Anda di halaman 1dari 10

8

“Menghargai bisa diumpamakan dengan belajar, dengan kita


menghargai prestasi orang lain. Berarti kita belajar tentang suatu
proses mengapa dia bisa berprestasi”
Prestasi mungkin akan membanggakan ketika kita bisa meraihnya. Tapi jatuh
ketika kita tidak bisa mendapatkannya. Menghargai prestasi adalah cara kita
tabah akan pemberian dari allah. Karena sesuatu yang kita inginkan belum tentu
baik untuk kita, tapi yang diberikan allah pasti yang terbaik untuk kita.
Ketika kita membicarakan prestasi pasti kita akan berfikir tentang prestasi yang
telah kita dapat atau prestasi yang didapat orang lain. Bisa diumpamakan ketika
kita kalah maka dia berhasil, begitupun sebaliknya.  dari kedua peristiwa itulah
kita bisa belajar menghargai prestasi. Yaitu prestasi yang didapat orang lain
ataupun yang kita dapat.
Kebanyakan ketika kita melihat seseorang meraih prestasi pasti kita merasa iri,
kita selalu berpikir mereka itu cuman beruntung, hoki, mujur. Kita selalu mencari
kekurangan mereka. Bukannya belajar dari prestasi orang lain tapi malah
menambah dosa. Allah sangat membeci hambanya yang iri.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah
kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada
bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian
dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada allah sebagian dari karunia-
Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”, (QS.An-Nisa’ Ayat 32).
Begitulah Allah melarang kita untuk iri melihat orang lain memperoleh karunia,
nikmat, ataupun prestasi. Itu adalah hak Allah, untuk memberikan apa saja
kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Jika kita ingin memperoleh karunia
seperti itu, minta saja kepada Allah, berdoa saja kepada Allah. Dia adalah Dzat
yang Maha Pemurah. Asal kita berusaha dan berdoa, Allah pasti memberikan
yang terbaik untuk kita.
Belajar dari kegagalan adalah suatu kutipan yang sering kita dengar. Bisa di
asumsikan belajar dari kegagalan adalah belajar dari keberhasilan orang lain.
Mengapa dia bisa berhasil sedangkan kita tidak. Dari situlah kita bisa berpikir
untuk mengetahui kekurangan kita, mengetahui lubang yang ada dalam diri kita.
Dan dari pembelajaran tersebut, sedikit demi sedikit kita bisa menutup lubang
itu.
Mendorong untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuk masyarakat
sekitar. Setidaknya itu yang bisa kita lakukan. Prestasi bukan hanya
membicarakan tentang peringkat pertama, kedua dan seterusnya. Bukan pula
mendapat piala yang super besar. Bukan juga nama yang dipuji puji karena
kepintarannya. Bukan itu, suatu prestasi akan lebih bermakna ketika kita bisa
berguna untuk membantu dalam hal kecil, kecil tapi bermakna, seperti lebah
yang mengumpulkan madu dari bunga-bunga. Prestasi bukan untuk diakui, tapi
prestasi untuk bisa membantu sesama makhluk hidup.

“Prestasi bukan hanya soal peringkat, tapi soal bagaimana kita ikhlas
membantu walaupun itu kecil” – Habibi
Kisah Bunda Teresa yang rela meninggalkan semua kemewahan hidup di balik
tembok biara. Dan memilih bermukim dilingkungan kumuh, hidup bersama kaum
gembel. Hidup di kota  metropolis tempat terjadinya bencana urban terbesar
didunia. Kota ini bagaikan tabung mesiu berisi kekerasan anarki. (Habis Galau
Terbitlah Move on, J. Sumardianta -38-2014)
 Dia mengabdi, dia berkorban, dia berbeda dengan orang lain yang mengejar
begitu banyak prestasi tapi melupakan untuk apa dia berprestasi.
“Tidak semua orang bisa menjadi manusia hebat, tetapi anda bisa
mengerjakan sesuatu yang sederhana dengan cinta yang hebat” -Bunda
Teresa
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
9
Ketika itu seseorang anak tepatnya kelas 3 SMA sangat terkenal disekolahnya,
dia mendapatkan begitu banyak piagam dalam keikutsertaanya dalam setiap
lomba. Bukan piagam peserta, melainkan piagam juara. Dalam pikirnya mungkin
mustahil dia tidak akan lolos ke perguruan tinggi negeri. Tapi nyatanya dia gagal
di 7 universitas negeri yang diminatinya. Hancur sudah hatinya. 7 perguruan
tinggi negeri menolaknya. Seakan tidak percaya, dia menangis tanpa henti
dipintu kamarnya. Dulu dipuja puja oleh temannya berubah menjadi olokan dan
gurauan.
“Untuk apa piagammu itu? Pajangan?”.
“Kasihan sekali anak ini mencari cari piagam toh gak ada gunanya”.
“Dia hanya buang buang waktu saja”.
Begitulah kiranya cacian, olokan yang dilontarkan temantemannya. Selang
beberapa lama sang kakak pun mencoba menenangkannya dia mengatakan.
“Prestasi yang kau dapat bukan hanya untuk ini dek, bukan hanya untuk
mengantarkanmu ke perguruan yang kamu inginkan. Prestasi yang kau dapat
adalah sejarah, tidak ada seorangpun bisa menghapus. Kamu tau apa yang
nikmat yang diberikan oleh Allah kepadamu melalui prestasi ini? Pengalaman
dan kenangan” (BulanBahasaUGM Cerpen “Fantastic Four” Muhammad
Habibi,2015)
            Memang suatu prestasi tidak selalu membantu kita saat kita butuh. Tapi
prestasi selalu meninggalkan sebuah pengalaman dan kenangan yang tidak
semua orang merasakannya. Dari cerita diatas kita bisa belajar bahwa prestasi
akan bisa berdampak positif dan negatif. Positifnya kita bisa belajar proses
menggapai prestasi itu. Negatifnya bisa jadi kita besar kepala dan merasa sudah
cukup dan tidak mau untuk berusaha lagi.
Untuk itu, menghargai prestasi diri adalah wajib untuk kita sadari. Bukan untuk
besar kepala tapi untuk selalu mengingatkan bahwa pengalaman adalah
pembelajaran yang paling utama dalam sebuah prestasi. jangan merasa puas
akan prestasimu saat ini, selalu ciptakan sesuatu yang bisa melampaui prestasi
terdahulumu.
“Besyukurlah dengan nikmat yang sudah Allah berikan, karena tidak
semua orang merasakan nikmat tersebut.”
            Seekor katak berada di pinggir kolam yang sunyi. Dengan susah payah,
katak itu menunggu lalat yang terbang di atasnya. Setiap ada lalat, ia segera
mencaploknya. Kalau sudah kenyang. katak itu ngorek  (Berbunyi), “rek kek kek,
rek kek kek”. Namun, sering kali ia tidak menangkap apa apa. Maka, bersungut
sungut ia dan beginilah gerutunya, “ko ak, koak”, Anak-anak desa mendengar
gerutu katak. Mereka tidak tahu kalau katak itu lapar. Kata mereka, “dengarlah,
si katak minta hujan.”
Pada suatu pagi, katak bersedih hati. Hanya lalat lalat kecil yang sempat
dicaploknya. Sambil menggerutu, ko ak koak, ia mengeluh dalam hati, “Betapa
malang nasibku. Sering aku pergi tidur dengan perut kosong.” katak pun iri
dengan ikan-ikan emas yang hidup bersamanya dikolam itu. Batinnya, sepanjang
hari ikan ikan itu hanya bermain-main saja, berenang kesana kemari, tak pernah
bekerja. Toh, mereka selalu mendapat makanan. Setiap pagi anak anak datang
melemparkan nasi kedalam kolam dan dengan lahap ikan-ikan itu
menyantapnya.
Tiba-tiba si katak mendengar langkah manusia. Ia bersembunyi dibalik daun
sambil mengintip anak-anak yang biasanya datang memberi makan ikan. Ia tidak
sendiri. Iadatang bersama seorang lelaki yang membawa jaring. Segera lelaki itu
melemparkan nasi ke dalam kolam, dan datanglah ikan-ikan emas berebut
makanan. Terjaringlahikan dalam jumlah puluhan. Ikan besar dimasukkan
kedalam keranjang. Yang kecil kembali dilepaskan ke kolam. Katanya, tunggulah
sampai ikan-ikan ii nanti menjadi besar. Ia nilang lagi, kali ini cukup.”Mari kita
Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
10
bawa ikan-ikan ini ke Haji Mangoes.” Hari ini ia mendapat tamu. Bagi tamunya,
mesti ada ikan bakar mengepulkan asap saat disajikan di meja hidangan.
Si katak melihat apa yang terjadi dan mendengar semua yang dikatakan kedua
manusia itu. katak menjadi ketakutan. Tetapi, ia tidak menyesali diri denan
nasibnya lagi. Katanya, “betapa saya bahagia bahwa saya seekor kodok.”
Fabel katak yang tak pernah berpuas diri dikisahkan Sindhunata pada esai
“Belajar Bersama Kuncung Bawuk”, dalam Kitab Si Taloe (2008). Janganlah
senantiasa menggerutu menyesali nasib. Jangan selalu meratapi kekurangan.
Menyalahkan diri dan kekurangan sendiri hanya membikin hidup makin redup.
Besyukurlah dengan apa yang dapat.
Begitulah hikmah yang diberikan si kodok. Janganlah senantiasa kamu menyesali
nasib, berputus asa, dan meratapi kegagalan. Bersyukurlah , dengan nikmat
yang kamu dapat
Masih ingat dengan  kompetisi sepak bola musim 2012 di Eropa. Chelsea
menyingkirkan Barcelona pada semifinal Liga Champions Eropa dengan agregat
3-1. Chelsea bertahan total dari serbuan anak-anak Guardiola. Roberto Di Matteo
dikritik karena dianggap memarkir bus diarea kotak penalti Petr Cech. Roberto Di
Matteo mendidik anak buahnya untuk mengendalikan diri. Bertahan dari
serangan dan hanya mengandalkan serangan balik mematikan. Bayern
Muenchen kalah drama adu penalti melawan Chelsea pada final Liga Champions
karena tidak mau belajar dari kegagalan Barca. Chelsea pulang ke London
memboyong trofi Liga Champion mereka. Laskar die rotten hanya menangis
memelas pada rumput lapangan. Kekalahan yang sangat menyakitnkan.
Kisah katakyang penuh syukur dan kesebelasan chelsea yang mampu
mengendalikan diri mengajarkan kita untuk senantiasa mensyukuri hidup. Syukur
dan pengendalian diri mempunyai keterikatan yang erat karena dengan
bersyukur kita dapat mencegah hal-hal negatif dan berlebih-lebihan.
“Bersyukur membuat kita bisa menahan diri” -Yovie Widianto
Daftar Rujukan
Muhammad Habibi, Cerpen “Fantastic Four”. Bulan Bahasa UGM, 2015.
Esai “Belajar Bersama Kuncung Bawuk”. Kitab Si Taloe, 2008
J.Sumardianta.  Habis Galau Terbitlah Move On. Yogyakarta, 2014.

Setiap orang memiliki karakter berbeda-beda yang dipengaruhi oleh lingkungannya.

Karakter mencerminkan tabiat, sifat kejiwaan, atau akhlak seseorang. Suyadi (2103:5-6)

mengemukakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang

meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri,

sesama manusia maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,

perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma yang berlaku. Marzuki dalam Suyadi

(2013:5) mengemukakan bahwa karakter mengacu pada serangkaian pengetahuan,

sikap, dan motivasi serta perilaku dan keterampilan. Samani dan Hariyanto (2012:43)

menyatakan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
11
pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh

lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan dapat mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada

diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya dan

dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai

budaya dan karater bangsa yang dikembangkan dalam diri peserta didik adalah

menghargai prestasi.

Seseorang akan mendapatkan prestasi yang baik apabila berupaya keras dan

konsisten terhadap apa yang akan diraih. Orang yang berusaha keras cepat atau lambat

akan meraih apa yang dicita-citakannya. Setiap orang memiliki hambatan-hambatan

untuk mencapai cita-citanya. Hambatan-hambatan tersebut dapat dijadikan pelajaran

yang berharga untuk mengejar prestasi di kemudian hari. Yaumi (2014:105-106)

mengemukakan bahwa menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

Peserta didik yang dapat menghargai prestasi akan terus berupaya maksimal untuk

meraih cita-citanya. Peserta didik akan belajar dari kesalahan masa lalu dan mengambil

pelajaran dari keberhasilan orang lain untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari

sebelumnya. Indikator nilai yang diterapkan pada jenjang kelas berbeda-beda.

Kemendiknas (2010:31) mengemukakan indikator nilai karakter bersifat berkembang

secara progesif, yaitu perilaku yang dirumuskan pada indikator kelas 1-3 lebih

sederhana dibandingkan dengan perilaku untuk jenjang kelas 4-6. Kemendiknas

(2010:35) memaparkan indikator menghargai prestasi pada kelas 4-6 yaitu rajin belajar

untuk berprestasi tinggi; berlatih keras untuk menjadi pemenang dalam berbagai

kegiatan olah raga dan kesenian di sekolah; menghargai kerja keras guru, kepala

sekolah, dan personalia lain; menghargai upaya orang tua untuk mengembangkan

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
12
berbagai potensi

Upaya Meningkatkan Sikap…, Sholekha Istiqomah Widya Astutik, FKIP, UMP, 2016
dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain; serta menghargai hasil kerja

pemimpin dalam menyejahterakan masyarakat dan bangsa.

Yaumi (2014:106) sependapat dengan kemendiknas mengemukakan indikator

yang dapat dijadikan dasar dalam mengukur penghargaaan terhadap prestasi adalah

sebagai berikut:

a) Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin.

b) Membuat perencanaan untuk mengejar cita-cita yang diinginkan.

c) Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan.

d) Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi konstribusi untuk

kemaslahatan bangsa, negara, dan agama.

e) Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang lain.

Karakter merupakan nilai atau kepribadian yang ada pada seseorang yang meliputi

seluruh aktivitas kehidupan yang dibentuk melalui lingkungan berdasarkan norma-

norma yang berlaku. Orang yang berkarakter merupakan orang yang berkepribadian,

berperilaku, bersifat, dan berwatak tertentu yang membedakan dirinya dengan orang

lain. Salah satu lingkungan yang dapat membentuk karakter seseorang yaitu melalui

lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat mengembangkan sikap

menghargai prestasi pada peserta didik. Sikap menghargai prestasi merupakan sikap dan

tindakan peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuannya sebaik mungkin dalam

mencapai cita-cita, mensyukuri prestasi yang telah diraih, menghargai hasil usaha,

ciptaan, dan pemikiran orang lain.


2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Keegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan menghasilkan prestasi

belajar. Prestasi yang dicapai oleh peserta didik berbeda-beda sesuai dengan bidang dan

kemampuannya masing- masing. Arifin (2011:12) mengemukakan bahwa prestasi

berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi banyak digunakan dalam bidang dan

kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

Mulyasa (2013:189) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

seseorang setelah menempuh kegiatan belajar.

Prestasi belajar merupakan hasil usaha seseorang yang diperoleh setelah

melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan prestasi belajar peserta didik sebagian besar

terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri. Peserta didik yang memiliki motivasi

belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien

sehingga mempertinggi prestasi belajar. Motivasi belajar yang lemah akan

menyebabkan kurangnya usaha dalam belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh

terhadap prestasi belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang baik tidak akan tercapai tanpa adanya berbagai faktor yang

melatarbelakanginya. Mulyasa (2013:190-191), mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar


dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari;

(b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik.

Makmun dalam Mulyasa (2013:191), mengemukakan komponen- komponen yang

terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar, adalah:

...(1) masukan mentah, menunjuk pada karakteristik individu yang mungkin dapat
memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran, (2) masukan instrumental,
menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru,
metode, bahan atau sumber dan program, dan (3) masukan lingkungan, yang menunjuk
pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan
teman.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor bahan yang dipelajari, instrumental,

lingkungan dan peserta didik. Bahan yang dipelajari peserta didik disesuaikan dengan

kemampuan peserta didik dalam memahami materi. Faktor instrumental merupakan

faktor yang terdiri dari guru, metode, atau sumber belajar yang digunakan. Faktor

lingkungan merupakan faktor yang terdapat pada sekitar peserta didik. Keadaan

lingkungan yang baik akan mendukung tercapainya prestasi belajar yang baik. Prestasi

belajar juga dipengaruhi oleh faktor peserta didik. Kondisi fisiologis, psikologis dan

usaha yang dilakukan peserta didik akan berpengaruh terhadap prestasi yang dicapainya.
c. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang memiliki

beberapa fungsi utama. Arifin (2011:12-

13) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar yaitu:

1) Prestasi belajar sebagai indikatorkualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini sebagai

tendensi keingintahuan dan kebutuhan umum manusia.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan

ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

Indikator intern merupakan prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat

produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern merupakan tinggi

rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta

didik di masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.

Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang perlu

diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh

materi pelajaran.
Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai peserta didik. Prestasi belajar keberhasilan dalam bidang studi juga dapat

dijadikan indikator kualitas institusi pendidikan dan dapat dijadikan umpan balik oleh guru

dalam melaksanakan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai