Anda di halaman 1dari 5

PBL 4 BLOK 5 dalam dan kering sehingga menimbulkan halitosis dan iritasi

pada sudut bibir. Kondisi ini akan mempengaruhi fungsi


Definisi
bicara dan pengunyahan.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam bidang kedokteran anak 5. Trauma atau benturan sering terjadi pada anak-anak
yaitu seseorang yang mempunyai hambatan perilaku, fisik maupun dengan gangguan psikososial dan perilaku karena jatuh
intelektual yang mengharuskan dokter mengubah pendekatan ataupun kecelakaan.
kepadanya dengan berbagai cara untuk melakukan perawatan.
Perawatan
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami anak-anak  menggunakan sikat gigi elektrik sehingga
berkebutuhan khusus : pergerakan sikat dapat lebih terkontrol dengan
1. Gigi berlubang (karies gigi) disebabkan antara lain oleh mudah
kelainan bentuk dan struktur gigi (anomali), frekuensi  Edukasi melalui penyuluhan dan memberikan
muntah atau gastroesophangeal refluks, jumlah air ludah pelatihan tentang pentingnya menjaga kebersihan
kurang atau berlebih, pengobatan yang mengandung gula, gigi dan mulut pada siswa berkebutuhan khusus
dan keterbatasan anak ataupun kemauan dari orang-orang
Berdasarkan usia
sekitar untuk membantu membersihkan gigi dan mulut
secara rutin setiap hari.  kebutuhan restorasi satu dan dua permukaan paling banyak
2. Penyakit periodontal seperti gusi berdarah, kegoyongan gigi dibutuhkan pada ABK kelompok usia 5-8 tahun.
dan karang gigi disebabkan oleh kebersihan mulut yang  Kebutuhan ekstraksi gigi, mahkota, perawatan pulpa dan
kurang diperhatikan karena ketidakmampuan menggunakan restorasi preventif paling banyak dibutuhkan pada
sikat gigi dengan benar, pola makan yang kurang baik dan kelompok usia 9-12 tahun.
efek samping dari obatobatan yang dikonsumsi.  Perawatan prostetik paling banyak dibutuhkan pada
3. Maloklusi terjadi karena adanya keterlambatan erupsi gigi, kelompok usia 16-18 tahun
tidak ada benih gigi, gigi berlebih, gangguan fungsi  kebutuhan perawatan restorasi satu permukaan dan fisur
hubungan otot-otot dalam mulut dan periodontal sehingga silen paling banyak pada kelompok usia 13-17 tahun.
rahang atas maju, gigitan terbuka dan gigitan silang.  Kebutuhan restorasi dua permukaan paling banyak pada
Bruksism (ngerot) pada penderita cerebral palsy kelompok usia 8-12 tahun. Kebutuhan perawatan pulpa,
mengakibatkan gigi rahang atas maju ke depan. ekstraksi gigi, dan mahkota paling banyak pada kelompok
4. Bernafas melalui mulut disebabkan oleh jalan nafas yang usia 18-22 tahun
lebih sempit sehingga anak berkebutuhan khusus
cenderung bernafas melalui mulut menyebabkan ukuran
lidah membesar (makroglosia) dan permukaan lidah beralur
Down syndrome  jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan
maupun kaki melebar
Sindroma Down adalah Down syndrome adalah suatu kondisi
 lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics).
keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada anak yang
disebabkan adanya kesalahan dalam pembelahan sel yang Keadaan motoric syndrome down
mengakibatkan adanya kromosom tambahan 21 atau trisomi 21
‣ pengucapan pada anak sindroma Down umumnya lebih
Etiologi lambat
 masalah non-disjunction dari kromosom 21 selama ‣ kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan
oogenesis, sehingga kromosom 21 ekstra yang terdapat
pada ibu diturunkan pada anak empat tingkat retardasi mental:
 keterlibatan seorang ayah sebagai etiologi melalui non- 1. Retardasi Mental Ringan
disjunction selama spermatogenesis Penderita ini memiliki IQ antara 52-67 dan meliputi
 abnormalitas hormone bagian terbesar populasi retardasi mental. Penyesuaian
 sinar-X sosial mereka hampir setara dengan remaja normal,
 infeksi virus namun kalah dalam hal imajinasi, kreativitas, dan
 masalah imunologi kemampuan membuat penilaian
 kecenderungan genetic 2. Retardasi Mental Sedang
 ketidakseimbangan enzim memiliki IQ 36-51. Koordinasi motoriknya buruk,
sehingga gerakan tangan-kaki maupun tubuhnya tidak
Keadaan fisik syndrome down luwes.
 bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) 3. Retardasi Mental Berat
dengan bagian anteroposterior kepala mendatar memiliki IQ 20-35. Perkembangan motorik dan bicara
 lehernya agak pendek mereka sangat terbelakang, sering disertai gangguan
 Mempunyai paras muka yang hampir sama seperti muka penginderaan dan motorik.
orang Mongol 4. Retardasi Mental Sangat Berat
 pangkal hidung yang lebar dan datar memiliki IQ < 20. Biasanya memiliki cacat tubuh berat
 ukuran mulut kecil dan mengalami patologi pada system saraf pusat
 letak telinga agak rendah mereka, sehingga pertumbuhan mereka sangat
 Jarak diantara 2 mata berjauhan sehingga mata menjadi terhambat. Pada mereka sering terjadi kejang-kejang,
sipit mutisme, ketulian, dan kelainan tubuh lain.
 Tangan dan ruas jari pendek
Keadaan rongga mulut syndrome down : orang yg banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama
sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi. Pada
 hipoplasia di pertengahan wajah, dengan jembatan hidung,
anak sindroma Down, kurangnya paparan dengan
tulang-tulang wajah pertengahan dan rahang atas yang
lingkungan yang kariogenik menyebabkam kerusakan gigi
relatif kecil ukurannya, palatum sempit dan tinggi.
yang terjadi juga lebih rendah dibandingkan dengan orang
 Lidah memiliki masalah seperti makroglossia, lidah yang
normal
berfisur, dan pembesaran papilla lidah sehingga pasien
d. Faktor Waktu
mengalami kesulitan berbicara dan pengunyahan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang
 Bibir bawah tebal, kering, dan pecah-pecah diperkirakan 6-48 bulan.
 Maloklusi dari gigi atas dan bawah. Faktor maloklusi 
pernapasan melalui mulut, pengunyahan yang tidak benar, Faktor Risiko Terjadinya Karies :
bruxism, openbite anterior, disfungsi temporomandibular
a. Pengalaman Karies
joint.
Tingginya skor pengalaman karies pada gigi sulung dapat
 insisivus lateral yang tidak normal, mahkotanya berbentuk
memprediksi terjadinya karies pada gigi permanennya.
kerucut, pendek, dan kecil
b. Penggunaan Flour  pemasukan flour yang berlebihan
 Kehilangan tulang periodontal yang parah sehingga terjadi
dapat menyebabkan flourosis
periodontitis
c. Oral Hygiene
 akar gigi berbentuk kerucut kecil dan terlambatnya erupsi d. Jumlah Bakteri  jumlah Streptococcus mutans yang jauh
selama dua sampai tiga tahun lebih rendah dibanding anak normal
Faktor Etiologi Karies : e. Saliva  terjadi xerostomia yang disebabkan karena
mengkonsumsi obat dan karena pernafasan melalui mulut.
a. Faktor Host atau Tuan Rumah f. Pola makan  pola makan yang terkontrol dan paparan
morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, dengan lingkungan yg kariogenik lebih kecil
faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi g. Umur  resiko karies paling tinggi ketika gigi baru erupsi
posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa h. Jenis kelamin 
makanan mudah menumpuk di daerah tersebut i. Social ekonomi keluarga
b. Faktor Agen atau Mikroorganisme j. Pendidikan keluarga  peranan ibu juga sangat
Mikroorganisme yang paling banyak dijumpai pada plak menentukan kesehatan anak dan peranan ibu sangat
seperti streptococcus mutans, streptococcus sanguis, ditentukan oleh pengetahuan, sikap dan praktek ibu
streptococcus mitis dan streptococcus salivarius. tentang kesehatan gigi
c. Faktor Substrat atau Diet k. Perilaku membersihkan gigi
•Ultrasonografi (USG)

•Ekokardiogram (ECG)

Pencegahan •Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling)

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan karakteristik rongga mulut yang ada pada sindrom down, yaitu lidah
kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama makroglosia, palatum dalam, kelainan gigi, karies, bernafas melalui
pada bulan-bulan awal kehamilan. Diagnosis dalam kandungan bisa mulut, maloklusi, dan penyakit periodontal.
dilakukan :
1. Lidah Sindrom down mempunyai lidah berukuran makroglosia.
1. diagnosis pasti dengan analisis kromosom dengan cara Permukaan dorsal lidah biasanya kering dan tepi lidah mempunyai
pengambilan CVS (mengambil sedikit bagian janin pada pola cetakan gigi yang dinamakan scalloped tongue. Lidah
plasenta) pada kehamilan 10-12 minggu) makroglosia (pembesaran lidah yang tidak normal) menyebabkan
2. amniosentesis (pengambilan air ketuban) pada kehamilan bibir kering, pecahpecah, mulut terbuka, gangguan mastikasi,
14-16 minggu. kesulitan berbicara, dan lengkungan langitlangit tinggi berbentuk V
Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak
2. Kelainan Gigi Sindrom down memiliki kelainan gigi meliputi
dengan sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia
ukuran, bentuk, dan jumlah gigi. Kelainan dalam ukuran gigi
40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan
biasanya berupa mikrodonsia (gigi dengan ukuran yang lebih kecil
janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak
dari ukuran normal) kelainan dalam bentuk gigi adalah konus,
dengan sindrom down lebih tinggi. tidak bisa dicegah,
kelainan dalam hal jumlah adalah anodonsia sebagian dan gigi
karena DS merupakan kelainan yang disebabkan oleh
supernumerary. Sindrom down sering mengalami keterlambatan
kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosom 21 yang
erupsi gigi, baik erupsi (munculnya tonjol gigi atau tepi insisal gigi
seharusnya hanya 2 menjadi 3. Penyebabnya masih tidak
menembus gingiva) gigi sulung maupun permanen, hal ini
diketahui pasti, yang dapat disimpulkan sampai saat ini
dipengaruhi oleh faktor genetik dan hipotonia (otot lemah).
adalah makin tua usia ibu makin tinggi risiko untuk
Aktivitas otot menyebabkan gangguan pada pertumbuhan rahang
terjadinya DS.
sehingga
Untuk mendeteksi adanya kelainan kromosom, ada beberapa
3.Karies gigi : (penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu enamel,
pemeriksaan yg dpt membantu menegakkan diagnosa ini, antara
dentin, dan sementum yang disebabkan oleh kerja mikroorganisme
lain:
pada karbohidrat yang dapat diragikan)Menurut sebagian besar
•Pemeriksaan fisik penderita para peneliti, anak down sindrom memiliki tingkat karies gigi yang
lebih sedikit dibandingkan dengan anak-anak dan orang dewasa
•Pemeriksaan kromosom
yang normal karena terdapatnya keterlambatan erupsi gigi dan
mikrodonsia sehingga terdapat jarak diantara gigi geligi yang
menyebakan plak mudah dibersihkan.

Bernafas dengan mulut : Anak dengan sindrom down memiliki


kebiasaan bernafas melalui mulut, hal ini disebabkan oleh bentuk
hidung yang kecil

Penyakit periodontal pada down syndrome disebabkan oleh


maloklusi, kebersihan mulut yang buruk, dan penurunan sistem
imun.

Banyak penderita down syndrome memiliki palatum yang tinggi dan


maloklusi. Hal ini disebabkan kurang berkembangnya maksila dan
displasia kraniofasial. Keadaan ini mengakibatkan terdapatnya
retensi plak dan penderita down syndrome sulit melakukan
pembersihan gigi secara maksimal sehingga terdapat akumulasi
plak. Keparahan gingivitis pada penderita retardasi mental
berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk karena
keterbatasan kemampuan dalam membersihkan gigi dan mulut. Hal
ini juga dihubungkan dengan penurunan respon imun. Gangguan
sistem imun dan rendahnya daya tahan terhadap infeksi pada down
syndrome disebabkan terdapat defek kemotaksis
Polymorphonuclear Neutrophil (PMN), dan fagositosis.

Anda mungkin juga menyukai