Anda di halaman 1dari 7

Review Materi Kontrol Gerakan

Psikologi Faal

Dosen Pengampu Ainindita Aghniacakti, M.Psi

Nama : Rahmad Aden Sadewo

NIM : 19410080

Kelas : Psikologi C

Kontrol Gerakan

A. Otot Rangka

- Otot-otot rangka adalah otot-otot yang menggerakkan kerangka ke berbagai arah


dan bertanggung jawab atas tindakan-tindakan
- Otot rangka melekat pada tulang, dan sewaktu otot berkontraksi, tulang pun
bergerak
- Gerakan mengangkat telapak kaki adalah disebut fleksi dan meletakkanya disebut
ekstensi.

A1) Anatomi

- Otot rangka terdiri atas dua jenis serat rangka otot, yaitu serat-serat otot
ekstrafausal serta serat-serat otot intrafausal
- Serat-serat otot ekstrafausal disarafi oleh akson-akson neuron motorik alfa yang
dimana kontraksi otot ini memberikan gaya gerak pada otot, sedangkan serat-
serat otot intrafausal disarafi oleh dua akson yaitu akson sensoris dan akson
motorik
- Serat otot intrafausal berada di dalam gelondong otot sedangkan serat otot
ekstrafausal berada diluarnya.
- Wilayah sentral serat otot intrafusal mengandung ujung-ujung sensoris yang
peka terhadap perentangan yang diberikan kepada serat otot
- Akson tunggal termyelinasi dari neuron motorik alfa mensarafi beberapa serat
otot ekstrafausal

A2) Dasar Fisik Kontraksi Otot


- Sambungan neuromuskular merupakan sinapsis antara kenop ujung neuron
eferen dan membran serat otot.
- Kenop-kenop ujung neuron itu bersinapsis pada lempeng ujung motorik yang
terletak disepanjang permukaan serat-serat otot
- Kekuatan kontraksi otot ditentukan oleh laju rata-rata penembakan berbagai unit
motorik. Apabila banyak unit yang menembak, kontraksi pun kuat dan jika hanya
sedikit yang menembak kontraksi pun lemah.

A3) Umpan Balik Sensoris dari Otot

- Serat-serat otot intrafusal tersusun paralel dengan serat-serat otot ekstrafusal.


Oleh karena itu mereka merentang ketika otot memanjang dan mengendor
ketika otot memendek (reseptor rentangan)
- Reseptor perentangan juga terletak di dalam organ tendon Golgi, reseptor-
reseptor ini mendeteksi jumlah total rentangan yang diberikan otot melalui
tendon-tendonnya.
- Organ tendon golgi menembak sebanding dengan tekanan terhadap otot
sehingga laju penembakannya meningkat ketika ditambah beban.

B) Kontrol Refleks Gerakan

B1) Refleks Rentangan Monosiapsis

- Refleks rentangan monosiapsis adalah refleks dimana otot berkontraksi sebagai


respons terhadap perentangannya dengan cepat yang melibatkan satu neuron
sensoris dan satu neuron mototrik dengan satu sinapsis diantara keduannya.
- Sirkuitnya adalah dimulai dari gelondong otot, implus-implus eferen diantarkan
ke kenop-kenop ujung dimateri kelabu urat saraf tulang belakang
- Hanya satu sinapsis yang dijumpai di sepanjang rute dari reseptor ke efektor
oleh karena itu disebut monosinapsis
- Fungsi :
 Fungsi dari refleks ini adalah ketika seseorang memperoleh beban
yang membuat lengan bawah mulai maju ke bawah. Gerakan ini
memperpanjang otot dan meningkatkan laju penembakan neuron-
neuron aferen gelondong otot. Akibatnya, kekuetan kontraksi otot
meningkat, dan lengan membawa beban itu ke atas
 Fungsi kedua adalah untuk kontrol postur. Misalnya, ketika
seseorang memiringkan badan ke depan. Otot betis besar
(gastroknemius) terentang, dan perentangan ini memicu kontraksi
otot pengkompensasi yang mendorong jari-jari kaki ke bawah
sehingga mengembalikan postur tegak.

B2) Sistem Motorik Gamma

- Gelondong-gelondong otot sangat peka terhadap perubahan panjang otot,


mereka akan meningkatkan laju penembakan ketika otot diperpanjang.
Mekanisme deteksi ini dapat disesuaikan
- Kontrol eferen gelondon otot membantu dalam perubahan posisi tungkai
- Ketika perintah-perintah dari otak dikeluarkan untuk menggerakkan tungkai,
neuron-neuron motorik alfa dan neuron-neuron motorik gamma diaktivasi
- Jika resistensi kecil, serat otot ekstrafausal maupun intrafausal akan
berkontraksi pada laju yang kira-kira sama serta hanya sedikit aktivitas yang
terlihat.
- Jika tungkai menemui resistensi, serat otot intrfusal akan lebih memendek
daripada ekstrfusal, hal ini menyebabkan akson sensoris akan mulai menembak
dan menyebabkan refleks rentangan monosiapsis untuk memperkuat kontraksi.

B3) Refleks Polisinapsis

- Refleks rentangan monosinapsis adalaah satu-satunya refleks tulang belakang


yang hanya melibatkan satu sinapsis, sedangkan semua refleks lain polisinapsis.
Sirkuit-sirkuit refleks sebagian besar melibatkan ribuan neuron
- Ada dua populasi akson aferen dari organ tendong Golgi, dengan kepekaan yang
berbeda terhadap rentangan. Akson-akson yang lebih peka memberi tahu otak
seberapa kuat otot menarik, kemudian akson-akson eferen yang kurang peka
memiliki fungsi tambahan

C) Kontrol Gerakan oleh Otak

- Otak dan urat saraf tulang belakang mencangkup beberapa sistem motorik berbeda,
masing-masing dapat secara bersamaan mengontrol jenis gerakan tertentu
C1) Organisasi Korteks Motorik
- Korteks motorik primer terletak di girus prasentral. Aktivasi neuron-neuron
menyebabkan gerakan dibagian tertentu dan artinya korteks motorik primer
menunjukkan organisasi somatotopik.
- Sirkuit neuron kompleks terletak di antara neuron-neuron individual di korteks
motorik primer dan neuron-neuron motorik di urat saraf tulang belakang yang
menyebabkan unit-unit motorik berkontraksi
- Korteks asosiasi frontal adalah korteks masukan utama dari korteks motorik
primer

C2) Kontrol Gerakan oleh Korteks : Jalur Menurun

- Neuron-neuron di korteks motorik primer mengontrol gerakan melalui dua


kelompok jalur menurun yaitu :
 Kelompok lateral yang terdiri dari saluran kortikospinal, saluran
kortikobulbar dan saluran rubrospinal yang terlibat dalam gerakan
tungkai mandiri yang artinya kanan dan kiri melakukan gerakan yang
berbeda
 Saluran kortikospinal terdiri atas akson-akson neuron korteks
yang berujung di materi kelabu urat saraf tulang belakang yang
mengontrol bagian distal tungkai seperti lengan, tangan, jari
tangan, betis bawah, kaki dan jari kaki
 Saluran kortikobulbar menjulur ke medula yng berujung di
nukleus-nukleus motorik pada saraf kranial kelima, ketujuh,
kesembilan, kesepuluh, kesebelas dan keduabelas. Saraf-saraf
ini mengontrol gerakan wajah, leher, lidah dan otot mata
ekstrokular
 Saluran rubrospinal yaitu sistem akson yang merambat dari
nukleus merah ke urat saraf tulang belakang yang mengontrol
gerak tungkai mandiri lengan bawah dan tangan.
 Kelompok ventromedial terdiri dari saluran vestibulospinal, saluran
tektospinal, saluran retikulospinal dan saluran ventral kotikospinal,
saluran-saluran ini terlibat dalam gerakan otomatis.
 Saluran vestibulsospinal yaitu berkas akson yang merambat
dari nukleus vestibular ke materi kelabu urat saraf tulang
belakang yang befungsi untuk mengontrol gerak postur
sebagai respon terhadap informasi dari sistem vestibular
 Saluran tektospinal yaitu berkas akson yang merambat dari
tektum ke urat saraf tulang belakang yang bertugas untuk
mengoordinasi gerak kepala dan batang tubuh dengan gerak
mata
 Saluran retikulospinal yaitu berkas akson yang merambat dari
formasi retikular ke materi kelabu urat saraf tulang belakang
yang berfungsi untuk mengontrol otot-otot yang bertanggung
jawab atas gerak postural

 Saluran kortikospinal ventral yaitu sistem akson yang


bermula di korteks motorik dan berujung di materi kelabu
ventral iplisilateral pada urat saraf tulang belakang yang
fungsinya untuk mengontrol gerakan betis atas dan batang
tubuh

C3) Merencanakan dan Mengawali Gerakan : Peran Korteks Asosiasi Motorik

- Area motorik suplementer dan korteks pramotorik terlibat dalam perencanaan


gerakan. Fungsinya adalah terlibat dalam pembelajaran dan pelaksanaan
perilaku yang terdiri atas urutan-urutan gerakan
 SMA terlibat dalam pelaksanaan unsur yang belum terjadi dalam
urutan gerakan
 Sebuah wilayah yang terletak tepat anterior terhadap area motorik
suplementer, pra-SMA terlibat dalam kontrol gerak spontan
 Pra-SMA berperan dalam perilaku sadar, wilayah ini menjadi aktif
tepat sebelum orang melakukan gerkan spontan.
 Korteks prafrontal memainkan peran dalam pengambilan keputusan.
Korteks parietal posterior terlibat dalam penyimpanan informasi
mengenai keputusan dan penyampaian ke SMA.
- Korteks asosiasi motorik juga terlibat dalam imitasi terhadap tindakan orang
lain. Fungsinya adalah terlibat dalam pembelajaran dan pelaksanaan respon
yang disinyalkan oleh keberadaan stimulus arbiter, meniru repons orang lain dan
memahami serta memperkirakan tindakan-tindakan ini
 Korteks pramotorik terlibat dalam pembelajaran dan pelaksanaan
gerakan kompleks yang dipandu oleh informasi sensoris. Contohnya
orang dapat menunjuk benda tertentu ketika ada yang menyebutkan
namanya
C4) Meniru dan Memahami Gerakan : Peran Sistem Neuron Cermin
- Neuron cermin atau neuron-neuron yang terletak di korteks pramotorik ventral
dan lobulus parietal inferior yang merespon ketika individu melakukan gerakan
tertentu atau melihat individu lain melakukan gerakan itu
- Otak manusia juga mengandung sirkuit neuron cermin dan neuron cermin
teraktivasi paling kuat ketika seseorang mengamati perilaku yang sudah dikuasai
dengan baik dan juga oleh suara-suara yang mengindikasikan terjadinya
tindakan yang dikenali

C5) Kontrol Menggapai dan Menggenggam

- Perilaku menggapai dikontrol oleh penglihatan


- Satu wilayah di korteks parietal poterior, yaitu bagian anterior sulkus
intraparietal (aLPS), terlibat dalam mengontrol gerakan tangan dan jari yang
terlibat dalam mencengkram objek sasaran

C6) Cacat Gerakan Terampil : Apraksia

- Apraksia adalah kerusakan korteks frontal atau parietal di sisi kiri otak yang
dapat menimbulkan kecacatan yang mengacu pada ketidakmampuan meniru
gerakan atau melakukan gerakan sebagai respons terhadap intruksi lisan atau
ketidakmampuan menunjukkan gerak yang dilakukan menggunakan perkakas
atau peralatan yang dikenali
- Ada 4 jenis, yaitu :
 Apraksia tungkai mengacu pada masalah gerakan lengan, tangan dan
jari dan kerusakan hemisfer parietal kiri menjadi penyebab apreksia
kedua tangan, tetapi kerusakan yang kanan tidak menimbulkan efek
yang sama
 Apraksia oral mengacu pada masalah gerakan otot yang digunakan
untuk berbicara dan disebabkan oleh lesi hemisfer kanan, terutama
lobus parietal kanan. Penderita kelainan ini kesulitan menggambar
dan membangun sesuatu dari unsur-unsurnya, misalnya balok mainan
 Apraksia agrafia mengacu pada jenis tertentu cacat menulis
 Apraksia konstruksional mengalami kesulitan dengan tugas yang
melibatkan persepsi spasial seperti mengikuti peta.

C7) Ganglia Basal

- Komponen-komponen ganglia basal adalah nukleus kaudata, putamen, dan


globus palidus. Nukleus yang terkait dengan ganglia basal adalah nukleus
anterior ventral, nukleus ventrolateral, dan nukleus subtalamus.
 Penyakit Parkinson
 Gejala utama penyakit parkinson adalah kekuatan otot, gerak
yang lamban, termor saat diam, dan ketidakstabilan postur
 Penderita penyakit parkinson mengalami kesulitan
melaksanakan berbagai tugas secara otomatis
 Pengobatan untuk penyakit parkinson adalah L-DOPA, bedah
stereotaksis dan penanaman elektroda penstimulasi di
berbagai wilayah ganglia basal.

 Penyakit Hutington
 Penyakit huntington disebabkan oleh degenerasi nukleus
kaudata dan putamen, terutama neuron GABAergenik dan
aseltikolinerhenik. Penyakit huntington menyebabkan gerakan
tidak terkontrol
 Penyakit huntington merupakan penyakit turunan yang
disebabkan oleh sebuah gen dominan pada kromosom 4
 Serebelum
 Serebelum adalah bagian penting sistem motorik. Didalamnya
terkandung sekitar 50 miliar neuron, ketika serebelum russak
maka gerakan akan tersentak, kacau dan tidak terkoordinasi
 Lobus flokulonodular merupakan sebuah wilayah di serebelum
yang terlibat dalam kontrol refleks gerakan postur. Lobus
flokulonodular terletak di ujung kaudal serebelum, serta
menerima masukan dari sistem vestibular. Kerusakan lobus
flokulonudar atau vermis menyebabkan gangguan postur dan
keseimbangan
 Vermis merupakan bagian serebelum yang terletak di garis
tengah, menerima informasi somatosensoris dan membantu
mengontrol saluran-saluran vestibulospinal dan retikulospinal
melalui sambungannya dengan nukleus fastigial
 Nukleus fastigial adalah salah satu nukleus serebelum dalam
yang terlibat dalam kontrol gerakan oleh saluran-saluran
retikulospinal dan vestibulospinal.
 Zona intermediate dikorteks serebelum menjulurkan akson ke
nukleus interpose, yang kemudian menjulurkan akson ke
nukleus merah. Kerusakan zona intermediate menimbulkan
cacat gerakan yang dikontrol oleh sistem rubrospinal
 Formasi Retikular
 Formasi retikular terdiri atas sejumlah besar nukleus yng
terletak di inti medula, pons, dan otak tengah dan berperan
dalam kontrol postur, dan perpindahan tempat

Anda mungkin juga menyukai