Anda di halaman 1dari 7

Vol.

III Nomor 1 April 2017

Mewujudkan Good Governancemelalui Pelayanan Publik dalam


Era Otonomi Daerah

Dini Rizki Fitriani


Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Negara Universitas Subang

Dhinirizki.Fitriani@yahoo.com

ABSTRAK

Good governance (tata pemerintahan yang baik), pelayanan publik serta otonomi daerah
adalah sebuah fenomena global yang pada prinsipnyaberbicara mengenai bagaimana pemerintah
dapat mewujudkan good governance melalui pelayanan publik dalam era otonomi daerah.
Konsepsi good governance adalah berangkat dari konsep Welfare State yang mempunyai tujuan
nasional yaitu mensejahterakan masyarakat secara umum tanpa ada gap. Kesejahteraan terbentuk
serta terwujud melalui pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah secara prima (pelayanan
prima).Hakikat dasar pemerintah sebagai pelayan publik (public servant) harus dapat dirasakan
oleh semua lapisan masyarakat. Dengan mendekatkan pemerintah dengan yang diperintah
(desentralisasi) diharapkan dapat menjawab serta memenuhi harapan serta kebutuhan masyarakat
tanpa terkecuali.

Keywords: Good Governance, Pelayanan Publik, Otonomi Daerah

ABSTRACT

Good Governance arrange good governance, public service and also autonomy of area a global
phenomenon which in principle converse to hit how government can realize good governance
through public service in autonomous era [of] area. conception of Good governance leave from
concept of Welfare State having a purpose national that is secure and prosperous socialize in
general without there gap. Prosperity formed] and also existed through service of public given by
government primaly ( prima service). governmental Elementary reality as public steward ( public
servant) have to can be felt by all coat socialize. drawn nearly governmental with governed (
desentralisasi) expected can reply and also fulfill expectation and also the requirement socialize
without aside from

Keywords: Good Governance, Public Service, Area Autonomy

324
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017

1. PENDAHULUAN menjelaskan benang merah antara good


governance, pelayanan publik dan otonomi daerah
Good governance (tata kelola (desentralisasi), (c) merumuskan strategi atau cara
pemerintahan yang baik) menunjuk pada untuk dapat mewujudkan good governance melalui
pengertian bahwa kekuasaan tidak lagi semata- pelayanan publik dalam era otonomi daerah.
mata hanya menjadi urusan pemerintah saja. Dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan SPEKTRUM MAKNA
pelayanan publik tidak semata-mata didasarkan
pada pemerintah (government) atau Negara (state) Apa yang dimaksud dengan Good
saja, tetapi melibatkan semua sektor, baik di dalam Governance? Apa yang dimaksud dengan
intern birokrasi maupun di luar birokrasi publik Pelayanan Publik? Apa yang dimaksud dengan
(lintas sektoral). Otonomi Daerah? Sesi ini akan menguraikan
Konsepsi good governance dapat terwujud pergulatan pemikiran dalam rangka merumuskan
manakala pemerintah dapat memberikan pelayanan makna Good Governance, Pelayanan Publik dan
yang prima terhadap publik (masyarakat), Otonomi Daerah.
mengingat hakikat pemerintah adalah sebagai
pelayan publik(public servant). Kualitas pelayanan 2. KAJIAN TEORITIS
publik yang dilakukan pemerintah dalam rangka
mewujudkan Good Governance seringkali Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good
dianggap sebagai cermin dari kualitas birokrasi Governance)
secara umum. Pelayanan terkait dengan sistem,
sumberdaya aparatur dan yang lebih pokok adalah Sejalan dengan perkembangan sosial-
paradigma berpikir yang melatari proses pelayanan ekonomi-politik masyarakat di berbagai Negara,
itu diberikan kepada masyarakat. khususnya di Negara-negara yang sedang
Penyelenggaraan pelayanan publik yang berkembang, peranan Negara dan pemerintah yang
dilakukan oleh pemerintah (Aparatur Negara) sangat dominan dalam pembangunan nasional telah
masih dihadapkan pada sistem pemerintahan yang bergeser ke arah peran masyarakat dan swasta yang
belum efektif dan efisien. Pada saat ini persoalan lebih besar. Kini telah terjadi pergeseran paradigma
yang dihadapi begitu sangat mendesak, masyarakat dari konsep government ke arah governance, yang
sudah mulai cemas bahkan timbul rasa “tidak menekankan pada kolaborasi dalam kesetaraan dan
percaya” kepada pemerintah dengan mutu keseimbangan antara pemerintah, sektor swasta,
pelayanan aparatur yang makin menurun bahkan dan masyarakat madani (civil society),
memburuk. dikembangkan pandangan atau paradigma baru
Konsep dari good governancemelalui administrasi publik yang disebut dengan
pelayanan publik tadi sulit diwujudkan manakala kepemerintahan yang baik (good governance).
tidak memiliki kewenangan dan tanggung jawab Good dalam Good Governance menurut
untuk membuat keputusan sendiri dalam rangka Lembaga Administrasi Negara (2000:6)
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat mengandung dua pengertian. Pertama, nilai-nilai
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak
rakyat setempat sesuai dengan kondisi, potensi, dan rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan
karakteristik yang dimilikinya. Kewenangan dan kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan
tanggung jawab untuk membuat keputusan sendiri (nasional) kemandirian, pembangunan
tadi sering disebut dengan istilah desentralisasi. berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek-
Karenanya, menyoal “good governance” tidak bisa aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif
melepaskan diri dari masalah desentralisasi. dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk
Makalah ini tidak menelaah relasi dari mencapai tujuan-tujuan tersebut.Berdasarkan
ketiga konsep ini secara detail dan holistik. Target pengertian ini, LAN kemudian mengemukakan
makalah ini adalah (a) menjelaskan substansi bahwa good governance berorientasi pada, yaitu:
makna dari konsep good governance, pelayanan Pertama orientasi ideal Negara yang diarahkan
publik dan otonomi daerah (desentralisasi), (b) pada pencapaian tujuan nasional; Kedua,

325
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017

pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu lingkungan badan usaha milik negara/daerah dalam
secara efektif, efisien dalam melakukan upaya bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka
mencapai tujuan nasional. upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
Memerhatikan pengertian dari LAN dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
mengenai orientasi-orientasi dari gagasan Good perundang-undangan.
Governance, maka langkah-langkah inovatif Menyoal peraturan perundang-undangan,
menjadi salah satu pilihan yang harus diambil agar UU RI No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
setiap elemen internal maupun eksternal secara Publik Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Pelayanan
sinergis dapat membangun kemampuan dalam Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
mewujudkan Negara dalam pencapaian tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
nasional dan pemerintah sebagai penggeraknya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
serta memberi jaminan pelayanan internal atas setiap warga Negara dan penduduk atas barang,
tuntutan mendasar yang terus berubah. Persoalan jasa, dan atau pelayanan administratif yang
yang paling mendasar dalam hal ini adalah disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
bagaimana birokrasi pemerintah daerah (otonomi Mengutip dari berbagai pendapat
daerah) mampu menciptakan suatu nilai dan moral mengenai makna dari pelayanan publik maka dapat
untuk melayani bukan dilayani (Kartiwa, 1995). disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah
Selain itu seperti disampaikan Bob pemberian layanan (melayani) keperluan orang
Sugeng Hadiwinata, asumsi dasar good governance atau masyarakat yang memiliki kepentingan pada
haruslah menciptakan sinergi antara sektor organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
pemerintah (menyediakan perangkat aturan cara yang telah ditetapkan.
kebijakan), sektor bisnis (menggerakkan roda Sementara itu, pelayanan publik
perekonomian), dan sektor civil society (aktivitas merupakan isu utama (Main Issue) dalam ranah
swadaya guna mengembangkan produktivitas kebijakan publik. Hampir di seluruh sektor
ekonomi efektivitas, dan efisiensi).1 publik/sektor pemerintahan pelayanan publik
Dengan demikian, konsepsi sebagai wacana yang tanpa ujung. Pemerintah
kepemerintahan yang baik atau good governance Banyak menjanjikan keringanan yang pada
mengandung arti hubungan yang sinergis dan akhirnya berujung pada kekecewaan masyarakat
konstruktif di antara Negara, sektor swasta, dan terhadap pemerintah. Pelayanan publik menjadi isu
masyarakat (society). Dalam hal ini kebijakan yang semakin strategis karena perbaikan
kepemerintahan yang mengembangkan dan pelayanan publik cenderung “berjalan di tempat”
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, sedangkan implikasinya sangatlah luas dalam
akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan
demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, sebagainya.
dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Alasan mendasar mengapa pelayanan
Pelayanan Publik(Public Service) publik harus diberikan bahkan menjadi isu utama
(main issue) dalam ranah kebijakan publik adalah
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai karena adanya public interest atau kepentingan
pemberian layanan (melayani) keperluan orang publik yang harus dipenuhi oleh pemerintah karena
atau masyarakat yang memiliki kepentingan pada pemerintahlahyang memiliki “tanggung jawab”
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata atau responsibility. Mengingat pemerintah
cara yang telah ditetapkan. Sementara itu hakikatnya adalah pelayan publik(public service),
pelayanan umum oleh Lembaga Administrasi maka dalam memberikan pelayanan inipemerintah
Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk diharapkan secara profesional melaksanakannya,
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh dan harus mengambil keputusanpolitik secara tepat
Instansi pemerintahan di pusat, di daerah, dan di mengenai siapa mendapat apa, berapa banyak,
dimana, kapan, dan sebagainya.Padahal, kenyataan
1
Bob Sugeng Hadiwinata, Good Governance; menunjukan bahwa pemerintah tidak memiliki
Konsep dan Teori, Mata Kuliah Demokrasi, Civil tuntunan atau pegangankode etik atau moral secara
Society, dan Kepemerintahan, Universitas memadai. Asumsi bahwa semua aparat pemerintah
Padjadjaran, 2007.
326
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017

adalah pihakyang telah teruji pasti selalu membela perceived service2. Keduanya terbentuk oleh
kepentingan publik atau masyarakatnya, tidak dimensi-dimensi mutu layanan, yaitu:
selamanya benar. Banyak kasus membuktikan 1. Tangibles (terjamah)
bahwa kepentingan pribadi, keluarga,kelompok, 2. Rehability (andal)
partai dan bahkan struktur yang lebih tinggi justru 3. Responsiveness (tanggap)
mendikte perilaku seorangbirokrat atau aparat 4. Competence (kompeten)
pemerintahan. Birokrat dalam hal ini tidak 5. Courtesy (ramah)
memiliki “independensi”dalam bertindak etis, atau 6. Credibility (bisa dipercaya)
dengan kata lain, tidak ada “otonomi dalam 7. Security (aman)
beretika”. 8. Access (akses)
Menanggapi persoalan-persoalan yang 9. Communication (komunikasi)
dihadapi mengenai pelayanan publik, maka 10. Understanding the customer
Lovelock (1992:224) mengemukakan terdapat lima (memahami pelanggan)
prinsip yang harus diperhatikan bagi para pelayan
publik agar kualitas layanan dapat dicapai antara Daripada itu, expected service juga
lain: dipengaruhi oleh:
1. Tangible (terjamah): Kemampuan 1. Word of mouth (kata-kata yang
fisik, peralatan, personil dan diucapkan)
komunikasi material 2. Personal needs (kebutuhan pribadi)
2. Realiable (handal): kemampuan 3. Past experience (pengalaman masa
membentuk pelayanan yang lalu)
dijanjikan dengan tepat dan memiliki 4. External communications
keajegan (komunikasi eksternal)
3. Responsiveness
(pertanggungjawaban): yakni rasa Perpaduan antara expected service dengan
tanggung jawab pemerintah terhadap perceived service yang terwujud hanyalah
mutu pelayanan perceived service quality, yaitu layanan yang yang
4. Assurance (jaminan): pengetahuan, bisa diberikan berdasarkan apa yang dimengerti
perilaku, dan kemampuan pegawai. oleh birokrasi. Meskipun expected service
5. Empathy (empati): perhatian diperkuat oleh pengaruh dari lima variable lainnya
perorangan pada pelanggan di samping dilatarbelakangi oleh dimensi-dimensi
mutu layanan, outcome-nya tetap saja mutu
Sebagai perwujudan dari persoalan- layanan yang diberikan adalah sebatas yang
persoalan yang dihadapi mengenai pelayanan dimengerti oleh birokrasi.
publik yang harus segera diperbaiki oleh Matriks berikut ini akan menjelaskan
pemerintah, terdapat beberapa hal yang harus konsep tentang mutu layanan yang diharapkan oleh
diperhatikan dan dilakukan oleh pelayan publik masyarakat:
agar kualitas layanan menjadi baik, diantaranya Original Tang Relia Respon Assu Emp
adalah: Dimensi ibles bility siveness rance athy
1. Mudah dalam pengurusan bagi yang ons for
berkepentingan (prosedurnya Evaluati
sederhana) ng
2. Mendapat pelayanan yang wajar service
3. Mendapat pelayanan yang sama tanpa Quality
pilih kasih Tangibl
4. Mendapat perlakuan yang jujur
dan terus terang (transparansi)
2
Selain daripada itu,Valerie A. Zeithaml et Valarie A. Zeethari, A. Patasuraman and Leonard
al (1990) mengonsepsikan mutu layanan publik L. Bery, Delivering Quality Service-Balancing
pada dua pengertian yaitu expected service dan Customer, Perception and Expectation, The Free
Press, USA, 1990.
327
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017

e responsibility” yang dapat diukur dari sejauh mana


Reliabili unit-unit bawahan memiliki wewenang dan
ty tanggung jawab di dalam proses pengambilan
Respons keputusan (Miewald dalam Pamudji, 1984:2).
iveness Selanjutnya, konsekuensi logis dari sebuah
Compet kebijakan desentralisasi adalah adanya daerah
ence otonom. Daerah otonom sendiri merupakan suatu
Cortesy kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
Credibil batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan
ity berkewajiban mengatur dan mengurus rumah
Security tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
Access Republik Indonesia, sesuai dengan peraturan
Commu perundang-undangan yang berlaku.
nication Otonomi daerah diatur dalam UU No 35
Underst Tahun 2004. Penyelenggaraan kekuasaan Negara
anding dalam era otonomi daerah memiliki makna bahwa
the aparatur pemerintah pusat melimpahkan wewenang
Custom baik dalam aspek politik (pengambilan kebijakan)
er dan aspek administrasi (pelayanan publik)
diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah
Gambar matriks dimensi-dimensi mutu layanan dengan maksud agar kebijakan (policy) yang
menurut penilaian masyarakat dan dimensi-dimensi ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan
mutu layanan model servqual. keinginan dan kebutuhan masyarakat setempat.
Sumber: Valerie A. Zeithaml et al. 1990 Senada dengan pernyataan sebelumnya,
Rondinelli (1990) menggambarkan Desentralisasi
Kualitas pelayanan (service quality) telah perlu dipilih dalam penyelenggaraan pemerintahan
hampir menjadi faktor yang menentukan dalam dan pembangunan karena desentralisasi dapat
menjaga keberlangsungan suatu organisasi meningkatkan efektifitas dalam membuat
birokrasi pemerintah maupun organisasi kebijaksanaan nasional, para pejabat tingkat lokal
perusahaan. Telahlahir berbagai dimensi-dimensi untuk merancang proyek-proyek pembangunan,
mutu layanan agar dapat menciptakan mutu agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
layanan yang prima serta zero defect dengan setempat. Desentralisasi akan dapat memungkinkan
melakukan evaluasi serta perbaikan secara para pejabat setempat untuk dapat lebih mengatasi
berkelanjutan (continuous improvement). maslaah-masalah yang selama ini dianggap kurang
Pelayanan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan baik dan ciri-ciri prosedur yang sangat birokratis di
pengguna jasa publik, sangat penting dalam upaya dalam merencanakan dan melaksanakan
mewujudkan kepuasan pengguna jasa publik pembangunan yang seringkali dialami oleh Negara
(customer satisfaction)yang tentunya dalam rangka berkembang yang acap kali tercipta konsentrasi
mewujudkan good governance (pemerintahan yang kekuasaan, otoritas dan sumber yang begitu
baik). berlebihan di tingkat pusat. Pembangunan dan
pelayanan yang didesentralisir dapat meningkatkan
pemahaman dan sensitivitas (daya tanggap) mereka
Otonomi Daerah (Desentralisasi) terhadap masalah dan kebutuhan setempat, karena
Mengkaji masalah desentralisasi tidak bisa mereka akan bekerja pada tingkat dimana semua
dilepaskan dengan masalah sentralisasi dalam permasalahan tersebut terasa paling menekan dan
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan terlihat paling jelas. Dan yang lebih terpenting lagi,
pelayanan publik. Sentralisasi dan desentralisasi di desentralisasi ini juga dianggap dapat
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, meningkatkan efisiensi pemerintah pusat.
pembangunan dan pelayanan publik pada dasarnya
berkenaaan dengan “delegation of authority and
328
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017

MELACAK BENANG MERAH Sekurang-kurangnya terdapat tiga alasan


yang melatarbelakangi bahwa pembaharuan
Institusi pemerintah, baik itu pemerintah pelayanan publik dapat mendorong pengembangan
pusat maupun pemerintah daerah mengemban praktik good governance di Indonesia.
amanah konstitusi untuk mewujudkan Pertama, perbaikan kinerja pelayanan
kesejahteraan warganya. Sejahtera seperti apa? publik dinilai penting oleh semua stakeholders,
Sejahtera menurut siapa? Dan sejahtera untuk yaitu pemerintah, warga pengguna, dan para pelaku
siapa? Tafsirnya bisa berbeda-beda. pasar. Pemerintah berkepentingan dengan upaya
Kepemerintahan yang baik (good perbaikan pelayanan publik karena jika berhasil
governance) sebagaimana dikemukakan memperbaiki pelayanan publik, akan dapat
sebelumnya adalah cita-cita dan harapan setiap memperbaiki legitimasi. Membaiknya pelayanan
bangsa. Konsepsi dari good governancemenuntut publik juga akan dapat memperkecil biaya
keterlibatan seluruh elemen yang ada dalam birokrasi, yang pada gilirannya dapat memperbaiki
masyarakat, segera bisa diwujudkan manakala kesejahteraan warga pengguna dan efisiensi
pemerintah didekatkan dengan yang diperintah. mekanisme pasar.
Pemerintah yang didekatkan dengan yang Kedua, pelayanan publik adalah ranah dari
diperintah (rakyat) akan dapat dengan tepat ketiga unsurgovernance melakukan interaksi yang
mengenali apa yang menjadi kebutuhan, sangat intensif. Melalui penyelenggaraan pelayanan
permasalahan, keinginan dan kepentingan serta publik, pemerintah, warga sipil, dan para pelaku
aspirasi rakyat secara baik dan benar, karenanya pasar berinteraksi secara intensif sehingga apabila
kebijakan yang dibuat akan dapat mencerminkan pemerintah dirasakan secara langsung oleh
apa yang menjadi kepentingan dan aspirasi rakyat masyarakat dan para pelaku pasar. Hal seperti ini
yang dilayaninya. Asumsinya adalah pemerintah penting dilakukan agar warga dan pelaku pasar
lokal lebih mampu daripada pemerintah pusat semakin percaya bahwa pemerintah memang telah
dalam merespon perubahan tuntutan, melakukan serius melakukan perubahan. Adanya kepercayaan
eksperimen dan mengantisipasi perubahan- (trust) antara pemerintah dan unsur-unsur non
perubahan pada masa mendatang. Kebijakan lokal pemerintah merupakan prasyarat yang sangat
mencerminkan apa yang menjadi tuntutan lokal. penting untuk menggalang dukungan yang luas
Di samping pemerintahan perlu bagi pengembangan praktik good governance di
didekatkan dengan yang diperintah, agar pelayanan Indonesia. Trust juga sangat penting untuk
publik kepada masyarakat lokal dapat berjalan baik meyakinkan mereka bahwa good governance
dan professional, juga memerlukan pengetahuan bukan hanya mitos tetapi dapat menjadi realitas
dan informasi lokal yang akurat sebagaimana apabila pemerintah dan unsur-unsur non
dikutip oleh Mill dalam Smith (1985:28) bahwa pemerintah bekerja keras dan mampu menggalang
“pengetahuan lokal merupakan prasyarat dari semua potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan
responsivitas dan fleksibilitas dalam menentukan good governance.
prioritas-prioritas lokal”. Ketiga, nilai-nilai yang selama ini
Jelasnya, pemerintahan yang lebih dekat mencirikan praktik good governance, dapat
dengan yang diperintah (desentralisasi) lebih baik diterjemahkan secara relatif lebih mudah dan nyata
jika dibandingkan dengan pemerintah pusat dalam melalui pelayanan publik. Nilai seperti efisiensi,
merespon perubahan tuntutan, mengantisipasi keadilan, transparansi, partisipasi dan akuntabilitas
perubahan-perubahan masa mendatang. Dengan dapat diukur secara mudah dalam praktik
demikian dapat lebih responsif terhadap penyelenggaraan layanan publik. Keberhasilan
permasalahan, tuntutan, keinginan, dan aspirasi mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam
rakyat. ranah pelayanan publik menjadi entry point dan
Dengan demikian, pemerintah yang prime mover dalam memperbaiki serta
berorientasi prestasi akan mampu menciptakan mewujudkan governance secara utuh.
pelayanan yang prima, mengutamakan Dengan terpenuhinya seluruh keinginan
kemanfaatan daripada hasil, dan berorientasi pada serta tuntutan masyarakat melalui pelayanan publik
tujuan yang telah ditetapkan bersama. yang prima dengan sistem pemerintah yang dekat

329
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi
Vol. III Nomor 1 April 2017

dengan yang diperintah (desentralisasi) maka pengembangan praktik good governance


mewujudkan good governance (pemerintahan yang di Indonesia.
baik) bukan hanya menjadi cita-cita belaka.

Simpulan DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan beberapa penjelasan Joko Widodo. 2001. Good Governance, Surabaya.


Ihsan Cendekia.
sebelumnya mengenai Pelayanan publik yang
menjadi salah satu“instrument” atau alat untuk Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan
dapat mewujudkan “Good Governance” dalam era Pembangunan Daerah. Jakarta. Erlangga
otonomi daerah, terdapat beberapa hal yang dapat
kita tarik sebagai kesimpulan, diantaranya: Lovelock, H. Christopher. 1992. Managing
1. Bahwa Good Governance berorientasi Service, Marketing Operation and Human
pada, yaitu: Pertama orientasi ideal Resources, New Jersey. Prentice Hall International,
Inc.
Negara yang diarahkan pada pencapaian
tujuan nasional; Kedua, pemerintahan Pandji Santosa, 2009. Administrasi Publik (Teori
yang berfungsi secara ideal, yaitu secara dan Aplikasi Good Governance). Bandung. PT
efektif, efisien dalam melakukan upaya Refika Aditama
mencapai tujuan nasional. Hal ini dapat
berjalan sesuai harapan ketika semua Rondinelli, Dennis. A. 1990. Decentralization,
elemen dapat dilibatkan (sinergitas seluruh Teritorial Power and The State: A Critical
Response
elemen).
2. Untuk dapat mewujudkan Good Zeinthaml, V.A. Parasuraman & L.L. Berry. 1990.
Governance, pemerintah senantiasa Delivering Quality Service, Balancing
dituntut dan diarahkan untuk dekat dengan Customer Perseptions and Expectation, New York:
yang diperintah (rakyat) agar dapat The Free Press
dengan tepat mengenali apa yang menjadi
kebutuhan, permasalahan, keinginan dan
kepentingan serta aspirasi rakyat secara
baik dan benar, karenanya kebijakan yang
dibuat akan dapat mencerminkan apa yang
menjadi kepentingan dan aspirasi rakyat
yang dilayaninya. Asumsinya adalah
pemerintah lokal lebih mampu daripada
pemerintah pusat dalam merespon
perubahan tuntutan, melakukan
eksperimen dan mengantisipasi
perubahan-perubahan pada masa
mendatang. Kebijakan lokal
mencerminkan apa yang menjadi tuntutan
lokal.
3. Bahwa pemerintah yang berorientasi
prestasi dengan menerapkan prinsip-
prinsip good governance dengan benar,
akan mampu menciptakan pelayanan
publik yang prima. Dan dengan
melakukan pembaharuan pelayanan publik
dengan tujuan dapat menciptakan
kepercayaan (trust) dan kepuasan
masyarakat, dapat mendorong

330
WEDANA
Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi

Anda mungkin juga menyukai