Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI: KEBERSIHAN DIRI

DI RUANG KENARI RS. JIWA MENUR SURABAYA

Di Susun Oleh Kelompok 7 :

1. Shafarty Dwi Srianti F. C (20171660028)

2. Ainun Ulfa Fauzia (20171660040)

3. Khairul Umam (20171660055)

4. Pembayun Intan Ferdiana (20171660071)

5. Averose Millania Tsani (20171660117)

6. Arfatiana Gina Rosyid (20171660014)

7. Rafi Andrian (20171660110)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

Topik : Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri


Sasaran : Pasien
Hari/tanggal : Jum’at, 24 Januari 2020
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang Kenari di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya

i.

A. ANALISA SITUASI
1. Peserta : Pasien yang sedang dirawat inap.
2. Lingkungan : Ruang Kenari
3. Penyuluh : Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan,diharapkan peserta mampu memahami konsep dasar
defisit perawatan diri.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah membahas materi konsep dasar defisit perawatan diri, peserta dapat :
a. Menyebutkan pengertian defisit perawatan diri
b. Menyebutkan tentang penyebab defisit perawatan diri
c. Menyebutkan tanda dan gejala defisit perawatan diri
d. Menyebutkan jenis - jenis defisit perawatan diri
e. Menyebutkan dampak dari defisit perawatan diri
f. Menjelaskan cara penanganan pada pasien defisit perawatan diri.

D. MATERI ( Terlampir )
1. Pengertian defisit perawatan diri
2. Penyebab defisit perawatan diri
3. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
4. Jenis - jenis defisit perawatan diri
5. Dampak dari defisit perawatan diri
6. Penanganan pada pasien defisit perawatan diri.
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA & ALAT BANTU
- Leaflet
- Video Animasi
- Lembar evaluasi penyuluhan
- LCD

G. KEGIATAN PENYULUHAN

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam. 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
5. Appersepsi dan korelasi
materi dengan pengetahuan
dan pengalaman peserta.
2. 30 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang 1. Memperhatikan
pengertian defisit perawatan 2. Memperhatikan
diri 3. Bertanya dan menjawab
2. Menjelaskan tentang hal-hal pertanyaan yang diajukan
baik pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, jenis – jenis ,
dampak dan cara penanganan
pada pasien defisit perawatan
diri
3. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. 5 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 5 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih 1. Mendengarkan
atas peran serta peserta 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam penutup
H. EVALUASI
Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) peserta hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Kenari Rumah Sakit Jiwa
Menur Surabaya
2. Evaluasi proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
c) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
a) Peserta mengerti tentang diare, dapat menyebutkan pengertian, penyebab, cara
penanggulangan, nutrisi bagi penderita, dan pencegahan diare
b) Dilakukan dengan meminta peserta untuk mengisi check list lembar evaluasi
penyuluhan dan membahas hasil evaluasinya tersebut bersama-sama.

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya, kesejahteraannya sesuai
kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan dirinya. (Aziz R, 2003)
Menurut Poter dan Perry (2005), personal hygine adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.
Personal hygine berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygine berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatubtindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
(Tarwoto dan Wartonah 2000).
Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara
mandiri.

B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik.
2. Penurunan kesadaran.
Menurut Depkes (2002: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor prediposisi :
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak–anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain–lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

C. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut bau.
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang .
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.

D. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri


Ada beberapa jenis defisit perawatan diri :
a. Kurang perawatan diri : mandi / kebersihan.
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri : mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) merupakan gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri : makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri : toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri. (Nurjannah : 2004,77-79 ).

E. Dampak masalah defisit perawatan diri


a. Dampak Fisik
Banyaknya gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku.
b.Dampak Psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dam mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
dir dan gangguan interaksi sosial.

F. Cara Penganganan
1. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
2. Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
3. Bantu pasien untuk mempraktikan cara menjaga kebersihan diri
4. Menjelaskan cara makan yang baik serta mempraktikan bagaimana cara makan
yang baik
5. Menjelaskan cara eliminasi yang baik dan praktikan cara eliminasi
6. Jelaskan cara berdandan
7. Bantu pasien untuk mempraktikan cara berdandan.
CHECK LIST EVALUASI PENYULUHAN

No Keterampilan Penyuluhan Nilai

1 2 3 4
1. Teknik membuka penyuluhan
· Mengucapkan salam pembuka
· Melakukan apersepsi
2. Menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana
3. Penggunaan nada suara
· Nada suara tidak terlalu tinggi
· Tidak monoton
· Kata – kata jelas
· Ucapan jelas
· Pembicaraan keseluruh kelompok
· Meyakinkan peserta dibelakang mendengarkan
suara penyuluh
4. Gerak dan sikap selama penyuluhan
· Variasi gerakan tepat
· Sikap tidak monoton
· Tidak terlalu sering duduk atau berdiri
· Berjalan diantara peserta
· Sikap mendukung ulasan
5. Penggunaan tanggapan positif
6. Penguasaan audien
7. Teknik penutup penyuluhan
· Memberi simpulan
· Mengucapkan salam penutup

Anda mungkin juga menyukai