Skripsi
OLEH:
RITA MEIDIAN
F1C115055
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat
memperoleh ilmu hingga sekarang ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada nabi Muhammad SAW dan juga keluarga serta para sahabat-
sahabatnya. Tidaklah suatu kejadian terjadi tanpa seizin Allah penulis dapat
bimbingan, nasehat, arahan, serta doa maka penulisan skripsi ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
kepada Bapak Dr. Alimin, M.Si. selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Eng. La
Agusu, M.Si. selaku Pembimbing II, yang telah banyak mengorbankan waktu
dan pikiran dalam memberikan bimbingan, arahan, kritik, saran dan nasehat yang
sekaligus guru besar untuk penulis yaitu kedua orang tua, Ayahanda Tafsin La
Ndau dan Ibunda tercinta Wa Nuu yang senantiasa memberikan dukungan moril
dan materil, motivasi, nasehat, cinta, kasih sayang, perhatian yang sangat luar
iii
iii
biasa serta do’a yang tulus dan ikhlas yang takkan pernah bisa penulis balas.
Kepada adik laki-laki tersayang Alfian serta seluruh keluarga besar yang telah
memberikan doa dan dukungan kepada penulis serta terima kasih banyak telah
menjadi penyemangat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini.
penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor
2. Bapak Dr. Ida Usman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
3. Bapak La Ode Ahmad S.Si., M.Si., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA
4. Ibu Dr. Prima Endang Susilowati, M.Si. selaku sekretaris Jurusan Kimia
FMIPA dan Bapak La Ode Abdul Kadir, S.Si., M.Si. yang telah memberikan
5. Ibu Fahmiati, S.Si., M.Si., M.Sc selaku Kepala Laboratorium Kimia yang
6. Bapak La Ode Kadidae, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku Penasehat Akademik yang
7. Ibu Prof. Dr. Mashuni M.Si., Bapak La Ode Ahmad, M.Si., Ph.D, dan Bapak
Dr. Imran, S.Si., M.Si. selaku dewan penguji yang telah banyak memberikan
iv
8. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Kimia, serta seluruh staf di lingkungan FMIPA
Universitas Halu Oleo atas segala fasilitas dan pelayanan yang diberikan
Amalia, Jumrah Arif, Sariyana, S.Si., Eka Marlina, Aliya, Nurhidayah Kahar,
Terima kasih atas kehadiran, kebersamaan dan telah menjadi jawaban dari
setiap masalah, juga atas segala support, doa dan semangat yang kalian
11. Teman-teman penulis angkatan 2015 yang tak sempat disebutkan namanya,
terima kasih atas semua bantuan, dukungan dan motivasi yang telah diberikan
12. Sahabat-sahabat penulis meliputi sahabat Chiby: Lisna, Nia, Yesi, Pipi, Fita,
Heni, Efi, Rani serta teman-teman lain: Feri, Nasrul, Anang, kak Apri, kak
memberikan motivasi dan doa saat suka maupun duka selama menjalankan
v
iv
kerjasamanya.
14. Adik-adik Mahasiswa Kimia Angkatan 2016: Saleh, Dila, fajar, Sani, Grace
beserta lainnya yang mohon maaf tidak dapat disebutkan satu persatu.
15. Adik-adik penulis: Novi, Emi, Dewi, Muhaimin, Jumardin, Jamuri, Misran
yang telah banyak membantu penulis baik suka maupun duka. Trimakasih
atas bantuannya.
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
Penulis
vi
SINTESIS DAN KARAKTERISASI GRAPHENE/MnxOy/Li2B4O7 SEBAGAI
MATERIAL ELEKTRODA BATERAI LITHIUM-ION(LI-ION)
Oleh :
RITA MEIDIAN
F1C1 15 055
ABSTRAK
vii
SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION
OF GRAPHENE/ MnxOy/Li2B4O7 AS ELECTRODES OF LITHIUM-ION
(LI-ION) BATTERIES
By:
RITA MEIDIAN
F1C1 15 055
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL I
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
ABSTRAK Vii
DAFTAR ISI iX
DAFTAR GAMBAR Xii
DAFTAR TABEL Xiv
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN Xv
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Baterai 6
1. Jenis Baterai 6
B. Graphene 8
C. Mangan 11
D. Lithium Borate 13
F. Elektrokimia 16
G. Dip-Coating 18
H. Karakterisasi 19
ix
4. Cyclic Voltammetry (CV) 26
1. Alat Penelitian 29
2. Bahan Penelitian 29
C. Prosedur Penelitian 30
1. Grafit Oksida 30
x
3. Karakterisasi Graphene/MnxOy/Li2B4O7 menggunakan SEM-
EDX 46
4. Uji Kinerja Menggunakan Cyclic Voltammetry (CV)
49
5. Kestabilan Kapasitas Spesifik Elektroda
Graphene/MnxOy/Li2B4O7
V. PENUTUP 59
A. Kesimpulan 61
B. Saran 61
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN 63
72
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 8. Skematik teknik XRD (X-Ray Diffraction) 21
Gambar 10. Pola XRD LiMnBO3 disinter pada suhu yang berbeda 23
xii
Gambar 30. Voltamogram variasi scan rate elektroda graphene oxide 50
59
DAFTAR TABEL
xiii
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
xiv
Lambang/Singkatan Arti
Li Ion Lithium Ion
NF Nickel Foam
°C Derajat Celcius
I Kuat arus (A)
Mn3O4 nMn.nMnO2
Li2B4O7 Litium tetraborat
V/s Volt per sekon
g/cm3 Gram per centimeter kubik
g/mol Gram per mol
mg/L Miligram per Liter
W Watt
W/m·K Satuan konduktivitas termal
mAh/g Miliampere hours per gram
m2/g Milikuadrat per gram
mg/g Miligram per gram
Rpm Rotation per minute
G Gram
Cm Centimeter
mL Mililiter
J/mol K Joule per mol Kelvin
L/mol Liter per mol
M Molaritas
L Liter
Mg Miligram
Nm Nanometer
µm Mikro meter
KHz Kilo Herzt
MHz Mega Herzt
Nanopartikel Partikel berukuran 10 - 1.000 nm
EK Elektroda Kerja
EP Elektroda Pembanding
EC Elektroda Counter
CV Cyclic Voltammetry
Θ Sudut
Mr Massa molekul relatif
Ρ Massa jenis
O Spesi teroksidasi
R Spesi tereduksi
V Potensial (volt)
K Kelvin
e- Elektron
eV Elektron Volt
Satuan scan rate
JCPDS Database pola XRD
XRD X-Ray Diffraction
FTIR Fourier Transform Infrared
SEM Scanning Electron Microscope
EDX xv Dispersive X-Ray
Energy
% Persen
C Kapasitas spesifik
Potensial (V)
xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diberbagai bidang ilmu, baik di bidang Kimia, Fisika, Biologi, industri, ataupun
digunakan saat ini. Sistem kerja baterai didasarkan pada mekanisme elektrokimia
dimana baterai menyimpan energi listrik dalam senyawa kimia yang mampu
menghasilkan muatan. Baterai yang merupakan sumber energi ini mudah dibawa
yang mendominasi pasar saat ini adalah baterai yang berbasis lithium. Baterai
jenis ini memang dianggap efektif untuk menjadi sumber daya bagi alat yang
maka baterai akan mengalami voltage drop. Oleh karena itu, salah satu cara untuk
anoda maupun katoda baterai lithium ion untuk meningkatkan performa baterai
1
2
sangat berkembang saat ini, menarik untuk dikaji oleh para peneliti dari berbagai
bidang ilmu baik Kimia, Fisika, Biologi maupun bidang Teknik material.
Graphene dengan ketebalan satu atom dalam struktur 2 dimensi, telah dikenal
sebagai material yang ideal untuk penyimpan energi kimia. Kristal terdiri dari
hibridisasi sp2 atom karbon dan membentuk struktur heksagonal serta memiliki
luas permukaan spesifik sangat tinggi, mencapai 1500 m 2/gram. Dengan luas
elektrik yang tinggi, luas permukaan dan kesetimbangan kimia yang bagus. Sifat
strukturnya, termasuk penyiapan carbon sheet dengan layer yang berbeda dan
graphene dengan atau tanpa efek akibat dari metode sintesisnya (adhitiawan dan
Diah, 2013).
graphite, memiliki luas permukaan spesifik sebesar 2.600 m 2/g (Stoller et al.,
kapasitas penyimpanan ion litium yang lebih tinggi, memiliki mobilitas elektron
yang tinggi sebesar 15.000 cm2/Vs, konduktivitas termal yang luar biasa sebesar
3000 W/mK dan memiliki stabilitas kimia dan sifat mekanik yang baik (Bolotin
et. al., 2008). Dari kelebihan graphene tersebut maka ini menjadi hal menarik
penyimpan energi yang baik. Namun, graphene murni memiliki afinitas pori yang
stabilitas siklus yang rendah sehingga untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan
suatu pendoping atau komposit untuk memperbaikinya. Salah satu bahan aktif
(voltage) yang sangat bagus, harga relatif murah dan aman bagi lingkungan
(Wigayati dan Ibrahim, 2018). oksida mangan yang memiliki berbagai polimorfi
struktur kristal. Setiap material oksida mangan ini terdiri dari suatu struktur
tunnel. Dengan struktur tunnel yang dimiliki oleh material oksida mangan ini
maka banyak digunakan sebagai selektif katalis, penukar ion, dan penukar
molekul. Jenis lithium yang baru juga belakangan ini telah menarik perhatian
untuk diteliti. Penggunaan kelompok borat litium adalah bahan kimia yang
menarik untuk diteliti karena pada borat litium bentuk struktur kimianya yang
sangat menarik. Sifat-sifat borat litium yang dihasilkan dari bentuk strukturnya
sinyal listrik dan sebaliknya memanfaatkan efek piezoelektrik (Listrik yang dipicu
Borate yang telah menarik banyak perhatian karena koefisien frekuensi rendah
(TCF). Li2B4O7 adalah bubuk putih yang tidak memiliki bau khas dengan titik
lebur 917 oC dengan kelarutan dalam kisaran sedang 1-10 %. Kepadatan serbuk
lithium Tetraborate adalah 2,45 gram/cm dan memiliki banyak sifat teknologi
seperti piroelektrik (listrik yang dipicu panas) dan piezoelektrik (listrik yang
mineral, hemat biaya dan toksisitas yang rendah dibandingkan dengan garam
litium sintetis lainnya sehingga sering digunakan dalam zat terlarut elektrolit
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
2. Menemukan material baru untuk bahan elektroda baterai lithium ion (Li-ion)
A. Baterai
dilakukan oleh Alessandro Volta pada awal abad ke-19. Alessander Volta
Pile). Baterai ciptaan Alessander Volta terdiri dari tumpukan cakram seng dan
tembaga berselang seling dengan kain basah yang telah dicelup air garam sebagai
Baterai terdiri dari terminal positif (katoda) dan terminal negatif (anoda)
serta elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output arus lstrik dari baterai
adalah arus searah dan disebut arus DC (Direct Current). Umumnya, baterai
terdiri dari 2 jenis utama yaitu baterai primer hanya dapat sekali pakai (single use
battery) dan baterai sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery).
1. Jenis Baterai
Baterai memiliki dua sifat yaitu baterai primer dan baterai sekunder, disebut
baterai primer berarti baterai ini hanya bisa dipakai satu kali saja sedangkan
baterai sekunder berarti baterai yang dapat dipakai berkali-kali dengan cara isi
ulang bila dayanya sudah mulai habis. material penyusun sel dipilih dari material
35
7
litium/mol AzBy tanpa mengalami perubahan besar atau kerusakan dalam struktur
kristalnya. Persamaan dasar dari reaksi kimia yang terjadi dalam sel baterai
(discharge), elektron akan mengalir dari negatif ke positif. Sedangkan pada saat
mengalir dari positif ke negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai.
Jenis-jenis baterai yang dapat diisi ulang (Rechargeable battery) yang sering kita
tinggi, transfer daya tinggi, umur panjang, stabilitas siklus yang baik dan tidak
memiliki efek memori (Oswal et. al., 2010). Performa baterai lithium-ion meliputi
voltage, cycle life, charge and discharge capacity dan energi yang dihasilkan.
fenomena interkalasi, yaitu ion lithium dapat bermigrasi antar elektroda melewati
elektrolit tanpa terjadi perubahan struktur kristal dari bahan elektroda (Wigayati,
2007). Salah satu cara meningkatkan performa baterai adalah memilih dan
Untuk anoda umumnya terbuat dari karbon (graphite) (Oswal et. al, 2010). Anoda
adalah material aktif dan berfungsi sebagai pengumpul ion lithium. Parameter
pengembangan material anoda yaitu kepadatan energi yang dihasilkan dan siklus
discharge, ion lithium pada anoda terionisasi dan masuk pada elektrolit kemudian
berpindah melalui separator berpori dan masuk ke dalam lubang berukuran atomik
pada katoda sehingga terjadi perpindahan aliran listrik ke sirkuit luar. Ketika
charging ion lithium akan kembali dari katoda menuju anoda. Pada saat baterai
tidak digunakan anoda mengalami oksidasi atau kehilangan elektron dan katoda
memperoleh aliran elektron tersebut, pada saat baterai digunakan maka proses
yang terjadi adalah kebalikan dari proses ini (Ningsih dkk., 2017).
B. Graphene
struktural lapisan tunggal karbon yang di mana setiap atom karbon memiliki
ikatan sp2 seperti ikatan yang dimiliki benzena dan berbentuk rapat dalam bentuk
9
kisi kristal seperti sarang lebah dan graphene termasuk bahan dasar dalam
Gambar 2. Struktur graphene kisi sarang lebah (Choi et. al., 2011).
Mobilitas elektron yang tinggi (10.000 cm2/Vs), efek Quantum Hall pada
temperatur ruang, transparansi optik yang baik (97,7%), luas permukaan spesifik
yang besar (2.630 m2/g) dan konduktivitas panas yang tinggi (3000 W/mK)
Sehingga saat ini di bidang penelitian dan industri para fisikawan, kimiawan, dan
2011; Stoller et. al., 2008). Graphene tersusun dari atom-atom karbon monolayer
al., 2009).
Jarak antar atom karbon dalam graphene sebesar 0,142 nm pada satu
ikatan antar karbon. Sedangkan, suatu graphite, jarak antar lembar graphene
sebesar 0,335 nm. Lembaran graphene yang digulung menjadi sebuah bola akan
menjadi material fullerene (0D), graphene yang digulung mejadi semacam tabung
akan menjadi material Carbon Nano Tube (CNT) (1D), lembaran graphene itu
material graphite (3D), ini semua bentuk alotrop dari karbon(Zhou et. al., 2012).
merupakan turunan dari Graphene Oxide (GO). Karakteristik dari GO yaitu dapat
sehingga terbentuk rGO (Pei and Cheng, 2012). rGO biasa disebut graphene-like
karena strukturnya yang menyerupai graphene. Hanya saja terdapat cacat (defect)
sedikit kandungan oksigen maka semakin baik konduktivitasnya (Morimoto et. al,
2016).
Sifat elektronik pada graphene dapat ditinjau melalui sifat dari mobilitas
atom graphene merupakan susunan heksagonal dua dimensi dari atom karbon.
Oleh karena itu, graphene memiliki mobilitas elektron diprediksi pada suhu kamar
pada tingkatan 106 cm2/V.s dan secara eksperimental dapat diketahui bahwa
pojok-pojok zona Brillouin pertama, energi elektron pada pita konduksi tepat
bertemu dengan pita valensi membentuk kerucut, sehingga band gapnya bernilai
nol (Rohman, 2012). Pada tempat ini dinamakan titik dirac, nilai energi
berbanding lurus dengan momentum, sehingga massa efektif elektron adalah nol.
Dengan massa efektif yang nol maka graphene mempunyai mobilitas yang tinggi
C. Mangan (Mn)
relatif 54, 94 g/mol, titik didih 2032 dan titik lebur 1247 . Di dalam sistem
periodik unsur, mangan merupakan unsur dengan nomor atom 25 serta berada
pada periode 4 dan masuk dalam golongan VII B yang berarti bahwa mangan
yang paling berlimpah ke dua belas dan logam paling melimpah ke lima. Mangan
untuk industri baterai. Salah satu mineral mangan yang menjadi perhatian menarik
dalam piranti elektronik sebagai penyimpan energi (Jansirani et. al., 2018).
mana ion oksida yang dikemas berbentuk kubik dan Mn 2+ menempati situs
mempunyai sistem kristal berbentuk tetragonal dengan dengan dimensi sel nya a =
5,76 Å, b = 5,76 Å, c = 9,45Å serta grup ruang 141/amd. Berat jenis 4,7- 4,8 g
cm_3 berwarna hitam kecoklatan. Mn3O4 memiliki kilap seperti logam. Mn3O4
semikonduktor. Berikut struktur kristal dari Mn3O4 (Putri et. al., 2015).
pengoksidasi. Selain titik cairnya yang tinggi, memiliki daya hantar listrik. Selain
itu, memiliki kekerasan yang sedang akibat dari cepat tersedianya elektron dan
orbital untuk membentuk ikatan logam (Brady, 2010). Mn3O4 juga digunakan
sebagai katalis dan memiliki tahanan listrik yang tinggi (Schlute, 2004).
D. Lithium Borate
substituen pada atom boron: litium aril borat dan litium alkil borat. Anion litium
aril borat mengandung sejumlah besar gugus aromatik, seperti bis lithium hidrida
borat lithium (LBNB) bis (2,2-bifenil) Oxil borat lithium, bis (asam salisilat)
lithium borat (LBSB), dan lain-lain. jika gugus alkil dengan kemampuan menarik
bermuatan negatif, serangkaian garam alkil borat lithium seperti litium malonat
sejenisnya. Alkil borat lithium tersebut juga memiliki stabilitas termal yang tinggi,
komposit kaca V2O5 - LiBO2 dengan oksida grafit tereduksi memberikan kapasitas
14
kisaran, 300 mAh/g dalam 100 siklus pertama. Metode sintesis untuk kelas
elektroda baru sangat sederhana dan hemat biaya. Material katoda yang sebanding
menghasilkan kapasitas dan energi spesifik yang serupa hanya dapat diperoleh
dengan metode sintetik yang melelahkan dan menggunakan teknik dan educt yang
mahal. Faktor lain untuk memilihnya sebagai garam doping adalah ketersediaan
bahan baku yang melimpah dan tidak ada pencemaran lingkungan (Xu et. al.,
2004).
LiMnBO3, diperoleh pada suhu lebih tinggi dari 850 ◦ C dengan reaksi keadaan
padat tanpa menggunakan karbon hitam dalam bahan awal. Kapasitas pelepasan
spesifik awal untuk bahan aktif katoda adalah 75,5 mAh/g pada kerapatan arus 5
mA/g dan rata-rata kapasitas menurun adalah 0,09% per siklus kecuali untuk
42,3 mAh/g bahkan pada kepadatan arus 50 mAh/g dan kapasitas menurun per
menunjukkan bahwa pasangan redoks Mn3+ / Mn2+ terletak di 2,23 dan 4,13 V
dapat dengan jelas diamati selama sapuan anodik dan katodik. Menggabungkan
hasil voltammogram siklik dengan pola difraksi sinar-X elektroda sebelum dan
sesudah, di mana tidak ada perubahan yang signifikan dari arus puncak dan
dapat dibalik dalam senyawa ini dan struktur heksagonal untuk LiMnBO 3 dapat
15
gas atau cairan pada permukaan zat padat yang membentuk lapisan partikel-
partikel. Proses adsorpsi terjadi pada dinding berpori dan pada tempat tertentu
proses adsorpsi. Molekul pada permukaan zat cair atau padat memiliki gaya tarik
kearah dalam karena tidak ada gaya yang mengimbangi, sehingga meyebabkan zat
padat maupun cair memiliki daya adsorpsi (Alberty dan Cornowel, 1992).
Proses adsorpsi yang umum digunakan adalah fasa gas-padat dan fasa
adsorbat dan adsorben (Noll et al., 1992). Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis
metode terjadi ketika molekul dalam fasa cair melekat pada permukaan zat padat
(adsorben) sebagai akibat adanya gaya tarik pada permukaan zat padat untuk
mengatasi energi kinetik pencemar pada fase cair (adsorbat) (Sanredian et. al.,
2017).
menggunakan ikatan van deer walls. Molekul terikat sangat lemah dari molekul
dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisik cukup rendah yakni dibawah 20
16
melalui gaya van deer walls atau melalui ikatan hidrogen. Adsorpsi kimia terjadi
secara spesifik dan melibatkan gaya yang lebih besar dibanding adsorpsi fisika.
dengan adsorpsi fasa cair dapat mengembangkan rute yang cerdas yang berfungsi
untuk menyimpan bahan aktif dalam nanokarbon dan dengan stimulasi eksternal
F. Elektrokimia
antara listrik sebagai fenomena terukur dan kuantitatif dengan perubahan kimia
yang teridentifikasi. Arus listrik yang dihasilkan dianggap sebagai hasil dari
perubahan kimia tertentu atau sebaliknya. Reaksi ini melibatkan muatan listrik
yang bergerak antara elektroda dan elektrolit (spesies ionik dalam larutan).
reduksi. Terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi karena adanya elektron yang
berpindah dari satu spesi atom ke spesi atom yang lain atau pelepasan elektron
berikatan atau spesi kimia yang terlibat. Perubahan muatan yang terjadi disebut
peristiwa oksidasi dan reduksi atau dikenal sebagai reaksi redoks. Peristiwa ini
aktifitas dari spesi dalam larutan. Reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) dapat
O + ne - R (1)
Dimana O adalah spesi yang teroksidasi dan R adalah spesi yang tereduksi. Setiap
proses reduksi dan oksidasi terjadi pada permukaan elektroda dari sel
E = E°– ln (2)
T = temperatur (K)
terjadinya reaksi kimia. Untuk memahaminya dapat dipahami melalui proses yang
peralatan dan bahan elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik (Reiger,
1994). Sel elektrokimia digolongkan ke dalam sel galvani dan sel elektrolisis,
listrik karena reaksi kimia yang terjadinya secara spontan, sedangkan sel
menggunakan listrik sebagai sumber energi untuk terjadinya reaksi kimia (Skoog
G. Dip-Coating
pelapisan yang digunakan dalam proses ini adalah metode dip-coating. Metode
dip-coating atau metode celupan sering digunakan karena prosesnya mudah dan
tidak memerlukan biaya yang mahal. Proses yang terjadi adalah substrat
yang konstan. Larutan prekursor yang melengket pada substrat dan membentuk
lapisan tipis karena pelarutnya akan menguap dan sebagian larutan akan turun
karena adanya gaya gravitasi. Ketebalan larutan dapat diatur sesuai dengan
transparent conducting film. Metode ini banyak diminati karena prosesnya yang
sederhana dan tidak memerlukan biaya yang mahal, selain itu juga tidak merusak
lingkungan dan peralatan yang digunakan tidak begitu kompleks. (Sanjaya et. al.,
2015).
H. Karakterisasi
Sinar-X adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik yang mempunyai energi
antara 200 eV- 1 MeV. Sinar ini berada pada radiasi antara sinar gamma dan
ultraviolet (UV), dengan panjang gelombang yang hampir sama dengan jarak
antara atom dalam kristal, sehingga sinar-X menjadi teknik dalam analisis struktur
(Ismunandar, 2006). Prinsip dasar dari XRD, jika seberkas sinar-X dijatuhkan
pada sampel kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang
memiliki panjang gelombang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut.
sebagai sebuah puncak difraksi. Makin banyak bidang kristal yang terdapat dalam
sampel, makin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Tiap puncak yang
muncul pada pola XRD mewakili satu bidangkristal yang memiliki orientasi
tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data
dari difraktometer dapat berupa data analog atau digital. Rekaman data analog
berupa grafik garis-garis yang terekam per menit sinkron, dengan detektor dalam
sudut 2θ/menit, sehingga sumbu-x setara dengan sudut 2θ. Sedangkan rekaman
relatif dari deretan puncak-puncak tersebut bergantung pada jumlah atom atau ion
yang ada, dan distribusinya di dalam sel satuan material tersebut. Pola difraksi
setiap padatan kristalin sangat khas, yang bergantung pada kisi kristal, unit
sangat kecil kemungkinan dihasilkan pola difraksi yang sama untuk suatu padatan
Pengamatan struktur grafit, grafit oksida, dan rGO yang dilakukan oleh
Gambar 9. Pola XRD (X-Ray Diffraction) dari grafit, grafit oksida dan graphene
Cu-Kα 1.54060 Å. Grafit, grafit oksida, dan rGO dapat dilihat. Grafit
2θ = 26,4866˚ tidak tampak, tetapi terbentuk peak pada 2θ = 12,0433˚. Hal ini
Grafit oksida memiliki d-spacing = 7.3400 Å, lebih lebar daripada grafit dengan
24.1093 dengan d-spacing = 3.6869 Å. Nilai d-spacing yang menjadi lebih kecil
menunjukkan bahwa grafit oksida telah tereduksi menjadi graphene. Selain itu
nilai d-spacing rGO yang lebih besar daripada grafit mengindikasikan bahwa telah
terjadi pengelupasan lapisan grafit menjadi single layer graphene (adhitiawan dan
Diah, 2013).
22
Penelitian yang dilakukan oleh Ling Chen et. al., 2010 menggunakan
Gambar 10. Pola XRD LiMnBO3 disinter pada suhu yang berbeda:
(a) 750 ◦C; (b) 800 ◦C; (c) 850 ◦C (Ling Chen et. al., 2010)
(Gambar. 10 (a) dan (b)). Ketika suhu lebih tinggi dari 850 ◦C, fase tunggal
(c)). Hasil percobaan kami menunjukkan suhu 850◦C untuk senyawa LiMnBO3
fase tunggal dengan struktur kristal heksagonal mulai muncul lebih tinggi bahwa
hitam digunakan sebagai bahan awal. Difraksi sinar-X pola senyawa LiMnBO3
oleh program PIRUM sebagai a = 8.1702 (1) Å dan c = 3.1472 (1) Å (Ling Chen
dan komposisi elemen yang berbeda dapat diketahui dari kontras warna
electron berenergi tinggi untuk mengamati objeknya yang sangat kecil dalam
bentuk stereo dengan skala pembesaran tinggi (Nuwaiir, 2009). Pancaran elektron
menuju sampel. Dengan arah pergerakan electron tersebut maka akan terlihat
sehingga topografi, tonjolan, lekukan dan pori-pori pada permukaan dapat terlihat
(Daulay, 2005).
grafit berbentuk flake yang tebal. Sedangkan grafit oksida (b) merupakan
oksida juga tebal namun sudah berbentuk lembaran. Sedangkan graphene (c)
merupakan selapis lembaran tipis transparan dari grafit (adhitiawan dan Diah,
2013).
Infrared (IR) berkisar pada bilangan gelombang 12.800-10 cm-1, dan umumnya
keuntungan, yaitu spektrum yang terdapat dalam sampel dapat dideteksi dalam
waktu singkat, sensitifitasnya lebih baik, spektrum dari pelarut atau pengotor
dapat dihilangkan dari spektrum sampel yang dianalisis dan sejumlah kecil sampel
scan untuk menghasilkan spektrum tunggal (Faust, 1998). Tujuan dari analisis
FTIR adalah untuk mengetahui adanya gugus-gugus fungsi yang terdapat dalam
suatu senyawa(Smith, 1996). Prinsip kerja dari FTIR yaitu Jika suatu molekul
menyerap sinar inframerah, maka dalam molekul itu akan terjadi perubahan
Gambar 13. Skematis dari Fourier Transform Infrared (FTIR) (Smith, 1996)
Tabel 1. Daerah gugus fungsi pada IR (Skoog dan Leary., 1998)
Ikatan Tipe Senyawa Daerah Intensitas
frekuensi (cm-1)
C–H Alkana 2850 – 2970 Kuat
1340 – 1470 Kuat
C–H 3010 – 3095 Sedang
C C 675 – 995 Kuat
Alkena
C–H C C 3300 Kuat
Alkuna
C–H Cincin Aromatik 3010 – 3100 Sedang
690 – 900 Kuat
O–H Fenol, monomer alkohol, 3590 – 3650 Berubah-ubah,
alkohol, ikatan hidrogen, 3200 – 3600 Berubah-ubah,
26
fenol terkadang
melebar
Monomer asam karboksilat, 3500 – 3650 Sedang
Ikatan hidrogen asam 2500 – 2700 Melebar
karboksilat
N–H Amina, Amida 3300 – 3500 Sedang
C=C Alkena 1610 – 1680 Berubah - ubah
C=C Cincin aromatic 1500 – 1600 Berubah - ubah
C≡C Alkuna 2100 – 2260 Berubah - ubah
C–N Amina, Amida 1180 – 1360 Kuat
C≡N Nitril 2210 – 2280 Kuat
C–O Alkohol, Eter, Asam 1050 – 1300 Kuat
Karboksilat, Ester
C=O Aldehid, Keton, Asam 1690 – 1760 Kuat
Karboksilat, Ester
NO2 Senyawa Nitro 1500 – 1570 Kuat
1300 – 1370 Kuat
mengkaji informasi tentang analit berdasarkan pengukuran arus (I) sebagai fungsi
potensial (V) pada kondisi dimana elektroda indikator atau elektroda kerja
mengalami polarisasi. Arus yang diukur adalah arus difusi yaitu arus yang timbul
karena adanya proses oksidasi atau reduksi analit elektroaktif pada permukaan
(EP) berupa elektroda kalomel (Saturated Calomel Electrode, SCE) atau elektroda
Ag/AgCl dan Elektroda Kounter (EK) berupa kawat platina atau batang karbon
yang berfungsi sebagai pembawa arus di dalam sel terutama untuk sistem yang
menghasilkan arus yang cukup besar (Andriani, 2007; Wang, 2000). Voltametri
potensial dari potensial awal ke potensial akhir dan kembali lagi ke potensial awal
27
terukur. Arus katodik adalah arus yang digunakan pada saat pembacaan dari
potensial yang paling besar menuju potensial yang paling kecil dan arus anodik
adalah sebaliknya yaitu pembacaan dari potensial yang paling kecil menuju
untuk pembacaan negatif dari +0,80 (potensial awal) ke -0,20 V (potensial akhir)
selama pembacaan potensial. Arus dapat dianggap sebagai respon sinyal terhadap
(pada sumbu vertical) terhadap potensial (sumbu horizontal) (gambar 14). Saat
28
variasi potensial linear terhadap waktu, sumbu horizontal dapat dianggap sebagai
akan terjadi kurva antara arus dengan potensial yang dikenal sebagai voltagram
1. Alat Penelitian
elektroda, kawat platina, gelas kimia (Iwaky Pyrex) 50 mL, 100 mL dan 250 mL,
1000 mL, gelas ukur (Iwaky Pyrex) 5 m L , 25 mL, 50 mL, labu takar (Iwaky
Pyrex) 100 mL, pipet ukur (Iwaky Pyrex) 5 mL dan 10 mL, pipet mikro,
tanur, pipet tetes, filler, mortal, hotplate, stirrer, icebath, ultrasonikasi, batang
pengaduk, pinset, botol semprot, statif dan klem, kaca arloji, timbangan
(Exploler Ohaus: maks. 210 g dan min. 0,001 mg), spatula, penjepit, X-Ray
HITACHISU3500).
2. Bahan Penelitian
hidrogen peroksida (H2O2), Natrium Nitrat (NaNO3) asam klorida (HCl) 37%,
C. Prosedur Penelitian
1. Grafit Oksida
KMnO4, NaNO3 dan H2SO4 sebagai bahan dasar. Proses sintesis dimulai dengan
secara bertahap kedalam larutan tersebut dan diaduk kurang lebih selama 1 jam
centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 1 jam. Fasa padat yang sudah
terpisah dari fasa cair dicuci menggunakan 10 mL HCl 37% dan akuades
beberapa kali sampai pH larutan netral. Ketika pH larutan netral dan tidak
adalagi ion sulfat (SO4-), maka dilakukan proses pengeringan grafit oksida pada
31
larutan diultrasonikasi selama 3 jam dengan suhu 100oC. Grafit Oksida akan
kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia dan dilarutkan kedalam HCl (37%)
lalu diaduk dengan menggunakan stirrer selama 3 jam yang dijaga konstan 70 ℃.
terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah (Chen et. al.,
2008).
terdeposit ke dalam pori-pori nickel foam (Safitri, 2017). Produk elektroda yang
dilarutkan menggunakan akuades dalam labu takar 100 mL sampai tanda tera dan
dihomogenkan.
pada gambar 15. Ketiga elektroda tersebut dimasukkan ke dalam sel elektrokimia
pada rentang potensial dari 0 V sampai 0,8 V dengan variasi scan rate 0,005 V/s,
1 2 3 Potentiostat Keterangan :
1. Elektroda pembanding Ag/AgCl
2. Elektroda kounter Pt
3. Elektroda kerja Graphene-N/Mn3O4/TiO2
4. Larutan K3Fe(CN)6 0,1 M
M= M1-M0
35
C =
C = kapasitas spesifik
I = kuat arus (A)
= Potensial (V)
M = massa (g)
biaya yang sangat mahal. Adapun cara lain untuk melakukan sintesis graphene
oksida (GO) terlebih dahulu, kemudian ikatan oksida pada GO direduksi dengan
menggunakan bubuk graphite yang dioksidasi dengan asam kuat disebut dengan
metode Hummer’s (Rafitasari et. al, 2016). Graphene memiliki berbagai keunikan
sifat kimia dan fisika dan berbagai potensi yang dapat digunakan dalam aplikasi
untuk diteliti.
dilarutkan dalam larutan asam yaitu HCl. Proses oksidasi grafit menggunakan
(NaNO3) sebagai katalis. Reaksi yang terjadi selama proses oksidasi grafit oleh
KMnO4 dapat dinyatakan dengan persamaan (8) dan (9) (Dreyer dkk., 2009).
35
36
Proses oksidasi ini hanya dapat berlangsung pada kondisi asam, sehingga H2SO4
campuran berwarna coklat tua. Adanya perubahan warna dari hijau tua pekat
menjadi coklat tua yang terjadi akibat reaksi antara grafit, H2SO4 dan KMnO4.
Selama proses ini, beberapa gugus fungsi seperti gugus fenol, gugus epoksi,
gugus keton, gugus karboksil, dan gugus karbonil akan terbentuk dan terikat
pada grafit (Shao dkk., 2012). Gugus fungsi ini menyebabkan grafit oksida
Gambar 17. Reaksi oksidasi grafit menjadi grafit oksida (Taufantri dkk., 2016)
dalam air dengan cara sonikasi pada frekuensi 53 kHz dan proses hidrotermal
menggunakan hydrothermal autoclave selama 24 jam pada suhu 180 oC. Proses
37
dengan gelombang ultrasonik dan proses kavitasi (perubahan fase uap dari zat
cair karena tekanannya berkurang hingga dibawah tekanan uap jenuhnya) yang
dialami oleh medium yang berupa air mengakibatkan terjadinya pergeseran pada
pengelupasan grafit oksida menjadi graphene oksida (Ilhami dan Diah, 2014).
digunakan maka tingkat kemurnian mangan alam akan semakin tinggi. HCl
merupakan asam kuat yang memiliki kemampuan melarutkan oksida mangan dari
bijihnya menjadi Mn2+, Mn3+, Mn4+, Mn6+ dan Mn7+. Larutan dengan kandungan
38
kemampuan daya larut HCl, semakin kecil luas permukaan partikel, maka terjadi
tersebut dapat larut (Mahardika, 2008). Larutnya mangan alam ditandai dengan
reaksi terbentuknya warna cokelat kuning pada larutan yang diaduk dengan
a b
Abdrashitov (2001). Dalam proses ini, bijih Mn dapat larut dalam larutan 5% air-
20% HCl dan terjadi pembentukan MnCl2 (Zhang dan Cheng, 2007), sesuai reaksi
Larutan dengan kandungan ion-ion tersebut sangat penting sebagai bahan dasar
dipengaruhi oleh kemampuan daya larut HCl, semakin kecil luas permukaan
partikel, maka terjadi tumbukan yang lebih besar dengan pelarut sehingga
yang sudah disiapkan kemudian disonikasi selama 1 jam dan setelah itu distirrer
agar partikel-partikel dalam larutan menjadi lebih kecil lagi dan larutan menjadi
proses pembentukan mineral yang terjadi disekitar sumber dari panas yang terjadi
akibat adanya injeksi dari sampel terhadap air sehingga mengalami pengkristalan.
40
metode dip coating (pencelupan). Dalam metode ini badan elektroda (Nickel
terdispersi dengan baik ke dalam pori-pori nickel foam. Nikel foam yang
untuk menganalisis gugus fungsi graphene oksida hasil sintesis. Rentang panjang
C-H
C-O C=C C=O O-H
Mn-O
C–O
C–H
C =C
Li-Mn C=O
O– H
graphene/MnxOy/Li2B4O7 memiliki gugus fungsi O-H, C-H, C=C, C=H, dan C-O.
adanya mangan oksida dan litium mangan oksida. Menurut Prieto (2003) pada
wilayah serapan antara 700-400 cm-1 merupakan pita serapan yang khas dari
mangan oksida. Hal yang sama juga dikemukaan oleh Lale Rahayu (2018)
mengatakan 585 cm-1 yang tajam dan luas, dimana pada daerah ini merupakan
dilakukan untuk mengetahui struktur kristal dari graphene oxide dan komposit
43
(XRD) dilakukan pada sudut 2θ= 15-80ᴼ dan λ cu-ka= 1.54060 Ᾰ. Seperti yang
Gambar 23. Pola XRD grafit oksida dan graphene oxide hasil sintesis
oksida dengan sudut sebesar 2 = 26.5149 dengan dspacing 3.359 Å. Pada graphene
terdapat puncak baru yaitu 23.04 dengan dspacing 3.857 Å (Apriani, 2019). Hal ini
Suwadana dan Diah (2015) yang menyatakan bahwa intensitas tertinggi pada
intensitas tertinggi pada graphene terdapat pada 2θ = 24,86o dengan dspacing = 3,578
Å. Perubahan jarak dan pergeseran sudut ke kiri terjadi ketika grafit oksida
berubah menjadi graphene yang disebabkan karena hilangnya gugus fenol, gugus
keton, gugus epoksi, gugus karboksil dan gugus karbonil . Nilai dspacing yang
menjadi lebih besar menunujukkan bahwa grafit telah tereduksi menjadi graphene
oxide.
44
sudut 2θ = 30.51 dengan dspacing 2,9216 Å merupakan pola Kristal Mn3O4, sudut 2θ
= 34.14 dengan dspacing 2,6357Å merupakan pola Kristal MnO2 sedangkan pada
sudut 2θ = 39.85, 44.39, 57.85, 65.17, 69.84 dengan nilai dspacing berturut-turut
menyerupai litium mangan oksida. Intensitas yang tinggi dari sudut 2θ= 44.39
mangan oksida menunjukan adanya logam-logam lain sebagai zat pengotor. Hal
tersebut dimungkinkan karena beberapa zat pengotor seperti Fe, Ni, Cu, Cr ikut
Hasil karakterisasi XRD terkait litium mangan oksida juga dilakukan oleh
Wigayati dan Ibrahim (2018) menghasilkan pola difraksi XRD sebagai berikut:
pembentukan fasa impuritas saja dengan melalui reaksi antara MnO2 dengan
carbon dan menghasilkan Mn. Mn yang dihasilkan dari reaksi tersebut kemudian
bereaksi kembali dengan MnO2 yang masih tersisa sehingga menghasilkan Mn3O4.
Penentuan ukuran kristalin dari Kristal Litium mangan oksida pada komposit
(1)
panjang gelombang sinar-X yang digunakan dan adalah lebar setengah puncak
46
(dalam radian), dan sudut difraksi Bragg (dalam radian). Hasil Perhitungan
Tabel 3 diatas merupakan rata-rata ukuran kristal litium mangan oksida yang
elektroda.
47
a b
merupakan litium mangan oksida. Menurut Wigayati dan Ibrahim (2018) yang
48
mengatakan bahwa partikel litium mangan oksida berupa batang yang memanjang
Hasil SEM pada Gambar 26c memperlihatkan bentuk dari nickel foam dan
nickel foam. Nickel foam berbentuk seperti network atau sponge dengan bentuk
seperti jaring, Nickel foam berfungsi sebagai pengumpul arus akan memberikan
akses yang lebih mudah bagi elektrolit serta meningkatkan luas area kontak akibat
4.0
3.5
3.0
2.5
B
2.0 Mn
O Mn
1.5
1.0
0.5
0.0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
keV
49
terdapat kekurangan yaitu tidak terdeteksi adanya unsur karbon. Hal tersebut
kemungkinan karena dalam proses pencampuran yang tidak merata serta jumlah
(CV). Hal ini bertujuan untuk menentukan variasi komposisi terbaik dengan
0,2:0,4:0,6; 0,5:0,5:0,2 dan 0,:0,5:0,5 (gram). Keenam variasi tersebut diuji secara
bergantian dalam sel voltametri yang berisi larutan K3Fe(CN)6 0,1 M. Menurut
50
a b
c d
51
Gambar 29
a.Voltamogram elekroda graphene/MnxOy/Li2B4O7 0,2:0,6:0,4 (gram)
b. Voltamogram elekroda graphene/MnxOy/Li2B4O7 0,2:0,4:0,6 (gram)
c. Voltamogram elekroda graphene/MnxOy/Li2B4O7 0,2:0,5:0,5 (gram)
d. Voltamogram elekroda graphene/MnxOy/Li2B4O7 0,0:0,5:0,5 (gram)
e. Voltamogram elekroda Graphene oxide
sampel, sedangkan pada gambar elektroda graphene oxide yang tidak terdapat
4.2. Uji Pengaruh Variasi Laju Pindai (Scan Rate) terhadap Kinerja
Elektroda Graphene/MnxOy/ Li2B4O7
puncak voltamogram terbaik pada perubahan scan rate. Variasi scan rate yang
scan rate terhadap elektroda graphene oksida dapat dilihat pada gambar 30.
graphene menunjukan voltagram yang baik pada scan rate 0,05 V/s dan 0,01 V/s.
53
Kurva persegi panjang pada scan rate 0,05 V/s dan 0,01 V/s berarti proses
bertambahnya beda potensial dan saat discharging, muatan yang keluar pun tetap
stabil, sedangkan voltagram pada scan rate 0,005 V/s menunjukan kurva yang
kurang baik dengan proses penyimpanan yang tidak stabil. scan rate yang
diberikan kecil maka aliran tegangan dapat masuk sampai ke dalam elektroda
material graphene sedangkan ketika scan rate yang diberikan tinggi maka aliran
tegangan hanya melewati bagian permukaan dari elektroda material graphene saja
(Adhitiawan dan diah, 2013). Hasil voltagram pada scan rate 0,005 V/s yang
sedikit.
a b
54
c d
(Suwandana dan Diah, 2015). Hal ini menunjukkan bahwa elektroda tersebut
mampu menerima transfer elektron dengan baik dalam keadaan yang cepat dan
jika menerima transfer elektron yang cepat maka akan terjadi arus dengan
tersebut maka scan rate 0,05 V/s menjadi scan rate terbaik. Semakin besar scan
rate maka puncak oksidasi reduksinya semakin tinggi. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel 6.
elektrodamenjadi lebih mudah dan arus puncak yang dihasilkan juga semakin
besar. Sebaliknya, scan rate yang kecil mengakibatkan lapisan difusi yang
elektroda lambat dan arus puncak mengalami penurunan (Yulianto dan Setiarso,
elektroda dilakukan dengan cara pengukuran secara terulang. Metode ini menjadi
salah satu uji presisi untuk memperoleh derajat kesesuaian antara hasil uji
individual yang diukur melalui berbagai hasil individual dari rata-rata jika
a b
votagram yang sama dimana memiliki arus yang tinggi pada siklus pertama
namun kuat arus akan menurun pada siklus kedua. Setelah itu arus kembali
57
c
mengalami perubahan pada siklus ke 3 hingga siklus ke 25 namun tidak secara
b
a
a b
59
c d
keempat elektroda tersebut yang mengalami kestabilan yang kurang baik adalah
perubahan baik pada arus keluar katodik maupun arus masuk anodik.
presinya nilai yang diperoleh menunjukkan kestabilan yang baik (Irdhawati et al.,
komposisi mangan oksida mampu menjadi penukar ion yang baik jika digunakan
pada katoda serta mampu untuk menjadi pengumpul ion litium yang baik pada
oxide, kurang baik digunakan sebagai anoda baterai namun baik digunakan
sebagai katoda baterai. Tabel 5 puncak arus reduksi oksidasi dapat dilihat di mana
dengan kapasitas tertinggi kedua memiliki kestabilan kurang baik dimana terjadi
yang hilang setelah 100 siklus sebesar 73,7 % sedangkan pada penelitian ini,
turunnya difusi ion dan laju transpor elektron sehingga mempengaruhi kapasitas
A. Kesimpulan
dominan dari hasil XRD yaitu litium mangan oksida dan diameter kristal rata-
rata 33,04 nm. Keberadaan litium mangan oksida didukung dengan hasil
karakterisasi FTIR adanya gugus Mn-O dan Li-Mn pada spectrum 673.23-
408.92 dan 310 cm-1 dan SEM-EDX adanya unsur berupa Mn, B, Li dan O.
berhasil dilakukan.
yang dihasilkan menjadi lebih besar dan memiliki gundukan (hump) dari hasil
B. Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, D.M., 2007, Pengaruh Pemanasan dan Jenis Surfaktan pada Sifat
Megnetik Ferofluida Berbahan Dasar Pasir Besi, Tugas Akhir, Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Azizah, F., 2016, Sintesis Grafit Terlapis Karbon (Citric Acid) dengan Variasi
Komposisi sebagai Bahan Anoda pada Baterai Ion Lithium, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Beidu G., Fang l. and Zhang B., 2011, Graphene Doping. Review Paper
Insciences J.1(2) : 80-89
Bolotin,K.I, Sikes, K.J, Jiang, Z., Klima, M., Fudenberg, G., Hone, J., Kim, P.
dan Stormer, H.I., 2008, Ultrahigh Electron Mobility in Suspended
Graphene, Solid State Commun, 146(1): 351-355.
Brady, J., 2010, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara,
Tangerang.
Brindan T., Vikrant S. and Sonia G., 2015, Heavily Nitrogen Doped Graphene
Supercapacitor from Silk Cocoon, Electrochimica Acta,160(2015) : 244–
253
63
64
Cai, D., Peichao L., Xuefeng Z., Shuzhao L., Weishen Y. and Haihui W., 2012,
High Specific Capacity of TiO2-Graphene Lithium-Ion Nanocomposite as
an Anode Material for Batteries in an Enlarged Potential Window,
Electrochimica Acta. 7(4) : 65-72.
Chen, J., Del Genio A.D., Carlso B.E. and Bosilovich M.G., 2008, The
spatiotemporal Structure of Twentieth-century Climate Variations in
Observations and Reanalyses, J. Climate, 2(1) : 2611-2633.
Chunhui T., Suqin H., Jing C., Abdul M. K., Feipeng C., Bo J. and Gai Y., 2014,
High-Performance Tin Oxide-Nitrogen Doped Graphene Aerogel Hybrids
as Anode Materials for Lithium-Ion Batteries, Journal of Power Sources,
270(1).
Dreyer, D.R., Park, S., Bielawski, C.W. dan Ruoff, R.S., 2009, The Chemistry of
Graphene Oxide, Chemical Society Review, 39(1) : 228-240.
Elena, J., Manea D. L., 2012, Application of X Ray Diffraction (XRD) and
Scanning Electron Microscopy (SEM) Methods to The Portland Cement
Hyration Process, Journal of Applied Engineering Science, 2(15) : 35-42.
Eriksson, T., 2001, LiMn2O4 as a Li-Ion Battery Chatoda from Bulk to Electrolyte
Interfase. Uppsala University, Sweden.
Geng., D., Songlan Y., Yong Z., Jinli Y., Jian L., Ruying L., Tsun K. S.,
Xuenliang S., Siyu Y. and Shanna K., 2011, Nitrogen Doping Effects on
the Structure of Graphene, Applied Surface Science, 257(2011): 9193–
9198.
Gong, Y., Li D., Fu Q. and Pan C., 2015, Influence of Graphene Microstructures
on Electrochemical Performance for Supercapacitors, Progress in Natural
Science: MaterialsInternational, 25(5) : 379-385.
Guoqiang, J., Yunhua X., Li-Chung L., Chunsheng W. and Michael R. Z., 2014,
Mn3O4 Hollow Spheres for Lithium-Ion Batteries with High Rate and
Capacity, Journal of Materials Chemistry, 2(1) : 4627–4632.
Hidayah, 2015, Aplikasi Graphene untuk Lithium Ion Battery, Skripsi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
House, V. E. and Ross, F., 2007, “Anode’r’way” – Why the anode yields better
result, Altair nanotechnologies, (Altairnano) Inc.
Hutomo,D.W.,2012,SintesisdanKarakterisasi FotokatalisMn2+ZnOBerbasisZeolit
Alam,Skripsi,UniversitasIndonesia,Depok.
Ilhami, M.R. dan Diah, S., 2014, Pengaruh Massa Zn Dan Temperatur
Hydrotermal terhadap Struktur dan Sifat Elektrik Material Graphene,
Jurnal Teknik Pomits, 3(2) : 185-190.
JansiraniB., Ravina M., Ravi G., Ravichandran S., Ganesh V. and Yuvakkumar
R., 2018, Synthesis and Characterization of Hausmannite (Mn3O4)
Nanostructures, surfaces and Interfaces, 1(1). : 1-30.
Jianhui, Z., Jun N., Zhiwei Z., Ning L., Jie L., and Fuyi C., 2017, Energy-Efficient
Fabrication of A Novel Heterojunction Multivalence Mn3O4-MnO2 for Dye
Degradation Under Visible Light Irradiation, Applied Catalysis
Environmental202 (1) : 509–517.
Linden, D., 1994. Handbook of Solid State Batteries and Capacitors, Word
Sciencetific. Singapore.
Mahardika, P.A, 2008, Kajian Sifat Megnetik (Fe3O4) Hasil Penumbuhan dengan
Metode Presipitasi Berbahan Dasar Pasir Besi, Tesis, Program Magister
Fisika InstitutTeknologi, Bandung.
Martin, W., and Ralph J. B., 2004, Batteries, Fuel Cells, and Supercapacitors,
American Chemical Society, USA.
Netro, C.A.H., Guinea, F,. Peres, N.M.R., Novoselov, K.S. dan Geim, A.K., 2009,
The Electronic Properties of Graphene Rev. Modern Physics, Journal of
The American Physical Society, 81(1) : 109-162.
Nuwaiir, 2009, Kajian Impedansi dan Kapasitansi Listrik pada Membran Telur
Ayam Ras, Skripsi IPB Bogor.
Nuzully, S., Takeshi, K., Satoshi, I., dan Edi, S., 2013, Pengaruh Konsentrasi
Polyethylene glycol (PEG) pada Sifat KemagnetanNanopartikel Magnetik
PEG-Coated Fe3O4, Jurnal Fisika Indonesia, 17(51).
Ollis, D.F. dan Elkabi, 1993, Photocatalytic Purification and Treatment of Water
and Air, Elsevier, Amsterdam.
Putri, P. J., Ratnawulan dan Gusnedi, 2015, Analisis Struktur Bijih Mangan Hasil
Proses Sinter yang Terdapat di Nagari Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh
Kabupaten Pasaman Barat, Pillar of Physics, 5(1): 105-112.
Rafitasari, Y., Haris S., Nurul I. dan Fitri L., 2016, Sintesis Graphene Oxide dan
Reduced Graphene Oxide, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal)
SNF2016, 5(1) : 1-4
Reiger, P.H., 1994, Electrochemistry 2nd edition, Chapman and Hall Inc., USA.
Safitri, D. A., 2017, Analisa Pengaruh Doping Nitrogen terhadap Sifat Kapasitif
Superkapasitor Berbahan Graphene, Skripsi, Istitut Sepuluh November,
Surabaya.
68
Sanjaya, H., Syukri A. dan Admin A., 2013, Pembuatan Lapisan Tipis TiO2 pada
Plat Kaca dengan Metode Dip Coating dan Uji Aktivitas Fotokatalisnya
pada Air Gambut, Chemical Material, 1(1) : 1-5
Schlute, K., 2004, Soil And Applied Manganese, Understanding Plant Nutrients,
Madison, University of Wisconsin.
Shao, G., Lu, Y., Wu, F., Yang, C., Zeng, F. dan Wu, Q., 2012, Graphene oxide:
The Mechanisms of Oxidation and Exfoliation, J. Mater. Sci., 47(10):
4400-4409.
Shuhua, Y., Yuan L., Xuefeng S., Peng Z. and Lian G., 2015, Covalently Coupled
Ultrafine H-TiO2 Nanocrystals/Nitrogen-doped Graphene Hybrid
Materials for High-Performance Supercapacitor, ACS Applied Materials
& Interfaces, 1(1) : 1-26
Srinivasu, P., Surya P. S., Ashraful I. and Liyuan H., 2011, Novel Approach for
the Synthesis of Nanocrystalline Anatase Titania and Their Photovoltaic
Application, Advances in Opto Electronics, 539382 : 1-5.
Skoog, D.A. dan Leary, J.J., 1992, Principle of Instrumental Analysis4th Ed.,
Saunders College Publishing, USA.
Skoog, D.A. dan Leary, J.J., 1998, Principle of Instrumental Analysis5th Ed.,
Saunders College Publishing, USA.
Slamet, Arbianti R., Marliana E., 2006, Pengolahan Limbah Cr (VI) dan Fenol
dengan Fotokatalis Serbuk TiO2 dan CuO/TiO2, Reaktor, 11(2) :78-85.
69
Smallman, R. and Bishop R., 1999, Modern Physics Metallurgy and Materials
Engineering.Butterworth-Heinemann, Oxford.
Stoller, M.D., Park, S.J., Zhu, Y.W., An, J.H. dan Ruoff, R.S., 2008, Graphene-
Based Ultracapacitors, Nano Lett, 8(1) : 3498-3502.
Sun, L., Lei W., Chungui T. Taixing T., Ying X., Keying S., Meitong L. and
Honggang F., 2012, Nitrogen-Doped Graphene With High Nitrogen Level
Via A One-Step Hydrothermal Reaction of Graphene Oxide with Urea for
Superior Capacitive Energy Storage, RSC Advances, 2(1) : 4498–4506.
Surianty, L., 2013, Analisis Sifat Listrik Komposit Polianilin (Pani) Terhadap
Penambahan Bottom Ash Sebagai Elektroda Superkapasitor. Jurnal
FisikaUnand, 2(2).
Suwandana, Rahman F., dan Susanti, Diah, 2015, Analisis Pengaruh Massa
Reduktor Zinc terhadap Sifat Kapasitif Superkapasitor Material Graphene
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Jurnal Teknik ITS, 4(1).
Taufiq A., Triwikantoro. Pratap S., dan Darminto. 2008. Sintesis Partikel Nano
Fe3-xMnxO4 Berbasis Pasir Besi dan Karakterisasi Struktur Serta
Kemagnetan. Jurnal Nanosains & Nanoteknologi, 4(2).
Tjahjanto, R.T. dan Gunlazuardi, J., 2001, Preparasi Lapisan Tipis TiO 2 sebagai
Fotokatalis:Keterkaitan antara Ketebalan dan Aktivitas Fotokatalisis,
70
Wang, J., 1994, Analytical Electrochemistry, A John Wiley and Sons Inc., USA.
Wang, J., 2000, Analytical Electrochemistry 2nd edition, A John Wiley and Sons
Inc., USA.
Xing, Z., Zhicheng J., Yulong Z., Jialu W., Yabo Z., Yinghuai Q. and Yitai Q.,
2016, One-pot hydrothermal synthesis of Nitrogen-doped graphene as
highperformance anode materials for lithium ion batteries,Scientific
Reports, 6 (26146) : 1-10.
Yang, S., Yuan L., Xuefeng S., Peng Z. and Lian G., 2015, Covalently Coupled
Ultrafine H-TiO2 Nanocrystals/Nitrogen-Doped Graphene Hybrid
Materials for High-Performance Supercapacitor, ACS Applied Materials &
Interfaces, 1(1) : 1-26
Yixing, Y., Panpan W., Changhao L., Hongmei S., Zhenfei T. and Jun L., 2015,
Structural and Electrochemical Evaluation of TiO2/Graphene Oxide Based
Sandwich Structure for Lithium Ion Battery Anodes, Electronic
Supplementary Material (ESI) for RSC Advances, 1(1) : 1-3.
Yuanzhan, W., Suqin L., Haiyan W., Xiwen W., Xia Z. and Guanhua J., 2013, A
Novel Solvothermal Synthesis of Mn3O4/graphene Composites for
Supercapacitors. Electrochimica Acta, 1(1) : 210-218.
Yu. F., Lo S. T., Lin J. C., Zhang W., Lu J. Y., Liu F. H. and Li L. J., 2013,
Nitrogen Doped Graphene Sheets Grown by Chemical Vapor Deposition:
Synthesis and influence of nitrogen impurities on carrier transport, ACS
nano, 7(8) : 6522-6532.
Yuliana, 2016, Fabrikasi Komposit Graphene/TiO2/Pani sebagai Bahan
Elektroda Baterai Lithium-Ion (Li-Ion), Skripsi, Skripsi UHO Kendari.
Yulianto, A. dan Setiarso M., 2014, Pengaruh Suhu Sintering Dalam Sintesis
Litium Besi Fosfat Terkomposit Karbon Sebagai Bahan Katode Baterai
Ion Litium.Jurnal Material dan Energi Indonesia, 6(2).
71
Zhamu, Lingyu, Xiajun Z., Xiao P. L., Yang B. dan Ronghai Y., 2012,
Hydrotermal Synthesis of Magnetic Fe3O4/Graphene Composite with good
Electromagnetic Microwave Absorbing Performance, Journal of
Magnetism and Magnetic Materials School of Materials Science and
Engineering, Beihang University, Beijing 100191, China.
Zhou, Q., Zhang, M.C., Shuang, C.D., Li, Z.Q. dan Li, A.M., 2012, Preparation of
A Novel Magnetic Powder Resin for the Rapid Removal of Tetracycline in
the Aquatic Environment, China Chemistry Letters, 23 (1) : 745-748.
Graphene
Leaching Oksida
Mangan Alam
Graphene/MnxOy/Li2B4O7
72
73
2 g grafit + 4 g NaNO3 + 98 mL
H2SO4 98 %
- diaduk dalam ice bath selama 4 jam
- ditambahkan 8 g KMnO4 dan 4 g NaNO3
sedikit demi sedikit secara bertahap
- diaduk pada temperatur 35oC selama 24
jam
- ditambahkan 200 mL akuades secara
bertahap
- diaduk sampai larutan tersebut homogen
- ditambahkan 15 mL H2O2 secara
bertahap sambil diaduk
- dicentrifuge 3000 rpm selama 1 jam
Endapan Residu
- dicuci menggunakan 10 mL
HCl 37% dan akuades
beberapa kali sampai pH
larutan netral
- dikeringkan pada temperatur
110 0C selama 12 jam
Grafit Oksida
Mangan Alam
Graphene Oksida
graphene/MnxOy/Li2B4O7
Nickel Foam
- dipotong berukuran 2 1 mm
- ditimbang massa nickel foam yang telah dipotong
- dicelupkan dalam larutan elektroda graphene/Mn3O4/Li2B4O7
- diultrasonikasi selama 30 menit
- dikeringkan dalam oven selama 12 jam pada suhu 110
- dipress
- ditimbang untuk mengetahui massa graphene/MnxOy/Li2B4O7yang
terdeposit ke dalam pori-pori nickel foam.
- diuji menggunakan cyclic voltammetry
Hasil Pengamatan
Mr K3Fe(CN)6 = 3 Ar K + Ar Fe + (Ar C + Ar N) 6
= 3 39 + 59 + ( 12 + 14 ) 6
= 176 + 156
= 332 g/mol
M =
0,1 =
33,2 = m 10
m = 3,32 g
cps/eV
4.0
3.5
3.0
2.5
B
2.0 Mn
O Mn
1.5
1.0
0.5
0.0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
keV
Lampiran 5.
79
M= M1-M0
C=
C = kapasitas spesifik
I = kuat arus (A)
= Potensial (V)
M = massa (g)
C=
C=
80
C=
C = 11,6 As/g
C = 3320 mAh/kg
1,5,15 dan 25 dapat dihitung menggunakan rumus yang sama. Kapasitas spesifik
dibawah..