2
Proses ini di percepat dengan pemusingan darah pada satu
alat sentrifuse, yang dengan cepat menyebabkan sel-sel darah
mengendap di dasar tabung. Di katakan lebih dar 99% sel
adalah SDM, mempunyai nilai hematokrit (Pocked cell red
volum=PCV=Hct) yang merupakan persentase volume darah
total yang di tempati oleh SDM. Volume sisanya terdiri dari
plasma. Jadi PCV= jumlah sel darah merah dalam satuan persen
atau= jumlah persentase SDM dalam 100 ml. PCV pada
wanita= sekitar 42%, dan pada laki-laki sekitar 45% jadi rata-
rata PCV= 42-45%. Maka volume rata-rata yang ditempati pada
wanita 58% dan laki-laki 55% jadi rata-rata volume plasma 55-
58%. Sel darah putih/SDP/ leukosit dan trombosit yang tidak
berwarna dan kurang padat di bandingkan dengan SDM,
mengendap membentuk satu lapisan tipis yang berwarna krem
di sebut buffy coat di atas kolom SDM. Lapisan ini menempati
kurang lebih dari 1% volume darah total. Jadi kalu di ambil
rata-rata PCV =45% maka berarti di dalam darah terdapat
persentase SDM sebesar 45% sedangkan sisanya merupakan
persentase plasma sebesar 55%.
Nilai PCV bervariasi tergantung pada:
-. Jumlah cairan di mana pada dehidrasi PCV meningkat
(dapat sampai 70%).
-. Besarnya kegiatan fisik: pada kegiatan fisik yang
bertambah berat maka pengeluaran cairan dari tubuh meningkat
sehingga kepekatan (viskositas) darah relative meningkat
akibatnya PCV relative meningkat pula.
-. Ketinggian suatu daerah/pengunungan atau pada keadaan
O2 atmosfer berkurang maka akan timbul mekanisme adaptasi
3
yang di induksi oleh zat eritropoetin untuk meningkatkan
kapasitas darah mengangkut O2 dengan meningkatkan jumlah
SDM akibatnya viskositas darah bertambah dan PCV
meningkat.
- Adanya anemia (PCV menurun) dan polisitemia (PCV
meningkat).
-. Jenis kelamin, Laki-laki mempunyai hormone testosterone
yang meningkatkan kecepatan basal eritropoesis sehingga pada
SDM dan PCV pada laki-laki lebih besar dari wanita.
Anemia dapat di sebabkan oleh penurunan kecepatan
eritropoesis, kehilangan SDM berlebihan, defisiensi Hb dalam SDM
serta PCV yang kurang. Pada polisitemia terdapat kelebihan SDM, PCV
meningkat dan juga Hb meningkat.
Plasma darah
Cairan plasma berwarna agak kekuningan/kuning
orange/kuning muda dan tersusun atas air 90%, yang berfungsi sebagai
media transport berbagai bahan makanan, menyerap serta
mendistribusikan panas hasil metabolisme jaringan. Panas yang tidak di
perlukan supaya suhu tubuh normal akan dikeluarkan melalui aliran
darah kulit. Juga plasma mengandung bahan anorganik (sebanyak 1%
dari berat plasma) dan bahan organik di mana paling banyak ialah
protein plasma sebanyak 80%(bahan organic lain: glucose, lemak,urea,
urid acid, kreatinin, kolesterol dll).Di dalam plasma terdapat juga
hormone, enzim, antigen, O2 dan Co2.
Protein plasma dapat berfungsi:
-. Dapat menimbulkan selisih tekanan osmotic/gradient osmotic antara
darah dan cairan interstisial
4
-. Turut berperanan membatasi perubahan ph
-. Turut menentukan viskositas darah, walaupun penentuan viskositas
darah terutama oleh SDM
-. Dalam keadaan kelaparan protein plasma dapat di pakai untuk
mendapatkan energy bagi sel walaupun dalam keadaan normal protein
plasma tidak digunakan sebagai bahan bakar metabolik.
Protein plasma terdiri atas albumin, globulin dan fibrinogen.
Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak sehingga
berpengaruh pada tekanan osmotik koloid protein. Globulin berperanan
pada mekanisme pertahanan tubuh. Fibrinogen dihasilkan oleh hati dan
dalam plasma terdapat sebagai fibrin yang tidak larut serta berperanan
dalam proses pembekuan darah. Apabila kadar protein plasma rendah di
sebut hipoproteinemia, misalnya pada kelaparan yang lama, sindrom
malabsorpsi, penyakit hati dengan gangguan sintesa protein, dan
penyakit ginjal seperti sindroma nefrotik karena banyak terdapat
kehilangan protein melalui urine.
Sel-sel darah
Sel di dalam darah ada 3 unsur yaitu:eritrosit(SDM), leukosit
(SDP), dan trombosit( platelet). Pada orang dewasa ketiga unsur sel
darah ini di bentuk dalam sumsum tulang, sedangkan pada janin sel
darah di bentuk selain pada sumsum tulang juga pada hati, limpa, dan
kelenjar limfe. Pada janin berumur beberapa minggu sampai tiga bulan
(trimester 1) sel-sel darah di bentuk dalam yolksac/kandung kuning
telur. Jadi pembentukan sel darah mulai setelah janin berumur 3 bulan
sampai setelah lahir hingga menjadi manusia dewasa terdapat pada hati,
limpa, kelenjar limfe dan sumsum tulang terutama pada sumsum tulang
merah.
5
Pada keadaan normal sumsum tulang yang aktif menghasilkan
75% SDP dan 25% SDM tetapi dalam sirkulasi darah terdapat jumlah
SDM 500x lebih banyak dari SDP. Perbedaan jumlah kedua sel darah ini
dalam sumsum tulang dan sirkulasi menunjukkan bahwa masa hidup
rata-rata SDP singkat/pendek yakni 12 jam, sedangkan usia SDM lebih
lama/panjang yakni 120 hari.
Eritrosit
Merupakan sel gepeng berbentuk piringan, kedua sisinya
mencekung dan bagian tengahnya mengepeng dengan kata lain SDM
berbentuk lempeng bikonkaf dengan garis tengah 8 mikrometer, tepi
luarnya tebal 2 cm dan bagian tengahnya tebal 1 mikrometer. Bentuk
SDM ini dahulu di sebut bentuk rouleau. SDM mempunyai sifat
fleksibilitas/kelenturan membran SDM yang memungkinkan SDM dapat
mengalir melalui kapiler yang sempit dan berkelok-kelok untuk
melepaskan O2 kejaringan tanpa mengalami rupture. Cara pergerakan
SDM ini disebut diapedesis. SDM berfungsi terutama mengangkut O2
dan juga Co2. Setiap milliliter darah mengandung rata-rata sekitar 5
miliar SDM dan secara klinis terdapat hitung jenis SDM rata-rata 5 ribu
permililiter kubik darah. Jadi di katakan kosentrasi normal SDM darah
kira-kira 5 juta/millimeter kubik. SDM mempunyai umur sampai 120
hari. Destruksi/penghancuran eritrosit dapat terjadi pada peredaran darah
tetapi terutama destruksi eritrosit terjadi di limpa dan hati. Akhir
hidupnya terutama di limpa. SDM tidak mempunyai nucleus, organel
dan ribosom, sehingga SDM hanya merupakan suatu butir darah merah
berbentuk sebagai suatu kantong terbungkus membrane plasma yang di
penuhi oleh Hb (hemoglobin).
6
Pembentukan/produksi SDM di pengaruhi oleh:
1. Oksigenasi jaringan tubuh: Setiap keadaan yang menyebabkan
jumlah O2 yang ditransport ke jaringan berkurang (hipoksia) akan
menyebabkan kecepatan pembentukan SDM meningkat misalnya
pada keadaan-keadaan anemia, orang tinggal di daerah
pengunungan dengan O2 atmosfer rendah serta pada adanya
destruksi sumsum tulang.
2. Eritropoetin: merupakan suatu faktor/hormone yang di hasilkan
oleh ginjal dan mungkin juga dalam hati yang bekerja merangsang
sumsum tulang untuk meningkatkan kecepatan pembentukan
SDM. Eritropoetin terdapat dalam darah sebagai respons terhadap
adanya hipoksia.
3. Vitamin: Pembentukan SDM memerlukan terutama vitamin B 12
yang di perlukan untuk maturasi (pematangan) SDM. Vitamin B
12 dapat di serap oleh usus apabila berikatan dengan faktor
intrinsic yang di hasilkan dari getah lambung. Apabila terjadi
defisiensi faktor intrinsik maka penyerapan B12 berkurang
akibatnya terjadi gangguan pembentukan dan pematangan SDM
yang menimbulkan anemia (anemia pernisiosa).
HEMOGLOBIN
Kosentrasi normal sekitar 14-16%, laki-laki lebih tinggi dari
wanita. Hemoglobin terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Globin yaitu suatu protein yang terbentuk dari 4 rantai
polipeptida
2. Heme yaitu gugus nitrogen non protein yang mengandung
besi, masing-masing terikat pada satu polipeptida.
7
Setiap atom besi /Fe++ dapat mengikat satu molekul O2,
sehingga setiap molekul Hb dapat mengikat 4 molekul
O2.Karena setiap molekul Hb mengandung 4 atom besi atau
4 molekul hema. Di dalam Hb terjadi pengikatan Fe dengan
molekul O2 dalam bentuk ferro. Di dalam darah terdapat O2
kurang larut dalam plasma sehingga 98,5% O2 di dalam
darah terikat pada Hb. Karena kandungan besinya maka Hb
tampak kemerahan bila berikatan dengan O2 dan kebiruan
pada keadaan deoksigenasi (kekurangan O2). Hb berikatan
dengan O2 membentuk oksi Hb sehingga fungsinya terutama
untuk mengangkut O2. Hb berikatan dengan Co2 sehingga
Hb turut berperanan mengangkut gas Co2 dari jaringan
kembali ke paru-paru. Hb berikatan dengan karbon
monoksida (Co) membentuk karboksi Hb.
Co akan mengantikan O2 pada Hb atau menempati tempat
pengikatan O2 pada Hb sehingga terjadi keracunan Co.
Secara normal Co tidak terdapat dalam darah tetapi bila
terhirup akan terjadi pengikatan dengan Hb seperti di atas
sehingga terjadi keracunan.
Leukosit (SDP)
Merupakan unit mobil ( dapat bergerak) dalam sistim pertahanan
tubuh. SDP dan RES (Retikulum endothelial sel=SRE) secara
kontinju melawan setiap agent infeksi atau peradangan dalam tubuh
manusia sehingga mekanisme peradangan tubuh pada umumnya
terutama di lakukan oleh leukosit dan RES.
SDP tidak memiliki Hb seperti SDM sehingga SDP tidak
berwarna(bening) kecuali dengan pewarnaan khusus yang dapat di
lihat di mikroskop, tapi leukosit mempunyai nucleus. Jumlah SDP
8
manusia normal: leukosit total 7 juta sel per milliliter darah,
sedangkan hitung leukosit sekitar 7000-10000/ Milimeter kubik.
Hitung deferensial SDP (hitung jenis SDP) dalam persentase sbb:
Granulosit PMN Agranulosit Mononukleus (Tidak
(Polimorfonuklear=SDP yang berglanula dan hanya satu
mengandung granula dan banyak nucleus)
nucleus)
Netrofil, 60-70% rata-rata 62,2 % Limfosit 25-33%
Eosinofil 1-4% rata-rata 2,3 % Monosit 2-6% rata-rata 5,3%
Basofil 0,2-0,5% rata-rata 0,4 %
10
berkumpul dan melekat pada luka jaringan dan proses ini di sebut
agregasi trombosit, akibatnya terjadi penyumbatan pada pembuluh darah
jaringan yang luka sehingga menghentikan perdarahan.
PERTAHANAN TUBUH
Mikroorganisme dan benda asing dapat memasuki tubuh melalui kulit,
mata, saluran pencernaan, saluran pernapasan, saluran kencing dan
saluran genitalia. Di dalam tubuh juga dapat terjadi sel-sel mutan (=sel-
sel abnormal seperti sel-sel tumor/ kanker. Sel kanker di sebut sel
onkogen). Semua di atas ini dapat menimbulkan penyakit-penyakit
tertentu, maka dalam hal ini tubuh manusia mempunyai pertahanan
tubuh yang di sebut imunitas/kekebalan.
Leukosit dan RES melawan setiap agent infeksi/peradangan yang terjadi
di setiap tubuh. Imunitas yaitu kemampuan tubuh
menahan/mengeliminasi mikroorganisme, benda asing dan sel-sel
mutan. Sistim imunitas terbagi atas 2 jenis yaitu:
1. Imunitas non spesifik, yang mencakup:
-. Peradangan mis pada cedera jaringan yang berperanan adalah
fagositik netrofil dan makrofag/monosit jaringan.
-. Pada infeksi virus ada zat bernama interferon yang merupakan
sekelompok protein yang secara non spesifik mempertahankan
tubuh terhadap infeksi virus.
- Sel natural killer yaitu sel khusus mirip limfosit yang secara
spontan dan non spesifik melisiskan sel pejamu (tuan rumah) yang
terinfeksi virus dan sel kanker. Sel natural killer merupakan sel
pembunuh alamiah;
- Sistim komplemen, pekerjaanya di aktifkan melalui antigen
antibody dimana zat sitokin merangsang perubahan-perubahan
sistim komplemen ini. Aktivitas sistim komplemen ini untuk
11
menghancurkan sel asing tetapi benda asing dan anti body juga
dapat mengaktifkan sistim komplemen.
2. Imunitas spesifik (kekebalan yang di dapat)
Terdiri dari:
a. Imunitas yang diperantarai antibody (pembentukan antibody)
yang dilaksanakan oleh limfosit B (yang berubah menjadi sel
plasma)di sebut imunitas humoral. Antibodi yaitu
immunoglobulin/Ig= gama globulin.
b. Imunitas yang di perantarai oleh sel yang dilaksanakan oleh
limfosit T yang secara langsung menyerang sel-sel yang tidak di
inginkan, di sebut imunitas seluler.(melalui sensitivasi limfosit).
Dari semua sistim kekebalan di atas diturunkan 2 jenis kekebalan
lain yang ada 2 jenis ialah:
1. Kekebalan aktif, yaitu kekebalan karena pembentukan antibody
dan limfosit oleh tubuh sendiri.
2. Kekebalan pasif, yaitu kekebalan yang di dapati melalui
suntikan.
GOLONGAN DARAH
Membran sel darah manusia mengandung bermacam-macam
antigen golongan darah yang juga di sebut aglutinogen. Pada
seorang manusia terdapat banyak antigen dalam sel darah, oleh
karena golongan darah di kelompokkan dan di bedakan
berdasarkan jenis antigen utama di dalam SDM. Antigen pada
suatu saat dapat menyebabkan reaksi antigen/antibody pada
membrane sel.
12
Antigen yaitu suatu bahan yang bila di masukkan ke dalam tubuh
seseorang akan merangsang pembentukan antibody yang spesifik
terhadap antigen itu. Antibodi yaitu suatu bahan yang terdapat
dalam plasma/serum atau cairan tubuh lainnya, yang terbentuk
oleh rangsangan antigen dan memberikan reaksi spesifik terhadap
antigen tersebut. Contoh antibody ialah globulin
(immunoglobulin=Ig). Pada fetus di sebut Ig A: IgM dan Ig F. Dari
sejumlah antigen yang banyak itu terdapat 2 golongan antigen
yang di kenal dan sering menyebabkan reaksi transfusi darah yaitu:
1. Sistim golongan darah Rh
2. Sistim golongan darah A-B-O
SISTIM GOLONGAN DARAH Rh
Faktor Rh untuk pemberian nama sesuai dengan nama
monyet/kera/Rhesus karena antigen ini pertama kali di teliti
melalui darah binatang ini. Sistim golongan darah Rh tersusun dari
banyak antigen terutama antigen C, D dan E. Antigen D
merupakan komponen yang paling antigenic daripada antigen tipe
lain. Dikatakan Rh (+) apabila mempunyai aglutinogen D dan Rh
(-) apabila tidak mempunyai aglutinogen D. Jadi golongan darah
Rh ada 2 yaitu (Rh+) dan (Rh-).
Perbedaan utama sistim Rh dan sistim A-B-O yaitu sistim Rh
terjadi reaksi transfusi secara lambat sedangkan pada sistim A-B-O
terjadi reaksi transfusi secara spontan. Orang asia mempunyai
aglutinogen D sebesar di atas 99% dimana terdapat Rh(+)
13
SISTIM GOLONGAN DARAH A-B-O
Sistim golongan darah ini yang banyak di kenal adalah antigen A
dan antigen B. Oleh Karena antigen ini diturunkan maka seseorang
bisa terdapat antigen A atau antigen B atau antigen AB atau tidak
ada antigen. Antibodi dalam plasma (=aglutinin) dapat bereaksi
spesifik dengan antigen A/ antigen B dalam darah (dalam sel
darah) menyebabkan aglutinasi/hemolise. Jadi dengan sifat ini
maka antigen di sebut juga aglutinogen, sehingga pada sistim
golongan darah A-B-O terdapat sel darah merah dengan
aglutinogen A, dengan aglutinogen B, dengan aglutinogen AB
serta sel darah merah dimana tidak ada aglutinogen A dan B.
Pada sistim golongan darah A-B-O ditentukan berdasarkan ada
tidaknya aglutinogen di dalam sel darah merah terdapat 4 golongan
darah utama ( 4 fenotipe) dengan 6 genotipe (tabel dibawah ini)
BB
BO Gol. Darah B B Anti A
AB Gol. Darah AB AB -
14
Ket:
Aglutinogen=antigen terdapat dalam SDM sedangkan
aglutinin=antibody terdapat dalam plasma yang merupakan
antisera (aglutinin).
Dari table di atas akan terlihat bahwa pada sistim golongan darah
A-B-O apabila di berikan antisera yang mengandung aglutinin anti
A, aglutinin anti B, aglutinin anti AB akan memberikan reaksi
antigen antibodi sebagai berikut:
1. Individu golongan darah A dengan aglutinin plasma(anti B)
dicampurkan atau di tambahkan pada golongan darah B atau
ditambahkan golongan darah AB, akan terjadi aglutinasi.
Dengan kata lain agglutinin plasma golongan darah A
mengaglutinasi SDM golongan darah B dan golongan darah
AB.
2. Individu golongan darah B dengan aglutinin plasma(=anti A)
dicampurkan atau di tambahkan pada golongan darah A atau di
tambahkan pada golongan darah AB, terjadi aglutinasi. Dengan
kata lain Aglutinin plasma golongan darah B mengaglutinasi sel
darah merah golongan darah A dan golongan darah AB.
3. Individu golongan darah AB tidak mempunyai aglutinin anti A
dan anti B tetapi mempunyai aglutinogen AB, apabila di
tambahkan atau dicampur pada golongan darah A atau pada
golongan darah B atau pada golongan darah O terjadi aglutinasi.
4. Individu golongan darah O yang tidak mempunyai aglutinogen
tetapi mempunyai aglutinin anti A dan anti B apabila di
tambahkan pada golongan darah A atau pada golongan darah B
atau pada golongan darah AB maka tidak terjadi aglutinasi
15
Lihat table di bawah ini:
16
3. Dalam sumsum tulang membentuk precursor granulosit yang
masuk ke dalam sirkulasi darah sebagai eosinofil, netrofil dan
basofil.
4. Dalam sumsum tulang membentuk precursor monosit yang masuk
sirkulasi darah menjadi monosit.Sel ini di dalam jaringan di sebut
sel makrofag(RES).
Sel bakal limfoit dalam sumsum tulang menjadi precursor sel
limfoit yang akan menjadi sel limfosit dalam sirkulasi darah yang
akan di transformasi pada sel timus sebagai limfosit T dan pada sel
hati sebagai limfosit B(pada janin). Setelah lahir dari sumsum
tulang limfosit B menjadi sel plasma. Perubahan sel bkal yang
belum berdeferensiansi menjadi sel bakal yang berdeferensiasi
dilakukan oleh interleukin yaitu zat kimia berupa hormon.
HEMOSTASIS
Merupakan suatu teori pembekuan darah dan teori fibrinolitik
(mekanisme anti pembekuan). Mekanisme hemostasis merupakan
rangkaian peristia yang menghasilkan pembentukan bekuan darah
(fibrin dan fibrinogen) dengan tujuan untuk pencegahan
perdarahan. Dalam darah/jaringan terdapat kira-kira 30 zat yang
mempengaruhi proses pembekuan darah dan fibrinolitik, terdiri
dari:
1. Prokoagulan (faktor pembekuan darah) yaitu zat-at yang
meningkatkan pembekuan:protein plasma terutama beta
globulin dan 13-15 faktor pembekuan darah.
2. Anti koagulan: Zat yang menghambat pembekuan: Heparin di
keluarkan oleh mast cell, anti thrombin dan anti tromboplastin.
Heparin mencegah pembentukan activator protrombin dalam
lintasan intrinsik dan deaktifasi thrombin.
17
Nama-nama dari faktor pembekuan darah:
Faktor-faktor Nama
I Fibrinogen
II Protrombin
III Tromboplastin
IV Kalsium
V Proakselerin=faktor labil, globulin akselerator
VII Prokonvertin, faktor stabil
VIII Faktor anti hemophilia(AHF), globulin,
antihemofilia (AHG), anti hemophilia A.
IX Komponen tromboplastin plasma (PTC),
faktor Christmas, faktor antihemofilia B.
X Faktor Stuart-Prower
XI Antesedan tromboplastin plasma (PTA),
faktor anti hemophilia C
XII Faktor Hageman
XIII Faktor penstabil fibrin, faktor laki-Lorand
Adapula faktor-faktor pembekuan darah yang lain yaitu:
Prekallikrein, kallikrein dan fosfolipid trombosit.
18
2. Pembentukan sumbat trombosit (agregasi trombosit) disini
trombosit berkumpul menjadi banyak dan melekat pada
jaringan pembuluh darah yang rusak.
3. Koagulasi darah (pembentukan bekuan darah). Pembekuan
darah adalah transformasi darah dari cairan menjadi gel
padat/partikel darah beku. Pembentukan sumbat trombosit
memperkuat sumbatan sehingga penambalan lubang
pembuluh darah menjadi lebih ketat.
Langkah terakhir pembekuan darah yaitu perubahan fibrinogen
(di hasilkan oleh hati, normal dalam plasma) menjadi fibrin
dikatalisir oleh thrombin. Bekuan darah yang terbentuk tampak
warna merah karena SDM tetapi dasar bekuan darah yaitu fibrin
dari plasma
4. Pembentukan jaringan ikat (fibrosa), diaktivasi oleh adanya
fibroblast bersama-sama dengan bekuan darah sehingga
terbentuk jaringan parut.
Mekanisme umum pembekuan darah ada 3 tahap utama:
1. Cedera jaringan pembuluh darah: merangsang pembentukan
activator protrombin dari protrombin inaktif.
2. Protrombin menjadi thrombin diaktivasi oleh protrombin (oleh
activator protrombin dan kalsium serta katalisator F X
3. Fibrinogen menjadi fibrin diaktivasi oleh adanya thrombin tadi.
Fibrin akan menjadi fibrin threads (benang-benang fibrin yang
padat) diaktivasi oleh kalsium dan F XIII. Mekanisme pembekuan
sebenarnya dimulai dengan aktivasi protrombin terdiri atas 2
lintasan yaitu:Lintasan intrinsic dalam pembuluh darah dan
lintasan ekstrinsik waktu keluar dari pembuluh darah (di luar
pembuluh darah). Fibrin mula-mula terdiri dari jarinagn benang-
19
benang yang longgar kemudian menjadi fibrin yang stabil yang
mengstabilkan bekuan darah di katalisir oleh F XIII (faktor
stabilisasi fibrin). Yang dalam keadaan normal sebagai bentuk
inaktif dalam plasma.
Trombin dalam keadaan normal tidak terdapat dalam darah,
supaya tidak terjadi pembekuan darah terus menerus yang dapat
menyebabkan kematian. Tetapi thrombin terdapat dalam plasma
darah sebagai precursor inaktif yang di sebut protrombin.
Protrombin menjadi thrombin di katalisir oleh F X yang
secara normal terdapat inaktif dalam darah. Secara keseluruhan
terdapat XII faktor pembekuan darah dalam plasma yang ikut
dalam tahap-tahap esensial pembekuan darah yang berakhir
dengan perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Dalam keadaan
normal semua faktor-faktor pembekuan darah terdapat dalam
bentuk inaktif dalam plasma darah dan sebagian besar protein-
protein plasma (faktor pembekuan) disintesis oleh hati. Setelah
faktor I diaktifkan dalam rangkaian pembekuan darah maka faktor
tersebut kemudian mengaktifkan faktor yang lain, dan seterusnya
sebagai suatu rangkaian reaksi yang di sebut jenjang (kaskade)
pembekuan darah, sehingga terjadi pembentukan fibrinogen
menjadi fibrin yang di katalisis oleh thrombin. Beberapa reaksi di
atas memerlukan kalsium plasma dan faktor trombosit
3/=fosfolipid trombosit. Jalur pembekuan intrinsic diaktifkan
sewaktu FXII diaktifkan oleh kontak dengan kolagen yang terpajan
di pembuluh darah yang cedera atau kontak dengan benda asing.
Jalur ini menyebabkan pembekuan darah di dalam pembuluh darah
yang cedera. Jalur pembekuan darah ekstrinsik lebih singkat,
diaktifkan sewaktu F X di aktifkan oleh tromboplastin jaringan
yang di keluarkan dari jaringan yang cedera. Jalur ekstrinsik ini
20
menyebabkan proses pembekuan darah dari pembuluh darah ke
dalam jaringan di sekitarnya sewaktu cedera.
Mekanisme anti pembekuan
Dalam hal ini terjadi fibrinolysis (lisis fibrin oleh plasmin=plasmin
fibrinolitik). Setelah terjadi penyembuhan luka jaringan maka bekuan
darah tidak di perlukan lagi sebab perdarahan sudah berhenti. Bekuan
darah itu secara perlahan di larutkan oleh fibrinolitik yang di sebut
plasmin (=fibrinolisin). Plasmin di bentuk di hati dalam bentuk
precursor inaktif yang di sebut plasminogen. Jadi plasminogen menjadi
plasmin yang akan menyebabkan lisis dari fibrin. Anti thrombin
menghambat aktivitas faktor pembekuan yakni menghambat faktor-
faktor F IX, X,XI dan XII yang aktif. Terjadinya aktivitas anti thrombin
di permudah dengan adanya heparin dari mast cell.
Fungsi darah
Fungsi darah antara lain:
1. Nutrisi/ sumber makanan
2. Untuk pertahanan tubuh
3. Untuk membantu pernapasan, karena dalam darah terdapat O2 dan
Co2
4. Mengatur keseimbangan asam basa terutama melalui sistim buffer
dalam darah.
21
Gambar
22
23
24
25
26
27