Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan untuk tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dalam dua kali pengukuran (Novita, 2018). Hipertensi ini juga dikenal sebagai penyakit heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial/ekonomi (Astawan,2002 dalam Muniroh & Wirjatmadi, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit mematikan yang sering disebut silent killer karena tanda gejala penyakit hipertensi sama dengan penyakit lain atau juga tidak sering menampakkan gejala (Smeltzer, 2004). Hipertensi merupakan suatu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas sebesar 20-50 % dari total kematian. Di seluruh dunia,kurang lebih sebanyak 972 jiwa (26,4%) menderita hipertensi dan diprediksi akan mengalami peningkatan menjadi 29,2% di tahun 2025 (Tifani, 2016). Data dari World Health Organisation (WHO, 2015) menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi hanya 36,8% diantaranya minum obat. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka hipertensi cukup tinggi yaitu sebanyak 272.350 orang ( 26,5%) dari 1.027.736 orang yang diambil sebagai sampel (RISKESDAS, 2012). Hipertensi merupakan penyebab kematian no 3 setelah stroke dan tuberkolosis, dimana proposi kematiannya mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.Di indonesia bedasarkan data (Riskesdas,2013), prevalensi di hipertensi Indonesia sebesar 25,8% dan untuk pengidap hipertensi di provinsi jawa timur, presentase hipertensi sebesar 13,74% atau sekitar 953.736 (Dinkes Jatim, 2017). dari 43.885 orang yang dilakukan pengukuran tekanan darah di
1 2
pelayanan kesehatan yang ada di kab.malang, di dapatkan 35,92% atau 15.765
orang dikategorikan dalam hipertensi.(Profil kesehatan kab.malang, 2016) Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada tanggal 23 Oktober 2019 bahwa untuk pasien yang terkena penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Lawang di desa Bedali sebanyak 52 orang dalam bulan Juni sampai Juli 2019. Dari beberapa Desa yang termasuk di wilayah kerja Puskesmas Lawang, Desa Bedali termasuk urutan pertama untuk populasi hipertensi dari data yang telah di rekap oleh puskesmas lawang. Menurut wawancara dengan petugas puskesmas Lawang, di desa Bedali Untuk pola hidup seperti kurangnya kesadaran untuk melakukan aktivitas olahraga, jarang sekali adanya kegiatan seperti senam hipertensi yang dilakukan oleh warga di Desa Bedali dan pola makan yang tidak teratur adalah termasuk salah satu penyebab angka klien yang mengidap hipertensi di desa bedali sangat tinggi. Untuk penanganan pasien hipertensi ini akan diberikan terapi berupa hidroterapi rendam kaki air hangat dan isometric handgrip exercise yang jarang dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas Lawang. Biasanya pasien akan diberikan obat anti hipertensi, check tekanan darah. Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor resiko antara lain seperti keturunan, umur, jenis kelamin, tekanan psikologis, stress, kegemukan (obesitas), kurang olahraga, dan kolestrol tinggi (Damayanti, 2014). dari faktor- faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi bisa menimbulkan beberapa Dampak seperti rusaknya pembuluh darah seluruh tubuh, ginjal, dan otak. Bahkan Konsekuensi pada hipertensi yang lama tidak terkontrol, dapat mengakibatkan seperti gangguan penglihatan, okulasi koroner, gagal ginjal dan stroke dalam Damayanti 2014). Salah satu dampak yang lebih sering terjadi pada pasien hipertensi adalah terkena penyakit stroke. Karena kebanyakan orang yang mengalami stroke salah satu faktor pencetusnya yaitu seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi (Rosiana, 2018). Kasus pada populasi dan jumlah kematian yang terjadi pada pasien hipertensi dapat dicegah dengan upaya yang mempertahankan tekanan darah . untuk terapi yang dilakukan dapat berupa terapi farmakologis dan 3
nonfarmakologis. Terapi farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-
obatan anti hipertensi. Terapi nonfarmakologis bisa dilakukan dengan cara mengatur pola hidup sehat, penurunan berat badan berlebihan, latihan fisik dan terapi komplementer (Sudoyo, 2006 dalam Dilianti, 2017) Terapi komplementer adalah terapi yang sifatnya alamiah, salah satu terapi yang termasuk dalam terapi komplementer adalah rendam kaki air hangat. Rendam kaki air ini hangat ini jika dilakukan secara rutin dapat menurunkan tekanan darah. Rendam kaki air hangat Secara ilmiah juga mempunyai dampak dan factor fisiologis bagi tubuh terutama pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar dan menguatkan otot otot ligament yang mempengaruhi sendi tubuh (Lalage, 2015). terapi ini yaitu dengan menggunakan air hangat yang bersuhu 37,7 °C selama 15 menit secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah,walaupun Terapi rendam kaki air hangat termasuk terapi yang memiliki banyak manfaat, namun terapi ini tidak semata mata diberikan pada semua orang yang mengalami hipertensi, ada beberapa kasus yang menjadi kontra indikasi, salah satunya yaitu pada seseorang yang memiliki tekanan darah rendah, serta penderita diabetes (Damayanti, 2014). Hal ini bisa diperjelas dari penelitian sebelumnya yang dilakukan (Nurul, 2017) bahwa pengaruh rendam kaki air hangat dapat menurunkan tekanan darah pada orang yang mengalami hipertensi sebelum diberikan terapi rendam kaki dengan air hangat tensi nampak tinggi, lebih tinggi dari nilai rata-rata tekanan darah sistolik sesudah dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat yang berarti Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi rendam kaki air hangat. Selain rendam kaki air hangat, terapi non farmakologis yang bisa dilakukan pada penderita hipertensi adalah latihan fisik. Latihan fisik ini adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terstuktur dengan melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani (Kemenkes, 2018). Ada banyak jenis dari latihan fisik, salah satunya yang aman untuk hipertensi adalah isometric handgrip exercise. handgrip isometric exercise ini dikembangkan sebagai salah satu terapi latihan untuk menurunkan 4
tekanan darah, dengan menggunakan alat yang bernama handgrip. Hasil
penelitian (Rinku, 2014) tentang efek dari isometric handgrip exercise training on resting bloo preasure in normal healty dengan Adanya penurunan tekanan tekanan darah dengan latihan olahraga handgrip exercise tekanan darah sistolik yang berkurang. Berarti intervensi ini juga dapat dilakukan secara mandiri dalam mengatasi pasien dengan hipertensi. Bersadarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh kombinasi Hidroterapi rendam kaki air hangat dan Isometric hand grip exercise terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi”.
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dengan penelitian ini sebagai berikut : “bagaimana pengaruh kombinasi Hidroterapi rendam kaki air hangat dan Isometric hand grip exercise terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi”.
1.3 Tujuan Penilitian
1.3.1 Tujuan Umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi Hidroterapi rendam kaki air hangat dan Isometric hand grip exercise terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian adalah :
1. Mengidentifikasi tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum
diberikan intervensi kombinasi Hidroterapi rendam kaki air hangat dan Isometric hand grip exercise 2. Mengidentifikasi tekanan darah pada pasien hipertensi setelah diberikan intervensi kombinasi Hidroterapi rendam kaki air hangat dan Isometric hand grip exercise 5
3. Menganalisa pengaruh kombinasi Hidroterapi rendam kaki air hangat
dan Isometric hand grip exercise terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis 1.4.1.1 Bagi Peneliti Peneliti ini diharapkan dapat menambah serta memperbaharui pengetahuan dan pengalaman baru bagi peneliti khusunya tentang pengaruh kombinasi Hidroterapi rendam kaki air hangat dan Isometric hand grip exercise terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Pasien Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap tekanan darah pada pasien yang mengalami hipertensi. Diharapkan pasien mampu memanfaatkan kombinasi Hidroterapi rendam kaki air hangat dan Isometric hand grip exercise sebagai salah satu intervensi pilihan untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan diastolic pada pasien yang mengalami hipertensi. 1.4.2.2 Bagi Instansi Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dan acuan dalam bekerja terutama untuk menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi untuk meningkatkan mutu pelayanan. 1.4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan Penelitian ini diharapkan apat menjadi bahan tambahan refrensi mengenai pengaruh kombinasi dengan menerapkan intervensi keperawatan Hidroterapi rendam kaki air hangat dan Isometric hand grip exercise terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi, sehingga menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitas pendidikan di institusi