Anda di halaman 1dari 11

Menjelaskan tentang dasar hukum Riba

(Pengertian Riba,Dasar Hukum Riba,Macam-macam riba,Prinsip-prinsip riba,Perbedaan


bunga dan bagi hasil,Dampak riba)

Oleh : Irma Anggraeni Sudarman,Nurfadillah Ukhti Fatahilah,Erni Ernida Ningtyas

Dosen Pembimbing

M. Nasyah Agus Saputra, S.H.I.,M.E.I

Abstrak

Artikel ini menjelaskan tentang permasalahan riba dari segi hukum dan penafsirannya
serta bunga bank dari tinjauan hukum Islam serta menganalisis dampaknya terhadap
perekonomian, baik yang dikemukan oleh para pakar hukum Islam, mufassirin dan para
ekonom muslim. Ada perbedaan pendapat di antara fuqaha dalam memandang hukum bunga
bank dan analisa para pakar terhadap dampaknya yang ditimbulkannya dalam perekonomian
umat baik secara mikro maupun makro. Pertama, pendapat jumhur ulama berpendapat bahwa
bunga bank tidak boleh (haram) sementara, kedua, sebagian ulama diantaranya Abdullah
Yusuf Ali dan Muhammad Asad berpendapat bahwa bunga yang diharamkan adalah riba
yang berlipat ganda (tidak wajar), sementara bunga yang tidak berlipat ganda boleh, termasuk
dalam kategori ini bunga bank yang dipraktekkan pada saat ini. Perbedaan pendapat ini
dilatarbelakangi adanya perbedaan penafsiran mufassirin terhadap ayat-ayat tentang riba.
Pengharaman riba (usurios) dalam Islam berdasarkan pertimbangan-pertimbangan moral dan
kemanusiaan sebab esensi pelarangan riba adalah penghapusan segala bentuk praktik
ekonomi yang menimbulkan kezaliman dan ketidakadilan. Dan dampak bunga terhadap
perekomian akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Metode penulisan
artikel ini berdasarkan kajian pustaka dengan melakukan review secara mendalam terhadap
buku-buku, tafsir dan tulisan-tulisan tentang bunga bank, riba dan yang berkaitan dengannya.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tafsiran riba dan pendapat-pendapat ulama
dalam memandang hukum bunga bank serta untuk menganalisis dampak negatif yang
ditimbulkan sistem bunga terhadap perekonomian.
I Sebaliknya sistem ekonomi
konvensional yang banyak digugah tidak
Sebenarnya riba itu apa sih?
hanya ekonom-ekonom muslim tetapi juga
Sekilas tentang pengertian riba. Riba
tokoh-tokoh non muslim sendiri. Sumber
adalah penetapan bunga atau taambahaan
penyebab timbulnya permasalahan
ketika mengembalikan pinjaman.
kemanusiaan menurut para pakar ekonomi
pemberlakuan tambahan bunga ini
terletak pada sistem ekonomi yang tidak
berdasarkan persentase yang sudah
peduli dengan prinsip persamaan
ditetapkan di awal perjanjian dan
(equality), pemerataan (equity), kurang
dibebankan kepada pihak peminjam.Dalam
mengedepankan kemanusiaan (humanity)
agama Islam, riba adalah suatu hal yang
serta nilai-nilai agama (religious values).
dalam prakteknya tidak diperbolehkan atau
Salah satu penghalang terbesar bagi
diharamkan. Biasanya praktek riba ini
tercapainya keadilan yang merata
sering terjadi pada bank-bank
(penyebab timbulnya ketidakadilan,
konvensional.
inequity) adalah sistem riba (bunga). Jadi
Esensi dasar pelarangan riba dalam mustahil keadilan dapat tercipta tanpa
Islam adalah menghindari adanya mengeleminasi bunga dari habitat
ketidakadilan dan kezaliman dalam segala perekonomian dan menegakkan sistem
praktik ekonomi. Sementara riba (bunga) perekonomian yang bebas dari segala
pada hakekatnya adalah pemaksaan suatu macam bentuk riba yang melahirkan
tambahan atas debitur yang melarat, yang model perilaku homo economicus dengan
seharusnya ditolong bukan dieksploitasi memegang prinsip homo homini lupus,
dan memaksa hasil usaha agar selalu yakni perilaku yang mengebiri dan
positif. Hal ini bertentangan dengan mengabaikan nilai-nilai moral dan agama
prinsip ajaran Islam yang sangat peduli serta mementingkan perlindungan atas
dengan kelompok-kelompok sosio- hak-hak perorangan (utilitarian
ekonomi yang lebih rendah agar kelompok individualism) sementara mengabaikan
ini tidak dieksploitasi oleh orang-orang kepentingan bersama.
kaya (pemilik dana). Sebab ajaran II
ekonomi Islam mengemban misi
Konsepsi Riba
humanisme, tatanan sosial dan menolak
adanya ketidakadilan dan kezaliman yang Riba tidak hanya dikenal dalam islam
mata rantainya berefek pada kemiskinan. tapi dalam agama lain ( Non Islam )Riba
dikenal dan juga pelarangan atas perbuatan hutang,jangan kamu meminta keuntungan
pengambilan Riba ,bahkan pelarangan padanya untuk pemilik uang”.
Riba telah ada sejak sebelum Islam datang
Agama Nasrani
menjadi agama.
Berdeda dengan orang Yahudi,Umat
Masa Yunani Kuno
Nasrani memandang Riba haram dilakukan
Bangsa Yunani Kuno mempunyai bagi semua orang tidak terkecuali saja
peradaban tinggi peminjaman uang dengan orang tersebut san dari agama apapun,baik
memungut bungadilarang keras.Ini dari kalangan Nasrani sendiri ataupun non-
tergambar pada pernyataan Aristoteles Nasrani.menurut mereka (tokoh-tokoh
yang sangat membenci pembungaan uang. Nasrani) dalam perjanjian lam kitab
Deuntoronomy pasal 23 pasal 19
“Bunga uang tidaklah adil”.
disebutkan: “ Janganlah engaku
“Uang seperti ayam betina yang tidak membungakan uang terhadap saudaramuy
bertelur”. Meminjamkan uang dengan hak uang maupun bahan makanan atau
bunga adalah sesuatu yang rendah apapun yang dapat dibungakan”.
derajatnya”.
Implikasi Interprestasi Riba terhadap
Masa Romawi perbankan syariah .

Kerajaan Romawi melarang setiap


jenis pemungutan bunga atas uang dengan
mengadakan peraturan keras guna
membatasi besarnya suku bunga melalui
undang-undang.

Masa Agama yahudi

Yahudi juga mengharamkan seperti


termaktub dalam kitab sucinya,menurut
kitab sucinya agama Yahudi yang
disebutkan dalam perjanjian lama
kitabkeluaran ayat 25 pasal 22: “Bila kamu
menghutangi seseorang diantara warga
bangsamu uang, maka janganlah kamu
berlaku laksna seorang pemberi
Sebagaimana diuraikan sebelumnya ganda ini tidak dianggap sebagai kriteria
bahwa terdapat dua kelompok ulama yang (syarat) dalam pelarangan riba .Dalam arti
concern mencermati status bunga bank di bahwa yang tidak berlipat ganda
Indonesia,yaitu kelompok tekstual dan hukumnya boleh.
kontekstual.Inteprestasi riba kelompok
tekstual,sebagaimana Neo-Revivalisme
berpandangan bahwa bunga bank adalah
haram menjadi faktor pemicu yang melatar
belakangi munculnya bank-bank yang
bebas bunga .Namun realitasnya, Di
Indonesia ini terdapat dua corak pemikiran
Riba tidak hanya dikenal dalam islam
tentang status bunga bank,yang
tapi dalam agama lain ( Non Islam )Riba
perdebatannya tiada pernah
dikenal dan juga pelarangan atas perbuatan
berhenti.meskipun MUI telah
pengambilan Riba ,bahkan pelarangan
mengeluarkan fatwa tentang haramnya
Riba telah ada sejak sebelum Islam datang
bunga bank pada tanggal 16 Desember
menjadi agama.
2003 yang lalu, namun ternyata
menimbulkan respon yang beragam di Tahap pertama, Allah menunjukkan
kalangan masyarakat , baik yang pro dan bahwa riba bersifat negatif. Pernyataan ini
kontra.Oleh karna itu, wajar jika Saeed disampaikan Allah dalam surat Ar-Rum
memasukkan faktor “Upaya neo- ayat 39 :
Revivalisme dalam memahami hukum Artinya : Dan sesuatu riba (tambahan)
bunga bank sebagai Riba dan penerimaan yang kamu berikan agar dia bertambah
interprestasi tradisional tentang riba” pada harta manusia, maka riba itu tidak
sebagai faktor oenting bagi tunbuh- menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kembangnya bank Islam. kamu berikan berupa zakat yang kamu
Masalah Riba yang berlipat ganda maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, maka (yang berbuat demikian)
Dalam Upaya mencari celah untuk
itulah orang-orang yang melipat gandakan
membolehkan bunga bank,ada bunga
(pahalanya).
sementara orang yang beralasan bahwa
riba yang diharamkan Al-quran itu Ayat ini merupakan ayat pertama
sebetulnya adalah riba yang adh’afan berbicara tentang Riba. Menurut para
mudha’afah berlipat ganda.pola berlipat mufasir ayat ini termasuk ayat makiyah
[ayat-ayat yang diturunkan pada periode dalam surat Al-Baqarah ayat 275. 276,
mekah]. Akan tetapi, para ulama sepakat 278. Dalam ayat 275, Allah menyatakan
sepakat menyatakan bahwa ayat ini tidak bahwa jual beli sangat berbeda dengan
berbicara tentang riba yang diharamkan. riba, sedangkan dalam ayat 276, Allah
menyatakan memusnahkan riba.
Tahap kedua, Allah telah memberi isyarat
tentang keharaman riba melalui kecaman Artinya : Hai orang-orang yang beriman,
terhadap praktik riba dikalangan bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
masyarakat yahudi. Hal ini disampaikan- sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
Nya dalam surat An-Nisa ayat 161 : orang-orang yang beriman. [QS. Al-
Baqarah [2] : 278]
Artinya : dan disebabkan mereka
memakan riba, padahal sesungguhnya
Dasar Hukum Riba
mereka telah dilarang daripadanya, dan
karena mereka memakan harta benda
Menurut semua agama samawi,
orang dengan jalan yang batil. Kami telah
hukum riba adalah haram. Haramnya riba
menyediakan untuk orang-orang yang kafir
ini semakin diperkuat pada saat agama
di antara mereka itu siksa yang pedih.
Islam datang. Allah SWT tidak
Tahap ketiga, Allah mengharamkan salah mengizinkan memerangi orang yang
satu bentuk riba, yaitu bersifat ganda berbuat maksiat kecuali kepada orang yang
dengan larangan yang tegas. Hal ini memakan harta riba. Dalam Al-Qur'an,
disampaikan oleh Allah dalam surat Ali- sunnah, dan hadits pun juga dijelaskan
Imran [3] ayat 130 : bahwa hukum riba adalah haram.

Allah SWT berfirman :

Artinya:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memakan riba dengan
“Padahal Allah telah menghalalkan jual
berlipat ganda] dan bertakwalah kamu
beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-
kepada Allah supaya kamu mendapat
Baqarah: 275).
keberuntungan.
Bahkan Imam al-Bukhari pun
Tahap terakhir, Allah mengharamkan
juga meriwayatkan sebuah hadits yang
riba secara total dengan segala bentuknya.
Hal ini disampaikan melalui firman-Nya
bersumber dari Abu Hurairah Ra bahwa dan janganlah kamu jual uang kertas
Rasulullah SAW bersabda : dengan uang kertas kecuali dalam nilai
yang sama, dan jangan kamu tambah
Artinya: sebagian atas sebagiannya, dan
“Jauhilah tujuh perkara yang janganlah kamu jual barang yang nyata
membinasakan.” Para sahabat bertanya, (riil) dengan yang abstrak (ghaib).”
“Apa itu, wahai Rasulullah?” Beliau (riwayat Bukhari dan muslim). Riba Fadli
menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, atau riba tersembunyi ini dilarang karena
membunuh jiwa yang diharamkan Allah dapat membawa kepada riba nasi’ah (riba
kecuali dengan hak, memakan riba” (HR. jail) artinya riba yang nyata
Bukhari dan Muslim).
B. Riba Qardhi
Dari firman Allah dan hadits tersebut lah
Yaitu riba yang terjadi karena adanya
yang mendasari haramnya hukum riba.
proses utang piutang atau pinjam
meminjam dengan syarat keuntungan
Macam – macam Riba
(bunga) dari orang yang meminjam atau
Menurut para ulama ada 4 macam- macam yang berhutang. Misalnya, seseorang
riba,yaitu : meminjam uang sebesar sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta) kemudian
A. Riba Fadli diharuskan membayarnya Rp. 1.300.000,-
(satu juta Tiga ratus ribu rupiah)
Yaitu riba dengan sebab tukar menukar
Terhadap bentuk transsaksi seperti ini
benda, barang sejenis (sama) dengan tidak
dapat dikategorikan menjadi riba, seperti
sama ukuran jumlahnya. Misalnya satu
sabda Rasulullah SAW
ekor kambing ditukar dengan satu ekor
kambing yang berbeda besarnya satu gram Artinya :“Semua piutang yang menarik

emas ditukar dengan seperempat gram keuntungan termasuk riba.” (Riwayat

emas dengan kadar yang sama. Sabda Baihaqi)

Rasul SAW Artinya:“ Dari Abi Said Al C. Riba Nasi’ah


Khudry, sesungguhnya Rasulullah SAW.
Ialah tambahan yang disyaratkan oleh
Telah bersabda, “Janganlah kamu jual
orang yang mengutangi dari orang yang
emas dengan emas kecuali dalam
berutang sebagai imbalan atas
timbangan yang sama dan janganlah
penangguhan (penundaan) pembayaran
kamu tambah sebagian atas sebagiannya
utangnya. Misalnya si A meminjam uang
Rp. 1.000.000,- kepada si B dengan garam dengan garam, hendaknya serupa
perjanjian waktu mengembalikannya satu dan sama banyaknya, tunai dengan
bulan, setelah jatuh tempo si A belum tunai, apabila berlainan jenisnya boleh
dapat mengembalikan utangnya. Untuk itu, kamu menjual sekehendamu asal tunai”.
si A menyanggupi memberi tambahan (Riwayat Muslim)
pembayaran jika si B mau menunda jangka
Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
waktunya. Contoh lain, si B menawarkan
Sekali lagi, Islam mendorong praktik Bagi
kepada si A untuk membayar utangnya
hasil serta mengharamkan riba. Keduanya
sekarang atau minta ditunda dengan
sama-sama memberi keuntungan bagi
memberikan tambahan. Mengenai hal ini
pemilik dana, namun keduanya
Rasulullah SAW.
mempunyai perbedaan yang sangat nyata.
Artinya: Perbedaan itu dapat dijelaskan sebagai
Dari Samrah bin Jundub, sesungguhnya berikut:
Nabi Muhammad saw. Telah melarang
jual beli hewan dengan hewan dengan
Bunga Bagi Hasil
bertenggang waktu.” (Riwayat Imam
Lima dan dishahihkan oleh Turmudzi
Penentuan
dan Ibnu Jarud)
besarnya
Penentuan bunga
D. Riba Yad rasio/nisbah bagi
dibuat pada waktu
hasil dibuat pada
Yaitu riba dengan berpisah dari tempat akad dengan
waktu akad dengan
akad jual beli sebelum serah terima antara asumsi harus selalu
berpedoman pada
penjual dan pembeli. Misalnya, seseorang untung
kemungkinan
membeli satu kuintal beras. Setelah
untung rugi
dibayar, sipenjual langsung pergi
sedangkan berasnya dalam karung belum
ditimbang apakah cukup atau tidak. Jual Besarnya
Besarnya rasio
beli ini belum jelas yang sebenarnya. persentase
bagi hasil
Sabda Rasulullah SAW. berdasarkan pada
berdasarkan pada
Artinya: jumlah uang
jumlah keuntungan
“Emas dengan emas, perak dengan (modal) yang
yang diperoleh
perak, beras dengan beras, gandum dipinjamkan

dengan gandum, kurma dengan kurma,


karena masing-masingnya didasarkan atas
Pembayaran bunga Tergantung pada pandangan dunia yang berbeda. Ekonomi
tetap seperti yang keuntungan proyek konvensional melihat ilmu sebagai sesuatu
dijanjikan tanpa yang dijalankan. yang sekuler ( berorientasi hanya pada
pertimbangan Bila usaha merugi, kehidupan duniawi-kini dan disini), dan
apakah proyek kerugian akan sama sekali tidak memasukkan Tuhan
yang dijalankan ditanggung serta tanggung jawab manusia kepada
oleh pihak nasabah bersama oleh Tuhan di akhirat dalam bangun
untung atau rugi kedua belah pihak pemikirannya. Oleh karena itu ekonomi
konvesional menjadi bebas
Jumlah nilai ( posivistik ). Sementara itu, ekonomi
pembayaran bunga Islam justru dibangun atas, atau paling
Jumlah pembagian
tidak meningkat tidak diwarnai oleh prinsip-prinsip
laba meningkat
sekalipun jumlah religius ( berorientasi pada kehidupan
sesuai dengan
keuntungan dunia-kini dan disini- dan sekaligus
peningkatan
berlipat atau kehidupan akhirat-nanti dan disana.)
jumlah pendapatan
keadaan ekonomi
Ada beberapa permasalah mendasar yang
sedang “booming”
membedakan antara paradigma yang
dianut oleh system ekonomi Kapitalis,
Eksistensi bunga
Tidak ada yang Sosialis, dan Islam.
diragukan (kalau
meragukan
tidak dikecam) Permasalah kepentingan
keabsahan bagi
oleh beberapa Menurut pendapat ekonomi Kapitalis
hasil
kalangan kepentingan individu diutamakan diatas
kepentingan umum. Maka dalam ekonomi
setiap individu bebas bersaing untuk
Perbandingan Ekonomi Islam dengan
mendapatkan keuntungan tanpa ada
Ekonomi Konvensional
batasan tertentu. Begitu juga dalam
Terdapat perbedaan paradigma yang kepemilikan dan pemakaian harta benda.
mendasari ekonomi konvensional dan Menurut pendapat Madzhab ini dengan
paradigma yang mendasari ekonomi Islam. memperhatikan kepentingan individu
Keduanya tidak mungkin dan tidak akan maka secara tidak langsung kepentingan
pernah mungkin untuk di kompromikan, umum juga akan berjalan baik. Kemudian
dibolehkan bagi setiap individu untuk dalam peningkatan pendapatan dan
memperoleh keuntungan sebanyak- pertumbuhan ekonomi, ini disebabkan
banyaknya tanpa perduli dengan karena kebebasan individu dikekang dan
kebutuhan masyarakat umum, bahkan tidak dapat bergerak secara leluasa.
tidak boleh ada campur tangan Negara
Lain lagi dari sudut pandang Islam,
sama sekali dalam pelaksanaan ekonomi.
dalam ekonomi Islam tidak menitik
Keuntungan seseorang didapat sesuai
beratkan kepada salah satu kepentingan
dengan kerja keras yang dihasilkan.
dengan mengesampingkan lainnya.
Kelebihan system ini adalah setiap orang
Menurut Islam kepentingan individu
bebas bekerja dan menggunakan
maupun kepentingan umum harus saling
kemampuannya dalam menaikan taraf
melengkapi. Dengan sama-sama
hidupnya. Kelemahan system ini adalah
diperhatikan segi maslahat yang ada pada
munculnya banyak pengangguran dan
keduanya, hingga Islam disebut ideology
permasalahan ekonomi karena tidak
moderat. Keduanya diperhatikan sama
mereatanya pendapatan dan peredaran
rata, namun pada saat-saat tertentu seperti
uang yang terjadi.
pada masa peperangan, maka
Sedangkan dalam pandangan ekonomi memungkingkan untuk mengorbankan
Sosialis kepentingan bersama lebih utama kepentingan individu diatas kepentingan
didahulukan daripada kepentingan umum.
individu. Maka Negara berhak ikut campur
Kebebasan berekonomi dan campur
pada permasalahan ekonomi dan melarang
tangan Negara dalam perekonomian.
kepemilikan individu pada suatu harta
benda. Mereka berkeyakinan dengan Menurut ekonomi Kapitalis setiap

memperhatikan kepentingan berasama, individu bebas melakukan semua aktivitas

maka saat itu kepentingan pribadi individu perekonomian untuk mendapatkan

otomatais akan terperhatikan. Kelebihan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa

system ini adalah terpenuhinya kebutuhan ada batasan apapun yang melarangnya.

masyarakat luas, hasil produksi dan Negara sama sekali tidak berhak ikut

mengurangi jumlah pengangguran juga campur dalam permasalahan

permasalahan ekonomi. Ini semua karena perekonomian yang sedang berlangsung.

kepentingan bersama lebih diperhatikan. Berbeda dengan yang dianut system

Tetapi kelemahannya dari system ini ekonomi Sosialis, menurut mereka Negara

adalah tidak adanya persaingan yang baik berhak seluas-luasnya mengatur semua
permasalahan perekonomian yang sedang Subhanhu Wa Ta'ala, dan manusia hanya
berlangsung. diizinkan untuk mengelolanya sesuai
dengan kebutuhan. Kekayaan yang ada di
Islam menggabungkan keduanya,
suatu Negara bisa dimiliki oleh masing-
bahwa setiap orang mempunyai kebebasan
masing individu dengan cara
dalam menjalankan aktifitas perekonomian
mengelolanya seperti tanah pertanian.
degan memperhatikan batasan-batasan
Namun ada beberapa yang dimiliki oleh
yang diatur oleh syariah dan tidak
Negara seperti sungai, danau, hutan
merugikan orang lain. Dilain pihak Negara
lindung, laut, maka semua itu tidak boleh
juga punya andil untuk mengatur segala
hanya dikuasai oleh beberapa orang saja.
jenis perekonomian yang terjadi selama
Disini lah letak kemoderatan Islam dengan
campur tangan terebut tidak merugikan
sama sama mengakui kepemilikan dari
salah satu dari anggota masyarakat .
individu maupun Negara dengan batasan
Kepemilikan Kekayaan tidak adanya hal-hal yang bisa merugikan

Dalam pandangan ekonomi Kapitalis kepentingan pihak lain .

segala seuatu kekayaan bisa dimiliki oleh Pembagian Hasil Produksi


setiap individu dan bebas untuk
Dalam pandangan ekonomi Kapitalis
dimanfaatkan tanpa boleh ada ikut campur
hasil produksi bergantung atas
Negara di dalamnya. Hanya pada keadaan
kepemilikan harta, maka semakin banyak
tertentu saja Negara punya hak untuk ikut
yang dimikili semakin banyak hasil yang
mengatur pembagian kekayaan yang ada.
diperoleh. Hal ini yang menyebabkan
Sedangkan menurut para ekonom Sosialis
kesenjangan social yang terjadi di
seluruh kekayaan yang ada adalah milik
masyarakat, karena hanya uang hanya
Negara sehingga setiap orang tidak punya
berputar di kalangan beberapa orang saja.
hak untuk memiliki ataupun
mengelolanya. Tidak ada pengakuan Menurut para ekonom Sosialis hasil
terhadap semua kekayaan yang dimiliki produksi bergantung pada usaha masing-
oleh masing-masing individu, disinilah masing, semakin banyak usaha yang
sebab munculnya bebagai permasalahan dilakukan semakin banyak pendapatan
yang ada. yang dihasilkan. Maka akan berbeda-beda
pada setiap orangnya.
Dalam pandangan ekonomi Islam
digabungkan antara keduanya. Semua Menurut pandangan Islam
harta di dunia ini adalah kepunyaan Allah pendistribusian hasil kekayaan yang
dimiliki Negara disesuaikan tergantung rezeki, pada batas tertentu, hak milik
pada kebutuhan, kemudian hasil kerja dan relatif tersebut dikenakan zakat,
terakhir adalah sesuai dengan kepemilikan. perniagaan diperkenankan, tetapi riba
Maka Islam memerintahkan kepada dilarang dan tiada perbedaan suku dan
Negara untuk menjamin kebutuhan setiap keturunan dalam bekerjasama dan yang
anggota masyarakat dengan mensyariatkan menjadi ukuran perbedaan adalah prestasi
zakat yang diambil dari golongan kaya dan kerja.
diberikan kepada para fakir miskin.

Kesimpulan yang bisa diambil adalah


ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi
Kapitalis maupun Sosialis, karena Islam
mengabungkan diantara keduanya. Islam
menghormati kepemilikan individu dengan
dibatasai batasan jelas yang diatur oleh
syariah. Islam juga membolehkan Negara
mengatur bentuk perekonomian yang ada
dengan tidak merugikan pihak manapun.

III

Berdasarkan pembahasan makalah


diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa  adapun dasar-dasar dari ekonomi
Islam yang kita kenal sekarang ini meliputi
bertujuan untuk mencapai masyarakat
yang sejahtera, baik didunia dan diakhirat,
hak milik relatif perorangan diakui sebagai
usaha dan kerja secara halal dan
dipergunakan untuk hal-hal yang halal
pula, dilarang menimbun harta benda dan
menjadikannya terlantar, dalam harta
benda itu, terdapat hak untuk orang miskin
yang selalu meminta, karena itu, harus
dinafkahkan sehingga dicapai pembagian

Anda mungkin juga menyukai