih kecil
dari normal), Alkalemia (alkalosis dengan ph lebih besar dari
normal).
5. Syok (renjatan),yaitu kegagalan sistim sirkulasi akibat daya pompa
jantung berkurang sehingga curah jantung/COP berkurang
mengakibatkan gangguan perfusi jaringan. Penyebab syok
kehilangan darah keseluruhan (whole blood), kehilangan plasma
darah (luka bakar, dengue syok sindrom) dan kehilangan cairan
serta elektrolit yang berat (diare dan muntah-muntah berat).
Pengaturan asam basa
Di dalam tubuh sebenarnya banyak mekanisme sistim pengaturan
asam basa, antara lain oleh kerja hormonal misalnya aldosterone yang
mensekresi H akan menyebabkan alkalosis. Akan tetapi terdapat tiga
mekanisme sistem pengaturan asam basa yang penting:
1. Mekanisme sistim buffer yang berlangsung dalam cairan
tubuh/darah terutama untuk mencegah perubahan kosentrasi H.
2. Mekanisme sistim respirasi, bekerja setelah terjadi perubahan
untuk menyesuaikan kembali kosentrasi H.
3. Mekanisme sistim ginjal.
Pengaturan asam basa ini merupakan pertahanan tubuh terhadap
perubahan kosentrasi ion hidrogen. Pengaturan asam basa ph darah
menurut sistim buffer maka terdapat 3 sistim buffer utama dari cairan
tubuh yaitu
1. Buffer bikarbonat yang terdiri atas unsur-unsur utama Na (HCO3)2
dan H2CO3 yang dalam larutan biasanya sama
banyak(asam=basa).
2. Buffer fosfat H2po4 dan po4.
3. Buffer protein.
Yang terpenting disini adalah buffer bikarbonat. “Buffer”
sinonimnya “dapar” yaitu zat yang dapat mengikat atau
membebaskan ion hidrogen dalam larutan jadi untuk
mempertahankan ph larutan/kons H ion larutan.
Contoh: CO2+H2O→H2CO3
H2CO3→H+ +HCO3
Reaksi kimia ini terjadi melalui karbonikanhidrase. Pada
keseimbangan asam basa normal terdapat ph cairan tubuh kira-kira
7,4. Nilai ekstrim 7-7,7. Bila ph lebih kecil 7,4 berarti kosentrasi
ion H tinggi disebut asidosis. Dan bila ph lebih besar 7,4 berarti
kosentrasi ion H rendah disebut alkalosis. Pada ph CES (darah) ada
rumus “Hendersen Hasselbalch”, sebagai berikut:
HCO3
ph=pk+ 𝑙𝑜𝑔 .
H2CO3
Kosentrasi H2CO3 sukar diukur maka dipakai sebagai ukuran
yakni CO2 yang terdapat pada H2CO3.
(H2CO3→H2O+CO2)
pk=nilai konstanta difusi H2CO3. pk=6,1
Jadi ph=6,1 +log HCO3 per CO2
Dalam sistim buffer maka H2CO3 terdapat 20 kali lebih besar
daripada CO2 terlarut, sehingga terdapat perbandingan:
HCO3 per Co2=20per1untuk keseimbangan asam basa. Jadi ph=
6,1+log 20 per 1=7,4.
Jadi selama ratio ini dipertahankan maka ph CES/darah=7,4

Anda mungkin juga menyukai