Anda di halaman 1dari 7

NASKAH ROLEPLAY TIPE LANSIA BINGUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar Geriatric Nursing

Disusun oleh : Kelompok 1B

Annisa Nurul Afifah 4002170093

Lenny Herlina Febiyani 4002170013

M. Vizey Budi U 4002170085

Michia Pratiwi Putri 4002170136

Rio Febrian 4002170083

Sarah Sa’adah Alkautsar 4002170095

Suci Sukmawati 4002170028

Vivi Aningsih 4002170115

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG

MARET, 2020
Pemeran :

Perawat 1 : Rio Febrian

Perawat 2 : Michia Pratiwi P

Lansia 1 : M. Vizey N B U

Istri Lansia 1 : Vivi Aningsih

Lansia 2 : Suci Sukmawati

Lansia 3 : Anisa Nurul A

Keluarga lansia 1 (KL 1) : Lenny Herlina F

Keluarga lansia 3 (KL3 ) : Sarah Saadah A

Pagi hari di suatu Posbindu beberapa lansia tengah mengantri untuk memeriksakan
kesehatannya. Perawat Rio tengah sibuk memeriksakan kesehatan Nenek Vivi, memastikan
tekanan darahnya baik-baik saja. Sembari menunggu namanya di panggil Mereka saling
berkomunikasi satu sama lain, membicarakan keluarganya, perkembangan cucu-cucunya dan
berkisah tentang masa lalunya,

Pasien selanjutnya.

Perawat 2 : “Ny. Suci..”

(Perawat Michia pun mulai memeriksa Ny. Suci setelah melakukan komunikasi
terapeutik)

Tiba-tiba saja seorang keluarga yang tengah heran, menguntarakan sesuatu kepada perawat.

KL 1 : “Sus, beberapa bulan lalu tetangga saya kedatangan sepasang kakek


nenek. Meski setiap hari saya berada dirumah, tapi saya tidak pernah
melihat kakek nenek itu keluar sekali pun. Saya khawatir dengan
keberadaan nya sus, saya mencoba bertanya pada tetangga ia mengatakan
orangtuanya itu baik-baik saja. Memang sih dia agak tertutup sus”.
Perawat 2 : “Ohh begitu yaa Bu, waktu hari pertama kakek nenek itu diantar
bagaimana keberadaan nya Bu?”.

KL 1 : “Saya melihat dari pintu rumah, nenek itu dibopong lemas.


Menggunakan jilbab yang terlihat rambut yang sudah beruban sedangkan
kakek berjalan dibelakang menggunakan tongkat kaca mata besar dan
berjalan tergopoh-gopoh”.

Perawat 2 : “Ibu bisa menaksir berapa usia nya?”.

KL 1 : “Mereka mungkin seusia nenek saya, 68 tahun sus”.

Perawat 2 : “Baiklah terima kasih banyak yaa bu informasinya. insyaaAllah kami


akan mengupayakan yang terbaik bagi para lansia disekitar kami”.

KL 1 :”Iya suster, saya pamit pulang dulu ya, saya mau mengantarkan nenek
saya pulang”.

Ibu yang melapor bersama dengan neneknya pun pulang.

Perawat 2 : “Eh yo, tadi ada ibu-ibu lapor nih. Kalau gasalah ada nenek kakek di RT
05 sebenernya aku udah pernah dapet laporan ini dari bapak-bapak deket
posbindu ini tapi ku kira yaa nenek kakek itu memang udah ga ada atau
gimana”.

Perawat 1 : “Bagaimana jika besok siang kita berkunjung. Kebetulan kan besok kita
kosong”.

Perawat 2 : “wah ide bagus tuh. Boleh boleh”.

Keesokan Harinya…

Perawat 2 : “Assalamualaikum Bu” (mengetuk pintu).

Beberapa kali mengucap salam dan mengetuk pintu. Barulah pemilik rumah membuka
pintunya.

KL 3 : “Waalaikumsalam. Iya ada apa? Oh iya ini siapa”.


Perawat 1 : “Mohon maaf Bu menganggu waktunya. Saya Rio dan ini teman saya
Michia, kami dari Posbindu daerah sini bu”.

KL 3 : “Masuk”.

Perawat 1 : “Oh iya terima kasih Bu”.

Perawat pun masuk dan dipersilahkan duduk.

KL 3 : “Boleh di lanjutkan. Apa yang bisa saya bantu?”.

Perawat 2 : ”Sebelumnya mohon maaf yaa bu kami mengganggu waktunya. Maksud


kedatangan kami kesini untuk mendata dan memantau orangtua yang
berusia lanjut kamipun telah berkoordinasi dengan aparat setempat”.

KL3 : ”Oh iya, disini baru saja kedatangan ayah dan ibu mertua saya. Tapi
memang saya belum sempat mengajaknya ke posbindu, terlebih ayah dan
ibu saya sangat sulit sekali berkomunikasi dengan warga sekitar. Jangan
kan dengan warga sekitar dengan saya dan 5 cucunya pun belum mau
berkomunikasi semenjak pindah kesini dan tidak tinggal lagi dengan
kakak saya”.

Perawat 1 : “Ohh begitu Bu, bagaimana dengan kebutuhan dasar seperti makan dan
mandi Bu, apakah ibu bantu?”.

KL 3 : “Saya hanya menyimpannya di meja kamar. Selebihnya mereka hanya


ingin berdua saja termasuk membersihkan BAB maupun BAK nya mereka
saling bantu. Suami saya pun kerja diluar seminggu sekali baru bisa
menjenguk orangtuanya”.

Perawat 2 : “Kalau begitu apakah ibu mengizinkan kami bertemu dengan mereka?”.

KL 3 : “Dengan senang hati, saya akan hantarkan ke kamar, kamarnya ada di


belakang”

Kl 3 pun membuka pintu.

KL 3 : “Assalamualaikum mbah. Ini ada tamu mau ketemu mbah”.


Kakek dan nenek pun terdiam saling pandang di kasurnya. Bau pesing tercium
menyengat, terlihat kuku tangan kakek nenek yang menghitam.

Perawat 2 : “Kek, nek. Saya Michia dan ini Rio dari posbindu. Kakek dan nenek
sehatkan?” (Michia duduk disamping kakek dan nenek dengan ceria.
Mencoba tidak mencium bebauan yang ada di kamarnya).

Mereka terdiam, tangannya saling menggenggam.

Perawat 1 : “Apakah kakek dan nenek sudah makan?”.

Kakek dan Nenek pun tetap terdiam dan tidak menjawab pertayaan yang dilontarkan oleh
Michia , mereka pun melepaskan genggaman nya.

Perawat 2 : (menggenggam tangan nenek) “Nek, apakah ada yang nenek rasakan?
Bagaimana perasaan nenek tinggal disini?”.

Air mata nya tiba-tiba saja menetes.

KL 3 : “Agar lebih leluasa, sebaiknya saya izin kedepan dulu yaa. Saya pun mau
memasak untuk makan siang anak-anak pulang sekolah”.

Perawat 1 : “Oh iya silahkan Bu”.

Perawat 2 : “Baiklah nek, apa ada yang mau nenek sampaikan? Apa yang membuat
nenek bersedih?”.

Lansia 3 : (Menggeleng, tangan kakek mengusap punggung nenek)

Lansia 1 : “Nenek dan kakek sedih neng. Malu sekarang nenek sama kakek udah
tua hidup hanya menjadi beban. Sampai dipindah kesana kemari, anak-
anak kakek sama nenek mungkin ga mau di repotkan”.

Perawat 2 : “Jadi kakek sama nenek sedih ya karena merasa merepotkan?”

Lansia 1 : “Iya neng (sembari terisak), nenek teh udah ga bisa apa-apa. Jalan juga
sakit-sakit. Jadi mening nenek mah berdua aja sama kakek. Bau harum
sama kakek. Ga mau keluar rumah lagi udah ga berguna hidup nenek teh
neng”
Perawat 1 : ”Jadi kegiatan sehari-hari nenek sama kakek bagaimana?”.

Lansia 1 : “Ah neng gini we berdua cerita cerita masa lalu. Tapi nenek mah masih
suka lipet-lipet baju neng”.

Perawat 1 : “Wahh nenek hebat. Apa kakek sama nenek senang berdua saja didalam
kamar selama berbulan-bulan ya?”.

Lansia 1 : “Bosen mah ada cuk. Pengen kadang kakek bawa nenek main ke taman.
Tapi ah kami udah tua. Udah mau mati. Biar lah mati bareng nenek
disini”.

Perawat 1 : “Wahh iya loh nek kek diluar udara segar. Apalagi rumah kakek nenek
dekat dengan taman. Kakek sama nenek masih bisa kok jalan-jalan
disekitaran taman”.

Perawat 2 : “Apa nenek senang dengan anak kecil?”.

Lansia 2 : “Senang neng”.

Perawat 2 : ”Alhamdulillah, nenek berarti bisa bermain sama cucu nenek disini yaa
neng?”.

Lansia 2 : “Engga neng. Ah nenek mah ga mau main sama cucu, nenek mah ga mau
cucu cucu malu punya nenek udah tua susah jalan, udah jelek gini neng
nenek mah”.

Perawat 2 : “Nek biasanya cucu cucu nenek senang loh main sama nenek nya. Kaya
ditemenin nonton tv, bercerita bareng. Sama kaya keponakan saya senang
ditemenin nenek nya nonton”.

Lansia 2 : “Nenek takut neng”.

Perawat 2 : “Nanti sore, nenek coba keluar. Main dan temenin cucu nenek sambil
menonton”.

Lansia 1 : “Iya neng”.


Perawat 2 : “Alhamudlillah ya nek kek. Nenek sama kakek masih bisa bareng-
bareng, kita selalu berdoa agar kakek dan nenek sehat. Berhubung kita ada
tugas lain, kita pamit pulang yaa kek nek. Sebelumnya bagaimana
perasaan nenek sama kakek sekarang?”.

Lansia 1 : “Kakek mah cukup seneng neng ada yang mau jengukin kita kesini. Ada
yang mau di ajak cerita”.

Lansia 2 : “Iya cep neng jangan kapok main ke kakek nenek ya?”.

Perawat 1 : “Iya kek nek. Sehat sehat yaa. Assalamualaikum”.

Perawat pun menutup pintu. Memanggil KL 3 yang sedang ada di depan rumah menyapu
halaman.

Perawat 1 : “Ibu mohon maaf, kami telah selesai. Boleh bicara sebentar Bu?”.

KL 3 : “Iya” mereka pun duduk di halaman rumah.

Perawat 2 : “Ibu, nenek sama kakek sebetulnya bisa baik-baik saja dan berinteraksi
normal. Hanya saja harus ada kontribusi lebih dari keluarga”.

KL 3 : “Memang sus saya pun merasa tidak merangkul ayah dan ibu mertua
saya. Saya pun merasa kurang memperhatikan mereka dan meluangkan
waktu untuk bercakap dengan mereka. Sebab kondisi saya yang berjualan
online dan mengurus 5 anak sekaligus”.

Perawat 1 : “Baiklah bu, kami pun akan melakukan pemantauan kesehatan kakek dan
nenek jika ibu mengizinkan”.

Kl 3 : “Dengan senang hati, saya pasti mengizinkan. Terimakasih ya sus”.

Perawat 2 : “Iya bu ini sudah kewajiban kami. Kami pamit pulang ya bu”.

Assalmualaikum.

Anda mungkin juga menyukai