Anda di halaman 1dari 8

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan


Praktik Senam Lansia Di Desa Sobokerto,
Ngemplak, Boyolali

Factors Associated With Exercise for Elderly Boyolali, Indonesia

Aniek Puspitosari1), RB Soemanto.2), Mahendra Wijaya3)


1) Poltekkes Kemenkes Surakarta
2) Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
3) Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Latar Belakang: Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia ternyata masih tinggi pula
masalah kesehatan yang dihadapi oleh lansia. Salah satunya ancaman penyakit degeneratif karena
proses penuaan, seperti perubahan kardiovaskuler. Data (SKRT) tahun 2001 mencatat penyakit
hipertensi yang banyak dialami lansia sebesar 26.4%. Senam lansia merupakan salah satu upaya
prevensi primer dalam pencegahan suatu penyakit, oleh karena itu terkait dengan senam lansia
perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan praktik senam lansia menurut model kepercayaan kesehatan.

Subyek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan
desain cross sectional. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat (chi square, regresi
logistik). Lokasi penelitian di Desa Sobokerto, Ngemplak, Boyolali sebanyak 80 responden lansia
hipertensi yang pernah mengikuti kegiatan senam lansia.

Hasil: Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara persepsi
keseriusan ancaman penyakit dengan senam lansia (OR= 27,01; CI=95%; 2,04 hingga 357,91; ρ =
0,012). Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara persepsi manfaat
dengan senam lansia (OR= 26,95; CI=95%; 2,20 hingga 392,05; ρ = 0,010). Terdapat hubungan
yang positif dan secara statistik signifikan antara persepsi hambatan yang dirasakan dengan senam
lansia (OR= 0,021; CI=95%; 0,000 hingga 0,90 ρ = 0,044). Terdapat hubungan yang positif dan
secara statistik signifikan antara petunjuk perilaku bertindak dengan senam lansia (OR= 21,37;
CI=95%;1,94 hingga 259,92 ρ = 0,044).

Kesimpulan: Semua variabel dalam dalam model kepercayaan kesehatan berhubungan


dan signifikan secara statistik dengan pelaksaan praktik senam lansia. Variabel paling dominan
dalam pelaksanaan praktik senam lansia adalah variabel persepsi keseriusan ancaman penyakit.

Kata Kunci: Senam lansia, Lansia, Hipertensi, Model Kepercayaan Kesehatan

ABSTRACT
Background: The elderly people will face more problems by getting older. One of which is
degenerative disease due to of aging process, such as cardiovascular disease. In the year 2001
(SKRT) data indicated that there were 26.4% elderly suffered from hypertension disease. Exercise
for elderly is one of primary preventive actions. Research should be done related to the practice
exercise for elderly. This study was aimed to determine the factors of physical exercise for elderly
based on health belief model (HBM).

Subject and Methode: This was an analytic qualitative study with cross-sectional design.
This conducted in Sobokerto, Ngemplak, Boyolali, Central Java, Indonesia. A total sample of 80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

elderly with hypertension and participate in physical exercise. Data analysis used chi square and
logistic regression.

Results: The results showed that the perceived susceptibility, perceived benefits, perceived
barriers and cues to action have relationship with physical exercise. There is positive relationship
and statically significant between perceived susceptibility with phycical exercise (OR= 27,01;
CI=95%; 2,04 to 357,91; p = 0,012), perceived benefits with phycical exercise (OR= 26,95; CI=95%;
2,20 to 392,05; ρ = 0,010), perceived barriers with physical exercise (OR= 0,021; CI=95%; 0,000 to
0,90 ρ = 0,044), cues to action with physical exercise (OR= 21,37; CI=95%;1,94 to 259,92 ρ =
0,044).

Conclusion. The HBM constructs on the physical exercise of elderly who are at risk for
hypertension. The most important HBM predictors of physical exercise were perceived
susceptibility.

Keywords: Physical exercise, Elderly, Hypertension, Health Belief Model

PENDAHULUAN sebagai populasi vulnerable. Kelompok


Perkembangan penduduk lanjut rentan (vulnerable population) adalah
usia (lansia) di Indonesia menarik kelompok atau sebagian populasi yang
diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya rentan atau vulnerable sebagai akibat
cenderung meningkat. Berdasarkan data terpajan risiko atau akibat buruk dari
dari Badan Pusat Statistik pada tahun masalah kesehatan dari keseluruhan
2012 jumlah penduduk lansia di populasi (Stanhope dan Lancaster, 2000;
Indonesia sebanyak 18 juta jiwa dengan Leight, 2003). Hitchock, et al. (1999)
usia harapan hidup (UHH) 60 tahun menyatakan penyakit kronis yang
keatas, dan pada tahun 2020 diperkirakan biasanya diderita oleh lansia salah
sebanyak 29 juta jiwa. Lembaga riset satunya adalah hipertensi juga
Bank Dunia memaparkan UHH di meningkatkan kerentanan dan diperburuk
Indonesia berada pada level 71 tahun dengan kemiskinan, kurangnya sumber-
pada 2012 dan bisa berada di level 81 sumber, dan pelayanan yang tidak
tahun pada 2050. adekuat bagi lansia. Prevalensi kejadian
Populasi lansia merupakan hipertensi sangat tinggi pada lansia, yaitu
populasi berisiko mendapatkan masalah 60%-80% pada usia diatas 65 tahun.
kesehatan (Stanhope dan Lancaster, Hipertensi dapat menyebabkan berbagai
2000). Lansia paling tidak memiliki macam komplikasi antara lain gagal
penyakit kronis sehingga dapat dikatakan jantung dan stroke (Muhammad, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kementerian Kesehatan dalam Beragamnya faktor ketidak ikut


upaya untuk meningkatkan status sertaan lansia mengikuti kegiatan senam
kesehatan para lansia melakukan lansia, maka diperlukan suatu penelitian
beberapa program, salah satunya melalui untuk mengetahui faktor apa saja yang
program posyandu lansia. Upaya-upaya berpengaruh untuk meningkatkan
yang dilakukan dalam posyandu lansia partisipasi lansia mengikuti kegiatan
salah satunya adalah upaya peningkatan senam lansia. Pengembangan konsep
kesehatan dan kebugaran fisik lansia. keikutsertaan atau kepatuhan
Program pemerintah tahun 2004 dalam berhubungan dengan interaksi perilaku
peningkatan kesehatan yaitu dengan dengan kepercayaan kesehatan seseorang
adanya latihan fisik atau exercise. Latihan adalah Health Belief Model (HBM).
fisik secara teratur sangat penting untuk Rosenstock (1966) menjelaskan bahwa
mempertahankan kondisi fisik lansia, HBM dapat digunakan untuk meramalkan
menurunkan resiko jatuh dan menjadi perilaku peningkatan kesehatan yaitu
jalan untuk hidup mandiri (WHO, 2011). didasarkan pada perilaku individu yang
Latihan fisik yang dianjurkan adalah ditentukan oleh motif dan kepercayaan
senam lansia (Sumintarsih, 2006). individu. Konsep HBM menjelaskan
Berdasarkan hasil wawancara bahwa perilaku individu bergantung pada
dengan ketua kader posyandu lanisa yang nilai, hasil tertentu atau manfaat yang
dilakukan peneliti di Desa Sobokerto, dirasakan dan perkiraan hasil yang
jumlah lansia di Desa Sobokerto Bulan diperoleh dari tindakan yang dilakukan
April 2014 tercatat 629 lansia dan jumlah (Erackel, et al, 1984 dalam Stanley dan
lansia yang aktif mengikuti kegiatan Beare, 1999).
senam lansia di posyandu lansia sebanyak
±150 atau 23%, padahal posyandu lansia SUBJEK DAN METODE
di Desa Sobokerto merupakan posyandu Penelitian ini adalah penelitian
paling produktif di wilayah Kecamatan kuantitatif. Pendekatan penelitian
Ngemplak, Boyolali. Data ini yang digunakan adalah observational
menunjukkan bahwa masih sedikit lansia analitik dengan rancangan Cross
yang mengikuti kegiatan senam lansia. Sectional. Populasi dalam penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ini adalah semua lansia yang berumur hasil sebagai berikut: terdapat
45 tahun ke atas yang menderita hubungan antara persepsi ancaman
hipertensi bertempat tinggal di keseriusan ancaman penyakit dengan
Wilayah Desa Sobokerto, Ngemplak, praktik senam lansia dan secara
Boyolali. Jumlah sampel pada statistik signifikan (ρ=0,000), ada
penelitian ini adalah 80 responden. hubungan persepsi manfaat dengan
Teknik pengambilan sampel dengan praktik senam lansia dan secara
cluster random sampling. statistik signifikan (ρ=0,000), ada
Variabel independen dalam hubungan persepsi hambatan dengan
penelitian ini adalah persepsi praktik senam lansia dan secara
ancaman keseriusan penyakit, statistik signifikan (ρ=0,000), ada
persepsi hambatan, persepsi manfaat, hubungan petunjuk perilaku bertindak
dan petunjuk perilaku bertindak, dengan praktik senam lansia dan
sedangkan variabel dependen dalam secara statistik signifikan (ρ=0,000).
penelitian ini adalah praktik senam Hasil analisis multivariat
lansia. dengan menggunakan regresi logistik
Teknik pengumpulan data ganda digunakan untuk mengetahui
menggunakan data primer yang hubungan persepsi keseriusan,
diperoleh langsung dari lansia persepsi manfaat dan persepsi
hipertensi yang melakukan praktik hambatan, petunjuk perilaku
senam lansia di Desa Sobokerto, bertindak dengan senam lansia.
Ngemplak, Boyolali. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner yang
sudah dilakukan uji validitas dengan
Pearson product moment dan uji
reliabilitas dengan Alpha Cronbach.
HASIL-HASIL
Analsis bivariat dengan Tabel 1. Regresi Logistik

menggunakan Chi Square diperoleh Berganda

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari tabel 1 dapat dijelaskan hal-hal untuk tidak melakukan senam lansia
sebagai berikut : daripada lansia dengan persepsi
Nilai Odd Ratio variabel hambatan yang rendah. Hasil uji wald
persepsi keseriusan penyakit sebesar menunjukkan adanya hubungan
27,01 berarti bahwa lansia dengan persepsi hambatan dengan senam
persepsi keseriusan ancaman penyakit lansia dan secara statistik signifikan.
tinggi mempunyai kemungkinan 27,01 Nilai Odd Ratio variabel
kali lebih besar melakukan senam petunjuk perilaku bertindak sebesar
lansia dibandingkan lansia dengan 21,37 berarti bahwa lansia dengan
persepsi ancaman keseriusan penyakit petunjuk perilaku bertindak baik
yang rendah. Hasil uji wald mempunyai kemungkinan 21,37 kali
menunjukkan adanya hubungan lebih besar melakukan senam lansia
persepsi keseriusan ancaman penyakit dibandingkan lansia dengan petunjuk
dengan senam lansia dan secara perilaku bertindak yang kurang. Hasil
statistik signifikan. uji wald menunjukkan adanya
Nilai Odd Ratio variabel hubungan petunjuk perilaku bertindak
persepsi manfaat sebesar 26,95 berarti dengan senam lansia dan secara
bahwa lansia dengan persepsi manfaat statistik signifikan.
tinggi mempunyai kemungkinan 26,95 Nilai Negelkerke R2 sebesar
kali lebih besar untuk melakukan 83,7% berarti bahwa keempat variabel
senam lansia dari pada lansia dengan bebas (persepsi keseriusan ancaman
persepsi manfaat rendah. Hasil uji penyakit, persepsi manfaat, persepsi
wald menunjukkan adanya hubungan hambatan, dan petunjuk perilaku
persepsi manfaat dengan senam lansia bertindak) mampu menjelaskan
dan secara statistik signifikan. pelaksaan praktik senam lansia
Nilai Odd Ratio variabel sebesar 83,7% dan sisanya yaitu
persepsi hambatan sebesar 0,021 sebesar 16,3% dijelaskan oleh faktor
berarti bahwa lansia dengan persepsi lain diluar model penelitian.
hambatan tinggi mempunyai
kemungkinan 0,021 kali lebih besar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan melakukan tindakan berhenti merokok
bahwa semakin tinggi persepsi dan berolahraga.
responden tentang keseriusan atau Responden dengan persepsi
keparahan penyakit hipertensi atau manfaat tinggi yang berarti semakin
responden tersebut rentan terkena merasakan manfaat dari suatu
hipertensi secara statistik menjamin tindakan untuk menghindari penyakit,
dalam melakukan senam lansia. maka akan lebih memilih melakukan
Mereka berupaya agar tidak terkena tindakan tersebut secara teratur. Hasil
keparahan atau komplikasi dari Iskandar (2012) menunjukkan bahwa
penyakit tersebut. Hasil penelitian ini senam lansia memiliki pengaruh
didukung oleh penelitian Iranagh & terhadap perubahan tekanan darah
Montelbi (2015) bahwa persepsi penderita hipertensi. Dengan adanya
kerentanan memiliki pengaruh manfaat senam lansia tersebut
tertinggi pada perilaku 200 membuat lansia lebih menjaga
perempuan lanjut usia dalam kesehatan tubuhnya dengan
beraktivitas fisik. Semakin individu melakukan senam lansia.
memiliki persepsi keparahan Semakin merasakan besarnya
hipertensi yang tinggi maka semakin suatu hambatan dalam melakukan
akan melakukan tindakan pencegahan perilaku maka keberhasilan untuk
hipertensi agar tidak terjadi suatu berperilaku tersebut semakin kecil.
penyakit yang semakin parah atau Akses menuju pelayanan kesehatan
komplikasinya. Hasil penelitian dan biaya yang dikeluarkan
didukung oleh penelitian Kamran et al mempengaruhi pelaksanaan senam
(2014) bahwa 80.7 % dari responden lansia. Hasil penelitian ini didukung
menyatakan penyakit hipertensi oleh penelitian Pertiwi (2013) yang
adalah penyakit yang sangat serius dan menyatakan bahwa jarak tempuh ke
melakukan tindakan berhenti merokok pelayanan kesehatan merupakan
dan berolahraga. Sedangkan mereka faktor penting dalam penggunaan
yang keseriusannya rendah tidak pelayanan kesehatan. Hasil penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Suhadi (2011) memaparkan faktor DAFTAR PUSTAKA


yang paling mempengaruhi kepatuhan Agustina, E. (2010). Faktor-Faktor
dalam perawatan hipertensi adalah Yang Berhubungan Dengan
Praktik Senam Lansia Di Panti
biaya pengobatan. Masyarakat Sosial Tresna Weda (PSTW) Budi
cenderung memanfaatkan sarana yang Mulia 01 Cipayung Jakarta Timur.
Tesis. Jakarta: UIN.
ada di sekitar tempat tinggalnya
dengan biaya yang murah. Hitchcock, J. E., Schubert, P. E., &
Thomas, S. A. (1999). Commuity
Semakin kuat petunjuk Health Nursing: Caring in
perilaku bertindak dari keluarga, Action. Albani: Delmas Publisher.

lingkungan dan petugas kesehatan Hoseini, H., Maleki, F., Moeini, M. &
kepada lansia hipertensi melalui Sharifirad, G. (2014).
Investigating the Effect of An
dukungan materi, informasi dan emosi Education Plan Based On the
maka semakin meningkatkan Health Belief Model on the
Physical activity of Women Who
partisipasi senam lansia. Hasil are at Risk for Hypertension.
penelitian ini didukung oleh penelitian Iranian Journal of Nursing and
Midwifery Research, 19, 6: 647-
dari Rachma (2010) dengan hasil 652.
bahwa dukungan keluarga dan
Iranagh, J. & Motallebi, S. (2016). The
dukungan petugas kesehatan Effect of Health Belief Model
berpengaruh terhadap pelaksanaan Based On Education Intervention
On Physical Activity of Elderly
praktik senam lansia. Women. Journal of Nursing and
Penelitian ini menyimpulkan Midwifery Urnia University of
Medical Sciences, 13, 12: 1050-
bahwa variabel yang paling dominan 1058.
dalam pelaksanaan praktik senam
Kamran, A., Aharai, S., Biria, M.,
lansia adalah variabel persepsi Malepour, A. & Heydari, H.
ancaman keseriusan penyakit yang (2014). Determinants of Patient’s
Adherence to Hypertension
artinya penggunaan dari teori Health Medications: Application of
Belief Model sesuai untuk Health Belief Model Among Rural
Patients. Ann Med Health Sci Res,
menggambarkan pelaksanaan praktik 4, 6: 922-927.
senam lansia.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kasser, S. & Kosma, M. (2012). Sas-Nowosielski, K., Grabara, M.,


Health Beliefs and Physical Andrzej, H. (2013). Health Belief
Activity Behavior in Adults with Model Variables as Predictors of
Multiple Scleroris. Disability and Light, Moderate and Vigorous
Health Journal, 5, 4: 261-268. Physical Activity Among Young
Adults. New Educational Review,
Leight, S. B. (2003). The Application 32, 2: 194.
of A Vulnerable Populations
Conceptual Model to Rural Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004).
Health. Public Health Nursing, Commuity and Public Health
20, 6: 440-448. Nursing, 6th ed. USA: Mosby.

Margiyati. (2010). Pengaruh Senam Strecher & Rosenstock. (1997). The


Lansia terhadap Penurunan Health Belief Model. In Glanz,
Tekanan Darah pada Lansia Lewis & Rimer (Eds.). Health
Penderita Hipertensi di Posyandu Behaviour and Health
Lansia Ngud Waras Dusun Education: Theory, Reseacrch
Kemloko Desa Bergas Kidul, and Practice. San Fransisco :
Semarang. Ejournal Undip. Josey – Bass

Murti, B. 2013. Desain dan Ukuran Suhadi. (2011). Analisis Faktor-faktor


Sampel untuk Penelitian Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Kuantitatif dan Kualitatif di Lansia Dalam Perawatan
Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Hipertensi Di Wilayah Puskesmas
Gadjah Mada University Press Srondol, Kota Semarang. Tesis .
Jakarta: Universitas Indonesia.
Pertiwi, H. W. (2013). Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Sumintarsih. (2006). Kebugaran
Frekuensi Kehadiran Lanjut Usia Jasmani untuk Lanjut Usia.
Di Posyandu Lansia. Jurnal Majalah Olahraga, ed Agustus,
Ilmiah Kebidanan, 4, 1 Edisi Juni 147-150.
2013.
World Health Organization. (2011).
Rachma, N. (2010). Studi Global Recommendations on
Fenomenologi Pengalaman Physical Activity for Health 65
Lanjut Usia Melakukan Years and Above. Retrieved
Perawatan Tekanan Darah Tinggi Desember, 14, 2014,
Di Kelurahan Ngresep Kecamatan http://www.who.int/
Banyumanik Kota Semarang Jawa dietphysicalactivity/pa/en/index.
Tengah. Tesis. Jakarta: FK UI. html

commit to user

Anda mungkin juga menyukai