Anda di halaman 1dari 10

1.

SUSTAINABLE DEVELOPMENT
1) Pengertian Sustainable Development
Sustainable Development adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan diantara dimensi pembangunan, seperti ekonomi, social serta
lingkungan. Sustainable Development atau pembangunan berkelanjutan merupakan
proses pembangunan (kota, bisnis, social, lahan, masyarakat, dll) dimana proses
mempunyai prinsip memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi yang akan datang.
2) Konsep Sustainable Development
Sustainable Development mempunyai dua konsep kunci, yaitu
(1) Kebutuhan, yaitu kesadaran akanadanya kebutuhan para masyarakat miskin di
negara berkembang.
(2) Keterbatasan, merupakan adanya keterbatasan dari teknologi dan organisasi sosial
yang berhubungan dengan kapasitas lingkungan untuk mencukupi kebutuhan
generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
3) Lingkup Kebijakan Sustainable Development
Menurut dokumen PBB hasil World Summit tahun 2005, sustainable
development atau pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan dimana
kebijakan tersebut saling terhubung satu sama lain serta merupakan pilar pendorong
pembangunan berkelanjutan, kebijakan tersebut antara lain kebijakan pembangunan
ekonomi, pembangunan sosial serta perlindungan lingkungan.
Dalam aspek ekonomi, sustainable development berhubungan dengan
pertumbuhan ekonomi serta mencari cara untuk bagaimana memajukan perekonomian
dalam jangka panjang tanpa harus menghabiskan modal alam.
Dalam aspek sosial, sustainable development adalah pembangunan yang berkutat
pada manusia dalam hal interrelasi, interaksi dan interpendensi. Dimana hal tersebut erat
kaitannya dengan aspek budaya.
Dalam aspek lingkungkan, sustainable development berkaitan dengan
perlindungan lingkungan, dimana pembangunan yang dilakukan harus senantiasa
melibatkan aspek-aspek lingkungan agar pesatnya pembangunan tidak lantas
menghancurkan kelestarian lingkungan hidup.

1
4) Prinsip Sustainable Development
(1) Melindungi system penunjang kehidupam
(2) Melindungi dan meningkatkan keanekaragaman biotik
(3) Memelihara serta meningkatkan integritas ekosistem yang rusak
(4) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan
(5) Meyakinkan masyarakat dapat berpartisipasi secara kreatif dan langsung dalam
system politik dan ekonomi.
5) Peran Masyarakat dalam Sustainable Development
Masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dalam sustainable
development karena peran masyarakat sejatinya merupakan subjek dan objek dari
sustainable development. Jumlah penduduk atau masyarakat akan sangat mempengaruhi
pembangunan berkelanjutan, dimana jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan yang
cepat tetapi mempunyai kualitas yang rendah akan memperlambat tercapainya kondisi
ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk atau masyarakat dengan daya dukung alam
serta daya tamping lingkungan yang semakin terbatas.
Dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan ideal, diperlukan masyarakat
yang berkualitas. Karena dengan masyarakat yang berkualitas mengelola dan mengolah
potensi sumber daya alam akan lebih baik, efektif, efisien, dan maksimal, serta
kelestarian lingkungan akan tetap terjaga. Sehingga akan tercipta kesimbangan antara
jumlah penduduk dengan kapasitas daya dukung alam serta daya tamping lingkungan.
6) Program Pilihan Perusahaan Dalam Sustainable Development
Kotler dan Lee mengidentifikasi beberapa pilihan program bagi perusahaan untuk
melaksanakan inisiatif serta aktivitas yang berhubungan dengan berbagai masalah sosial
dan sekaligus sebagai wujud komitmen atas tanggungjawab sosial perusahaan. Pilihan
tersebut yaitu sebagai berikut:
(1) Cause promotions, yaitu memberikan kontribusi berupa dana atau penggalangan
dana untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan masalah-
masalah sosial tertentu.
(2) Cause related marketing, merupakan bentuk kontribusi perusahaan dengan cara
menyisihkan sekian persen dari pendapatannya sebagai bentuk donasi bagi masalah
sosial tertentu. Dalam periode waktu tertentu, dalam periode waktu tertentu.

2
(3) Corporate social marketing, merupakan bentuk bantuan perusahaan yntu membantu
pengembangan ataupun implementasi dari kompanye dengan focus untuk merubah
pola perilaku tertentu yang memiliki pengaruh negatif.
(4) Corporate philantrophy, merupakan inisiatif perusahaan dengan memberikan
kontribusi secara langsung kepada suatu aktivitas amal, biasanya lebih sering dalam
bentuk donasi maupun sumbangan tunai.
(5) Community volunteering, merupakan bentuk aktivitas dimana perusahaan
memberikan bantuan dengan mendorong karyawan dan mitra bisnis perusahaan u tuk
sukalera terlibat dan membantu masyarakat setempat.
(6) Socially responsible business practices, yaitu sebuah insiatif dimana perusahaan akan
mengadopsi serta melaksanakan praktek bisnis dan investasi tertentu yang ditujukan
untuk meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi lingkungan.

2. Corporate Social Responsoibility (CSR)


1) Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana
perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan
dalam interaksi mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan
kesukarelaan.
Terdapat dua jenis konsep CSR, yaitu dalam pengertian luas dan dalam pengertian
sempit. CSR dalam pengertian luas, berkaitan erat dengan tujuan mencapai kegiatan
ekonomi berkelanjutan (sustainable economic activity). Keberlanjutan kegiatan ekonomi
bukan hanya terkait soal tanggungjawab sosial tetapi juga menyangkut akuntabilitas
(accountability) perusahaan terhadap masyarakat dan bangsa serta dunia internasional.
Menurut (Widjaja & Yeremia, 2008) CSR merupakan bentuk kerjasama antara
perusahaan (tidak hanya Perseroan Terbatas) dengan segala hal (stake-holders) yang
secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap
menjamin keberadaan dan kelangsungan hidup usaha (sustainability) perusahaan
tersebut. Pengertian tersebut sama dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan, yaitu
merupakan komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan

3
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan
hanya), perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh
pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan
erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan,
dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan
atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul
dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih
panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya. (Wikipedia).
Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas maka CSR merupakan komitmen
perusahaan terhadap kepentingan pada stakeholders dalam arti luas darisekedar
kepentingan perusahaan belaka . Dengan kata lain , meskipun secara moral adalah baik
bahwa perusahaan maupun penanam modal mengejar keuntungan, bukan berarti
perusahaan ataupun penanam modal dibenarkan mencapai keuntungan dengan
mengorbankan kepentingan - kepentingan pihak lain yang terkait.
2) Sejarah Corporate Social Responsibility (CSR)
Istilah CSR pertama kali menyeruak dalam tulisan Social Responsibility of the
Businessman tahun 1953. Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini menjawab
keresahan dunia bisnis. Belakangan CSR segera diadopsi, karena bias jadi penawar kesan
buruk perusahaan yang terlanjur dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha
di cap sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan
lingkungan..CSR merupakan tanggung jawab aktivitas sosial kemasyarakatan yang tidak
berorientasi profit. John Elkington dalam buku”Triple Bottom Line” dengan 3P tipe yaitu:

4
Profit yang bermakna mendukung laba perusahaan, People yang bermakna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan Planet yang bermakna meningkatkan kualitas lingkungan.
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansia,
tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan
berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering di
identikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporatephilanthrop, corporate
community relations, dan community development . Ditinjau dari motivasinya, keempat
nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan CSR. Jika corporate giving
bermotif amal atau charity, corporatephilanthropy bermotif kemanusiaan dan corporate
community relations bernapaskan tebar pesona, community development lebih bernuansa
pemberdayaan. Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970 -
an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals with Fork: The
TripleBottom Line in 21st Century Business (1998) karya John Elkington.
Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni
economicgrowth, environmental protection, dan social equity yang digagas the
WorldCommission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report
(1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P ( profit, planet, dan people ).
Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit), tetapi
memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
3) Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)
Landasan hukum yang menyangkut CSR terdapat dalam berbagai Undang
Undang dan Regulasi, diantaranya adalah UU.40 tahun 2007 yang berisi peraturan
mengenai diwajibkannya melakukan CSR. Direksi yang bertanggung jawab bila ada
permasalahan hukum yang menyangkut perusahaan & CSR. Penjelasan pasal 15 huruf b
UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “tanggung jawab
sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan
penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai
dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Pasal 1 angka 3
UUPT, tangung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan

5
dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat
maupun masyarakat pada umumnya.

4) Prinsip-Prinsip yang Harus Dipegang dalam Melaksanakan CSR


Prinsip pertama adalah kesinambungan atau sustainability. Ini bukan berarti
perusahaan akan terus-menerus memberikan bantuan kepada masyarakat. Tetapi,
program yang dirancang harus memiliki dampak yang berkelanjutan. CSR berbeda
dengan donasi bencana alam yang bersifat tidak terduga dan tidak dapat di prediksi. Itu
menjadi aktivitas kedermawanan dan bagus.
Prinsip kedua, CSR merupakan program jangka panjang. Perusahaan mesti
menyadari bahwa sebuah bisnis bisa tumbuh karena dukungan atmosfer sosial dari
lingkungan di sekitarnya. Karena itu, CSR yang dilakukan adalah wujud pemeliharaan
relasi yang baik dengan masyarakat. Ia bukanlah aktivitas sesaat untuk mendongkrak
popularitas atau mengejar profit.
Perinsip ketiga, CSR akan berdampak positif kepada masyarakat, baik secara
ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Perusahaan yang melakukan CSR mesti peduli dan
mempertimbangkan sampai kedampaknya.
Prinsip keempat, dana yang diambil untuk CSR tidak dimasukkan ke dalam cost
structure perusahaan sebagaimana budjet untuk marketing yang pada akhirnya akan
ditransformasikan ke harga jual produk, CSR yang benar tidak membebani konsumen.
5) Indikator Keberhasilan CSR
Indikator keberhasilan dapat dilihat dari dua sisi perusahaan dan masyarakat. Dari
sisi perusahaan, citranya harus semakin baik di mata masyarakat. Sementara itu, dari sisi
masyarakat, harus ada peningkatan kualitas hidup. Karenanya, penting bagi perusahaan
melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan program CSR, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Satu hal yang perlu diingat, “Salah satu ukuran penting keberhasilan
CSR adalah jika masyarakat yang dibantu bisa mandiri, tidak selalu bergantung pada
pertolong orang lain.

6
3. Sustainability Accounting
Tuntutan untuk melestariakan alam, akhir-akhir ini menjadi suatu kebutuhan yang
harus dilaksanakan. Tidak ada konsep terlambat untuk memulai pelaksanaan penyelamatan
jagat raya dan siisinya. Isu isu akuntansi berkelanjutan sudah merupakan bahan mutlak
untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan dalam dunia bisnis, untuk ikut
berpartisipasi dalam melestarikan alam. Sejak tahun 2004 Fortune global 250 (salah satu
majalah bisnis terkemuka di dunia) sudah mencantumkan penilaian untuk
perusahaanperusahaan yang ratingnya akan dimuat dimajalah ini dengan memasukkan unsur
pelaporan yang berwawasan lingkungan dan membuat laporan akuntansi keberlanjutan.
Untuk mendukung pelaporan ini akuntan harus memiliki pelaporan penting, karena
diperlukan kerja keras dan peranan mereka beserta kantor akuntannya untuk menyertakan
penilaian unsur penyelamatan lingkungan dalam pekerjaannya, demi keberlanjutan
profesinya.
1) Tantangan yang dihadapi
(1) Berkurangnya pemahaman secara jelas difinisi “pembangunan berkelanjutan”
(Sustainible development).
(2) Susah untuk menghubungkan antara keberlanjutan dan bisnis sebagai “Tujuan akhir,
karena selama ini, umumnya secara tradisional bisnis harus mendapatkan
maksimalisasi profit, agar bisa dilihat layak sebagai pertumbuhan modal untuk
kepentingan pemegang saham.
(3) Sistem akuntansi yang sekarang tidak memfasilitasi masuknya lingkungan dan faktor-
faktor sosial eksternal untuk operasi organisasi.
(4) Kurangnya konsensus umum kedepan untuk mencari upaya standarisasi sebagai cara
terbaik.
2) Indikator Keberlanjutan
Meskipun mengalami kesulit, ternyata berbagai indicator dan struktur organisasi
yang mempromosikan dan merefleksikan laporan keberlanjutan terus dikembangkan.
Contohnya :

7
(1) Ecological Footprint membantu mengonsepkan keberlanjutan dan menyediakan titik
awal yang berguna untuk organisasi yang mulai mempertimbangkan dampak
lingkungan.
(2) Triple bottom line (TBL) menggabungkan unsur ekonomi, lingkungan dan sosial, yang
masing – masing mempromosikan ekofiensi, perdagangan yang adil dan keadilan
lingkungan.
(3) Balanced scorecared dan sustainability balanced scorecared menggunakan peta
straategi untuk menginteraksikan keberlanjutan kedalam proses pengambilan
keputusan.
(4) Tableaue the bord dari prancis, dirancang untuk memberikan pandangan global pada
manajer operasional senior suatu organisasi dan termasuk indikator lingkungan dan
ukuran kinerja.

Akhirnya, model penelitian keberlanjutan mengguanakan konsep full Cost


Accounting (FCA) atau akuntansi biaya penuh (yaitu menerjemahkan semua biaya
internal dan eksternal dalam nilai-nilai finalsial) untuk mengukur keberlanjutan proyek-
proyek tertentu dikejar oleh organisasi.

3) Pendekatan secara konsep untuk keberlanjutan


Dalam rangka memfasilitasi pembangunan berkelanjutan, beberapa pendekatan
baru untuk keberlanjutan secara konsep telah dikembangkan, dikritik dan dimodifikasi.
Review tingkat ini diatawarkan juga sebagai upaya untuk menemukan tema-tema umum
diantara mereka. Critical natural capital adalah alat yang berguna untuk memulai diskusi
tentang keberlanjutan, karena merupakan upaya untuk menggambarkan barang dan jasa
non-pasar dengan istilah ekonomi. Beberapa dari premis telah dipinjam oleh metode
berikutnya, seperti trible botem line. Pendekatan seperti ecological footprint berguna
untuk konseptualisasi kesinambungan dalam unit yang berbeda seperti ruang fisik, dan
bisa sesuai data pendukung untuk laporan keberlanjutan perusahaan.
4) Peran akuntan dalam memicu keberlanjutan
Instituti of Chartered Accountants di England and wales/ICAEW mengeluarkan
laporan keberlanjutan berjudul: peran akuntan pada oktober 2004, tujuan laporan adalah
untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu keberlanjutan yang menunjukkan

8
bangaimana akuntan profesional dapat lebih terlibat dan meningkatkan debat publik
tentang keberlanjutan. Ini menyajikan pendekatan berbasis pasar untuk mencapai
keberlanjutan, yang sebagian besar melibatkan akuntan “penyediaan informasi yang
diperlakukan detail yang menghasilkan melalui proses produksi pemantauan, evaluasi
kinerja perusahaan dan berkomunikasi umpan balik malalui keterlibatan pemangku
kepentingan yang lebih besar. Imformasi ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk
mengusulkan patokan yang berguna bagi para pembuat keputusan serta menerapkan
pengetahuan tentang peraturan yang ada dan dapat diperdagangkan untuk mempersiapkan
ekonomi izin usaha untuk mengubah rezim ekonomi
Tanda-tanda keterlibatan profesi akuntansi yang mengakui bahwa peranannya
penting seperti:
(1) The Association of Chartered certified Accountants (ACCA) dan Chartered Institute
of Management Accountans (CIMA) telah menerbitkan berbagai makalah yang
mempertimbangkan bagaimana langkah-langkahuntuk memamsukkan keberlanjutan
pelaporan keuangan tradisional.
(2) Global Reporting Initiave (GRI) adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk
membuat pelaporan pada ekonomi, lingkungan dan kinerja social oleh semua
organisasi yang sebanding dan rutin sebagai pelaporan keuangan.
(3) Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) sebagai bagian
dari Information for Better Market serangkaian publikasi memberi bimbingan kepada
para angotanya pada jenis layanan yang mungkin biasa dibutuhkan dalam dunia
laporan keberlanjutan.
(4) The Federation des Ahli Comptables Eoropeen (FEE) telah aktif di bidang
kelestarian akuntansi sejak tahun 1993 dan telah menghasilkan sejumlah penelitian
dan publikasi pada subjek.
(5) The Chartered Institute of Public Finance, and Accounting (CIPFA) telah
menerbitkan keberlanjutan. Sebuah kerangka pelaporan public , model pela[poran
keberlanjutan yang dapat diterapkan oleh organisasi sector public ketika
mempertimbangkan pelaporan pada organisasi layanan dan tingkat keberlanjutan.
(6) IFAC, The International Federation of Accountants, telah membuat keberlanjutan
dua kelompok kerja keberlanjutan dan telah meluncurkan program 3 tahun

9
berkelanjutan melalui para professional akuntand alam komite Bisnis, juga telah
mengeluarkan pedoman mengenai akuntan pengelolaan lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan

http://arthavidya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/arthavidya/article/download/90/70

https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/10/pengertian-sustainable-development-pembangunan-
berkelanjutan.html?m=1

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/but/article/view/1275

10

Anda mungkin juga menyukai