Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Profesi dan Karir Bidan


Definisi Perkembangan - Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang
pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan
berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat
progresif serta sistematis di dalam diri manusia.

2.1.1 Pengertian Perkembangan Karir Profesi Bidan


1.    Pengertian karir
Karir mempunyai beberapa arti, yaitu:
a.    Karir adalah suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi dalam
jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa kerjanya.
b.    Karir adalah suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola pengembangan
yang jelas dan sistematis.
c.    Karir adalah suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian pekerjaan atau posisi yang
pernah dipegang seseorang selama masa kerjanya. Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini
sangat luas dan umum, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti
setiap orang pasti mempunyai karir.
(http://princeskalem.blogspot.co.id/2012/02/prinsip-pengembangan-karir-bidan.html).

2.    Pengertian pengembangan karir bidan


Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam organisasi sejak
diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi tersebut.
Pengembangan karir (career development) menurut Mondy meliputi aktivitas-aktivitas untuk
mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan.
Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.    Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan karir.
Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di
pekerjaan jauh lebih penting daripada aktivitas rencana pengembangan formal.
b.    Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang
spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk menjadi supervisor akan berbeda dengan skill yang
dibutuhkan untuk menjadi middle manager.
c.    Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh skill yang sesuai
dengan tuntutan pekerjaan. Jika tujuan tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang
individu maka individu yang telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati
pekerjaan yang baru.
d.   Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan
mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang rasional. (Mondy,1993: 362
dan 376).
Pengembangan karir (career development) terdiri dari:
a.    Perencanaan karir (career planning), yaitu suatu proses dimana individu dapat
mengidentifikasi dan mengambil langkah langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya.
Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan
penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
(http://princeskalem.blogspot.co.id/2012/02/prinsip-pengembangan-karir-bidan.html).
b.     Manajemen karir (career management). proses dimana organisasi memilih, menilai,
menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang-
orang yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dimasa yang akan datang.
(Simamora, 2001:504)

2.2 Perkembangan Karir Profesi Bidan

.    2.2.1  Pengembangan Profesi Bidan


Asuhan kebidanan yang berpusat pada wanita (735), menempatkan orang orang yang
menggunakan pelayanan kesehatan di pusat asuhan telah menjadi kebijakan pemerintah dalam 10
tahun terakhir, sebagian disebabkan oleh tekanan dari masyarakat dalam menyediakan semua asuhan
kesehatan. Perhatian wanita tentang jenis pelayanan yang didapat telah menjadi momentum yang
ditunggu tunggu sejak tahun 1960-an, setelah diperkenalkannya teknologi dan teknik yang lebih
invasif.
Organisasi dan pola asuhan telah menjadi lebih kompleks dan pelayanan menjadi lebih
terkotak-kotak dengan banyak perselisihan tentang siapa yang harus mengatur kelahiran bayi dan
dimana tempatnya (curell, 1990; House of Commons Health Committee,1992)
Ketetapan pelayanan yang lebih sensitif melibatkan wanita dalam perencanaan dan
pemantauan pelayanan, juga mampu menentukan elemen-elemen perawatan apa yang mereka terima.
Organisasi perlu mendukung para staf untuk menciptakan lingkungan positif yang membantu
perkembangan lembaga dan memfasilitasi perubahan. Wanita umumnya merasa puas dengan
pelayanan tetapi ada beberapa hal yang memerlukan peningkatan. Yang jelas, perlu dilakukan suatu
pendekatan yang terfokus dan kolaboratif oleh oleh para bidan, tenaga medis dan yang lainnya jika
mereka hendak maju ke depan dan bekerja sama dengan kaum wanita, kuncinya adalah keterlibatan
ssemua pihak. Pencapaian pelayanan yang berpusat pada wanita membutuhkan suatu komitmen dari
setiap orang yang peduli, tidak hanya mereka yang mengatur penggunaan sumber-sumber mereka
yang bertindak sebagai pemberi asuhan (dokter,bidan dan lainnya).
Kirkham (1996) menyatakan bahwa kita dipengaruhi oleh masa lalu kita dan proses
profesionalisasi telah menciptakan dilema dalam tiga tahap hubungan dengan para bidan, kaum
wanita dan tenaga profesional yang lain. Hubungan ini menjadi dasar bagaimana kita melakukan
praktik yang perlu dikembangkan.
Para bidan memiliki kekuatan untuk membantu memperbaiki pelayanan
maternitas,                                        untuk menjadikannya sebagai suatu pelayanan yang berpusat pada
wanita. Inti kebidanan adalah                       konsep asuhan sehingga para bidan harus lebih peka
terhadap tanggung jawab mereka pada                      wanita yang mereka asuh. Sebuah filosofi
kebidanan (Philosophy for Midwifery) yang dikeluarkan   pada tahun 1991 oleh Royal College of
Midwives, tertulis sebagai berikut : “ Tujuan profesi kebidanan adalah menyediakan suatu pelayanan
yang memfasilitasi rasa aman dan kepuasan wanita yang mengalami perubahan menjadi ibu. Ini
adalah pencapaian yang sangat prinsip dari suatu proses
dukungan,perawatan,bimbingan,pengawasan dan pendidikan. Kebutuhan wanita yang unik dan
personal dalam masa usia subur mereka adalah pusat dari pelayanan ini.”
Telah dipahami bahwa jika bidan akan bergerak ke pelayanan yang benar –benar berpusat
pada wanita maka mereka membutuhkan perubahan dalam struktur organisasi dan sistem
operasional,demikian pula dengan persiapan demi kepentingan setiap praktisi.
Dasar dari suatu pelayanan membutuhkan pembicara yang baik, suatu sistem yang
menunjukkan pilihan dan suatu pelayanan informasi yang :
1.    Mengindikasikan apa yang diharapkan kaum wanita secara tepat
2.    Memungkinkan wanita untuk memiliki kepercayaan diri dalam membuat keputusan setelah
diberikan informasi yang relevan.
3.    Melibatkan wanita dalam perawatannya
4.    Tidak diragukan jika bidan dan wanita bekerja sama maka mereka adalah kekuatan yang
sangat dahsyat untuk perubahan.
Mungkin pertanyaan terpenting adalah “ apakah bidan dan wanita menginginkan suatu
perubahan ?” Asuhan berpusat pada wanita hanya akan menjadi suatu praktik nyata jika bidan dan
wanita menginginkannya.
Pengkajian rencana untuk asuhan berpusat pada wanita
1.    Bagaimana kesinambungan pemberi asuhan ditingkatkan ?
2.    Apa jenis pilihan yang diberikan pada kaum wanita?
3.    Bagaimana koping bidan terhadap pola kerja baru yang diperkenalkan dalam nama asuhan
berpusat pada wanita?
4.    Apa implikasi pelatihan dan pendidikan?
5.    Apakah hubungan interprofesional dipengaruhi dan jika memang demikian, bagaimana?
6.    Bagaimana perencanaan diterima oleh kaum wanita?
7.    Berapa banyak biaya perencanaan, yang mungkin lebih penting berapa biaya pastinya dan
apakah hal itu sebanding?

Bagaimanapun, perubahan tidak akan terjadi kecuali kaum wanita merasa percaya diri,
mampu memberdayakan, mengembangkan dan mendukung diri mereka sendiri. Bagian dari
pemberdayaan adalah memiliki informasi yang baik tentang apa yang harus ditawarkan dan peka
terhadap pilihan yang ada. Pengetahuan adalah kekuatan tapi mengetahui bagaimana
menggunakannya adalah pemberdayaan.
Para bidan dan ahli obstetrik harus peka terhadap masalah ini dan harus secara konstan
mengawasi dan mengevaluasi praktik mereka,memastikan bahwa mereka menyediakan tipe asuhan
yang dapat diakses, aman, menguntungkan dan dapat diterima oleh kaum wanita. Perjalanan praktik
ke masa depan harus dalam lingkup kerja sama, bidan dan ahli obstetrik secara aktif mendengarkan
wanita,  yang mereka katakan untuk mengetahui apa yang mereka inginkan dan mengapa, serta
memperhatikannya. Dalam perkataan proust, mereka perlu melihat dengan mata yang
baru : “Perjalanan nyata dari suatu penemuan bukanlah mencari daratan baru tetapi melihat dengan
mata yang baru” (proust).
Melahirkan anak tidak berubah, yang berubah adalah para bidan, ahli obstetrik dan para
wanita; itulah sebabnya mendengarkan menjadi sangat penting.
Contoh Inovasi Dalam Kebidanan :
Akupuntur (ampuh atasi masalah kesuburan) adalah ilmu akupuntur yang menerapkan prinsip
biomedik dalam teori dan prakteknya, dan dilaksanakan oleh seorang dokter spesialis akupuntur
medis.
Water Birthing adalah sebuah cara persalinan didalam air yang hangat, ibu yang hendak
melahirkan dimasukkan ke dalam sebuah kolam bersalin khusus yang berisi air hangat dan besarnya
kira-kira berdiameter 2 meter.
Hypnobirthing adalah metode yang berakar pada ilmu hypnosis dengan metode pendekatan
kejiwaan yang memberi kesempatan kepada wanita untuk berkonsentrasi, fokus dan rileks.

2.2.2     Pengembangan Karir Bidan

Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam organisasi sejak
diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi tersebut.
Pengembangan karir (career development) menurut Mondy meliputi aktivitas-aktivitas untuk
mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan.

Ada beberapa prinsip pengembangan karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan karir.
Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di
pekerjaan jauh lebih penting daripada aktivitas rencana pengembangan formal.
2.    Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang
spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk menjadi supervisor akan berbeda dengan skill yang
dibutuhkan untuk menjadi middle manager.
3.    Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh skill yang sesuai
dengan tuntutan pekerjaan. Jika tujuan tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang
individu maka individu yang telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati
pekerjaan yang baru.
4.    Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan
mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang rasional. (Mondy,1993,p.362
dan 376).

Pengembangan karir (career development) terdiri dari:


1.      Perencanaan karir (career planning), yaitu suatu proses dimana individu dapat
mengidentifikasi dan mengambil langkah langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya.
Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir
dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
2.      Manajemen karir (career management). proses dimana organisasi memilih, menilai,
menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan
orang-orang yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dimasa yang akan datang.
(Simamora, 2001:504)

Berdasarkan pengertian di atas maka terdapat tanggung jawab yang berbeda antara
individu/pegawai dan organisasi dalam mengelola karir.
Tujuan dari pengembangan karir bidan, diantaranya:
1.      Mendapatkan persyaratan menempati posisi/jabatan tertentu.
2.      Mengusahakan pengembangan karir karena tidak otomatis tercapai, terganutng pada
lowongan/jabatan, keputusan dan tergantung presensi pimpinan.
Peraturan, ketentuan dan cara pengembangan karir terdapat pada:
1.      Permen neg Pendayagunaan Aparatur Negara No:01/PER/M.PAN/1/2008
2.      Juklak Jafung bidan dalam angka kredit

2.2.3 Pendidikan Berkelanjutan


Pendidikan Berkelanjutan adalah Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan standar
yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal.
Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap
pelayanan kebidanan, perubahan-perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun dalam
masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global ini diperlukan tenaga
kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap
profesionalisme.
IBI sebagai satu-satunya wadah bagi bidan telah mencoba berbuat untuk mempersiapkan
perangkat lunak melalui kegiatan-kegiatan dalam lingkup profesi yang berkaitan dengan tugas bidan
melayani masyarakat diberbagai tingkat kehidupan. Oleh karena IBI bertanggung jawab untuk
mendorong tumbuhnya sikap profesionalisme bidan melalui kerjasama harmonis dengan berbagai
pihak terutama dengan pemerintah. Karena keberadaan IBI di tengah-tengah anak bangsa merupakan
pengabdian profesi dan juga kehidupan bidan sendiri. Oleh karena itu, IBI berperan aktif dalam
berbagai upaya yang diprogramkan pemerintah baik pada tingkat pusat maupun tingkat daerah sampai
ketingkat ranting. Namun semua keterlibatan itu diupayakan untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia dan sekaligus meningkatkan kualitas bidan sebagai pelayan masyarakat, khususnya
pelayanan ibu dan anak dalam siklus kehidupannya. Untuk itu pendidikan bidan seyogyanya
dirancang dengan memperhatikan factor-faktor yang mendukung keberadaan bidan ditengah-tengah
kehidupan masyarakat.
Pengembangan pendidikan kebidanan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan,
berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi
ditengah-tengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan
profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal, maupun pendidikan non formal. Namun IBI
dan pemerintah menghadapi berbagai kendala untuk memulai penyelenggaraan program pendidikan
tersebut.
Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta
dengan dukungan IBI adalah program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah telah berupaya untuk
menyediakan dana bagi bidan di sector pemerintah melalui pengiriman tugas belajar keluar negeri. Di
samping itu IBI mengupayakan adanya badan – badan swasta dalam dan luar negeri khusus untuk
program jangka pendek. Selain itu IBI tetap mendorong anggotanya untuk meningkatkan pendidikan
melalui kerjasama dengan universitas di dalam negeri.
Sedangkan untuk pendidikan non-formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan,
magang, seminar/lokakarya. Dengan bekerjasama antara IBI denagn lembaga internasional telah pula
dilaksanakan berbagai program non-formal dibeberapa provinsi. Semua upaya tersebut bertujuan
meningkatkan kinerja bidan dalam memberikan pelayanan kebidana yang berkualitas.
Pola pendidikan bidan saat ini masih dalam tahap penjajakan dan perencanaan. Diharapkan
dalam waktu yang tidak terlalu lama penataksanaan system pendiidikan ini telah selesai dengan garis-
garis.

Undang-Undang Seksdiknas No.29 Tahun 2003 pasal 19:


1.      Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan mencegah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, dan doctor yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi.
2.      Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan system terbuka.

Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dikembangkan / dirumuskan sesuai


kebutuhan. pengembangan pendidikan berkelanjutan bidan mengacu pada peningkatan kualitas bidan
sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik dan non
klinik.

Jenis Pendidikan Berkelanjutan yaitu:


1.      Seminar, lokarya
2.      Magang
3.      Pengembangan (manajemen, hubungan internasional, komunitas)
4.      Keterampilan tekhnis untuk pelayanan
5.      Administrasi
6.      Lain-lain, sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai system memiliki karakteristik sebagai berikut:


1.      Komprehensif, system pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota
profesi kebidanan.
2.      Berdasarkan analisis kebutuhan, system pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan
pendidikan yang berhubungan dengan tugas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan.
3.      Berkelanjutan, system pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang
berkesinambungan dan berimbang.
4.      Terkoordinasi secara internal, system pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan
institusi pendidikan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai
program pendidikan berkelanjutan.
5.      Berkaitan dengan system lainnya, system pendidikan berkelanjutan memiliki 3 aspek
subsistem yang merupakan bagian dari system-sistem lain di luar system pendidikan
berkelanjutan.
Ketiga aspek tersebut adalah:
a.       Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning)
b.      Produksi tenaga kesehatan (health manpower production)
c.       Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management)

Tujuan pendidikan berkelanjutan adalah:


1.      Pemenuhan standar
2.      Meningkatkan produktivitas kerja
3.      Efisiensi
4.      Meningkatkan kualitas pelayanan
5.      Meningkatkan moral (etika profesi)
6.      Meningkatkan karir
7.      Meningkatkan kemampuan konseptual
8.      Meningkatkan keterampilan kepemimpinan
9.      Imbalan
10.  Meningkatkan kepuasan konsumen

Sasaran pendidikan berkelanjutan, yaitu:


1.      Bidan praktik swasta
2.      Bidan berstatus PNS
3.      Tenaga kesehatan lainnya
4.      Masyarakat umum

2.2.4 Job Fungsional


Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek, yaitu jabatan structural dan jabatan fungsional. Jabatan
structural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam sturktur dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan Negara.
Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas,
kewajiban hak serta wewenang pegawai negri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan
keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka kredit. Jenis jabatan fungsional
dibidang kesehatan: Dokter,Dokter gigi,Perawat, Bidan, Apoteker, Asisten apoteker,Pengawas
farmasi makanan dan minuman,Pranata laboratorium, Entomolog, Epidemiolog, Sanitarian,
Penyuluhan kesehatan masyarakat, Perawat gigi, Administrator kesehatan, Nutrisionis.
Selain fungsi dan peranannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional
juga berorientasi kualitatif. Seseorang yang memiliki jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan
tunjangan fungsional . Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan jabatan
fungsional professional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir structural. Pada saat ini,
pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional sebagai bidan
serta melalui pendidikan berkelanjutan, baik secara formal maupun nonformal, yang hasil akhirnya
akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Bidan dapat
berfungsi sebagai bidan pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, coordinator, dan penyedia.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan structural bergantung pada tempat bidan bertugas,
apakah di rumah sakit, di puskesmas, di desa, atau di institusi swasta. Karir tersebut dapat dicapai
oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan,
kesempatan, dan kebijakan yang ada.

2.3 Perubahan dalam kebidanan

2.3.1 Pengertian

1. Proses yang kompleks dan terjadinya dalam waktu yang relatif lama.

2. Suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan dan klien.

2.3.2 Macam - Macam Perubahan


1. Perubahan technologi

Dalam tahun terakhir ini perkembangan ilmu dan tehnologi mempengaruhi hampir semua
aspek kehidupan. Dalam bidang kebidanan tidak luput dari perubahan. Hal ini tampak nyata
dari adanya evidence based sehingga seluruh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
harus mengacu pada evidence base. Perubahan juga terjadi dalam kebidanan seperti women
center care yaitu pelayanan yang berpusat pada wanita,Safe mother hod dlll.

2. Perubahan demografi

Perubahan demografi mempengaruhi populasi secara total.bidan sebagai profesi berespon


terhadap perubahan ini dengan menetapkan standar praktik bidan yang menjadi pedoman bagi
bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

3. Gerakan konsumen

Gerakan konsumen menyatakan kesadaran tinggi akan nilai dan biaya produksi serta
pelayanan. Dengan kata lain konsumen ingin uang yang dikeluarkan bermakna.Karena
konsumen sekarang lebih paham tentang sehat dan sakit serta lebih vokal dalam
memperlihatkan tuntutannya dalam pelayanan yang berkualitas tinggi.

4. Promosi kesehatan

Berkaitan dengan gerakan konsumen adalah penekanan pada masyakat dalam promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.

5. Gerakan wanita

Gerakan wanita telah membawa banyak perubahan dalam masyarakat,karena wanita mengejar
persamaan ekonomi, politik, pekerjaan dan pendidikan secara terus meenerus.Gerakan wanita
mendorong tenaga kesehatan untuk mendapatkan otonomi dan tanggung jawab yang lebih
besar dalam memberikan asuhan dilingkungan kerjanya.

6. Gerakan hak azasi manusia

Hak azasi manusia mengubah cara masyarakat memandang semua anggotanya termasuk
kaum minoritas.Bidan merespon perubahan ini dengan menghargai seluruh klien sebagai
individu yang memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan
standar praktik kebidanan.dan memastikan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan tidak
mengabaikan hak hak klien

2.3.3 Ciri - Ciri Perubahan

Dibedakan menjadi beberapa macam :

1. Perubahan spontan

• Perubahan sebagai respon terhadap kejadian alamiah yang terkontrol.

• Perubahan yang terjadi tidak direncanakan

• Perubahan yang direncanakan bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik.
• Perkembangan yaitu perubahan yang terjadi pada individu, kelompok dan organisasi
dan pertumbuhan perkembangan.

• Perubahan yang terjadi tidak dapat diramalkan sebelumnya.

2. Perubahan keterlibatan

• Melalui penyediaan informasi yang cukup

• Adanya sikap positif terhadap inovasi

• Timbulnya komitmen diri untuk berubah

• Munculnya sikap lebih menghargai waktu

3. Perubahan dan sikap pengelolaan

a. Perubahan berencana

• Menyesuaikan kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

• Adanya titik mula yang jelas dan dipersiapkan sesuai dengan tujuan yang
dicapai

• Adanya persiapan yang matang

b. Perubahan acak/kacau

• Tidak ada titik awal perubahan

• Tidak ada usaha mempersiapkan kegiatan sesuai dengan tujuan

c. Partisipatif

• Melalui penyediaan informasi yang cukup

• Adanya sikap positif terhadap sesuatu

• Diikutkan dalam proses perubahan tersebut

d. Paksaan

• Melalui perubahan total diorganisasi

• Memerlukan kekuatan personal

• Perubahan yang total dengan menggunakan kekuatan

4. Ciri-ciri perubahan dapat juga berupa

a. Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja,
melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

b. Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk
menyelesaikan perubahan dalam masyarakat dengan bukti yang kuat serta masuk
akal.
2.3.4 Penyebab proses perubahan:

1. Faktor pendukung/pendorong

a. Perubahan dipandang sebagai suatu hal yang positif oleh seseorang yang akan
berubah

b. Perubahan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini

c. Perubahan yang dijalani adalah suatu yang sederhana dan konkret/ nyata

d. Perubahan dilakukan pada hal-hal yang kecil terlebih dahulu

e. Melibatkan tokoh/orang lain yang berpengaruh

f. Komunikasi terbuka antara target berubah dan innovator

2. Faktor penghambat

a. Tidak adanya kemauan untuk berubah

b. Perubahan yang dilakukan adalah perubahan yang sangat sulit dilakukan

c. Tidak ada orang/lingkungan yang mendukung target berubah untuk melakukan


perubahan

3. Cara mempengaruhi kekuatan

a. Meningkatkan faktor pendukung

• Menggunakan model atau modifikasi

• Memberikan dukungan dan dorongan terus menerus selama berlangsungnya


proses berubah

• Menggunakan keberhasilan perubahan orang lain sebagai contoh

b. mengurangi / menekan faktor penghambat

• mempertahankan forum diskusi baik langsung maupun tidak langsung


kepada target berubah

• menyediakan informasi yang diperlukan pada saat yang tepat sesuai dengan
kemampuan target berubah

• menggunakan metode pemecahan masalah secara khusus

Metode ilmiah :

1) Penelitian berulang kali

2) Penjelasan yang teliti

3) Perumusan teori berdasarkan pembuktian

4) Perubahan yang baik dapat dijalani manusia secara bertahap


5) Memerlukan waktu sesuai dengan kemampuan manusia

Dalam perkembangannya, bidan juga mengalami proses perubahan seiring dengan kemauan
dan tekhnologi. Aplikasi bidan dalam perubahan antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan kebidanan untuk selalu berubah ke arah
kemandirian.
2. Melakukan perubahan ke arah yang profesional
3. Memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan melalui
pendidikan berkelanjutan, pengembangan karir, penerapan asuhan kebidanan yang tepat,
sesuai dengan wewenang dan standar
4. Mengadakan perubahan melalui penelitian
5. Menunjukkan jiwa profesional dalam tugas dan tanggung jawab
Sumber :

http://sentuhanilmumeraihsukses.blogspot.com/2014/01/pengembangan-profesi-dan-karir-
bidan.html

http://risdayantiidda.blogspot.com/2017/01/makalah-perkembangan-karir-bidan.html

http://elearning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=%2F8658%2Fcourse%2Foverviewfiles%2FKonsep
%20Kebidanan%28%29.pdf&forcedownload=1

Anda mungkin juga menyukai