Dhinirizki.Fitriani@yahoo.com
ABSTRAK
Good governance (tata pemerintahan yang baik), pelayanan publik serta otonomi daerah
adalah sebuah fenomena global yang pada prinsipnyaberbicara mengenai bagaimana pemerintah
dapat mewujudkan good governance melalui pelayanan publik dalam era otonomi daerah.
Konsepsi good governance adalah berangkat dari konsep Welfare State yang mempunyai tujuan
nasional yaitu mensejahterakan masyarakat secara umum tanpa ada gap. Kesejahteraan terbentuk
serta terwujud melalui pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah secara prima (pelayanan
prima).Hakikat dasar pemerintah sebagai pelayan publik (public servant) harus dapat dirasakan
oleh semua lapisan masyarakat. Dengan mendekatkan pemerintah dengan yang diperintah
(desentralisasi) diharapkan dapat menjawab serta memenuhi harapan serta kebutuhan masyarakat
tanpa terkecuali.
ABSTRACT
Good Governance arrange good governance, public service and also autonomy of area a global
phenomenon which in principle converse to hit how government can realize good governance
through public service in autonomous era [of] area. conception of Good governance leave from
concept of Welfare State having a purpose national that is secure and prosperous socialize in
general without there gap. Prosperity formed] and also existed through service of public given by
government primaly ( prima service). governmental Elementary reality as public steward ( public
servant) have to can be felt by all coat socialize. drawn nearly governmental with governed (
desentralisasi) expected can reply and also fulfill expectation and also the requirement socialize
without aside from
324
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017
325
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017
pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu lingkungan badan usaha milik negara/daerah dalam
secara efektif, efisien dalam melakukan upaya bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka
mencapai tujuan nasional. upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
Memerhatikan pengertian dari LAN dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
mengenai orientasi-orientasi dari gagasan Good perundang-undangan.
Governance, maka langkah-langkah inovatif Menyoal peraturan perundang-undangan,
menjadi salah satu pilihan yang harus diambil agar UU RI No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
setiap elemen internal maupun eksternal secara Publik Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Pelayanan
sinergis dapat membangun kemampuan dalam Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
mewujudkan Negara dalam pencapaian tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
nasional dan pemerintah sebagai penggeraknya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
serta memberi jaminan pelayanan internal atas setiap warga Negara dan penduduk atas barang,
tuntutan mendasar yang terus berubah. Persoalan jasa, dan atau pelayanan administratif yang
yang paling mendasar dalam hal ini adalah disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
bagaimana birokrasi pemerintah daerah (otonomi Mengutip dari berbagai pendapat
daerah) mampu menciptakan suatu nilai dan moral mengenai makna dari pelayanan publik maka dapat
untuk melayani bukan dilayani (Kartiwa, 1995). disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah
Selain itu seperti disampaikan Bob pemberian layanan (melayani) keperluan orang
Sugeng Hadiwinata, asumsi dasar good governance atau masyarakat yang memiliki kepentingan pada
haruslah menciptakan sinergi antara sektor organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
pemerintah (menyediakan perangkat aturan cara yang telah ditetapkan.
kebijakan), sektor bisnis (menggerakkan roda Sementara itu, pelayanan publik
perekonomian), dan sektor civil society (aktivitas merupakan isu utama (Main Issue) dalam ranah
swadaya guna mengembangkan produktivitas kebijakan publik. Hampir di seluruh sektor
ekonomi efektivitas, dan efisiensi).1 publik/sektor pemerintahan pelayanan publik
Dengan demikian, konsepsi sebagai wacana yang tanpa ujung. Pemerintah
kepemerintahan yang baik atau good governance Banyak menjanjikan keringanan yang pada
mengandung arti hubungan yang sinergis dan akhirnya berujung pada kekecewaan masyarakat
konstruktif di antara Negara, sektor swasta, dan terhadap pemerintah. Pelayanan publik menjadi isu
masyarakat (society). Dalam hal ini kebijakan yang semakin strategis karena perbaikan
kepemerintahan yang mengembangkan dan pelayanan publik cenderung “berjalan di tempat”
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, sedangkan implikasinya sangatlah luas dalam
akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan
demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, sebagainya.
dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Alasan mendasar mengapa pelayanan
Pelayanan Publik(Public Service) publik harus diberikan bahkan menjadi isu utama
(main issue) dalam ranah kebijakan publik adalah
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai karena adanya public interest atau kepentingan
pemberian layanan (melayani) keperluan orang publik yang harus dipenuhi oleh pemerintah karena
atau masyarakat yang memiliki kepentingan pada pemerintahlahyang memiliki “tanggung jawab”
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata atau responsibility. Mengingat pemerintah
cara yang telah ditetapkan. Sementara itu hakikatnya adalah pelayan publik(public service),
pelayanan umum oleh Lembaga Administrasi maka dalam memberikan pelayanan inipemerintah
Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk diharapkan secara profesional melaksanakannya,
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh dan harus mengambil keputusanpolitik secara tepat
Instansi pemerintahan di pusat, di daerah, dan di mengenai siapa mendapat apa, berapa banyak,
dimana, kapan, dan sebagainya.Padahal, kenyataan
1
Bob Sugeng Hadiwinata, Good Governance; menunjukan bahwa pemerintah tidak memiliki
Konsep dan Teori, Mata Kuliah Demokrasi, Civil tuntunan atau pegangankode etik atau moral secara
Society, dan Kepemerintahan, Universitas memadai. Asumsi bahwa semua aparat pemerintah
Padjadjaran, 2007.
326
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017
adalah pihakyang telah teruji pasti selalu membela perceived service2. Keduanya terbentuk oleh
kepentingan publik atau masyarakatnya, tidak dimensi-dimensi mutu layanan, yaitu:
selamanya benar. Banyak kasus membuktikan 1. Tangibles (terjamah)
bahwa kepentingan pribadi, keluarga,kelompok, 2. Rehability (andal)
partai dan bahkan struktur yang lebih tinggi justru 3. Responsiveness (tanggap)
mendikte perilaku seorangbirokrat atau aparat 4. Competence (kompeten)
pemerintahan. Birokrat dalam hal ini tidak 5. Courtesy (ramah)
memiliki “independensi”dalam bertindak etis, atau 6. Credibility (bisa dipercaya)
dengan kata lain, tidak ada “otonomi dalam 7. Security (aman)
beretika”. 8. Access (akses)
Menanggapi persoalan-persoalan yang 9. Communication (komunikasi)
dihadapi mengenai pelayanan publik, maka 10. Understanding the customer
Lovelock (1992:224) mengemukakan terdapat lima (memahami pelanggan)
prinsip yang harus diperhatikan bagi para pelayan
publik agar kualitas layanan dapat dicapai antara Daripada itu, expected service juga
lain: dipengaruhi oleh:
1. Tangible (terjamah): Kemampuan 1. Word of mouth (kata-kata yang
fisik, peralatan, personil dan diucapkan)
komunikasi material 2. Personal needs (kebutuhan pribadi)
2. Realiable (handal): kemampuan 3. Past experience (pengalaman masa
membentuk pelayanan yang lalu)
dijanjikan dengan tepat dan memiliki 4. External communications
keajegan (komunikasi eksternal)
3. Responsiveness
(pertanggungjawaban): yakni rasa Perpaduan antara expected service dengan
tanggung jawab pemerintah terhadap perceived service yang terwujud hanyalah
mutu pelayanan perceived service quality, yaitu layanan yang yang
4. Assurance (jaminan): pengetahuan, bisa diberikan berdasarkan apa yang dimengerti
perilaku, dan kemampuan pegawai. oleh birokrasi. Meskipun expected service
5. Empathy (empati): perhatian diperkuat oleh pengaruh dari lima variable lainnya
perorangan pada pelanggan di samping dilatarbelakangi oleh dimensi-dimensi
mutu layanan, outcome-nya tetap saja mutu
Sebagai perwujudan dari persoalan- layanan yang diberikan adalah sebatas yang
persoalan yang dihadapi mengenai pelayanan dimengerti oleh birokrasi.
publik yang harus segera diperbaiki oleh Matriks berikut ini akan menjelaskan
pemerintah, terdapat beberapa hal yang harus konsep tentang mutu layanan yang diharapkan oleh
diperhatikan dan dilakukan oleh pelayan publik masyarakat:
agar kualitas layanan menjadi baik, diantaranya Original Tang Relia Respon Assu Emp
adalah: Dimensi ibles bility siveness rance athy
1. Mudah dalam pengurusan bagi yang ons for
berkepentingan (prosedurnya Evaluati
sederhana) ng
2. Mendapat pelayanan yang wajar service
3. Mendapat pelayanan yang sama tanpa Quality
pilih kasih Tangibl
4. Mendapat perlakuan yang jujur
dan terus terang (transparansi)
2
Selain daripada itu,Valerie A. Zeithaml et Valarie A. Zeethari, A. Patasuraman and Leonard
al (1990) mengonsepsikan mutu layanan publik L. Bery, Delivering Quality Service-Balancing
pada dua pengertian yaitu expected service dan Customer, Perception and Expectation, The Free
Press, USA, 1990.
327
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017
329
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017
330
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi