Anda di halaman 1dari 12

RMK

“PRODUCT COSTING AND SUPPORT COST ALLOCATION”

MATA KULIAH : AKUNTANSI MANAJEMEN BISNIS

Dosen : Dr. I. G. A. Made AsriDwijaPutri, SE., M.Si., Ak.

OLEH :

Putu Budhiyasa

(1981621003)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
FEBRUARI 2020
A. PRODUCT AND SERVICE COSTING: JOB-ORDER SYSTEM
1. Karakteristik dari Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya
sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh
suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang
atau jasa
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan
(Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,
metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan
faktor produksi yang ada.

2. Perusahaan Manufaktur Versus Perusahaan Jasa


manufaktur melibatkan bersama bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead untuk
menghasilkan produk baru. Produk yang dihasilkan adalah nyata dan dapat diinventarisasi
dan diangkut dari pabrik ke pelanggan. Sedangkan karakteristik untuk perusahaan jasa,
adalah tidak dapat dilihat.

3. Kartu Jam Kerja


Tenaga kerja langsung juga harus diakitkan dengan setiap pekerjaan. Alat untuk
membebankan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan adalah dokumen sumber yang
dikenal sebagai kartu jam kerja.
Kartu jam kerja digunakan hanya untuk tenaga kerja langsung. Karena tenaga keja
langsung adalah biasa untuk semua pekerjaan, biayanya termasuk overhead dan dialokasikan
dengan menggunakan satu atau lebih tarif overhead yang ditetapkan terlebih dahulu.

4. Akuntansi untuk Overhead


Penggunaan kalkulasi biaya normal berarti bahwa biaya overhead actual tidak pernah
dibebanlan langsung kepada pekerjaan. Overhead dibebankan ke setiap pekerjaan dengan
menggunakan tarfi yang ditetapkan terlebih dahulu.

5. Pembebanan Overhead dengan Menggunakan Pendekatan Traditional


Biaya overhead dapat juga dibebankan dengan menggunakan tarif overhead pabrik
keseluruhan atau departemental. Umunya tenaga kerja langsung merupakan ukuran yang
digunakan untuk menghitung tariff overhead pabrik dan tarfi departmental berdasarkan
penggerak tingkat unti seperti jam tenaga kerja langsung, jam mesin, dan bahan langsung.
Penggunaan tariff pabrik secara keseluruhan memiliki keunggulan karea sederhana dan
mengurangi kebutuhan pengumpulan data.

6. Akuntansi untuk biaya overhead


Untuk mengilustrasikan bagaimana biaya overhead actual dicatat, anggaplah bahwa
All Sign Company mengeluarkan biaya tidak langsung berikut selama bulan Januari:
Pembayaran lease $200
Utilitas 50
Penyusutan peralatan 100
Tenaga kerja tak langsung 65
Total biaya overhead $415
Perhatikan bahwa biaya overhead ini mencerminkan apa yang dibelanjakan oleh
kategori akun, bukan oleh aktvitas. Sumber daya tersebut digunakan untuk memungkinkan
ketiga aktivitas, yaitu pembelian, permesinan, dll (aktivitas tingkat unit) dilaksanakan.

7. Akuntansi untuk Barang Jadi


Penyelesaian suatu pekerjaan merupakan langkah penting dalam arus biaya
manufaktur. Biaya pekerjaan yang diselesaikan harus dikeluakna dari barang dalam proses,
ditambahkan ke barang jadi, dan akhirnya ditambahkan ke beban harga pokok penjualan
dalam laporan laba rugi.

8. Akuntansi untuk Harga Pokok Penjualan


Pada perusahaan berdasarkan pesanan, unit-unit dapat diproduksi untuk pelanggan
tertentu atau diproduksi dengan ekspektasi menjualnya kemudian. Apabila suatu pekerjaan
dilakukan khusus untuk satu pelanggan, yakni ketika produk dikirim kepada pelanggan, biaya
barang jadi menjadi harga pokok penjualan.

9. Akuntansi untuk Biaya Nonmanufaktur


Biaya yang berkaitan dengan aktivitas penjualan dan administrative umum
diklasifikasikan sebagai biaya nonmanufaktur. Menurut definisi biaya produk tradisional,
biaya-biaya ini merupakan biaya periode dan tidak pernah dibebankan ke produk. Mereka
bukanlah bagan dari arus biaya manufaktur. Mereka tidak termasuk kategori overhead dan
diperlakukan sebagai aktegori yang benar-benar terpisah

B. PRODUCT AND SERVICE COSTING: A PROCESS SYSTEMS APPROACH

a. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PESANAN DAN PROSES


Dalam hal ini, perusahaan telah menelusuri jumlah biaya dan biaya per unit untuk sejumlah
alasan, termasuk dalam pembuatan laporan keuangan, penentuan profitabilitas, dan
pengambilan keputusan. Pada perusahaan manufaktur dan jasa dibagi menjadi dua jenis yaitu
perusahaan pesanan (job order) dan perusahaan proses homogen.
1. Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan
Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan memproduksi berbagai macam jenis barang
atau jasa yang berbeda sesuai pesanan pelanggan. Dalam perusahaan berdasarkan pesanan ini
memiliki fitur utama dari perhitungan biaya pesanan adalah biaya suatu pesanan berbeda
dengan pesanan lainnya dan harus ditelusuri secara terpisah. Pada sistem ini, biaya-biaya
diakumulasikan berdasarkan pesanan kerja.
2. Produksi dan Perhitungan Biaya Proses
Perusahaan yang termasuk dalam industri berdasarkan proses, memproduksi hampir sama
atau sejenis besar-besaran. Perhitungan biaya proses akan berjalan baik jika produk tersebut
bersifat homogen, melewati serangkaian proses, dan menerima jumlah biaya produksi yang
hampir sama. Dalam hal ini, perusahaan yang menggunakan sistem proses
mengakumulasikan biaya produksi tersebut berdasarkan proses atau departemen untuk satu
periode waktu tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur. Biaya perunit dihitung
melalui pembagian biaya prosesnya dengan ouput pada periode terkait. Pendekatan
akumulasi ini dinamakan sistem perhitungan biaya proses.

b. ARUS BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERHITUNGAN BIAYA


PESANAN
1. Menghitung Biaya per Unit dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Pesanan
Harga pokok produksi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.
Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, overhead yang dianggarkan selalu digunakan
karena penyelesaian pekerjaan jarang yang sesuai dengan selesainya tahun fiskal. Dalam hal
ini, menggunakan perhitungan biaya normal dan biaya per unit berdasarkan pesanan kerja,
yaitu jumlah biaya bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja langsung yang digunakan,
dan overhead yang dibebankan dengan menggunakan satu atau ebih penggerak aktivitas.
2. Lembar Biaya Pesanan
Lembar biaya pesanan disiapkan setiap kali pesanan kerja baru dimulai dan merupakan
bagian dari akun barang dalam proses dan dokumen utama untuk menghitung semua biaya
yang terkait pesanan tersebut. Nama atau nomor pekerjaan dapat menjadi judul lembar biaya
pesanan. Dalam sistem berdasarkan pesanan, hal ini merupakan semua pekerjaan yang belum
selesai saldo barang dalam proses pada akhir bulan adalah jumlah semua lembar biaya
pesanan untuk semua pekerjaan yang belum tuntas.
Pada sistem akuntansi manual, lembar biaya pesanan merupakan suatu dokumen. Dalam
sistem akuntansi otomatis, lembar biaya biasanya berhubungan dengan catatan pada arsip
induk barang dalam proses. Kumpulan dari seluruh lembar biaya pesanan disebut file barang
dalam proses. Pada sistem manual, file tersebut ditempatkan dalam lemari arsip, sedangkan
pada sistem otomatis file ini disimpan padda pita magnetis atau hard-disk secara elektronis.
Pada sistem tersebut, lembar biaya pesanan berfungsi sebagai pelengkap buku besar barang
dalam proses.
3. Arus Biaya Pada Akun
Dalam hal ini, kepentingan utama sistem perhitungan biaya pesanan adalah arus biaya
produksi. Adapun cara ketiga unsur biaya produksi, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead yang mengalir melalui Barang dalam Proses, ke Barang Jadi hingga
Harga Pokok Penjualan.
a) Akuntansi Untuk Bahan Baku. Bahan baku merupakan akun persediaan yang
muncul dalam laporan laba rugi dibawah aktiva lancar. Hal ini juga berfungsi sebagai
akun pengendali untuk semua bahan baku. Jadi pembelian apa pun akan
meningkatkan akun bahan baku
b) Akuntansi Untuk Biaya Tenaga Kerja Langsung Arus biaya tenaga kerja hanya
mencerminkan biaya tenaga kerja langsung. Tenaga kerja tidak langsung dibebankan
sebagai bagian dari overhead. Tenaga kerja langsung menambah biaya produk atau
jasa dan bukan pada perincian berbagai akun yang berhubungan dengan tenaga kerja.
c) Akuntansi Untuk Overhead Dalam perhitungan biaya normal, biaya overhead bisa
dibebankan dengan menggunakan tarif overhead pabrik secara keseluruhan, tarif
departemen, atau tarif aktivitas. Prosedur yang umum adalah mencatat overhead
actual di akun pengendali overhead. Kemudian, pada akhir periode overhead actual
direkonsiliasi dengan overhead yang dibebankan dari variansinya ditutup pada akun-
akun terkait.
d) Akuntansi Untuk Barang Jadi Setelah pekerjaan selesai, jumlah bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang di bebankan dijumlahkan untuk
menghasilkan biaya produksi suatu pekerjaan. Selanjutnya lembar biaya pekerjaan ini
ditransfer ke file barang jadi. Pada saat bersamaan, biaya pesanan yang telah
diselesaikan, ditransfer dari akun barang dalam proses ke akun barang jadi
Penyelesaian suatu pekerjaan merupakan langkah penting dalam arus biaya produksi.
Biaya pekerjaan yang diselesaikan harus dikeluarkan dari barang dalam proses,
ditambahkan kedalam barang jadi, dan akhirnya ditambahkan ke beban dalam laporan
laba rugi. Untuk memastikan keakuratan perhitungan biaya ini laporan harga produksi
dipersiapkan.
e) Akuntansi Untuk Harga Pokok Penjualan Pada perusahaan yang beroprasi
berdasarkan pesanan unit produk dapat diproduksi untuk pelanggan tertentu atau
diproduksi dengan harapan dapat dijual kemudian. Jika suatu pekerjaan dilakukan
khusus untuk satu pelanggan, kemudian dikirim kepada pelanggan, biaya barang jadi
menjadi harga pokok penjualan. Penutupan variansi overhead pada akun harga pokok
penjualan umumnya hanya dilakukan pada akhir tahun.
f) Akuntansi untuk Biaya Nonproduksi Biaya yang berkaitan dengan aktivitas
penjualan dan administrasi umum diklasifikasikan sebagai biaya nonproduksi biaya
ini merupakan biaya periodik dan tidak pernah dibebankan pada produk biaya tersebut
bukanlah bagian dari arus biaya produksi.

c. LINGKUNGAN PROSES DAN ARUS BIAYA


1. Jenis-Jenis Manufaktur Proses
Dalam perusahaan dengan sistem proses, unit-unit produk umumnya melalui setiap
departemen atau proses, suatu proses operasi yang akan membawa suatu produk satu langkah
lebih dekat pada penyelesaian.
2. Bagaimana Biaya Mengalir melalui Akun Pada Perhitungan Biaya Proses
Arus biaya produksi untuk sistem perhitungan biaya proses secara secara umum dengan
sistem perhitungan biaya pesanan. Dalam perhitungan biaya proses, setiap departemen
produksi memiliki akun barang dalam proses tersendiri. Ketika barang selesai dalam satu
departemen, barang tersebut dipindahkan ke departemen berikutnya. Biaya-biaya disebut
biaya perpindahan masuk.
3. Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi
Dalam perhitungan biaya proses, biaya di akumulasikan per departemen untuk periode waktu
tertentu. Laporan produksi adalah dokumen yang meringkas aktivitas manufaktur yang terjadi
di suatu departemen dalam periode tertentu laporan produksi berisi informasi biaya- biaya
yang di transfer masuk dari departemen sebelumnya.

d. DAMPAK PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES PERHITUNGAN


BIAYA PROSES
1. Produksi Unit Setara
Unit setara produksi adalah unit-unit terselesaikan yang diproduksi dengans seluruh usaha
manufaktur yang dilakukan selama periode tertentu. Jumlah unit secara fisik dikali dengan
persentase penyelesaian untuk menghitung unit setara.
2. Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang Dalam Proses
a) Metode Rerata Tertimbang pada dasarnya menggabungkan biaya persediaan awal
dengan biaya periode saat ini, untuk menghitung biaya perunit. Intinya biaya disatukan
dan hanya satu unit biaya rata-rata yang dihitung dan dibebankan baik unit yang ditransfer
keluar maupun unit yang tetap dalam persediaan akhir.
Lima langkah dalam menyiapkan laporan produksi
a) Analisis aliran unit secara fisik.
b) Perhitungan unit-unit ekuivalen
c) Perhitungan biaya per unit
d) Penilai persediaan (barang ditransfer keluar dan akhir barang dalam proses)
e) Rekonsiliasi biaya
Evaluasi Metode Rerata Tertimbang
Keuntungan utama metode rerata tertimbang adalah kesederhanaannya. Jadi, perhitungan
biaya per unit disederhanakan. Kelemahan metode ini adalah mengurangi keakuratan
perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan dan unit pada persediaaan awal
barang dalam proses.
b) Metode first in first out (FIFO)Metode perhitungan biaya FIFO memisahkan unit-unit
dalam persediaan awal dari unit-unit yang diproduksi selama periode berjalan.

LAMPIRAN A: Laporan Produksi – Perhitungan Biaya FIFO


Menurut metode FIFO, laporan produksi yang disiapkan memisahkan biaya awal barang
dalam proses dari biaya periode berjalan. Persediaan awal barang dalam proses diasumsikan
untuk diselesaikan dan ditransfer keluar terlebih dahulu. Biaya dari persediaan awal barang
dalam proses tidak disatukan dengan biaya periode berjalan dalam perhitungan biaya per unit.
Sebagai tambahan, unit produksi setara tidak meliputi pekerjaan yang dilakukan pada periode
sebelumnya.

LAMPIRAN B: Ayat Jurnal yang Berhubungan dengan Perhitungan Biaya Pesanan


Dalam perhitungan biaya pesanan, bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan pada
akun barang dalam proses (bahan baku dan upah yang harus dibayarkan akan dikredit). Biaya
overhead dibebankan pada barang dlam proses dengan menggunakan tarif yang telah
ditetapkan sebelumnya. Biaya aktual overhead diakumulasikan dalam akun pengendali
overhead. Biaya unit yang terselesaikan dikredit pada Barang dalam proses dan didebet ke
Barang Jadi. Ketika barang terjual, biaya didebet ke beban pokok penjualan dan dikredit ke
barang jadi. Dalam perhitungan biaya proses, terdapat akun barang dalam proses yang
berbeda untuk setiap departemen atau proses. Ketika unit-unit selesai di satu departemen,
jumlah biayanya dibebankan kea kun barang dalam proses di departemen berikutnya (dan
barang dalam proses dari departemen yang pertama dikredit).

C. ALLOCATING COST OF SUPPORT DEPARTEMENT AND JOINT


PRODUCT
a. Gambaran Umum Alokasi Biaya
Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber
daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut
sebagai biaya bersama (commont cost). Contonya: upah yang dibayarkan pada penjaga
keamanan di suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda yang
diproduksi di pabrik tersebut. Manfaat keamanan dapat dirasakan oleh semua produk,
tetapi pembebanan biaya keamanan kesetiap produk adalah proses arbitrer.
1. Jenis-jenis Departemen
Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua
kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung.
Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk
atau jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang
diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen pendukung
menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi.
Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk
organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan,pertamanan,rumah
tangga,personalia,dan penyimpanan.
Pabrik pembuat furnitur dapat dibagi menjadi dua Departemen Produksi (Perakitan
dan Penyesaian) dan empat Departemen Pendukung (Ruang Penyimpanan Bahan
Baku,Kafetaria,Pemeliharaan,General Factory).Bank dapat dibagi dalam tiga
Departemen Produksi (Kredit Kendaraan Bermotor,Kredit Komersial,serta Personal
Banking) dan tiga Departemen Pendukung (Kendaraan Lewat,Pemrosesan Data,dan
Administrasi Bank).
2. Pengalokasian Biaya dari Departemen ke Produk
Biaya Departemen Pendukung tidak akan dibebankan pada produk karena
berdasarkan definisinya,produk tidak pernah melewati Departemen Pendukung.Akan
tetapi,kita tahu biaya penyediaan jasa pendukung adalah bagian dari biaya total
produk dan harus dibebankan pada produk.Oleh karena itu,biaya Departemen
Pendukung harus dialokasikan ke Departemen Produksi.
3. Jenis-jenis Dasar Alokasi
Departemen Produksi membutuhkan jasa pendukung, Oleh sebab itu, biaya
departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas Departemen Produksi.Faktor
penyebab (causal factor) adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi,
yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar
pengalokasian biaya Departemen Pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk
mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan
faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika
faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung
dengan lebih baik.
4. Tujuan Alokasi
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung
ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan.
2. Untuk menghitung profibilitas lini produk.
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian.
4. Untuk meniai persedian.
5. Untuk memotivasi para manajer.
b. Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lainnya
Biaya Departemen Pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui
penggunaan tarif pembebanan.Pada kasus ini,kita berfokus pada alokasi biaya suatu
departemen ke departemen lain.
1. Tarif Pembebanan Tunggal
2. Tarif Pembebanan Ganda
3. Penggunaan yang Dianggarkan versus Penggunaan Aktual
Keputusan untuk memakai penggunaan yang dianggarkan atau penggunaan aktual
bergantung pada tujuan alokasi. Untuk perhitungan harga pokok pruduk, alokasi
dilakukan pada awal tahun dengan dasar penggunaan yang dianggarkan sehingga tarif
overhead yang ditentukan terlebih dahulu dapat dihitung. Akan tetapi, jika tujuannya
adalah evaluasi kinerja, alokasi dilakukan pada akhir periode dan didasarkan pada
penggunaan aktual.
c. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung
1. Metode Alokasi Langsung
Metode langsung adalah metode yang paling sederhana dan paling langsung untuk
mengalokasikan biaya Departemen Pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan
secara langsung ke Departemen Produksi sesuai proporsi penggunaan jasa departemen
tersebut.
2. Metode Alokasi Berurutan
Metode alokasi berurutan (atau bertahap) mengakui adanya interaksi antar -
Departemen Pendukung. Akan tetapi, metode berurutan tidak sepenuhnya mengakui
interaksi antar-Departemen Pendukung. Alokasi biaya dilakukan dengan cara
menurun, mengikuti prosedur ranking yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Urutannya biasanya ditentukan dengan me-ranking Departemen Pendukung sesuai
urutan jumlah pelayanan yang diberikan dari urutan terbanyak hingga paling sedikit.
Tingkat pelayanan biasanya diukur dengan biaya langsung tiap Departemen
Pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dianggap sebagai pemberi layanan
terbanyak.

3. Metode Alokasi Timbal Balik


Metode alokasi timbal balik(reciprocal) mengakui semua interaksi antar-Departemen
Pendukung. Dalam metode timbal balik, pemakaian suatu Departemen Pendukung
oleh departemen menentukan biaya total tiap
Departemen Pendukung yang biaya totalnya mencerminkan interaksi antar-
Departemen Pendukung. Kemudian, biaya total Departemen Pendukung yang baru
tersebut dialokasikan ke Departemen Produksi. Metode ini memperhitungkan semua
interaksi antar-Departemen Pendukung.
d. Tarif Overhead Departemen dan Perhitungan Harga Pokok Produk
Setelah mengalokasikan semua biaya pendukung ke Departemen Produksi, tarif overhead
dapat dihitung untuk tiap departemen. Tarif ini dihitung dengan menambahkan biaya
Departemen Pendukung yang dialokasikan dengan biaya overhead yang secara langsung
dapat ditelusuri ke Departemen Produksi dan membagi jumlah total ini dengan beberapa
ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.
e. Lampiran: Bentuk Alokasi Biaya Patungan
Produk patungan (joint products) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara
simultan dengan proses yang sama hingga pada titik “pemisahan”. Titik pemisahan (split-
off point) adalah titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi.
1. Akuntansi untuk Biaya Produk Patungan
Akuntansi untuk seluruh biaya patungan dari produksi (bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung dan overhead) tidak berbeda dengan akuntansi untuk biaya produk
secara umum. Alokasi dari biaya patungan ke setiap produk adalah sumber
kesulitannya. Alokasi harus dilakukan untuk tujuan pajak penghasilan dan pelaporan
keuangan-untuk menilai persediaan yang dimasukkan ke neraca dan menentukan laba.
Jadi, meskipun abritrer, suatu metode alokasi harus ditemukan untuk mengalokasikan
biaya sewajar mungkin. Berbagai metode digunakan untuk mengalokasikan biaya
patungan. Metode ini mencakup metode unit fisik, nilai penjualan-saat-pemisahan,
dan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan.
a) Metode Unit Fisik
Berdasarkan metode unit fisik (physical units method), biaya patungan
didistribusikan ke produk berdasarkan ukuran fisik. Ukuran fisik ini bisa
dinyatakan dalam unit, seperti pon, ton, galon, kaki persegi, berat atom, atau
suhu.Secara perhitungan, metode unit fisik mengalokasikan ke setiap produk
patungan proporsi yang sama dari biaya patungan dengan proporsi unit yang
mendasarinya.
b) Metode Nilai Penjualan saat Pemisahan
Metode nilai penjualan saat pemisahan (sales value at split off method)
mengalokasikan biaya patungan berdasarkan proporsi setiap produk pada nilai
penjualan pada titik pemisahan. Berdasarkan metode ini, semakin tinggi nilai
pasar, sernakin besar bagian dari biaya patungan yang dibebankan terhadap
produk tersebut. Asalkan harga saat pemisahan stabil atau fluktuasi harga dari
berbagai produk disinkronisasi (tidak harus pada jumlahnya, tetapi bisa juga pada
tingkat perubahan), biaya yang dialokasikannya akan tetap konstan.
c) Metode Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan
Ketika nilai pasar digunakan untuk mengalokasikan biaya patungan, kita
menggunakan nilai pasar saat titik pemisahan. Akan tetapi, harga pasar untuk
produk tertentu terkadang tidak ada yang tersedia saat titik pemisahan. Dalam hal
ini, metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value method)
bisa digunakan. Pertama, tentukan nilai penjualan hipotetis (hypotbetical sales
value) untuk setiap produk bersama dengan pengurangan semua biaya pemrosesan
yang bisa dipisahkan (atau lebih lanjut) dari nilai pasar akhir.Kemudian, metode
nilai bersih yang dapat direalisasikan bisa digunakan untuk memproratakan biaya
patungan berdasarkan bagian dari setiap produk atas nilai penjualan hipotetis.
d) Produk Sampingan
Proses produksi patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih
produk yang diproduksi secara simultan. Produk patungan atau utama memiliki
nilai pepjualan yang relatif signifikan. Produk sampingan (by products) memiliki
nilai penjualan yang relatif kurang signifikan. Produk sampingan umumnya tidak
dialokasikan ke biaya produk patungan. Penjualan produk sampingan dirnasukkan
dalam “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi atau diperlakukan sebagai
kredit untuk Barang dalam Proses dari produk utama.

Anda mungkin juga menyukai