Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANNISA MULIANI

NIM : 1811102411065

KELAS : B SEMESTER 4

MATA KULIAH : KESEHATAN KEPERAWATAN JIWA I

DOSEN PENDAMPING : NS. MUKHRIPAH DAMAIYANTI.MNS

ARTIKEL 1

JUDUL : PROBLEM DEPRESI LANSIA DAN SOLUSI DENGAN TERAPI SPRITUAL

Penulis jurnal :
a. Nur Ilmi
b. Mayasari Masri
c. Wardiman
d. Siti Nur Aisyah
e. Hamid
f. Wahidah Adama
g. Eny Sutria
h. Muaningsih
i. Patima
Volume : 3
Nomor : 1
a) Latar Belakang :
Pada lanjut usia permasalahan yang menarik adalah kurangnya kemampuan dalam beradaptasi
secara psikologis terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Dikarenakan perubahan fisik
maupun psikologis dari lansia banyak dari mereka menggalami depresi , dimana seharusnya
lansia mendapat kualitas hidup yang baik dimasa tuanya, hal tersebut dapat diwujudkan dengan
melihat masalah depresi lansia secara mendalam dan memberikan solusi penangannanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seluruh masalah yang terjadi sehubungan dengan
geriatri dan problem depresi. Masalah kesehatan jiwa yang sering muncul pada lansia
adalahgangguan proses piker, demensia, gangguan perasaan seperti depresi, harga diri rendah,
gangguan fisik dan gangguan prilaku.
b) Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seluruh masalah yang terjadi sehubungan dengan
geriatri dan problem depresi.
c) Metode
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa pada tanggal 03
sampai 09 Desember 2017 dengan Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah literature
review. Pencarian dilakukan antara lain pada database Sience Direct, dan Google Scholar yang
dipublikasikan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2017. Kata kunci yang digunakan dalam
literature review ini yaitu Depresi, Lansia, Terapi spiritual, Spiritual, Keperawatan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data wawancara dan data sekunder.
Data primer dan data wawancara yang diperoleh berupa jumlah lansia yang mengalami depresi di
Panti Sosial TresnaWerdha Gau Mabaji Gowa yang diukur melalui geriatric depression scale
(GDS) dan menerima terapi spiritual setiap minggu. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh bukan dari pengamatan langsung.
d) Hasil dan Rekomendasi
 Hasil
Kondisi spiritual lansia di Panti Social Tresna Werdha jauh dari kondisi sejahtera hal ini
dibuktikan dengan adanya data yang didapatkan bahwa terdapat sekitar 20 (52,6%) dari
38 (100%) lansia yang mengalami depresi. Kemudian indikator lain tentang problem
depresi lansia bisa dikatakan banyak dialami oleh lansia di panti, dibuktikan dengan
sebagian lansia yang kurang dalam pengharapan, memiliki arti dan tujuan hidup yang
kurang jelas, kedamaian hati yang belum mencapai pada ketenangan, memaafkan diri,
dan keberanian, kemudian marah dan koping buruk. Tidak sedikit pula lansia yang
menolak berinteraksi dengan pemimpin agama dengan ditunjukkan ketidakhadiran dalam
bimbingan agama di balai, lansia juga merasa terasingkan.
 Rekomendasi
a. Sumber utama penelitian ini adalah jurnal yang ditulis oleh Arif nurma etika,dkk.
Yaitu perbedaan efektifitas terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dan
terapi musik keroncong terhadap depresi pada Lansia di Unit Pelaksana Teknis
Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Jombang di Pare Kediri
b. Selain itu juga terdapat penelitian dari Syaifuddin Kurnianti, dkk. Dengan judul
Penurunan tingkat depresi lansia degan bimbingan spiritual
c. Ani Auli Ilmi (2013) dengan judul penelitian tentang Intervensi ILMI-spaRe dalam
menurunkan srtatus deperesi pada lansia merupakan penelitian dengan modifikasi
intervensi yang terdiri dari perpaduan intervensi dimana didalamnya juga terdapat
salah satu intervensi spiritual yang diberikan ke lansia
d. Hubungan Religiusitas Dengan Depresi Pada Lansia Di Panti Werdha Aceh.
e. Saseno dan Siti Arifah (2014) meneliti tentang Efektivitas Terapi Psikoreligius
Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso
Sleman Yogyakarta
e) Pembahasan
Seluruh intervensi yang diterapkan untuk mengurangi tingkat depresi lansia dari kelima literature
yang ditelaah semuanya menunjukkan hasil yang sama dan mendukung terhadap penurunan
tingkat depresi lansia, yaitu dengan terapi spiritual dengan aspek pendekatan agama sebagai
landasan intervensinya dalam penerapannya. Perawat dapat melakukan asuhan keperawatan
spiritualitas atau religiusitas pada lansia yang dapat membantu mempertahankan serta
memperbesar semangat hidup klien lansia termasuk kesehatan mental depresi.
ARTIKEL 2
PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU KESEHATAN LANSIA
TENTANG PERSONAL HYGIENE
1. Penulis Jurnal : Iswantiah
Sri Nabawati Nurul Makiyah
Laili Nur Hidayati
2. Volume : 3
3. Nomor : 2

a. Latar Belakang
Berdasarkan data penduduk lansia tersebut peningkatan jumlah lansia akan berpengaruh pada
berbagai aspek kehidupan lansia terutama segi kesehatan dan kesejahteraan lansia (fisik, mental,
dan ekonomi). Mengantisipasi kondisi ini pengkajian masalah-masalah lansia perlu ditingkatkan,
termasuk aspek keperawatan, agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan lansia (Tamher dan
Noorkasiani, 2009). Salah satu upaya untuk meningkatkan, mempertahankan dan
mengoptimalkan kesehatan usia lanjut adalah dengan cara menjaga kebersihan diri. Kebersihan
dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang (Hidayat, 2006).
Kebersihan diri mempengaruhi kenyamanan, keamanan dan kesejahteraan seseorang. Mereka
yang memiliki hambatan fisik membutuhkan berbagai pemenuhan hygiene pribadi. Praktik
hygiene dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosial dan budaya. Pada institusi atau rumah, perawatan
diri klien ditentukan dan diberikan perawatan hygiene yang sesuai kebutuhan dan pilihan klien
(Potter dan Pery, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan diketahui bahwa shelter merupakan
tempat perlindungan atau hunian sementara penduduk korban bencana Merapi. Shelter
merupakan tempat tinggal warga yang terbuat dari bambu dengan keadaan dan kondisi rumah
serta fasilitas yang sederhana dengan dinding, atap, serta alas lantai seadanya dan didapatkan
jumlah lansia yaitu ada 57 lansia.
Faktor-faktor yang menyebabkan personal hygiene yang masih kurang antara lain karena
kurangnya fasilitas seperti alat dan bahan untuk melakukan personal hygiene dengan baik,
kurangnya pengetahuan dan informasi tentang pentingnya personal hygiene, serta kurangnya
dukungan keluarga terhadap pelaksanaan personal hygiene pada lansia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku kesehatan lansia tentang
personal hygiene.
b. Tujuan
Berdasarkan data penduduk lansia tersebut peningkatan jumlah lansia akan berpengaruh pada
berbagai aspek kehidupan lansia terutama segi kesehatan dan kesejahteraan lansia (fisik, mental,
dan ekonomi). Mengantisipasi kondisi ini pengkajian masalah-masalah lansia perlu ditingkatkan,
termasuk aspek keperawatan, agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan lansia (Tamher dan
Noorkasiani, 2009). Untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengoptimalkan kesehatan usia
lanjut adalah dengan cara menjaga kebersihan diri. Kebersihan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang (Hidayat, 2006).
c. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah kuantitatif menggunakan Quasy-
Experiment dengan pendekatan pretest posttest with control group design. Rancangan penelitian
jurnal ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua
kelompok diawali dengan pretest dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran kembali
atau posttest (Nursalam, 2008).
Populasi dalam penelitian jurnal ini adalah lansia di wilayah shelter Gondang Cangkringan
Sleman Yogyakarta berjumlah 57 lansia. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu:
a) Lansia yang tinggal di shelter Gondang Cangkringan Sleman Yogyakarta,
b) Bersedia menjadi responden penelitian,
c) Lansia dengan tingkat pendidikan SMP dan SD, baik tamat sekolah ataupun tidak,
d) Belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene dan
e) Lansia yang masih aktif/ mandiri, sedangkan kriteria ekslusi yaitu:
- Lansia yang pindah dari shelter Gondang Cangkringan Sleman Yogyakarta,
- Lansia dengan gangguan pendengaran dan
- Lansia dengan cacat fisik. Jumlah sampel yang dipakai yaitu 30 responden dengan jumlah 15
untuk kelompok control dan 15 kelompok eksperimen.
Pada penelitian jurnal ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas di shelter Dongkelsari
Cangkringan Sleman Yogyakarta, untuk uji validitas menggunakan rumus Pearson Product
Moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus KR-20. Hasil uji validitas dan reliabilitas
instrumen menunjukkan bahwa pertanyaan yang tidak valid ada 2 item dan dihapus, dengan nilai
r hitung0,75. Data diolah menggunakan uji statistik Wilcoxon dan Mann Whitney test karena
data tidak berdistribusi norma.
d. Hasil dan Rekomendasi
 Hasil
1. Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa karakteristik responden yaitu, berdasarkan karakteristik
umur paling banyak berusia 60-74 tahun, pada kelompok eksperimen sebanyak 11
responden (73,3%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 12 responden (79,9%). Responden
berdasarkan karakteristik pendidikan paling banyak yaitu tidak tamat SD, pada kelompok
eksperimen sebanyak 13 responden (86,7%) dan kelompok kontrol 11 responden (73,3%).
Responden berdasarkan karakteristik pekerjaan paling banyak adalah petani pada kelompok
eksperimen berjumlah 11 responden (73,3%), sedangkan pada kelompok kontrol ada 13
responden (86,7%).
2. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan perubahan perilaku yaitu pada saat pretest
kategori baik ada 2 responden dan pada saat posttest naik menjadi 13 responden, kategori
cukup sebanyak 8 responden pada saat posttest menurun menjadi 2 responden, dan
kategori kurang ada 5 responden pada saat posttest tidak ada. Pada kelompok kontrol pada
saat pretest kategori baik ada 2 responden menurun menjadi 1 responden pada saat
posttest. Kategori cukup dari 9 responden, pada saat posttest naik menjadi 10 responden
dan kategori kurang dari 4 responden tidak mengalami perubahan tetap 4 responden pada
saat posttest (Tabel 2)
3. Perubahan nilai mean pada kelompok eksperimen meningkat dari 1,80 menjadi 2,87 atau
meningkat sebanyak 1,07 poin dengan nilai P=0,001 pada level P0,05, yang berarti bahwa
perilaku pada kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang signifikan (Tabel 3).
4. Pada kelompok eksperimen terjadi perubahan yang signifikan dengan nilai P=0,001 dan
pada kelompok kontrol tidak ada perubahan yang signifikan dengan nilai P=0,655. Sehingga
didapatkan hasil yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku kesehatan
lansia tentang personal hygiene yang dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest.
5. Berdasarkan hasil penelitian perbedaan posttest, terdapat perbedaan perubahan perilaku
kesehatan tentang personal hygiene antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol. Hal ini terbukti dengan hasil beda nilai posttest yaitu P=0,000 yang menunjukkan
adanya perbedaan perilaku yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
control
 Rekomendasi
Hal ini didukung dalam penelitian Wati (2010) yang menunjukkan adanya pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja putri. Diperkuat
dalam jurnal penelitian Salaudeen dkk., (2011) yang menyatakan bahwa pemberian
pendidikan kesehatan pada perokok sangat efektif dalam mengubah pengetahuan, sikap
dan perilaku. Jadi pemberian pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi terbentuknya
perilaku pada seseorang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kaur dan Singh (2001) pendidikan kesehatan
berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan dan sikap perempuan yang
menerima intervensi pendidikan kesehatan. Penelitian dalam jurnal oleh Purwanti dan
Hendarsih (2008) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan
diberikannya penyuluhan kesehatan kanker leher rahim dan pap smear terhadap tingkat
kesadaran ibu-ibu dalam mengikuti pap smear.
Pernyataan ini diperkuat oleh penelitian Utami (2009) yang melakukan pendidikan
kesehatan yang disertai dengan penggunaan modul dan hasilnya terdapat pengaruh secara
signifikan terhadap pengetahuan dan sikap ibu post partum yang menerima intervensi
pendidikan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai