Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUGAS KHUSUS

KAJIAN KANDUNGAN MOLASES DAN KONVERSI MOLASES PADA PROSES


FERMENTASI SERTA PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PENDINGIN PADA
TANGKI MAIN FERMENTER
PT INDO ACIDATAMA Tbk KARANGANYAR
SURAKARTA

Disusun Oleh:
Asif Widodo Zardani 21030115130125
Sigit Firman Dwi Handono 21030115140156

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro ii


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS KHUSUS

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO

KAJIAN KANDUNGAN MOLASES DAN KONVERSI MOLASES PADA PROSES


FERMENTASI SERTA PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PENDINGIN PADA
TANGKI MAIN FERMENTER
PT INDO ACIDATAMA Tbk KARANGANYAR
SURAKARTA

Disusun Oleh:
Asif Widodo Zardani 21030115130125
Sigit Firman Dwi Handono 21030115140156

Semarang, 7 Agustus 2018

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Agus Hadiarto M.T.


NIP 19550821 198303 1 002

PRAKATA
Puji dan syukur tercurahkan kepada Allah SWT karena dengan berkah, rahmat, dan
hidayah-Nya, penulis dapat melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan Laporan Tugas
Khusus ini dengan lancar dan sesuai harapan. Laporan tugas khusus ini berisi tentang tugas

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro iii


yang diberikan baik oleh dosen pembimbing dan pembimbing lapangan pada saat kerja
praktek di PT Indo Acidatama Tbk.
Terselesaikannya laporan umum ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Siswo Sumardiono, S.T., M.T., sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia Universitas
Diponegoro
2. Ir. Agus Hadiarto M.T.sebagai dosen pembimbing kerja praktek
3. Bapak Dwi Teguh Santosa, S.E., M.M., sebagai Corporate Secretaryyang telah membantu
selama proses perizinan dan masa kerja praktek di PT Indo Acidatama Tbk
4. Bapak A. Aristya Hendro P., S.T., sebagai pembimbing lapangan PT Indo Acidatama Tbk
dan Bapak Sriyono sebagai Kepala Unit Fermentasi yang telah membimbing selama
belajar di Unit Fermentasi
5. Segenap karyawan di Unit Fermentasi dan operator lapangan yang bertugas yang telah
memberikan pengalaman dan pengetahuan di PT Indo Acidatama Tbk
6. Segenap karyawan PT Indo Acidatama yang telah memberikan bantuan selama penulis
berada di PT Indo Acidatama Tbk
7. Orang tua dan keluarga penulis, atas dukungan dan untaian doa yang telah diberikan
selama ini
Demikian laporan tugas khusus ini disusun, semoga bermanfaat bagi berbagai pihak
khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.

Karanganyar, 7 Agustus 2018

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................iii
PRAKATA................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................vi

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro iv


RINGKASAN..........................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................................2
1.4. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1. Molases...........................................................................................................................3
2.2. Neraca Massa dan Neraca Energi...................................................................................3
2.3. Alat Utama Fermentasi...................................................................................................4
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.....................................................7
3.1. Pengumpulan Data.........................................................................................................7
3.2. Tahapan Pengolahan Data..............................................................................................7
3.2.1 Pengolahan Data Kandungan dan Konversi Molases............................................7
3.2.2 Pegolahan Data Kebutuhan Air Pendingin............................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................9
4.1 Kandungan Molases.................................................................................................9
4.2 Hasil Perhitungan Konversi Molases.......................................................................9
4.3 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Pendingin.........................................................10
BAB V PENUTUP...................................................................................................................13
5.1. Kesimpulan...................................................................................................................13
3.1. Saran.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
LAMPIRAN.............................................................................................................................15

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro v


DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Kandungan Molases Pabrik Gula Rendeng................................................................... 9
Tabel 4.2 Neraca Masa Fermented Sugar…….……..……………………………………………………………………11
Tabel 4.3 Data Sekunder pada Main Fermenter…………...………………………………...10

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro vi


RINGKASAN
PT Indo acidatama Tbk merupakan perusahaan go public yang bergerak dibidang
industri agro kimia bertaraf internasional. Industri etanol terbesar di Indonesia ini mulai
didirikan sejak tahun 1983 dengan nama awal PT Indo Alkohol Utama. PT Indo Acidatama
Tbk terletak di Desa Kemiri, Kecamaran Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Bahan baku
yang digunakan berupa tetes tebu (molases) dan dibantu dengan yeast, sedangkan produk
yang dihasilkan oleh PT Indo Acidatama Tbk, yaitu etanol dan gas karbondioksida sebagai
produk samping reaksi pembentukan etanol yang kemudian dimanfaatkan PT Sama Mandiri
yang merupakan anak perusahaan PT Indo Acidatama Tbk.
Proses fermentasi di PT Indo Acidatam Tbk menggunakan bahan baku berupa molasses
yang didatangkan dari berbagai pabrik gula di Indonesia dimana memiliki kandungan zat
yang dengan jenis dan jumlah yang beragam. Oleh karena itu, mengkaji kandungan dalam
molasses menjadi penting agar molasses yang menjadi bahan baku tetap dapat terstandarisasi.
Pada proses fermentasi terjadi peroses pembentukan alkohol dengan bahan baku gula yang
berada dalam molasses. Untuk dapat mengevaluasi proses fermentasi yang sudah berjalan
maka dibutuhkan perhitungan konversinya. Selain itu proses fermentasi di PT Indo
Acidatama Tbk terdiri dari 3 batch dengan 1 batch terdiri dari 1 buah tangki seed fermenter, 1
buah tangki pre fermenter, dan 1 buah tangki main fermenter. Ketiganya memiliki fungsi
yang berbeda sehingga dalam 1 batch neraca massa setiap tangki akan berbeda – beda neraca
massanya begitu pula neraca energinya. Sehingga menyebabkan kebutuhan pendingin yang
digunakan juga berbeda – beda sesuai dengan ukuran tangki. Untuk menghitung nilai
konversi dan juga kebutuhan air pendingin diperlukan perhitungan neraca massa dan energi.
Neraca massa dan neraca energy akan membantu dalam mengetahui jumlah bahan pendukng
yang dibutuhkan dalam mencapai hasil yang optimum. Neraca massa dan neraca energy
memiliki persamaan dasar yang sama. Perbedaan antara keduanya terletak pada komponen,
neraca energy menggunakan kalor dalam persamaanya.
Hasil yang diporoleh adalah data – data Kandungan dari molasses yang digunakan
sebagai bahan baku pada PT Indo Acidatama Tbk adalah total sugar 59.64 %, unfermented
sugar 3.12 %, abu 6.43 %, air 22.51 %, calcium 1.11%, sulfat 1.59 %.Konversi molasses
pada proses fermentasi batch 15712 adalah 81.03 % .Kebutuhan air pendingin pada main
fermenter adalah 50 ton

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro vii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hal yang perlu diperhatikan selam proses kerja pabrik adalah bahan baku dan kinerja
alat proses itu sendiri. Bahan baku yang digunakan pada saat perancangan harus bisa
distandarisasi dan proses operasi juga harus dapat dievaluasi untuk perkembangan
pabrik. Hal yang perlu dievalusai pada proses operasi pabrik diantaranya adalah konversi
bahan baku, kebutuhan bahan baku utama, bahan pendukung dan lain – lain.
Dalam mengevaluasi suatu proses dibutuhkan sejumlah data penunjang, data tersebut
didapat dari pabrik yang telah berjalan prosesnya. Mengevaluasi proses akan lebih baik
jika umpan masuk dan keluarnya pun diatur dan diperhitungkan ulang. Sehingga data
bahan utama yang digunakan ulang dalam pendekatan teoritis untuk mendapatkan jumlah
komponen lain dapat sesuai.
Proses fermentasi di PT Indo Acidatam Tbk menggunakan bahan baku berupa
molasses yang didatangkan dari berbagai pabrik gula di Indonesia di mana memiliki
kandungan zat dengan jenis dan jumlah yang beragam. Oleh karena itu, mengkaji
kandungan dalam molasses menjadi penting agar molasses yang menjadi bahan baku
tetap dapat terstandarisasi. Pada proses fermentasi terjadi peroses pembentukan alkohol
dengan bahan baku gula yang berada dalam molasses. Untuk dapat mengevaluasi proses
fermentasi yang sudah berjalan maka dibutuhkan perhitungan konversinya. Selain itu
proses fermentasi di PT Indo Acidatama Tbk terdiri dari 3 batch dengan 1 batch terdiri
dari 1 buah tangki seed fermenter, 1 buah tangki pre fermenter, dan 1 buah tangki main
fermenter. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda sehingga dalam 1 batch neraca
massa setiap tangki akan berbeda – beda neraca massanya begitu pula neraca energinya.
Sehingga menyebabkan kebutuhan pendingin yang digunakan juga berbeda – beda sesuai
dengan ukuran tangki.
1.2. Rumusan Masalah
Bahan baku yang digunakan pada proses fermentasi adalah molasses yang
didatangkan dari berbagai pabrik gula di Indonesia dimana pabrik gula tersebut memili
kandungan yang berbeda – beda. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkajian data untuk
melihat kandungan molasses sehingga molasses yang menjadi bahan baku tapat
memenuhi standar. Untuk mengevaluasi proses fermentasi yang sudah berjalan

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 1


dibutuhkan perhitungan konversi bahan utamanyab yaitu molasses agar kedepanya
proses dapat dikembangkan lebih lanjut. Selain itu proses dilakukan dengan penggantian
filling dan proses pendinginan serta waktu sterilisasi yang bergam baik di seed, pre
maupun main fermenter. Pada main fermenter dimana proses utama pembentukan
alkohol berlangsung pendingin yang digunakan berupa Heat Exchanger tipe plate and
frame dimana tentu kebutuhan air pendinginya berbeda dengan proses lainya. Oleh
karena itu, dibutuhkan tinjauan jumlah kebutuhan air pendingin pada main fermenter.

1.3. Tujuan
Tujuan dari dilakukanya pengkajian terhadap kandungan molasses,konversi molasses,
neraca energy dan air pendingin pada tangki main fermenter adalah:
1. Mengkaji zat – zat dalam molasses.
2. Mengkaji konversi molasses pada proses fermentasi.
3. Mengkaji kebutuhan air pendingin yang diperlukan pada tangki main fermenter.

1.4. Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan dari kajian tersebut adalah mengetahui tingkat
kesesuaian nilai teoritis dengan nilai praktisnya hingga saat ini. Serta mengetahui
kebutuhan air pendingin optimal yang dibutuhkan.

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Molases
Molases atau tetes tebu merupakan hasil samping (by product) pada proses pembuatan
gula. Molases berwujud cairan kental yang diperoleh dari tahap pemisahan kristal gula.
Molases mengandung sebagian besar gula, asam amino dan mineral. Sukrosa yang
terdapat dalam tetes bervariasi antara 25 – 40 %, dan kadar gula reduksinya 12 – 35 %.
Komposisi yang penting dalam molases adalah TSAI (Total Sugar as Inverti ) yaitu
gabungan dari sukrosa dan gula reduksi. Molases memiliki kadar TSAI antara 50 – 65 %.
Angka TSAI ini sangat penting bagi industri fermentasi karena semakin besar TSAI akan
semakin menguntungkan.
(Agus Rochani dkk,2016)
Di dalam TSAI pada molasses juga terdapat senyawa yang tidak bisa dioksidasi oleh
mikroba pada saat proses fermentasi. Senyawa ini adalah gula – gula berantai panjang
yang selain tidak bisa diuraikan oleh mikroba fermentasi juga terkadang menjadi
inhibitor untuk perkembangan mikroba. Senyawa jenis ini disebut unfermented sugar.
(Reni Puspitasari,2008)
2.2. Neraca Massa dan Neraca Energi
Neraca massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan-bahan yang
masuk, yang terakumulasi dan yang keluar dalam waktu tertentu. Pernyataan tersebut
sesuai dengan hukum kekekalan massa yakni: massa tak dapat dijelmakan atau
dimusnahkan. Prinsip umum neraca massa adalah membuat sejumlah persamaan-
persamaan yang saling tidak tergantung satu sama lain, dimana persamaan-persamaan
tersebut jumlahnya sama dengan jumlah komposisi massa yang tidak diketahui.
Persamaan neraca massa secara umum adalah:
[ massa masuk ] – [ massa keluar ] = [ akumulasi ]

Neraca energy dibuat berdasarkan pada hokum pertama thermodinamika dimana


menyebutkan bahwa energy tidak dapat dibuat ataupun dimusnahkan (kekal). Neraca
energy adalah persamaan matematis yang menyatakan hubungan antara energy masuk
dan energy keluar suatu system yang berdasarkan pada satuan waktu operasi.

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 3


[ Panas Masuk Main Fermenter ] – [ Panas Keluar Main Fermenter ] – [ Panas Pendingin
] + [ Panas Reaksi Fermentasi ] = [ Akumulasi Panas ]

Qin – Qout – Qcw + Qr = Qacc

( Wuryanti, 2016)

2.3. Alat Utama Fermentasi


1. Seed Fermenter
Tangki seed fermenter merupakan tangki yang digunakan untuk
perkembangbiakan yeast. Tangki seed fermenter ini terdapat 3 tangki yaitu FB 209A,
FB 209B, dan FB 209C dengan ukuran sebesar 2,65 m 3. Tangki ini dilengkapi dengan
sparger di bagian bawah tangki, dioperasikan pada suhu 32oC. Pada seed berlangsung
proses aerob yaitu membutuhkan udara sehingga dilengkapi dengan blower untuk
sistem aerasinya.
Proses yang terjadi dalam seed fermenteryaitu proses strelisasi media,
pembuatan media dan pembiakan media. Sebelum tangki seed disterilisasi maka
terlebih dahulu dilakukan cleaning. Cleaning yaitu membersihkan tangki dengan cara
menyemprotkan air lewat sparger di dasar kolom selama 1 jam dengan penambahan
formalin atau desinfektan sebanyak 0,1 liter, setelah itu dibilas kembali dengan air.
Setelah dilakukan proses cleaning maka langkah selanjutnya yaitu membuat
media dengan memasukkan molases sebanyak 0,5 m3, air sebanyak 1,7 m3, aquatabs
sebanyak 0,01 kg untuk menghilangkan bakteri-bakteri yang tidak diinginkan seperti
bakteri E-coli, nutrient yaitu urea sebanyak 2 kg dan asam pospat sebanyak 1 kg, serta
anti foam sebanyak 1 liter untuk memperbesar tegangan permukaan pada saat proses
berlangsung sehingga buih-buih akan pecah. Setelah media dibuat maka dilakukan
sterilisasi dengan memasukkan steam 100oC selama sekitar 1-2 jam.Selanjutnya
media didinginkan dengan jacket cooler hingga suhunya 32oC selama 3-4 jam untuk
dilakukan inokulasi.Sebelum menuju tahap inokulasi, terlebih dahulu media diambil
sampelnya dan di cek TS (Total Sugar), kekentalan (Brix), dan pH media. Syarat
kandungan TS awal adalah 10-12%, Brix awal adalah 16-18oBX, dan pH sebesar 5-
5,2.
Setelah selesai dianalisa maka akan dilakukan inokulasi yaitu memasukkan
kultur dalam media. Sebanyak 16 liter.Kemudian, tahap selanjutnya yaitu inkubasi
dimana berlangsung selama 14-16 jam. Pada tahap perkembangbiakan yeast di tangki
Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 4
seed akan menghasilkan panas sehingga harus didinginkan menggunakan jacket
cooler untuk menjaga suhunya tetap pada 31 – 32oC agar mikroba tetap hidup dan
berkembang biak. Karena volume dari seed tidak terlalu besar maka proses
perkembangbiakan yeast yang lebih banyak akan dilakukan di tangki pre fermenter
yang mempunyai ukuran lebih besar. Sebelum dipindahkan ke tangki pre fermenter
makan di cek terlebih dahulu jumlah selnya, biasanya jumlah selnya sekitar 2,5-3,5 x
108.
2. Pre Fermenter
Hasil keluaran dari seed fermenter di transfer ke tangki pre fermenter untuk
perkembangbiakan yeast yang lebih besar. Jumlah tangki pre fermenterada 3 yaitu
tangki FB 210, FB 211, FB 212, ketiganya dilengkapi dengan sparger pada bagian
bawah tangki. Ukuran volume dari tangki ini sebesar 68 m 3. Pada tangki ini
dilengkapi dengan blower karena proses berlangsung secara aerob dimana
membutuhkan udara.
Proses yang terjadi di dalam pre fermenter hampir sama dengan seed fermenter
yang berbeda yaitu pada seed dilakukan sterilisasi namun pada pre fermenter
dilakukan pasteurisasi. Sebelum pembuatan media, tangki dibersihkan (cleaning) dan
ditambah formalin atau desinfektan sebanyak 0,1 liter sama seperti seed fermenter.
Media pada pre fermenter dibuat dengan menambahkan molases sebanyak 7 m 3,
air sebanyak 37 m3, aquatabssebanyak 0,1 kg, nutrient yaitu urea sebanyak 50 kg dan
asam pospat sebanyak 35 kg, serta anti foam sebanyak 5 liter. Setelah media dibuat
maka dilakukan pasteurisasi dengan memasukkan steam 70-75oC selama sekitar 1-2
jam. Selanjutnya media didinginkan dengan surface area cooler hingga suhunya ±
32oC selama 6 jam untuk dilakukan inokulasi. Sebelum menuju tahap inokulasi,
terlebih dahulu media diambil sampelnya dan di cek TS (Total Sugar), kekentalan
(Brix), dan pH media. Syarat kandungan TS awal adalah 12-14%, Brix awal adalah
16-18oBX, dan pH sebesar 5-5,2.
Setelah selesai dianalisa maka akan dilakukan inokulasi yaitu memasukkan
kultur dalam media. Kemudian, tahap selanjutnya yaitu inkubasi dimana berlangsung
selama 14-16 jam. Pada tahap perkembangbiakan yeast di tangki pre fermenterakan
menghasilkan panas sehingga harus didinginkan menggunakan surface area coooler
untuk menjaga suhunya tetap pada 31 – 32oC agar mikroba tetap hidup dan

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 5


berkembang biak. Selanjutnya dari tangki pre fermenter akan dialirkan ke tangki
mainfermenter.
3. Main Fermenter
Tangki main fermenter terdiri dari 4 tangki yaitu FC 213, FC 215, FC 217, dan
FC 218. Tangki ini mempunyai volume 880 m 3dilengkapi dengan sparger di bagian
bawahnya. Pada tangki ini terjadi proses pembuatan media, pembiakan media, dan
perubahan glukosa menjadi alkohol dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh
yeast. Sebelum dilakukan pembuatan media, tangki dibersihkan (cleaning) dengan
ditambah formalin atau desinfektan sebanyak 0,5 liter.
Pembuatan media yaitu dengan menambahkan molases sebanyak 195m3, air
sebanyak 680 m3, urea sebanyak 50 kg, asam pospat sebanyak 34 kg, antifoam
sebanyak 12 liter, dan aquatabs sebanyak 0,38 kg. Mashyang dihasilkan dari pre
fermenter akan dialiri ke tangki main fermenter. Mengalirkan bahan-bahan yang akan
dibuat untuk media serta mash dari pre ferementer ke tangki main fermenter akan
membutuhkan waktu sekitar 12-13 jam, proses ini biasanya disebut dengan filling.
Setelah selesai filling maka proses fermentasi dimulai. Proses fermentasi
membutuhkan waktu sekita 36-40 jam. Pada proses ini berlangsung secara anaerob
dan akan menghasilkan energi berupa panas sehingga untuk menjaga suhu tetap pada
31-32oC digunakan Heat exchanger tipe plat. Selain itu dalam proses fermentasi akan
menghasilkan produk samping yaitu gas CO2. Gas CO2 yang dihasilkan akan dialirkan
ke PT. Saman Mandiri untuk pembuatan minuman bersoda.
Brix akhir pada proses fermentasi yaitu 6-8 oBX, kadar gula TS akhir sebesar 1-
2% dan kadar alkohol yang dihasilkan sebesar 8-10%. Hasil alkohol dari tangki main
fermenter ini akan dimasukaan ke dalam tangki hopper FB 214 untuk selanjutnya
dilakukan distilasi sehinggal kadarnya akan mencapai 96,6%.

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 6


BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1. Pengumpulan Data
Data dan keterangan yang diperoleh dan digunakan dalam penyusunan laporan ini
menggunakan beberapa cara, yaitu:

1. Data Primer
Data ini merupakan data lapangan yang diperoleh dengan melakukan pengukuran,
pengamatan dan mencatat secara langsung besaran operasi yang diamati baik pada
ruang control maupun laboratorium di PT Indo Acidatama Tbk. Berikut data primer
yang diperoleh:

Suhu air masuk : 26.4oC Tetes masuk ‘: 270622 Kg


Suhu air keluar : 32oC
Volume mash : 600 m3
Berat jenis mash : 1030 Kg/m3
(Data Fermentasi PT Indo Acidatama Tbk. Batch 15712)

2. Data Sekunder
Data ini merupakan data yang diperoleh dari literature – literature yang ada.
Proses fermentasi pada main fermenter terjadi reaksi sebagai berikut :
C6H12O6(l)  2 C2H5OH(l) + 2 CO2(g)

Dengan data panas pembentukan standar masing masing senyawa sebagai berikut :

ΔHof CO2 = -395 KJ/ mol


ΔHof C6H12O6 = -2820 KJ/ mol
ΔHof C2H5OH = -1368 KJ/ mol ( Clara, 2017 )

3.2. Tahapan Pengolahan Data


3.2.1 Pengolahan Data Kandungan dan Konversi Molases
Tahap 1 Menyiapkan persamaan dan data

Tahap 2 Menghitung neraca masa fermented sugar

Tahap 3 Menghitung konversi molases

3.2.2 Pegolahan Data Kebutuhan Air Pendingin


Tahap 1 Menyiapkan persamaan dan data sekunder

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 7


Tahap 2 Menhitung pamas bahan masuk (Qin), panas bahan keluar (Qout) dan panas
reaksi (QR)

Tahap 3 Menghitung kebutuhan air pendingin pada main fermenter

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 8


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Pendingin


Tahap 1 Menyiapkan persamaan dan data sekunder

a) Persamaan neraca energi pada main fermenter adalah sebagai berikut :

[ Panas Masuk Main Fermenter ] – [ Panas Keluar Main Fermenter ] – [ Panas Pendingin
] + [ Panas Reaksi Fermentasi ] = [ Akumulasi Panas ]

Qin – Qout – Qcw + QR = Qacc

d
0 – 0 – Mw. Cpw. ΔTw + M. ΔHR = (M .Cp . T )
dT

Dengan perubahan suhu dT pada main fermenter dijaga tetap mendekati = 0 sehingga,

Mw. Cpw. ΔTw + M. ΔHR = 0

Mw. Cpw. ΔTw = M. ΔHR

Sehingga dari persamaan diatas diketahui bahwa panas yang terjadi akibat fermentasi
sebanding dengan panas air pendingin yang dibutuhkan.

b) Data sekunder yang didapat dari main fermenter adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Tabel Data Sekunder pada Main Fermenter

Data Nilai Satuan


o
Twin 26,4 C
o
Twout 32 C
ΔHR -3665.82 Kkal/kg
V mash 600 m3
Kadar Alkohol 10,3 %V
Cpw 1 Kkal/ Kg K
(PT. Indo Acidatama, 2018)

Tahap 2 Menhitung masuk fermenter (Qin), panas keluar fermenter (Qout) dan
panas reaksi (QR)

a) Panas Masuk Fermenter ( Qin)


Proses fermentasi pada main fermenter dipertahankan dan dijaga untuk tidak
kontak dengan suhu luar agar tidak berpengaruh pada proses fermentasi sehingga
panas dari luar masuk fermenter dijaga = 0
b) Panas Keluar Fermenter ( Qout )

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 9


Proses fermentasi pada main fermenter dipertahankan dan dijaga untuk tidak
kontak dengan suhu luar agar tidak berpengaruh pada proses fermentasi sehingga
panas dari fermenter keluar lingkungan dijaga = 0
c) Panas Reaksi (QR )
Proses fermentasi pada main fermenter terjadi reaksi sebagai berikut :
C6H12O6 (l)  2C2H5OH (l) + 2CO2 (g)
Dengan data panas pembentukan standar masing masing senyawa sebagai berikut
:
ΔHof CO2 = -395 KJ/ mol
ΔHof C6H12O6 = -2820 KJ/ mol
ΔHof C2H5OH = -1368 KJ/ mol ( Clara, 2017 )
Sehingga
ΔHR = Ʃ ΔHof Produk - Ʃ ΔHof Reaktan
= 2. (ΔHof C2H5OH + ΔHof CO2) - ΔHof C6H12O6
= 2. ( -1368 KJ/ mol + -395 KJ/ mol ) – ( -2820 KJ/ mol )
= ( -3526 + 2820 )
= -706 KJ/ mol
Kkal
0,23885
KJ KJ
ΔHR = −706
mol g 10−3 kg
46 .
mol g
= -3665,82 Kkal/Kg

Tahap 3 Menghitung kebutuhan air pendingin pada main fermenter

Dari persamaan neraca energi pada main fermenter diketahui bahwa besarnya kalor
reaksi fermentasi sebanding dengan kalor yang ditransfer ke air pendingin sehingga
kebutuhan air pendingin adalah sebagai berikut :

Mw. Cpw. ΔTw = - ( M. ΔHR )

Kkal Kg Kkal
Mw. 1 ( 305 – 299,4 ) K = 8,5 %. 876 m3 . 1,03 3 .−3665,82
Kg K m Kg

Kkal Kkal
Mw . 5,6 =−(76,7 Kg .−3665,82 )
Kg Kg

Mw=50204,58 Kg/cycle

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 10


Satu cycle membutuhkan waktu 72 jam sehngga kebutuhan air pending pada tangki main
fermenter adalah

Mw=50204,58 Kg/72 jam

Mw=697,288 Kg/ jam

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan air selama proses
fermentasi pada main fermenter sebanyak 50204,58 Kg/cycle atau 697,288 Kg/jam.
Sedangkan kapasitas penyimpanan air pada water pit menurut data utilitas PT Indo
Acdatama Tbk (2018), adalah sebesar 500.000 Kg sehingga air yang digunakan sebagai
air pendingin pada tangki main fermenter dalam satu cycle sebesar 10 % dari kapasitas
air pada water pit.

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 11


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Kandungan dari molasses yang digunakan sebagai bahan baku pada PT Indo
Acidatama Tbk adalah total sugar 59.64 %, unfermented sugar 3.12 %, abu 6.43 %,
air 22.51 %, calcium 1.11%, sulfat 1.59 %.
2. Konversi molasses pada proses fermentasi batch 15712 adalah 81.03 %
3. Kebutuhan air pendingin pada main fermenter adalah ± 50 ton/cycle dalam waktu 72
jam/cycle.

3.1. Saran
Dalam menentukan kandungan molasses sebaiknya memiliki data standar mutu
minimal molasses yang disyaratkan oleh pabrik agar dapat dibandngkan kandungan
molassesnya. Sedangkan untuk menentukan kebutuhkan air pendingin teoritis sebaiknya
memiliki data air pendingin praktis yang digunakan oleh pabrik selama pabrik beroperasi
sehingga bisa saling dibandingkan.

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 12


DAFTAR PUSTAKA

Clara. 2017. Panas Reaksi Pembentukan Ethanol. Diakses dari Brainly.com pada 1 Agustus
2018

Dharsono Wulandari dan Oktari Saptian Y.2010.Proses Pembuatan Biodiesek dari Dedak
dan Methanol Dengan Esterifikasi In Situ. Universitas Diponegoro Semarang

Panduan PKL Prosedur Mutu PT Indo Acidatama Tbk: Karanganyar, Solo.

Panduan PKL Unit Fermentasi PT Indo Acidatama Tbk: Karanganyar, Solo.

Panduan PKL Utility Departemen PT Indo Acidatama Tbk: Karanganyar, Solo.

Puspitasari, Reni. 2008 . Kualitas Molases Sebagai Bahan Baku Produksi Alkohol Pabrik
Spiritus Madukusimo Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Rochani Agus dan Ma’sun Zuhdi.2016.Pengaruh Konsentrasi Gula Larutan Molases


Terhadap Kadar Ethanol Pada Proses Fermentasi.Universitas Tribuwana
Tunggadewi.
Wuryanti. 2016. Neraca Massa dan Energi. Bandung : Jurusan Teknik Konversi dan Energi
Politeknik Negeri Bandung

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro 14


LAMPIRAN

Laporan Harian Unit Fermentasi


NO BATCH : 15782 FB : 217
ITEM SATUAN NILAI
Volume Mash A-200 M3 600
Volume Mash A-300 M3 885
Alk Content % 10,3
Total Sugar % 55.531
Gula Sisa % 1.985
Anti Foam Liter 16
Disinfectant Kg 0.7
Tetas Kg 270622
Air Proses M3 1705
Urea Kg 52
H3PO4 Kg 70
Aquatab Kg 4.06
Alk 100% Liter 62868
Start/Stop Distilasi Jam 03.50/17.45
Total Waktu Distilasi Jam 13 jam 55 menit

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro


Test Report Analysis Laboratory
Nama Pabrik Gula : Pabrik Gula Rendeng Tanggal Analysis : 27 Juni 2018
ITEM SATUAN NILAI
o
Viscosity Brix 85.2
Total Sugar % BW 59.64
Unfermented Sugar % BW 3.12
Ash Content % BW 6.43
Water Content % BW 22.51
Total Solid % BW 77.49
Optical Density 207
Calcium % BW 1.11
Sulfat % BW 1.59

Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai