Penanggulangan
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang kemiskinan di Kota Bandung ini
adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kota Bandung
yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di
Kota Bandung.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat Kota Bandung untuk menghadapi kemiskinan.
3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di
Indonesia khususnya Kota Bandung.
C.Manfaat
Dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan permasalahan dan upaya
penyelesaian kemiskinan di Indonesia.
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
di Kota Bandung Tahun 2015
Jenis Kelamin Rasio Jenis
Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan Kelamin
A. Pembahasan
Di usia yang yang Ke-367, Kabupaten Bandung masih dihantui masalah kemiskinan
namun pemkab berusaha keras mewujudkan masyarakat yang rapih. Kabupaten Bandung kini
berpenduduk sekitar 2,4 juta jiwa yang tersebar di 31 kecamatan, 9 kelurahan dan 266 desa,
Pemkab.bandung bercita-cita meraih angka indeks pembangunan manusia (IPM) 80 80 pada
2010 mendatang.
Bandung merupakan sebuah kota besar sekaligus sebagai ibu kota provinsi Jawa
Barat. Namun, ternyata masih banyak daerah Bandung yang tergolong miskin khususnya di
daerah Kabupaten Bandung Barat. Untuk menyelidiki kemiskinan tersebut kami telah
melakukan survey kemiskinan dibeberapa daerah di Kabupaten Bandung Barat antara lain di
daerah Desa Nanjung (Kecamatan Margaasih), Desa Cikahuripan (Lembang Bandung),
Kecamatan Parongpong, Kampung Barunagri, Desa Sukajayat, Desa Sariwangi dan di
beberapa daerah lainnya yang tingkat kemiskinannya dianggap cukup memprihatinkan.
1. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk
dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini
berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan
mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah
global. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-
negara yang "miskin".
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangansehari-
hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini
dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan,
dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini
termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak
dibatasi pada bidang ekonomi.
3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik danekonomi di
seluruh dunia.
2. Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan sangat kompleks, sehingga perspektif dalam melihat
berdasarkan persoalan real dalam masyarakat tersebut. Persoalan real dalam masyarakat
biasanya karena adanya kecacatan individual dalam bentuk kondisi dari kelemahan biologis,
psikologis, maupun kultural sehingga dapat menghalanginya untuk memperoleh peruntungan
untuk dapat memajukan hidupnya. Kelompok yang masuk dalam golongan yang tidak
beruntung, yaitu kemiskinan fisik yang lemah, kerentaan, keterisolasian dan
ketidakberdayaan.
Pada umumnya di Negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut:
- Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia
Seperti kita ketahui lapangan pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak seimbang dengan
jumlah penduduk yang ada dimana lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah penduduknya. Dengan demikian banyak penduduk di Indonesia yang tidak
memperoleh penghasilan itu menyebabkan kemiskinan di Indonesia.
- Tidak meratanya pendapatan penduduk Indonesia
Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relative
tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia
mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini yang diusebut tidak meratanya pendapatan
penduduk di Indonesia.
- Tingakat pendidikan masyarakat yang rendah
Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendidikan yang di butuhkan oleh
perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja. Dan pada umumya untuk memperoleh
pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi pula atau minimal
mempunyai memiliki ketrampilan yang memadai dehingga dapat memp[eroleh pendapatan
yang dapat memenuhi kebutuhan dehari-hari sehingga kemakmuran penduduk dapat
terlaksana dengan baik dan kemiskinan dpat di tanggulangi
- Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digaris bawahi disini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak
seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur
meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya
produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan
per-kapita:
a. Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
b. Politik ekonomi yang tidak sehat.
c. Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
- Rusaknya syarat-syarat perdagangan
- Beban hutang
- Kurangnya bantuan luar negeri, dan
- Perang
A. Kesimpulan
Bahwa dalam mengatasi masalah kemiskinan diperlukan kajian yang menyeluruh
(comprehensif), sehingga dapat dijadikan acuan dalam merancang program pembangunan
kesejahteraan sosial yang lebih menekankan pada konsep pertolongan. kurangnya perhatian
masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari opini masyarakat
bahwa asal bisa cepat bekerja, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Jika masalah pendidikan ini
dibiarkan berlarut-larut dan tidak segera diselesaikan, bukan tidak mungkin masalah
kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat menjadi masalah yang tidak terselesaikan.
Keluarga miskin akan menghasilkan generasi penerus yang “miskin” dan begitu seterusnya
sehingga menjadi “lingkaran setan” yang tidak ada habisnya. Oleh karena itu, perlu terjadi
sinergi antara masyarakat dan pemerintah dan sikap pro aktif masyarakat menanggapi
masalah pendidikan ini. Memang hasil yang diharapkan tidak bisa didapat dalam waktu yang
singkat, namun paling tidak akan muncul harapan generasi yang akan datang akan
berkesempatan untuk hidup dengan layak.
(http://devi-cemoet.blogspot.co.id/2010/01/permasalahan-kemiskinan-di-kota-bandung.html)