Di Susun Oleh :
Nama : Diah Ayu Putri Trsinawardani
NIM : 018.06.0059
Kelas :A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, dan tak lupa pula penulis mengirim salam dan salawat
kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawakan penulis suatu
ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan lancar.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri
teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab :
21)
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi,
perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya
“Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan
“khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq” yang
berartiPencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan. Pengertian akhlak
adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu
disebut akhlak. Jadi pemahamanakhlak adalah seseorang yang mengeri benar akan
kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata taat kepada
Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorangyang sudah memahami
akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antarahati
nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk
suatukesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup
keseharian.Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental
dalam Islam. Namunsebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan
kehidupan seseorang itulah yang dapatmenerangkan bahwa orang itu memiliki
akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak danmenghasilkan kebiasaan
hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang – ulang
dengankecenderungan hati.Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil
perpaduan antara hatinurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang
menyatu, membentuk suatu kesatuantindakan akhlak yang dihayati dalam
kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan ituakan melahirkan
perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai
fitrah,sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat,
mana yang bermanfaatdan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana
yang buruk
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dari akhlaq?
b. Bagaimana akhlak dalam Islam?
c. Bagaimana akhlak dalam keberkahan ilmu?
d. Bagaimana mendapatkan keberkahan ilmu dalam belajar mengajar terhadap
dosen?
e. Kapan dan bagaimana mendapatkan keberkahan ilmu terhadap berakhlak
kepada dosen?
1.3 Tujuan Penulis
a. Mengetahui pengertian dari akhlaq.
b. Mengetahui akhlak dalam Islam.
c. Mengetahui akhlak dalam keberkahan ilmu.
d. Mengetahui mendapatkan keberkahan ilmu dalam belajar mengajar terhadap
dosen.
e. Mengetahui mendapatkan keberkahan ilmu terhadap berakhlak kepada dosen.
BAB II
PEMBAHASAN
Akhlak dari segi istilah : Menurut Imam al-Ghazali, "Akhlak ialah suatu sifat
yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu."
Daripada definis tersebut dapat kita pahami bahwa akhlak merupakan suatu
perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak memerlukan
daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu tindakan.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan
orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.” (Al-Mujaadilah:11)
Di dalam Al Qur’an diterangkan bahwa sesungguhnya Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama
menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan pondasi utama sebelum berkata-kata
dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan kebudayaan.
Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan ilmu pula,
manusia menggapai kehidupan akhirat. Ada sebuah pepatah arab mengatakan :
“Uthlubu al-’ilma min al-mahdi ila al-llahdi” artinya : tuntutlah ilmu dari buaiyan
samapai keliang lahat. Allah swt menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu
karena ilmu itu memang sangatlah penting seperti yang difirmankan allah swt
pada ayat diatas dengan ilmu derajat kita akan terangkat baik dimata allah ataupun
dimata manusia. Baik atau buruk nya sebuah ilmu bukan karena i8lmunya
melainkan karena niat atau tujuan sipemilik ilmu, Ibarat pisau, tergantung siapa
yang memilikinya. Jika pisau dimiliki oleh orang jahat, maka pisau itu bisa
digunakan untuk membunuh, merampok atau mencuri. Tetapi jika dimiliki oleh
orang baik, maka pisau itu bisa digunakan untuk memotong hewan qurban,
mengiris bawang atau membelah ikan.
Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang
guru. Demi untuk keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan
ilmu atau pengetahuan yang telah diperoleh dari seorang guru, maka seorang
murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar terhadap gurunya.
1. Seorang murid hendaklah hormat dan salam kepada guru, mengikuti pendapat
dan petunjuknya.
4. Meskipun sudah tidak dibimbing lagi oleh beliau ( karena sudah lulus) murid
hendaklah tetap selalu mengingat jasanya dan tetap terus mendoakan kebaikan –
kebaikan atas mereka.
Bagaimanapun juga guru merupakan orang tua kedua kita setelah orang tua
kita yang di rumah. Mereka adalah orang tua kita saat kita berada di luar rumah.
Jadi sebagaimana kita menghormati orang tua kandung kita, maka kitapun juga
harus menghormati guru kita.
“Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormati orang yang lebih
tua dari kami, tidak mengasihi orang yang lebih kecil dari kami dan tidak
mengetahui hak orang alim dari kami.” (HR.Ahmad, Thabrani, dan Hakim dari
Ubadah bin Shamit Ra.)
Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya
untuk menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla.
Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula
mematuhi perintah para guru selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan
syari’at agama.
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih
tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan At-
Tirmidzi )
Ø Datang ke tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda
Rosululloh saw :
ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسهَّ َل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة
َ َ َم ْن َسل ·
“Orang-orang pun diam seakan-akan ada burung di atas kepala mereka.” ( HR.
Al-Bukhori )
Ø Bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan cara baik.
Alloh berfirman :
“Bertanyalah kepada ahli dzikr ( yakni para ulama ) bila kamu tidak tahu.”( Qs.
An-Nahl : 43 dan Al-Anbiya’ : 7 )
أَالَ َسأَلُوْ ا إِ ْذ لَ ْم يَ ْعلَ ُموا فَإِنَّ َما ِشفَا ُء ْال ِع ِّي ال ُّسؤَا ُل ·
“Mengapa mereka tidak bertanya ketika tidak tahu ? Bukankah obat dari
ketidaktahuan adalah bertanya ?” ( HSR. Abu Dawud )
يَا أَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا الَ تَسْأَلُوْ ا ع َْن أَ ْشيَا َء إِ ْن تُ ْب َد لَ ُك ْم تَس ُْؤ ُك ْم ·
إِ َّن أَ ْعظَ َم ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ جُرْ ًما َم ْن َسأ َ َل ع َْن َش ْي ٍء لَ ْم يُ َح َّر ْم فَ ُح ِّر َم ِم ْن أَجْ ِل َمسْأَلَتِ ِه ·
“Sesungguhnya orang muslim yang paling besar dosanya adalah orang yang
bertanya tentang sesuatu yang tidak diharamkan, lantas menjadi diharamkan
lantaran pertanyaannya itu.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori dan Muslim )
Ø Ketika bertanya mestinya dilakukan dengan cara dan bahasa yang bagus.
Ø Menegur guru bila melakukan kesalahan dengan cara yang penuh hormat,
sebagaimana sabda Rosululloh :
ال هَّلِل ِ َو لِ ِكتَابِ ِه َو لِ َرسُولِ ِه َو ألَئِ َّم ِة ْال ُم ْسلِ ِمينَ َو عَا َّمتِ ِه ْم
َ َ لِ َم ْن ؟ ق: قُ ْلنَا, ُص ْي َحة
ِ َّال ِّديْنُ الن ·
3.1 Kesimpulan
Akhlak merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa
seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu
tindakan. Berdasarkan apa yang telah menjadi pokok bahasan pada materi di atas,
maka secara sederhana dapat di tarik sebuah kesimpulan yaitu akhlak merupakan
cerminan dari agama Islam itu sendiri, dimana bila akhlak seorang manusia
mencerminkan sebuah kebaikan, kesucian, kesopanan dan lain sebagainya yang
bertujuan menggapai ridho Allah. Yang menjadi ukuran baik dan
buruknya akhlak adalah syarak, iaitu apa yang diperintahkan oleh syarak, itulah
yang baik dan apa yang dilarang oleh syarak itulah yang buruk. Perkembangan
teknologi dapat mempengaruhi lingkungan serta kebudayaan masyarakat. Apabila
dalam dingkungan masyarakat tersebut tidak memiliki tembok yang kuat, niscaya
keruntuhan Akhlak dan morallah yang akan terjadi. Yaitu di mulai dengan
hilangnya norma-norma dalam masyarakat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
RajaGrafindo Persada