Anda di halaman 1dari 2

1.

Segmentasi : melakukan pembagian daerah penelitian menjadi bagian-bagian yang mudah dikenal,
umumnya bersifat subyektif

Contoh segmentasi :

Penelitian vegetasi di hutan, Dibagi menjadi 4 segmen (stasiun) :

Stasiun 1 : Hutan pinus

Stasiun 2 : Hutan kopi

Stasiun 3 : Hutan Alam

Stasiun 4 : Hutan wisata

Pada penelitian ini dapat ditentulan segmentasi stasiun-stasiunnya dapat didasarkan pada
ketinggiannnya dan bagian yang mudah dikenal, seperti

stasiun 1 1000 m dpl (perkebunan teh), stasiun 2 1500 m dpl (hutan pinus) stasiun 3 2000 m dpl (hutan
puncak)

Metode peneliitian yang dapat dipilih yaitu dengan menggunakan metode petak (plot) yaitu membuat
petak-petak cuplikan pada beberapa ketinggian tempat yang berbeda beda. Di lokasi tetsebut dapat
dibuat 3 petak penelitian dengan luas masing-masing 0,5 ha (50x100 m2). Setiap petak dibagi menjadi
50 sub petak dengan luas 10x10 m2, yang di dalamnya sub petak lagi seluas 5x5 m2. Pencuplikan data
pohon dapat dibuat 2 macam yaitu diameter >10 cm dilakukan pada sub petak ukuran 10x10 m2,
sedangkan anak pohon (diameter 2-9,9 cm) pada sub-petak ukuran 5x5 m2. Setiap individu pohon dan
anak pohon yang terdapat di dalam petak diukur diameter batang, tinggi batang, bebas cabang, dan
koordinatnya. Contoh daun dari setiap pohon yang diukur diambil untuk identifikasi. Kerapatan,
frekuensi dan nilai penting dianalisis berdasarkan rumus Cox (1976). Nilai kekayaan jenis pohon dihitung
berdasarkan: (i) indeks Menhinnieck, (ii) indeks diversitas Shanon (H’), dan (iii) indeks kemerataan
(Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1974).

Parameter yang dapat diukur yaitu :

1. Densitas (kerapatan), Densitas adalah jumlah individu suatu jenis per area cuplikan/sampel area atau
merupakan hasil rata-rata jumlah seluruh individu jenis dibagi jumlah plot

Dilakukan dg menghitung jumlah anggota populasi /jumlah individu tiap jenis) per satuan luas : m² , Ha :
10.000 m²

Perhitungan menggunakan ukuran plot tertentu, maka densitas suatu jenis adalah jumlah seluruh
individu yang terdapat dalam seluruh plot yg diambil.

2. Cover / tajuk, perhitungannya berdasarkan prosentase daerah yang ditutupi oleh tumbuhan tersebut.
3. Frekuensi: Bagaimana populasi itu menyebar,

Dihitung berdasarkan berapa kali tumbuhan tersebut dijumpai dalam sejumlah sample yang diambil.

4. Parameter lainnya (lingkungan), Posisi tempat : GPS, Ketinggian Tempat, Suhu dan kelembaban udara,
Suhu dan kelembaban tanah, pH tanah, Bahan organik tanah, Salinitas tanah Tekstur dan struktur tanah.

2. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing, tetapi menurut saya, lebih bagus
metode kwadrat karena hasil yang didapat lebih akurat dan representable.

1. METODE METODE KWADRAT

Sampling dengan alat bantu plot (kwadrat: sembarang area cupilkan yang bersifat 2 dimensional) Area
tidak luas dan tumbuhan tidak terlalu rapat. Bisa menentukan 3 parameter Kelebihan, hasil lebih akurat.
Kekurangan : waktu yang diperlukan banyak karena harus mengambil sampel yang cukup banyak,
membuat plot, pengukuran plot.

2. 2. METODA PLOTLESS ( Tehnik sampling tanpa plot/kwadrat) Sampling tanpa area (tanpa plot ukuran
tertentu) Area sangat luas, waktu terbatas, tumbuhan sangat rapat/lebat. Bisa menentukan 3 parameter
(densitas, frekuensi dan dominansi). Kekurangan : kurang akurat. Kelebihan: irit tenaga dan waktu,
karna cepat dalam penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai