Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH MANAJEMENT PATIENT SAFETY

MIKROORGANISME DAN PARASITOLOGI SEBAGAI DASAR UPAYA


PENCEGAHAN INFEKSI

Dosen Pembimbing :
Azwaldi, APP., M.Kes

DISUSUN OLEH
Lutfi Ridwinnida Rahmatullah

TINGKAT : I B

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.a

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak


Azwaldi, APP., M.Kes selaku dosen mata kuliah Manajement Patient Safety yang
sudah memberikan kepercayaan untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat
kata-kata yang kurang berkenan.

Palembang, Maret 2020

Lutfi Ridwinnida Rahmatullah

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Mikroorganisme...........................................................................3
B. Pertumbuhan Mikroorganisme.......................................................................4
C. Flora Normal pada Tubuh Manusia...............................................................8
D. Penyebaran Mikrobiota..................................................................................11
E. Jalur Masuk Mikroorganisme ke Tubuh Manusia.........................................14
F. Mekanisme Patogenesis……………………………………………………..16
G. Manfaat Bakteri di Bidang Kesehatan………………………………………20
H. Parasitologi…………………………………………………………………...22
I. Pengertian Infeksi…………………………………………………………….22
J. Rantai Infeksi………………………………………………………………....24
K. Pengendalian Infeksi dan Infeksi Nosokomial………………………………27
L.
BAB III PENUTUP..................................................................................................32
A. Kesimpulan ...................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


            Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat
kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan
aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan
energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
            Sesuai dengan namanya, mikroorganisme pastilah suatu organisme yang
berukuran kecil atau mkiroskopis. Ukurannya yang kecil ini membuatnya tak tampak
oleh mata telanjang. Tanpa kita sadari, makhluk hidup ini ada di sekitar kita, bahkan
di dalam tubuh kita. Akan tetapi, meskipun ukurannya yang tergolong sangat kecil,
mikroorganisme kini telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Penemuan-penemuan para ahli yang menggunakan mikroorganime telah banyak
dimanfaatkan oleh manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Ilmu yang mempelajari
tentang mikrootganisme ini sering kita sebut sebagai mikrobiologi.
            Banyak aspek yang dikaji dalam ilmu mikrobiologi ini, diantaranya kesehatan,
pertanian, pangan, udara, industry, air, dan beberapa aspek yang lain. Aspek dari
mikrobiologi yang akan dikaji lebih dalam pada makalah ini adalah mikrobiologi
kesehatan. Mikroorganisme yang terlibat dalam segala proses di mikrobiologi
kesehatan tentunya ada yang memberikan keuntungan dan kerugian pada manusia.
Mikroorganisme pathogen misalnya, dapat menyebabkan infeksi dan selanjutnya
menimbulkan penyakit pada manusia. Lalu, bagaimana suatu mikroorganisme dapat
meninmbulkan suatu penyakit pada manusia akan dikaji lebih lanjut dalam makalah
ini.
            Tidak hanya itu, tidak semua mikroorganisme dapat menginfeksi dan
menimbullkan penyakit pada manusia. Tubuh kita tentu saja memiliki beberapa
mekanisme yang dapat membuat mikroorganisme tersebut gagal untuk menginfeksi
kita. Suatu system antibody yang dimiliki oleh manusia dapat melindungi kita dari

1
mikroorganisme pathogen yang dapat berakibat buruk bagi manusia sendiri.
Mikroorganisme pathogen yang lebih ditekankan disini adalah bakteri. Struktur
tubuh bakteri dan metabolismenya, serta kemampuannya dalam menginfeksi
inangnya akan dipelajari lebih lanjut dalam makalah ini. Mikroorganisme pathogen
tentunya akan berdampak buruk bagi manusia. Oleh karena itu, manusia hendaknya
menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu mikroorganisme?
2. Apa itu parasitologi?
3. Bagaimana rantai infeksi?
4. Bagaimana cara pencegahan infeksi?
5. Bagaimana akibat yang ditimbulkan terhadap tubuh?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu mikroorganisme dan parasitologi dalam
pencegahan infeksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikroorganisme
Kata mikroorganisme merupakan istilah yang tidak asing bagi dunia
kesehatan. Mikroorganisme atau mikroba merupakan organisme hidup yang
berukuran sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) dan hanya dapat diamati
dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel
(uniseluler) dan ada yang tersusun beberapa sel (multiseluler). Organisme yang
termasuk ke dalam golongan mikroorganisme adalah bakteri, archaea, fungi,
protozoa, alga mikroskopis, dan virus. Virus, bakteri dan archaea termasuk ke dalam
golongan prokariot, sedangkan fungi, protozoa, dan alga mikroskopis termasuk
golongan eukariota.
Mikrobiologi (dalam Bahasa Yunani mikros = kecil, bios = hidup, dan logos =
ilmu) merupakan suatu ilmu tentang organisme hidup yang berukuran mikroskopis.
Mikrobiologi merupakan ilmu aneka disiplin karena ilmu ini mencakup beberapa
bidang, pembagiannya dapat berdasarkan tipe mikrobiologi (pendekatan taksonomis)
atau berdasarkan aktivitas fungsional. Berdasarkan pendekatan taksonomis,
mikrobiologi dibagi menjadi virologi, bakteriologi, mikologi, fikologi, dan
protozoologi. Sedangkan berdasarkan pendekatan fungsional, mikrobiologi dibagi
atas ekologi mikroba, mikrobiologi industri, mikrobiologi pertanian, mikrobiologi
kedokteran, mikrobiologi pangan, fisiologi mikroba, genetika mikroba, dan
sebagainya.
Mikrobiologi Kesehatan adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang
mempelajari mikroorganisme yang khusus membahas mengenai penyebab dan
manfaat dalam bidang Kesehatan. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk
(hidup) yang perlu dilihat dengan  mikroskop, khususnya bakteri,  fungi, 

3
alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus  sering juga dimasukkan walaupun
sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang
yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan
proses fermentasi anggur (wine) membuat vaksin rabies. Perkembangan biologi yang
pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan
bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.

B. Pertumbuhan Mikroorganisme
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa
zat suatu organisme, misalnya untuk makhluk makro dikatakan tumbuh ketika
bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu
pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah
koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau masssa mikroba dalam
koloni tersebut semakin banyak. Pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai
pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri. Ada dua macam tipe pertumbuhan yaitu
pembelahan inti tanpa diikuti pembelahan sel sehingga dihasilkan peningkatan ukuran
sel dan pembelahan inti yang diikuti pembelahan sel. Ciri khas reproduksi bakteri
adalah pembelahan biner, dimana dari satu sel bakteri dapat dihasilkan dua sel anakan
yang sama besar, maka populasi bakteri bertambah secara geometrik. Interval waktu
yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri atau untuk populasi menjadi dua kali
lipat dikenal sebagai waktu generasi. Mayoritas bakteri memiliki waktu generasi
berkisar satu sampai tiga jam, Eshericia coli memiliki waktu generasi yang cukup
singkat berkisar 15-20 menit, sedangkan bakteri Mycobacterium tuberculosis
memiliki waktu generasi sekitar 20 jam. Waktu generasi ini sangat bergantung pada
cukup tidaknya nutrisi di dalam media pertumbuhan, serta kondisi fisik pertumbuhan
mikroorganisme.

4
a. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dibedakan
menjadi dua faktor, yaitu faktor fisik dan faktor kimia, termasuk nutrisi dalam media
kultur. Faktor fisik meliputi temperatur, pH, tekanan osmotik, dan cahaya, sedangkan
faktor kimia meliputi nutrisi dan media pembiakan.

1) Temperatur
Temperatur menentukan aktifitas enzim yang terlibat dalam aktifitas kimia.
Peningkatan suhu 10oC mampu meningkatkan aktifitas sebesar 2 kali lipat. Pada
temperatur yang sangat tinggi akan terjadi denaturasi protein yang tidak dapat
kembali (irreversible), sebaliknya pada temperatur yang sangat rendah aktifitas enzim
akan berhenti. Bakteri dapat tumbuh pada berbagai suhu dari mendekati pembekuan
sampai mendekati ke titik didih air. Bakteri yang tumbuh paling baik di tengah
kisaran ini disebut sebagai mesophiles, yang mencakup semua patogen manusia dan
oportunis.
Ada tiga jenis bakteri berdasarkan tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungan,
yaitu:
1) Psikrofil, yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu dingin, dapa tumbuh
paling baik pada suhu optimum di bawah 20oC
2) Mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada suhu
sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20-50oC
3) Termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu tinggi,
mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu di atas 40oC. Bakteri jenis ini dapat
hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas.
Bakteri tipe ini pernah ditemukan pada tahun 1967 di yellow stone park, bakteri
ini hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94oC.
2) pH
Peningkatan dan penurunan konsentrasi ion hidrogen dapat menyebabkan
ionisasi gugus dalam protein, amino, dan karboksilat, yang dapat menyebabkan

5
denaturasi protein yang mengganggu pertumbuhan sel. Mikroorganisme asidofil,
tumbuh pada kisaran pH optimal 1,0-5,3, mikroorganisme neutrofil, tumbuh pada
kisaran pH optimal 5,5-8,0, mikroorganisme alkalofil, tumbuh pada kisaran pH
optimal 8,5-11,5, sedangkan mikroorganisme alkalofil eksterm tumbuh pada kisaran
pH optimal > 10.
3) Tekanan osmosis
Osmosis merupakan perpindahan air melewati membran semipermeabel
karena ketidakseimbangan material terlarut dalam media. Dalam larutan hipotonik,
air akan masuk ke sel mikroorganisme, sedangkan dalam larutan hipertonik, air akan
keluar dari dalam sel mikroorganisme, berakibat membran plasma mengkerut dan
lepas dari dinding sel (plasmolisis), sel secara metabolik tidak aktif. Mikroorganisme
yang mampu tumbuh pada lingkungan hipertonik dengan kadar natrium tinggi
dikenal dengan halofil, contohnya bakteri dalam laut. Mikroorganisme yang mapu
tumbuh pada konsentrasi garam yang sangat tinggi ( > 33% NaCl) disebut halofil
ekstrem, misalnya Halobacterium halobium.
4) Oksigen
Berdasarkan kebutuhan oksigen, dikenal dengan mikroorganisme aerob dan
anaerob. Mikroorganisme aerob memerlukan oksigen untuk bernapas, sedangkan
mikroorganisme anaerob tidak memerlukan oksigen untuk bernapas, justru
adanyaoksigen akan menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme anaerob
fakultatif, menggunakan oksigen sebagai pernapasan dan fermentasi sebagai alternatif
tetapi dengan laju pertumbuhan rendah. Mikroorganisme mikroaerofilik dapat
tumbuh baik dengan oksigen kurang dari 20%.
5) Radiasi
Sumber radiasi dibumi adalah sinar matahari yang mencakup cahaya tampak,
radiasi ultraviolet, sinar infra merah, dan gelombang radio. Radiasi yang berbahaya
bagi mikroorganisme adalah radiasi pengionisasi, yaitu radiasi dari gelombang
panjang yang sangat pendek dan berenergi yang menyebabkan atom kehilangan

6
elektron (ionisasi). Pada level rendah radiasi pengionisasi dapat mengakibatkan
mutasi yang mengarah ke kematian, sedangkan pada radiasi tinggi bersifat lethal.
6) Nutrisi
Nutrisi merupakan substansi yang diperlukan untuk biosintesis dan
pembentukan energi. Ada dua jenis nutrisi mikroorganisme, yaitu makrolemen dan
mikroelemen. Makroelemen adalah elemen-elemen nutrisi yang diperlukan dalam
jumlah banyak (gram). Makroelemen meliputi karbon (C), oksigen(O), hidrogen (H),
nitrogen (N), sulfur (S), pospor (P), kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan
besi (Fe). C, H, O, N, dan P diperlukan untuk pembentukan karbohidrat, lemak,
protein, dan asam nukleat. K diperlukan oleh sejumlah enzim untuk mensintesis
protei, dan Ca+ berperan dalam resistensi endospora bakteri terhadap panas.
Mikroelemen yaitu elemenelemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah sedikit
(dalam takaran mg hingga ppm), meliputi mangan (Mn), zinc (Zn), kobalt (Co), Nikel
(Ni), dan tembaga (Cu). Mikroelemen kadang merupakan bagian enzim atau kofaktor
yang membantu katalisis dan membentuk protein.
7) Media kultur
Bahan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme di
laboratorium disebut media kultur. Pengetahuan tentang habitat normal
mikroorganisme sangat membantu dalam pemilihan media yang cocok untuk
pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium. Berdasarkan konsistensinya, media
kultur dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu media cair (liquid media), media
padat (solid media), dan semisolid.
Menurut kandungan nutrisinya, media kultur dibedakan menjadi beberapa macam
yaitu:
1. Defined media (synthetic media), merupakan media yang komponen penyusunnya
sudah diketahui atau ditentukan. tidak diketahui dan umumnya diperlukan karena
kebutuhan nutrisi mikrorganisme tertentu tidak diketahui. Media penyubur
(enrichment media). Media penyubur merupakan media yang berguna untuk

7
mempercepat pertumbuhan mikroorganisme tertentu, bila ingin menumbuhkan
salah satu mikroorganisme dari kultur campuran.
2. Media selektif, merupakan media yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme
tertentu (seleksi) dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang lain.
3. Media differensial, digunakan untuk membedakan kelompok mikroorganisme dan
dapat digunakan untuk identifikasi, contohnya media agar darah.
Fase pertumbuhan mikroorganisme
Ada empat macam fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu fase lag, fase log,
fase stasioner, dan fase kematian.
Fase lag merupakan fase adaptasi yaitu fase penyesuaian mikroorganisme
pada suatu lingkungan baru. Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel,
hanya peningkatan ukuran sel. Lama fase lag tergantung pada kondisi dan jumlah
awal mikroorganisme dan media pertumbuhan.
Fase log merupakan fase di mana mikroorganisme tumbuh dan membelah
pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media,
dan kondisi pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan masa yang
bertambah secara eksponensial, oleh karena itu fase log disebut juga fase
eksponensial.
Fase stasioner adalah pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan terjadi
keseimbangan antara sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Pada fase ini
terjadi akumulasi produk buangan yang toksik. Pada sebagian besar kasus pergantian
sel terjadi pada fase stasioner.
Fase kematian merupakan keadaan dimana jumlah sel yang mati meningkat,
dan faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk
buangan yang toksik.

C. Flora Normal pada Tubuh Manusia


Flora / Mikrobiota Normal Tubuh Manusia

8
Apakah yang dimaksud flora normal tubuh manusia itu? Yaitu populasi jasad
renik yang mendiami permukaan dalam dan luar dari manusia normal dan sehat. Flora
itu bersifat menetap dan ada juga yang tidak bersifat menetap. Terus perbedaan antara
yang bersifat menetap dan tidak menetap itu gimana?
Flora Menetap Flora Tidak Menetap
          Komensal (penting bagi tubuh)
           Memegang peranan tertentu dalam          Tidak patogen atau cenderung patogen
mempertahankan kesehatan dan fungsi          Hanya dalam waktu tertentu
normal.           Kurang berarti selama flora penghuni
          Bila terganggu dari tempatnya, maka normal utuh, bila flora penghuni
flora akan segera tumbuh kembali terganggu, flora sementara dapat
berploriferasi menimbulkan sakit.

a.        Peran Flora Menetap


Membantu absorbsi zat makanan, seperti di saluran pencernaan mensintesa
vit. K,vit B, vit E. Meniadakan mikroorganisme patogen dengan menghasilkan
substansi yang menghambat pertumbuhan patogen.
       Contoh :
                 - Lactobacillus didalam vagina menghasilkan asam yang melindungi unfeksi
dari Gonokokus
                 - Escherichia coli didalam usus menghasilkan kolisisn yang melindungi
saluran pencernaan dari bakteri patogen usus.
b.        Flora Menetap Penyebab Sakit
      Dalam keadaan tertentu bila flora ini masuk kedalam lingkungan lain, terjadi
predisposisi dapat menyebabkan penyakit. Flora penetap yang terdapat dalam
penyakit disebut Opportunist.
Contoh :

9
Streptokokus yang biasa menetap di saluran pernafasan bagiam atas, karena
tonsilektomi atau ekstraksi gigi masuk melalui aliran darahmenetap pada katup-
katup jantungEndokarditis infektif akut.

Sprikheta, Fusobakteria dan Bacteroides melaninogenicus, terdapat pada mulut


normal, bila terdapat trauma, defisiensi gizi atau infeksi kuman akan berproliferasi
dengan jaringan nekrotikmenimbulkan penyakit fusospirokheta.
Yang perlu dicatat bahwa Setiap individu mempunyai mikrobia normal yang berbeda-
beda, seringkali selama hidupnya akan mengalami fluktuasi, hal ini disebabkan
karena keadaan kesehatan seseorang, kebersihan, nutrisi, kegiatan hormon, usia dan
banyak hal lain  so, jangan heran kalo ada bau teman kamu yang wangi banget
sementara bau kamu wah produk gagal fermentasi. Itu karena flora yang mendiami
juga berbeda.

c.         Flora Normal Kulit


        Kulit memiliki keragaman yang luas dalam struktur dan fungsi di berbagai
situs tubuh. Keragaman ini untuk menentukan tipe dan jumlah mikrobiota yang
terdapat pada setiap situs.
      Selain itu banyak juga terdapat flora yang bersifat sementara.
Contoh :
      Kelenjar keringat mengekskresikan lisozim, yaitu enzim yang dapat
menghancurkan  dinding sel bakteri yang tidak menentap.
       Kelenjar lemak mengekskresikan lipid kompleks, yang kemudian diuraikan oleh
bakteri menetap, menjadi asam-asam lemak yang beracun bagi bakteri sementara
      
Jasad renik yang menetap di kulit
Sebagian besar Difteroid aerob dab anaerob
Staphylococus
Kuman Gram positif, aerob

10
Kuman koliform gram negatif
Jamur dan ragi
Bakteri tahan asam tidak patogen, pada daerah banyak mengandung sekresi sebasea.
d.      Flora normal pada mulut dan saluran pernapasan bagian atas
Adanya sisa makanan terlarut yang konstan, air liur, asam amino, protein
lipid, karbohidrat dan senyawa organik merupakan medium yang sangat baik bagi
pertumbuhan mikrobia. Mikrobia pada umumnya bersifat transien, terutama
dipermukaan lidah. Mikrobiota mulut sangat tergantung dari kesehatan pribadi
masing-masing induvidu
Gigi merupakan tempat menempelnya bakteri, ada 2 macam yang menetap di
gigi, penyebab kerusakan gigi ( karies ), yaitu : Strepcoccus
sanguinis dan S.mutan, yang menghasilkan polisakarida ekstra seluler
(dekstran) sebagai perekat bakteri pada permukaan gigi yang disebut Plak
(Plague). Plak pada gigi, Jasad renik yang menetap di mulut :Streptococcus,
Neisseria, Actynomyces, Lactobacillus

D. Penyebaran Mikrobiota
1.      Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-
benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai
untuk pertumbuhannya.
Kebanyakan bakteri kulit dijumpai pada epithelium yang seakan-akan besisik
(lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati.
Kebanyakan bakteri ini adalah spesies  Staphylococcus (kebanyakan Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureus) dan sianobakteri aerobic, atau difteroid.
Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobic lipofilik,
seperti Propionibacterium acnesI,  penyebab jerawat. Jumlahnya tidak banyak
dipengaruhi oleh pencucian.

11
2.      Hidung dan Nasofaring
Bakteri yang paling sering dan hampir selalu dijumpai di dalam hidung ialah
difteroid. Stafilokokus, yaitu Staphylococcus aureus. Umum juga
ditemukan Staphylococccus epidermidis. Di dalam bagian kerongkongan hidung,
dapat juga dijumpai bakteri  Brauhamella catarrhalis (suatu kokus Gram negative)
dan Haemophilus influenza (suatu batang Gram negatif)
3.      Mulut
Kelembapan yang tinggi adanya makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu
Pada saat manusia lahir, Sekali gigi keluar, maka mikrobiota pada bayi secara
umum nampak serupa seperti yang ada pada orang dewasa. Kemudian, karena alasan-
alasan yang belum begitu dipahami sekarang ini, tetapi mungkin merupakan akibat
perubahan hormonal, spiroket mulut dan Bacteroides melaninogenicus membentuk
koloni dicelah-celah gusi pada masa akhil balig.
4.      Orofaring
Orofaring (bagian faring yang terletak di bawah palatum mole di atas os
hiedeus) juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus
aureus  dan Staphylococcus epidermidis  dan juga  difteroid. Tetapi kelompok
bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus α
hemolitik, yang juga dinamakan  Streptococcus viridans  biakan yang ditumbuhkan
dari orofaring juga akan memperlihatkan adanya  Branhamella
catarhalis, spesies Halmophilus, serta galur-galur  Pneumokokus apirulen
(Steptococcus pneumoniae)

12
5.      Perut
Isi perut yang sehat pada umumnya steril karena adanya asam hidroklorat di
dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi
segera menurun kembali dengan disekresinya getah lambung dan pH zat alir perutpun
menurun.
6.      Usus Kecil
Usus kecil bagian atas usus dua belas jari mengandung beberapa bakteri.
Diantara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus Gram positif. Di dalam
jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, diantara usus dua belas jari
dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterekokus,
laktobasilus, dan difteroid. KhamirCandida albicans dapat juga dijumpai pada bagian
usus kecil ini (Irianto, 2006: 171).
Pada bagian usus kecil yang jauh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang
dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam
jumlah besar.
7.      Usus Besar
Didalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi
mikroba yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam
spesimen tinja ialah kira-kira 1012 organisme per gram. (Lima puluh atau enam puluh
persen dari berat kering bahan tinja dapat terdiri dari bakteri dan mikroorganisme
lain). Telah pula dihitung bahwa seorang dewasa mengekskresikan 3 x 10 13 bakteri
setiap harinya didalam tinja; kebanyakan dari sel-sel tersebut tidak hidup.
Ada kira-kira 300 kali lebih banyak bakteri anaerobik daripada bakteri
anaerobik fakultatif (Seperti Escherichia coli) di dalam usus besar. Basilus Gram
negatif anaerobik yang  ada meliputi spesies-spesies Bacteroides (Bacteroides
fragilis, Bacteroides melaninogenicus, Bacteroides
oralis) dan  Fusobacteriu. Basilus Gram positif diwakili oleh spesies-
spesies Clostridium (termasuk Clostridium perfringens) yang mempunyai kaitan
dengan kelemayuh, suatu inveksi jaringan disertai gelembung gas dan keluarnya

13
nanah) serta spesies-spesies Lactobacillus. Spesies-spesies anaerobik fakultatif yang
dijumpai di dalam usus tubuh manusia dapat tergolong dalam genus  Escherichia,
Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter. Peptostreptokokus (Streptokokus anaerobik)
juga umum, Khamir Candida albicans juga dijumpai. Harus juga diperhatikan bahwa
pada diare, sebagai akibat pergerakan isi perut yang cepat, maka mikrobiota usus
mengalami perubahan yang besar. Perubahan mikrobiota ini juga terjadi pada orang-
orang yang menerima pengobatan antibiotik; sayangnya, organisme yang rentan dapat
tergantikan oleh yang resisten.
8.      Saluran Kemih Kelamin
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan
kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umumnya dijumpai
pada uretra ( saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria
maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih agaknya
disebabkan oleh efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan
seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi
daur haid. Penghuni utama vagina dewasa ialah laktobasilus yang toleran terhadap
asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan oleh epitelium vagina, dan
didalam proses tersebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding
vagina disebabkan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa
akil balig ataupun setelah menopause (berhenti haid). Sebagai akibat perombakan
glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4,4 – 4,6.
Mikroorganisme yang mampu berbiak pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina
dan mencakup enterokokus,Candida albicans, dan sejumlah besar bakteri anaerobik.

E. Jalur Masuknya Mikroorganisme ke Tubuh Manusia


Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai
macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit ataupun rute parental. Banyak
bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa

14
saluran pernapasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta
membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.

Saluran pernapasan
Saluran pernapasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme
infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel
debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberculosis, dan
cacar air.
Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan
atau minuman dan melalui jari – jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme
pathogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam
klorida( HCL ) dan enzim – enzim di lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus
halus. Mikroorganisme yang bertahan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya,
demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya
dikeluarkan malalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air,
makanan, atau jari – jari tangan yang terkontaminasi.
Kulit
Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak
mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme.
Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel
rambut, maupun kantung kelenjar keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh
inang pada saat berada di jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan
membran mukosa. Rute ini disebut rute parenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka,
atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral.
Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah
satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme
adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan

15
spesies Streptococcus lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolisme,
menghidrolisis sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa.
Enzim glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu
fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bakteri
dan dekstran menempel pada permukaan gigi dan membentuk plak gigi. Populasi
bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak
sangat tidak permeable terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh
bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akan melunakkan
enamel gigi tepat plak tersebut melekat.

F. Mekanisme Patogenitas
Mekanisme Patogenitas Bakteri
Patogenitas bakteri diawali dengan permulaan proses infeksi hingga
mekanisme menimbulkan tanda dan gejala penyakit. Patogenitas bakteri memiliki
beberapa tahapan, antara lain:
1.      Adhesi
Merupakan proses bakteri menempel pada permukaan sel inang, pelekatan terjadi
pada sel epitel. Adhesi bakteri ke permukaan sel inang memerlukan protein ahesin
dimana adhesin dibagi menjadi 2 yaitu : fimbrial dan afimbrial
a.       Adhesi fimrial adalah struktur menyerupai rambut yang terdapat pada
permukaan sel bakteri yang tersusun atas protein yang tersusun rapat ddan memiliki
bentuk silinder heliks.
b.      Molekul adhesin afimbrial golongan berupa protein (polipeptida) dan
polisakarida  yang melekat pada membran sel bakteri. Polisakarida yang berperan
dalam sel biasanya adalah penysun membran sel seperti; glikogen, glikoprotein,
matriks, ekstraseluler.
2.      Kolonisasi
Merupakan proses dimana bakteri menempati dan bermultiplikasi pada suatu daerah
tertentu dalam tubuh manusia, kolonisasi berlangsung pada permukaan inang dengan

16
proses yang meliputi penetrasi kulit utuh, penetrasi lapisan musin, resistensi terhadap
peptida antibakteri, penempelan, protease sIgA, mekanisme pengambilan besi.
3.      Invasi
Merupakan proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan dan menyebar ke
seluruh tubuh, aksews yang lebih mendalam dari bakteri supaya dapat memulai
proses infeksi. Dibagi menjadi dua; yaitu ekstraseluler dan instraseluler, pada saat
bakteri dalam tahap invasi, bakteri akan mengeluarkan suatu zat berupa enzim yang
menfasilitasi peristiwa invasi yang diseut invasin.
4.      Strategi Pertahanan Bakteri
Bakteri ekstraseluler adalah bakteri yang dapat bereplikasi di luar sel, di dalam
sirkulasi, di jaringan ikt ekstraseluler, dan di berbagai jaringan. Bakteri ekstra seluler
biasanya mudah dihancurkan oleh sel fagosit. Pada keadaan tertentu bakteri
ekstraseluler tidak dapat dihancurkan pleh sel fagosit karena adanya sintesis kapsul
antifagosit yaitu kapsul luar yg mengakibatkan adesi yang tidak baik antara sel
fagosit dengan bakteri.
5.      Toksigenesis
Merupakan kemampuan suatu mikroorganisme untuk mendapatkan suatu
toxin, suatu bahan yang memiliki efek merusak pada sel dan jaringan inang, dan
potensi toxin merupakan faktor penting dalam kemampuan mikroorganisme untuk
meyebabkan penyakt. Toxin yang dihasilkan dapat berupa exotoxin, toxin yang
dikeluarkan ke sekeliling medium, atau endotoxin, toxin yang berada dalam sel
sebagai bagian dari sel.
Mapping

17
Mekanisme Patogenitas Bakteri

Patogenitas bakteri diawali dengan permulaan proses infeksi hingga


mekanisme menimbulkan tanda dan gejala penyakit. Patogenitas bakteri memiliki
beberapa tahapan, antara lain:
1.      Adhesi
Merupakan proses bakteri menempel pada permukaan sel inang, pelekatan
terjadi pada sel epitel. Adhesi bakteri ke permukaan sel inang memerlukan protein
ahesin dimana adhesin dibagi menjadi 2 yaitu : fimbrial dan afimbrial
a.       Adhesi fimrial adalah struktur menyerupai rambut yang terdapat pada permukaan
sel bakteri yang tersusun atas protein yang tersusun rapat ddan memiliki bentuk
silinder heliks.
b.      Molekul adhesin afimbrial golongan berupa protein (polipeptida) dan
polisakarida  yang melekat pada membran sel bakteri. Polisakarida yang berperan
dalam sel biasanya adalah penysun membran sel seperti; glikogen, glikoprotein,
matriks, ekstraseluler.

18
2.      Kolonisasi
Merupakan proses dimana bakteri menempati dan bermultiplikasi pada suatu
daerah tertentu dalam tubuh manusia, kolonisasi berlangsung pada permukaan inang
dengan proses yang meliputi penetrasi kulit utuh, penetrasi lapisan musin, resistensi
terhadap peptida antibakteri, penempelan, protease sIgA, mekanisme pengambilan
besi.
3.      Invasi
Merupakan proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan dan menyebar
ke seluruh tubuh, aksews yang lebih mendalam dari bakteri supaya dapat memulai
proses infeksi. Dibagi menjadi dua; yaitu ekstraseluler dan instraseluler, pada saat
bakteri dalam tahap invasi, bakteri akan mengeluarkan suatu zat berupa enzim yang
menfasilitasi peristiwa invasi yang diseut invasin.
4.      Strategi Pertahanan Bakteri
Bakteri ekstraseluler adalah bakteri yang dapat bereplikasi di luar sel, di
dalam sirkulasi, di jaringan ikt ekstraseluler, dan di berbagai jaringan. Bakteri ekstra
seluler biasanya mudah dihancurkan oleh sel fagosit. Pada keadaan tertentu bakteri
ekstraseluler tidak dapat dihancurkan pleh sel fagosit karena adanya sintesis kapsul
antifagosit yaitu kapsul luar yg mengakibatkan adesi yang tidak baik antara sel
fagosit dengan bakteri.
5.      Toksigenesis
Merupakan kemampuan suatu mikroorganisme untuk mendapatkan suatu
toxin, suatu bahan yang memiliki efek merusak pada sel dan jaringan inang, dan
potensi toxin merupakan faktor penting dalam kemampuan mikroorganisme untuk
meyebabkan penyakt. Toxin yang dihasilkan dapat berupa exotoxin, toxin yang
dikeluarkan ke sekeliling medium, atau endotoxin, toxin yang berada dalam sel
sebagai bagian dari sel.

19
G. Manfaat Bakteri di Bidang Kesehatan
Bakteri memberikan manfaat dibidang  kesehatan. Antibiotik merupakan zat
yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan
mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan
suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:

Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik streptomycin


Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik tetracycline
Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik chloramphenicol
Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin
Bacillus polymyxa, menghasilkan antibiotik polymixin.
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak jenis bakteri
yang justru bersifat patogen. Pada manusia, beberapa jenis bakteri yang sering kali
menjadi agen penyebab penyakit adalah:

Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus,

Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC,

Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.

Bakteri patogen juga dapat menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang


menyebabkan brucellosis pada sapi dan

Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.

Pernah lihat iklan minuman kesehatan, susu, atau yoghurt yang menghubung-
hubungkan pencernaan kita dengan bakteri bersahabat. Bakteri-bakteri baik itu adalah
sahabat dan pelindung perut kita.

lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria (bifidus). Sebenarnya bakteri baik ini


jumlahnya paling banyak di usus kita dibanding bakteri lainnya.Jumlah yang
berkurang, akan membuat keseimbangan tubuh terganggu. Karena terjadi
pembusukan dan penimbulan toksin di kolon. Kita pun jadi rentan terhadap penyakit

20
dan akan semakin sering mengalami gangguan fisik yang diakibatkan bakteri tak
bersahabat.

Asidofilusdan bifidus sangat penting dijaga karena dapat meningkatkan metabolisme


tubuh dan menjaga pencernaan kita agar selalu prima. Selain itu bakteri ini
menghasilkan vitamin B esensial.

Fungsi paling sakti lainnya adalah kemampuannya menghambat pertumbuhan


bakteri penyebab penyakit.
Manfaat bakteri bersahabat yang paling sentral untuk tubuh manusia :
1. Memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat. Bakteri ini sangat baik bagi
mereka yang mengalami sembelit dan sindrom iritasi usus. Bakteri ini juga
mencegah dan mengobati diare yang ditimbulkan oleh antibiotik.
2. Sebagai eliminator racun. Bakteri ini menonaktifkan senyawa toksik seperti nitrat,
yang dihasilkan mikroorganisme lain dan makanan.
3. Membantu pembentukan enzim laktase. Enzim ini berfungsi mencerna susu dan
produk susu yang merupakan makanan tak bersahabat bagi perut. Banyak orang
yang dapat mulai menoleransi produk susu dalam jumlah terbatas, jika mereka
menambahkan bakteri bersahabat ke dalam diet mereka.
4. Pelindung sistem imun. Bakteri ini membantu merangsang pembentukan antibodi
yang mencegah pertumbuhan kelebihan mikroorganisme berbahaya seperti
kandida, H.pylori, E.coli, dan salmonela, yang dapat mengambil alih usus dan
menimbulkan kekacauan dalam pencernaan kita.
5. Mencegah timbul atau kambuhnya infeksi saluran kemih dan vagina (terutama
setelah mendapat antibiotik).
6. Meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus, dan bakteri (flu, masuk
angin, keracunan makanan).
7. Memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik, obat,
kemoterapi/radiasi, pemilihan makanan yang salah.
8. Mencegah pembentukan gas akibat proses pembusukan dan peragian.

21
9. Mengharumkan napas. Jika kolon Anda dipenuhi bakteri tak bersahabat, gas-gas
yang dihasilkan oleh mereka dapat diserap ke dalam aliran darah dan dibawa ke
paru-paru untuk dikeluarkan. Ubahlah keseimbangan bakteri usus Anda dan napas
Anda akan menjadi lebih segar.
10. Memperindah dan menghaluskan kulit. Kulit kita bermasalah salah satunya juga
karena manifestasi bakteri. Toksin yang terangkat ke kulit sumber penyebab
jerawat, melasma, diskolorasi kulit, dan psoriasis. Dengan berjayanya bakteri
bersahabat, kelainan-kelainan kulit ini akan merusak kulit yang diakibatkan oleh
bakteri.

H. Parasitologi
Parasit adalah organisme yang hidupnya menumpang (mengambil makanan
dan kebutuhan lainnya) dari makhluk hidup lain. Organisme yang ditumpangi atau
mendukung parasit disebut host atau inang atau tuan rumah. Parasitisme adalah
hubungan timbal balik antara satu organisme dengan organisme lain untuk
kelangsungan hidupnya, dimana salah satu organisme dirugikan oleh organisme
lainnya. Parasitologi medis adalah ilmu yang mempelajari tentang semua organisme
parasit pada manusia. Parasit yang termasuk dalam parasitologi medis ialah protozoa,
cacing, dan beberapa arthropoda.
Parasitologi adalah ilmu yang memperlajari tentang mikroorganisme parasit.

I. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah masuk dan berkembangbiaknya suatu organisme (agen
infeksius) dalam ubuh inang. Suatu agen infeksius (patogen) belum tentu
menyebabkan penyakit pada manusia. Jika suatu mikroorganisme menginvasi dan
berkembang biak di dalam tubuh tetapi tidak menyebabkan gejala, maka disebut
kolonisasi. Jika suatu penyakit infeksius dapat ditularkan dari satu individu ke
individu lainnya disebut penyakit menular. Jika mikroorganisme patogen berkembang
biak dan menyebabkan tanda dan gejala klinis maka infeksi tersebut bersifat

22
simptomatis, sebaliknya jika tidak ada gejala yang timbul, maka enyakit bersifat
asimptomatis.
Tipe infeksi oleh mikroorganisme dijelaskan pada Tabel
Infeksi Deskripsi
Lokal Terbatas pada area tubuh tertentu
Sistemik Infeksi dimana mikroorganisme tersebar di seluruh tubuh
Primer Disebabkan oleh satu macam mikroorgaisme
Sekunder Disebabkan oleh mikroorganisme yang mengikuti infeksi
primer
Campuran infeksi disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme
Subklinis Infeksi yang tidak menunjukkan gejala apapun
Bakteriemia Menunjukkan adanya bakteri dalam darah, umumnya hanya
sementara
Septikemia Mengindikasikan keberadaan bakteri dan produk
pertumbuhannya dalam darah
Opertunistik Mikroorganisme yang secara normal menyebabkan penyakit
dengan gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya,
namun setelah terjadi perubahan fisiologis pada tubuh inang,
menurunnya kekebalan tubuh (defisiensi imun,
immunocompromise)
(misalnya diabetes, terapi imunosupressan, AIDS, malnutrisi
berat) dapat menyebabkan penyakit dengan gejala lebih berat
dan kronis yang seringkali tidak sembuh dengan pengobatan
bahkan dapat berakibat kematian.
Nasokromial Infeksi baru yang diperoleh klien pada saat dirawat di rumah
sakit

Cara timbulnya penyakit melalui beberapa cara, yaitu:


1. Bakteri beradaptasi sebagai patogen pada manusia, menyebabkan infeksi
subklinis, misalnya Mycobacterium tuberculosis.

23
2. Bakteri flora normal memiliki virulensi ekstra yang membuatnya bersifat
patogenik, misalnya Escherichia coli.
3. Bakteri flora normal menyebabkan penyakit ketika mencapai organ dalam melalui
trauma atau peralatan bedah, misalnya Stpahylococcus epidermidis.
4. Pada klien defisiensi imun (penurunan sistem imun), banyak bakteri flora normal
dapat menyebabkan penyakit, terutama bila terpapar pada organ dalam, misalnya
Acinetobacter.

J. Rantai Infeksi
Organisme patogenik belum memastikan terjadinya infeksi. Kondisi tertentu
harus dipenuhi agar mikroba atau penyakit menular dapat menyebar dari satu orang
ke orang lain. Proses ini disebut rantai infeksi, hanya dapat terjadi ketika semua
elemen dalam rantai yang utuh. Infeksi dapat terjadi dalam suatu siklus dan
tergantung pada elemen, misal: agen infeksius, tempat untuk pertumbuhan patogen
(reservoir), jalur keluar dari reservoir, jenis penularan, jalur masuk ke tubuh penjamu
(inang, host, hospes), dan kerentanan penjamu. Sebaliknya dengan memutus salah
satu elemen rantai ini, penyebaran infeksi dapat dihentikan.

1. Agen Infeksius
Agen penyebab penyakit infeksi pada dasarnya adalah mikroorganisme yakni
bakteri, virus, jamur, protozoa, dan parasit lainnya. Potensi mikroorganisme atau
parasit untuk menyebabkan penyakit tergantung beberapa faktor, antara lain:
kecukupan jumlah organisme (dosis), virulensi atau kemampuan agen untuk bertahan
hidup dalam tubuh host atau di luar tubuh host, kemampuan untuk masuk dan
bertahan hidup dalam tubuh host, dan kerentanan tubuh host (daya tahan host).
Organisme dan Reservoirnya

Patogen yang banyak ditemukan dan infeksi yang diakibatkan

24
Organisme Reservoir utama Infeksi Utama/Penyakit
Bakteri Kolon Gastroentritis, infeksi saluran
Eschericia coli kemih
Streptococcus β Genetalia orang Infeksi perkemihan, infeksi
hemoli tikus Dewasa Kulit, rambut, luka, sepsis pasca melahirkan
Staphylococcus mulut Infeksi tenggorokan, demam
aureus Traktus genitourina rheuma, infeksi luka Gonorea,
Neisseria rius, rektum konjnctivitis, infeksi panggul.
gonorrhoeae
Virus Feses Hepatitis A
Hepatitis virus A Darah, cairan Hepatitis B
Hepatitis virus B tubuh ter tentu, Meningitis aseptik, penyakit
Virus herpes simpleks kontak seksual menular
Human Lesi mulut/kulit, seksual, infeksi her pes.
Immunodeficiency ludah genital Aquired Immunodeficiency
(HIV) virus Darah, cairan Syndrome
semen, sekret (AIDS
vagina melalui
kontak seksual
Jamur Sampah, debu, Pneumonia, sepsis
Aspergilus mulut, kulit, kolon,
traktus urogenitalis
Traktus Kandidiasis, pneumonia, sepsis
Candida albicans urogenitalis, mulut,
kulit, kolon
Protozoa Darah Malaria
Plasmodium
alciparum

2. Reservoir

25
Reservoir adalah suatu tempat dimana patogen dapat bertahan hidup, tetapi
belum tentu dapat berkembang biak. Contoh: Virus Hepatitis A bertahan hidup dalam
kerang laut, tetapi tidak dapat berkembang biak; Pseudomonas dapat bertahan hidup
dan berkembang biak dalam reservoir nebulizer. Reservoir yang paling dikenal adalah
tubuh manusia, berbagai mikroorganisme hidup di kulit dan berada dalam rongga,
dalam cairan, dan cairan yang keluar dari tubuh. Mikroorganisme tidak selalu
menyebabkan individu menjad sakit.
Karier (carrier, pembawa) adalah individu yang tidak menunjukkan gejala penyakit,
meskipun terdapat organisme patogen pada atau dalam tubuhnya, yang dapat
ditularkan ke orang lain, misalnya seseorang dengan flu atau sipilis, anjing dengan
rabies. Petugas kesehatan mungkin menjadi reservoir untuk sejumlah organism
nosokomial tersebar di
tempat pelayanan kesehatan.
3. Jalan keluar (Port Exit)
Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tumbuh dan berkembang
biak, mikroorganisme harus menemukan jalan keluar jika akan masuk ke penjamu
dan menyebabkan penyakit. Jalur keluar dapat berupa darah, kulit, membran mukosa,
saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran genitourinaria dan transplasenta (ibu
ke janin), serta mekanisme aliran (drainase).
4. Cara Penularan (Mode of Transmission)
Mikroorganisme tidak dapat bepergian sendiri, sehingga mereka
membutuhkan kendaraan untuk membawa mereka ke orang atau tempat lain. Setiap
penyakit memiliki jenis penularan tertentu. Kendaraan utama penularan adalah
makanan dan air. Jenis penularan suatu penyakit bisa melalui kontak langsung (yakni
individu ke individu atau kontak fisik antara sumber dengan penjamu yang rentan)
dan tidak langsung (kontak penjamu yang rentan dengan benda mati yang
terkontaminasi, yaitu: jarum atau benda tajam, lingkungan, dan lainnya), melalui
udara (Airborne), dan vektor (lalat, nyamuk).
5. Jalur masuk mikroorganisme (port d’entry)

26
Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai
macam jalan, misalnya letak (traktus respiratorius, traktus gastrointestinalis, traktus
genitourinarius, kulit/membran mukosa, transplasental, parenteral), dan mekanisme
aliran (trauma perkutaneus, tindakan invasif dan insisi pembedahan).
6. Kerentanan host
Bagaimana individu mendapatkan infeksi tergantung pada kerentanannya
terhadap agen infeksius. Mikroorganisme dapat menyebar ke orang lain tetapi tidak
berkembang menjadi infeksi jika sistem kekebalan tubuh seseorang dapat
melawannya. Mereka mungkin menjadi pembawa (carrier) tanpa gejala, selanjutnya
menjadi mode transmisi ke host rentan yang lain. Setelah host terinfeksi, ia mungkin
menjadi reservoir untuk transmisi penyakit ke depannya. Penjamu yang rentan
banyak ditemukan di tempat pelayanan kesehatan, mereka yang mengalami gangguan
sistem kekebalan tubuh meliputi anak kecil atau bayi, lanjut usia, orang dengan
penyakit kronis, orang yang menerima terapi medis seperti kemoterapi, atau
steroid dosis tinggi, orang dengan luka terbuka. Jadi kerentanan ini dapat disebabkan
sebagai akibat dari proses penyakit, pengobatan, atau tindakan medis. Sistem
kekebalan tubuh yang tidak efektif ini membuat mereka rentan terhadap agen infeksi
dalam lingkungan pelayanan kesehatan.

K. Pengendalian Infeksi dan Infeksi Nosokomial

Klien dalam lingkungan pelayanan kesehatan memiliki peningkatan resiko


untuk terkena infeksi. Infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
biasanya disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang
dihasilkan dari tindakan pelayanan pada suatu pelayanan kesehatan. Infeksi ini dapat
terjadi sebagai hasil tindakan invasif, pemakaian antibiotik, adanya organisme yang
resisten dengan berbagai obat, dan kelalaian dalam kegiatan pencegahan dan kontrol
infeksi.

27
Infeksi nosokomial dapat bersifat eksogen atau endogen. Organisme eksogen
adalah suatu jenis organisme yang berada di luar klien, contoh: infeksi pasca operasi
merupakan infeksi eksogen. Organisme endogen adalah bagian dari flora normal atau
organisme virulen yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi endogen dapat terjadi
ketika bagian flora normal klien berubah dan terus tumbuh secara berlebihan. Ketika
mikroorganisme patogen tumbuh dan berkembang dengan cepat, perawat harus
mengetahui bagaimana upaya mencegah penyebaran organisme patogen tersebut.
Beberapa upaya pencegahan yang dilakukan dalam mengendalikan jumlah populasi
mikroorganisme, antara lain: cleaning (kebersihan) dan sanitasi, antiseptis, desinfeksi,
dan sterilisasi. Alasan utama perlunya dilakukan pengendalian mikroorganisme
adalah mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada
inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh
mikroorganisme.
1. Cleaning dan Sanitasi
Cleaning dan sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi
mikroorganisme pada suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah
menciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar populasi mikroba.
Pemberian bahan antiseptis merupakan contoh pemberian senyawa kimia yang
bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau menghambat aktivitas mikroba.
2. Desinfeksi dan Sterilisasi
Desinfeksi adalah proses pemberian bahan kimia (desinfektans) terhadap
peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial.
Desinfeksi diberikan pada benda dan hanya berguna untuk membunuh sel vegetatif
saja, tidak mampu membunuh spora.
Sterilisasi adalah proses menghancurkan semua jenis kehidupan
mikroorganisme sehingga menjadi steril. Sterilisasi seringkali dilakukan dengan cara

28
pemberian udara panas. Ada dua metode yang sering digunakan, yaitu panas kering
dan panas lembab (tata laksana sterilisasi dan desinfeksi dibahas tersendiri).
3. Standard Precaution (Tindakan Pencegahan Standar)
Semua pegawai pelayanan kesehatan perlu mengetahui bahwa kondisi
lingkungan kerjanya aman. Perawat harus mengenal pedoman tindakan pencegahan
standar untuk melindungi dirinya melawan paparan terhadap patogen yang menular
melalui darah. Prosedur penggunaan pedoman tindakan pencegahan standar
dirancang untuk memperkecil resiko infeksi yang disebarkan dan selanjutnya
melindungi klien dan petugas pelayanan kesehatan.

Ada 9 tindakan dalam pencegahan standar untuk pengendalian infeksi meliputi:


a. Cuci tangan, dilakukan setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi,
peralatan yang terkontaminasi, dan klien. Cuci tangan segera setelah melepas sarung
tangan, juga sebelum dan sesudah menyentuh klien. Hal ini menghindari transfer
mikroorganisme ke klien lain atau lingkungan. Sanitasi tangan merupakan metode
yang paling penting mencegah penyebaran penyakit di tempat pelayanan kesehatan.
b. Gunakan sarung tangan, sarung tangan digunakan ketika akan menyentuh darah,
cairan tubuh, sekresi, ekskresi, dan peralatan yang terkontaminasi. Sarung tangan
diganti sebelum dan sesudah tindakan pada klien yang sama setelah kontak dengan
bahan yang mungkin mengandung mikroorganisme konsentrasi tinggi. Sarung tangan
dilepaskan secara benar setelah digunakan, sebelum menyentuh alat sudah disterilkan
dan sebelum ke klien lain dan cuci tangan segera untuk menghindari berpindahnya
mikroorganisme ke klien lain atau lingkungan.
c. Gunakan masker dan pelindung mata, sebagai tindakan untuk melindungi
membrane mukosa mata, hidung, dan mulut selama prosedur dan aktifitas perawatan
klien dari percikan udara pernafasan, darah, cairan tubuh baik sekresi maupun
ekskresi.
d. Gunakan schott, untuk melindungi kulit dan mencegah kotoran pada baju selama
tindakan perawatan, dari percikan darah, cairan tubuh baik sekresi atau maupun

29
ekskresi. Schott dilepaskan sesegera mungkin dengan cara yang benar kemudian cuci
tangan untuk menghindari berpindahnya mikroorganisme ke klien lain atau
lingkungan.
e. Perawatan peralatan klien, dilakukan terhadap peralatan yang telah terpakai klien
yang kotor terkena darah, cairan tubuh baik ekskresi maupun sekresi untuk mencegah
paparan kulit dan membran mukosa, kontaminasi pada baju, dan berpindahnya
mikroorganisme ke klien lain atau lingkungan. Pastikan alat yang telah digunakan
tidak digunakan kembali pada klien lain sampai disterilkan kembali secara tepat.
f. Pengendalian lingkungan, dengan jalan mengikuti prosedur rumah sakit untuk
pelayanan rutin meliputi cleaning, desinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur,
peralatan tempat tidur, dan permukaan lain yang sering disentuh.
g. Penanganan alat tenun atau linen, baik ketika memegang, memindahkan, dan
memberlakukan linen terpakai yang kotor terkena darah, cairan tubuh baik ekskresi
maupun sekresi untuk mencegah paparan dan kontaminasi pada baju dan menghindari
mikroorganisme ke klien lain atau lingkungan.
h. Mencegah petugas kesehatan dari patogen darah, khususnya untuk mencegah
kecelakaan kerja ketika menggunakan jarum, pisau, dan instrumen tajam lain; ketika
memegang instrumen tajam setelah tindakan; ketika membersihkan instrumen; dan
ketika membuang jarum yang telah terpakai. Jangan pernah menutup jarum yang
terpakai dengan kedua tangan atau tehnik lain yang melibatkan ujung jarum
menghadap ke bagian tubuh. Jangan melepas jarum yang telah digunakan dari spuit
dengan tangan, jangan menekuk atau memanipulasi dengan tangan. Tempatkan jarum
dan alat tajam yang lain yang sudah terpakai pada tempat khusus yang telah
disediakan.
i. Penempatan klien, dapat menggunakan ruang privat untuk klien yang dapat
mencemari lingkungan atau orang yang tidak mampu menjaga kebersihan dan
lingkungan dengan tepat.
j. Imunisasi Beberapa penyakit infeksi dapat dikendalikan melalui vaksinasi
(misalnya polio dan difteri). Penyakit cacar (smallpox), telah diberantas total dengan

30
imunisasi. Imunisasi dapat diperoleh secara pasif dengan pemberian sediaan
imunoglobulin (antibodi), atau secara aktif melalui vaksinasi.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

31
1.      Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah salah
satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan
biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia.
2.      Flora normal tubuh manusia Yaitu populasi jasad renik yang mendiami permukaan
dalam dan luar dari manusia normal dan sehat. Flora itu bersifat menetap dan ada
juga yang tidak bersifat menetap.
3.   Faktor mempengaruhi jumlah dan tipe mikroorganisme penyusun flora normal
diantaranya adalah :
 Nutrisi
Kebersihan seseorang
Lingkungan
Penerapan prinsip-prinsip kesehatan
Oksigen
   Reseptor tertentu perlekatan
pH
  Respon imun hospes dan mikroorganisme yang lain sebagai pesaing.

4.      Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam


jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit ataupun rute parental. Banyak bakteri
dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran
pernapasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran
penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.

5.      Mekanisme Patogenitas bakteri yaitu; Bakteri menempel pada inang, kemudian


bakteri akan mengeluarkan enzim Hialuronidase untuk menembus jaringan , enzim
Hialuronidase menembus sel inang dengan cara menghidrolisis asam hiarulonat, yaitu
“semen jaringan” esensial untuk melekatkan bakteri pada inang. Setelah menempel
pada inang, dengan bantuan enzim ekstraseluler yaitu enzim lesitinase dan hemolisin
akan  melisiskan sel darah merah. Hemolisis adalah substansi yang selain melisis sel
darah juga membebaskan hemoglobinya. Setelah sel darahnya rusak, bakteri juga

32
merusak kolagen. Jika sel bakteri lebih kuat melawan pertahanan inang, maka
terjadilah patogenitas bakteri

6.      Bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan


zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap
kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam
menyembuhkan suatu penyakit.

                                                                                                                

DAFTAR PUSTAKA

Indan E. 2001. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan. Citra


Aditya Bakti, Bandung.

Jaypee. 2005. Text book of Microbiology for Nursing Student. Jaypee Brother
Publishers

33
John K. 1999. Biology. Fifth edition, alih bahasa: Sutarmi Siti dan Sugiri Nawang
sari, penerbit Erlangga Jakarta.

Khadka S, et al. 2008. Fundamental of Nursing, Procedure Manual for PCL course.
Nursing Department, Khwopa Poly-Technic Institute & Japan International
Cooperation Agency (JICA).

Park K and Arthur. 1999. Foundation in Microbiology. 3e, The McGraw-Hill


Company.

Perry and Potter. 2009. Fundamental of Nursing. Elsevier Singapore.

Pratiwi S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Gelora Aksara Pratama, Yogyakarta.

Ryan K.J, C. George Ray. 2004. Sherris Medical Microbiology, An Introduction to


Infection Desease. 4 edition, Mcgraw-Hill Medical Publishing Division.

Stephen G & Kathleen B. 2009. Medical Microbiology and Infection At a Glance,


Alih Bahasa; Stella Tania, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga Jakarta.

34

Anda mungkin juga menyukai