Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN 6

ALDEHID DAN KETON

OLEH

NAMA : SITTI HANAFIAH

STAMBUK : F1C1 18 031

KELOMPOK : VI(ENAM)

ASISTEN : NANDA PERMANA JATI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

KENDARI

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu kimia, suatu cara untuk menentukan kadar suatu zat dalam suatu

larutan dapat dilakukan dengan cara titrasi. Metode titrasi berdasarkan pada

perbedaan volume larutan yang digunakan. Pada dasarnya tidak semua larutan dapat

dicari kadarnya dengan metode titrasi. Sehingga metode titrasi dibagi lagi kedalam

beberapa kelompok berdasarkan reaksi dan titran yang digunakan.

Oksidimetri dan reduktometri adalah contoh metode titrasi redoks dimana

larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator dan reduktor.Oksidator adalah

senyawa di mana atom yang terkandung mengalami penurunan bilanganoksidasi.

Sebaliknya reduktor adalah atom yang terkandung mengalami kenaikan

bilanganoksidasi.

Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana

terjadi kenaikan bilanganoksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap

penurunan bilangan oksidasi.Berarti proses oksidasi disertai hilangny a elektron

sedangkan reduksi memperoleh elektron. . Oksidasi-reduksi harus selalu

berlangsung bersama dan saling mempengaruhisatu sama lain (mana titik?)

Istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa . Untuk lebih

mengenal titrasi redoks ini, maka untuk hal itulah laporan ini perlu disusun

berdasarkan dengan praktikum yang telah dilakukan.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan titrasi redoks yakni, bagaimana menentukan

kadar karbonat dan bikarbonat dari suatu campuran?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan titrasi redoks yakni,untuk

menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dari suatu campuran.

D. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh pada percobaan titrasi redoks yaitu,dapat menentukan

kadar karbonat dan bikarbonat dari suatu campuran.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Titrasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan kadar

suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi

ada beberapa jenis, yang dapat dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat dalam

proses titrasi, salah satunya yaitu titrasi asam basa. Titrasi asam basa ini merupakan

teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi

merupakan reaksi asam basa (netralisasi) (Ramdan dkk.,2017).

Tujuan utama dari analisis volumetri adalah untuk mengetahui kuantitas dari

setiap komponen yang menyusun analit, analisis volumetri menghasilkan data

numerik yang memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis volumetria umumnya

dinyatakan dalam satuan volume, satuan berat, maupun satuan konsentrasi dengan

menggunakan metode analisis tertentu.pada analisis volumetri meliputi titrasi asam

basa, titrasi pengendapan dan titrasi redoks. Konsepkonsep yang dibahas pada materi

analisis volumetri berupa konsep abstrak, konsep terdefinisi dan konsep berdasarkan

proses (Fardani dkk., 2017).

Keseimbangan redoks akan bergeser ke arah oksidasi atau reduksi,

menghasilkan stres oksidatif atau stres reduktif.Oksidasi dan reduksi selalu terjadi

bersamaan tidak ada suatu teroksidasi zat yang menyebabkan zat lain (Cao

dkk.,2016).
Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya

adalah reaksi redoks, reaksi ini hanya dapat berlangsung kalau terjadi interaksi dari

senyawa, unsur, ion yang bersifat oksidator dengan unsur, senyawa, ion bersifat

reduktor.Tes filtrasi panas dilakukan dengan sengaja untuk menguji keberadaan

spesies aktif katalitik yang pencucian selama waktu reaksi Selanjutnya pelarut dan

basa ditambahkan ke filtrat dan Reaksi berlanjut tanpa adanya katalis selama 48

jam(Kamminga dkk.,2019).

Ada dua kelemahan utama dengan asam emulsi. Kebanyakan asam emulsi

tersedia secara komersial memiliki fase internal fraksi volume tinggi, yang mengarah

ke viskositas tinggi .Viskositas tinggi menghasilkan tekanan gesekan tinggi, dan

reduksi gesekan biasa tidak efektif dalam emulsi. Tergantung pada diameter jalur dan

kepala sumur, perawatan stimulasi dengan asam emulsi dapat mengalami tingkat

keterbatasan. Selain itu, emulsi lebih sulit untuk disiapkan daripada cairan pembubaran

formasi lainnya(Daeffler dkk.,2018).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan titrasi redoks dilaksanakan pada hari selasa,10 September

2019 pukul 13.00 – 15.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia

Anorganik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan titrasi redoks yaitu, pipet volume 25

ml, Erlenmeyer 250 ml, 4 gelas ukur 50 ml, gelas piala 250 ml, buret 25

ml,botol timbang thermometer 100 ℃.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada titrasi redoks yaitu, KMnO₄ 0,1 N, H2S0₄ dan

aquades.
C. Prosedur Kerja

1 Penentuan Kadar Fe

FeSO₄,7H₂O
- Ditimbang sebanyak 0,7 gram

- Dimasukkan dalam Erlenmeyer

250 ml

- Ditambahkan aquades 25 ml

- Diasamkan dengan 25 ml asam

sulfat 4 N

- Dititrasi dengan KMnO₄ 0,1 N

- Dihitung kadar Fe

Hasil Pengamatan
2 Standarisasi KMnO₄

CuSO₄.5H₂O

- Ditimbang sebanyak 2 gram

- Dimasukkan dalam takar 100 ml

- Dilarutkan dengan aquades hingga

tanda tera

- Dihomogenkan

-
Larutan CuSO₄ dalam labu takar 100 ml
- Dipipet 25 ml

- Ditambahkan H₂SO₄

- Dimasukkan dalam Erlenmeyer

250 ml

-
Larutan CuSO₄ dalam Erlenmeyer 250 ml

- Dititrasi dengan KMnO₄

Hasil Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai