Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK

PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN KEMAS DENGAN


MENGGUNAKAN METODA ANSI/ASQCZ DI PT. MOLEX
AYUS PHARMACEUTICAL

Disusun Oleh :

Asep Saepudin

162141005

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA

TANGERANG - BANTEN

2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PT. MOLEX AYUS PHARMACEUTICAL

Diajukan Sebagai Satu Syarat


Untuk Mengambil Tugas Akhir Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Teknik Industri
Oleh :

NAMA : ASEP SAEPUDIN


NIM : 162141005

​Menyetujui,
Tangerang , 6 Mei 2019
Manajer QA Pembimbing
PT. Molex Ayus Pharmaceutical Lapangan

(Juarsiani S.Si APT ) ( Dra. Yulis Adriana )

Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Pramita Indonesia

( Eva Sulastri ST. M.Pd )

2
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PT. MOLEX AYUS PHARMACEUTICAL

Diajukan Sebagai Satu Syarat


Untuk Mengambil Tugas Akhir Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Teknik Industri
Oleh :

NAMA : ASEP SAEPUDIN


NIM : 162141005

​Menyetujui dan Mengetahui,

Tangerang , 6 Mei 2019

Ketua Program Studi Teknik Industri Pembimbing


Universita Pramita Indonesia Akademik

( Eva Sulastri, ST., M.Pd) (Eva Sulastri, ST., M.Pd )

3
LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK MAHASISWA

NAMA : ASEP SAEPUDIN


NIM : 162141005
PROGRAM STUDI : TEKNIK INDUSTRI
TEMPAT PRAKTEK : PT. MOLEX AYUS PHARMACEUTICAL
WAKTU PELAKSANAAN : 6 Mei – 29 Juli 2019
KRITERIA PENILAIAN
PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN
(Instansi Tempat Kerja Praktek)
NO MATERI PENILAIAN NILAI
(dalam angka)
1 Keaktifan, Disiplin,
Inisiatif
2 Kemampuan kerjasama
3 Kemampuan Bekerja
Mandiri
4
Nilai Rata-rata

PENILAIAN PEMBIMBING AKADEMIK


UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA
NO MATERI PENILAIAN NILAI
(dalam angka)
1 Kedalaman Materi
2 Penguasaan Materi
3 Penyajian Laporan
Nilai Rata-rata

Komponen Penilaian Tangerang,……….………..……2019


80 – 100 :A Ketua Program Studi Teknik Industri

4
70 – 79 :B Universitas Pramita Indonesia
56 – 69 :C
45 – 55 :D
( Eva Sulastri ST., MPd )

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kuliah Kerja Praktek di PT. Molex Ayus Pharmaceutical serta dapat
menyelesaikan laporan Kerja Praktek yang berjudul ​PENGAMBILAN SAMPEL
BAHAN KEMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANSI/ASQCZ ini
dengan baik.

Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada baginda nabi besar kita,
Nabi Muhamad SAW, keluarga serta para sahabat yang telah membawa kita ke
zaman yang penuh kemulian.

Pada kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih


kepada pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya pelaksanaan
dan penyusunan laporan kuliah kerja peraktek ini, dan untuk itu penulis berkenan
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Khaerul Fahmi, ST. MT selaku ketua program studi fakultas teknik
Universitas Paramita Indonesia.
2. Ibu Eva Sulastri, ST. MPd selaku Ketua Program Studi sekaligus
Koordinator Kuliah Kerja Praktek fakultas Teknik Industri Universitas
Paramita Indonesia.
3. Ibu Juarsiani S.Si APT selaku QA manager di PT. Molex Ayus
Pharmaceutical

5
4. Ibu Lisna Yuliani S.Si APT selaku QC manager di PT. Molex Ayus
Pharmaceutical
5. Ibu Dra. Yulis Adriana selaku Ass. Manager di PT. Molex Ayus
Pharmaceutical
6. Bapak Khotib selaku Supervisor bahan baku dan bahan kemas di PT.
Molex Ayus Pharmaceutical

7. Seluruh pimpinan dan staf PT. Molex Ayus Pharmaceutical yang telah
banyak memberikan ilmu, pengalaman serta bimbingan dan meluangkan
8. waktunya untuk mengarahkan saya selama Kuliah Kerja Praktek ini
berlangsung.
9. Kepada rekan-rakan karyawan di PT. Molex Ayus Pharmaceutical yang
telah banayak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Kuliah
Kerja Praktek.
10. Dan tidak lupa untuk keluarga yang telah memberikan bantuan, dukungan
dan do’a selama masa Kuliah Kerja Praktek.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT akan membalas semua kebaikan
segala pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Kuliah Kerja
Praktekn ini. Penulis menyadari tidak ada manusia yang sempurna. Begitu juga
didalam penulisan dan penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek ini masih
banyak terdapat kekurangan, namun dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Harapan penulis, semoga laporan ini dapaat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca yang membutuhkannya.

6
Tangerang, 12 Agustus 2019

Asep Saepudin

DAFTAR ISI

DATA MAHASISWA i

LEMBAR PENGESAHAN I ii

LEMBAR PENGESAHAN II iii

SURAT PENGANTAR KERJA PRAKTEK iv

SURAT KETERANGAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN v

LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK MAHASISWA vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG 1

7
1.2 TUJUAN 2

1.3 MANFAAT 2

1.4 JADWAL KEGIATAN KKP 3

1.5 METODE PENGUMPULAN DATA 3

1.6 RUMUSAN MASALAH 3

1.7 BATASAN MASALAH 4

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN 4

BAB II 6

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 6

2.1. PROFIL DAN SEJARAH PT. MOLEX AYUS PHARMACEUTICAL 6

2.2. VISI DAN MISI 7

2.2.1 Visi 7

2.2.2 Misi 7

2.3 STRUKTUR ORGANISASI 7

BAB III 10

LANDASAN TEORI 10

3.1 SEJARAH SINGKAT KEMASAN 10

3.2 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEMASAN 11

3.3 BAHAN PENGEMAS FARMASI 12

3.3.1 Persyaratan Bahan Kemas Farmasi 13

3.3.2 Fungsi Kemasan Farmasi 14

3.3.3 Jenis Kemasan Farmasi 14

BAB IV 21

PEMBAHASAN 21

4.1 PROSES PENGAMBILAN CONTOH BAHAN KEMAS 21

8
4.1.1 Tujuan 21

4.1.2 Ruang Lingkup 21

4.1.3 Tanggung Jawab 21

4.1.4 Definisi 22

4.1.5 Bahan Dan Alat 22

4.1.6 Prosedur 22

4.2 PENYAMPLINGAN DAN PEMERIKSAAN BAHAN KEMAS


ALUFOIL ALPARA KAPLET 31

4.2.1 Tujuan 31

4.2.2 Metode Sampling 32

4.2.3 Ruang Lingkup 32

4.2.4 Bahan dan Alat 32

4.2.5 Proses Penyemplingan 32

4.2.6 Prosedur Pemeriksaan 32

BAB V 39

KESIMPULAN DAN SARAN 39

4.1. KESIMPULAN 39

4.2. SARAN 41

DAFTAR PUSTAKA 43

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Jenis Kemasan berbahan Alufoil....................................................15

Gambar 3.2 Jenis Kemasan Botol Kaca.............................................................15

Gambar 3.3 Jenis Kemasan Botol Plastik..........................................................16

Gambar 3.4 Jenis Kemasan Tube.......................................................................16

Gambar 3.5 Jenis Kemasan Sekunder (Lexadon)..............................................17

Gambar 3.6 Jenis Kemasan Sekunder (Lexavon)..............................................18

Gambar 3.7 Jenis Kemasan Sekunder (Lexapram)............................................18

Gambar 3.8 Jenis Kemasan Sekunder (Alpara).................................................19

Gambar 3.9 Jenis Kemasan Pengiriman (Shipping Package)............................20

Gambar 4.1 Kode Huruf....................................................................................26

10
Gambar 4.2 Tingkat Inspeksi II........................................................................27

Gambar 4.3 Tingkat Inspeksi III.......................................................................28

Gambar 4.4 Tingkat Inspeksi I..........................................................................29

Gambar 4.5 Label Karantina.............................................................................36

Gambar 4.6 Label Releas..................................................................................36

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tingkat Inspeksi II (Mil-Std-105D)...............................................30

Tabel 4.2 Batas Penerimaan Sampel Kemas..................................................31

Tabel 4.3 Laporan Barang Datang.................................................................37

Tabel 4.4 Laporan Pemeriksaan Alufoil Alpara Kaplet.................................38

11
12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seiring dengan berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa
dampak kemajuan terutama dibidang pendidikan. Agar dapat mengikuti
dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu bersaing
khususnya dalam dunia kerja. Kuliah kerja praktek merupakan kegiatan
awal untuk mengenal dunia kerja, serta untuk mengembangkan ilmu yang
didapat dari kegiatan akademisi yang sesuai dengan profesi. Kuliah Kerja
Praktek dapat bermanfaat dalam menambah ilmu serta wawasan dan
pengalaman, sehingga mahasiswa menjadi lebih terampil saat memasuki
dunia kerja.
Kuliah kerja praktek sebagai institusi yang menyiapkan sumber
daya manusia yang bekualitas, program studi kuliah Kerja Praktek
mendidik dan membina seluruh mahasiswa untuk memahami dan
menguasai berbagai permasalahan yang terkait dalam bidang pekerjaan.
Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang professional, yang dapat
bekerja sama dengan disiplin ilmu dan profesi lain yang terlibat dalam
pekerjaan dan saling berhubungan satu sama lain. Selain mengembangkan
ilmu dan pengalaman mahasiswa juga diharapkan dapat memecahkan
masalah kerja secara akademis serta mampu mengambil keputusan terkait
masalah tersebut khususnya yaitu dalam bidang usaha/industri.
kuliah kerja praktek dimaksudkan untuk mendekatkan mahasiswa
kepada tuntutan kerja yang sekaligus diharapkan mampu memberikan
umpan balik kepada pihak dunia usaha/industri, maupun perguruan
tinggi sebagai lembaga pelaksana pendidikan formal. Selain itu mahasiswa

1
juga dapat langsung menerapkan teori-teori yang didapat pada saat
kegiatan perkuliahan.
Dan untuk mendukung program diatas maka program S1
Universitas Pramita Indonesia khususnya jurusan Teknik Industri
menetapkan suatu kurikulum yaitu Kuliah Kerja Praktek bagi mahasiswa
yang akan mengakhiri pendidikan S1. Penulis sendiri melakukan kegiatan
Kuliah Kerja Praktek di PT. Molex Ayus Pharmaceutical yang terletak di
Jl. Raya Serang, Km 11,5, Cikupa Tangerang-Banten.

1.2 TUJUAN
Tujuan diadakan Kuliah Kerja Praktek (KKP) dibagi menjadi dua
tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Dimana tujuan umum
Kuliah Kerja Praktek ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan secara
langsung ilmu dan pengetahuan yang telah didapat selama kuliah kedalam
dunia kerja yang sesungguhnya.
Selain itu tujuan khusus dari Kuliah Kerja Praktek ini antara lain :
1. Melengkapi nilai SKS sebagai syarat kelulusan mahasiswa program S1
Teknik industri
2. Mengaplikasikan kemampuan akademis yang diperoleh diperkuliahan
ke dunia kerja nyata.
3. Untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai.

1.3 MANFAAT
Manfaat dari pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek ini adalah :
1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan mengenai proses pengambilan
sampel pada bagian bahan kemas.
2. Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga karena dapat
mengetahui secara nyata kondisi yang terjadi dilapangan, sehingga

2
hasil Kerja Peraktek ini dapat dijadikan bahan perbandingan dengan
teori-teori yang didapat selama masa kuliah.

1.4 JADWAL KEGIATAN KKP


Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek yang berlangsung
selama kurang lebih 3 bulan. Kegiatan dimulai sejak tanggal 6 Mei sampai
dengan 29 Juli 2019 di PT. Molex Ayus Pharmaceutical. Jl. Raya serang,
Km 11,5, Cikupa Tangerang-Banten.

1.5 METODE PENGUMPULAN DATA


Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam mebuat
laporan Kuliah Kerja Praktek ini yaitu terdiri dari :
1. Observasi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
atas objek penelitian
2. Wawancara (interview), pengumpulan data ini dilakukan dengan cara
konsultasi langsung dengan pembimbing maupun karyawan dibagian
bahan kemas PT. Molex Ayus Pharmaceutical
3. Studi Kepustakan, pengambilan data-data yang didapat juga berasal
dari buku atau catatan yang yang terkait denegan judul yang akan
dikembangkan.

1.6 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan kerja praktek ini adalah:
1. Bagaimana cara proses pengambilan sampel pada bagian bahan kemas!
2. Bahan kemas apa yang akan diamati!
3. Jenis bahan kemas apa yang akan diamati!

3
1.7 BATASAN MASALAH

Agar laporan kuliah kerja praktek ini lebih terarah, dan menghindari pembahasan
menjadi terlalu luas, maka dalam hal ini penulis membuat batasan
masalah. Adapun batasan masalah dalam laporan Kuliah Kerja Praktek ini
adalah :

1. Pengamatan dilakukan hanya pada Departemen QC pada PT Molex


Ayus Pharmaceutical
2. Penulis hanya membahas proses pengambilan sampel pada bagian
bahan kemas
3. Kemasan yang diamati hanya bahan kemas Primer
4. Bahan kemas yang diamati yaitu jenis Alumunium foil untuk
produk Alpara Kaplet

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN


Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas pada penulisan laporan Kerja
Praktek ini, maka penulisan dibagi secara sistematis kedalam beberapa
Bab, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab satu ini berisi latar belakang, tujuan, manfaat, jadwal
kegiatan KKP, metode pengumpulan data, rumusan
masalah, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab dua ini berisikan tentang profil perusahaan, visi dan misi
, serta struktur organisasi perusahaan.

4
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab tiga ini berisikan tentang sejarah dan juga beberapa teori
dari para ahli yang menjadi landasan bagi penulis unutk
melakukan analisa.

BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab empat ini penulis menguraikan tentang pengamatan dan
pembahasan laporan Kerja Praktek.
BAB V PENUTUP
pada bab lima ini berisikan tentang kesimpulan dari topik yang
penulis paparkan didalam laporan Kerja Praktek ini dan
saran-saran yang mungkin diperlukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.

5
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. PROFIL DAN SEJARAH PT. MOLEX AYUS PHARMACEUTICAL


PT. Molex Ayus Pharmaceutical didirikan pada tahun 1985. PT.
Molex Ayus Pharmaceutical memperoleh ijin pendirian pabrik pada tahun
1987. Pada tahun yang sama perusahaan memperoleh izin produksi obat
dalam bentuk sediaan liquid dan semi solid melalui SK Menkes No.
02768/A/SK/PAB/IX/87. Proses produksi dimulai secara efektif pada
tahun 1989. Pada tahun 1994, PT. molex Ayus Pharmaceutical
melanjutkan proses sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
melalui upaya perbaikan sarana dan prasarana produksi sesuai dengan
rencana induk perbaikan yang disetujui oleh badan POM. Sebelum
melakukan produksi sendiri perusahaan ini bergabung dengan PT.
Pharmac Apex dalam mengawali usahanya. Pada tahun 1992 dibeli oleh
manajemen pemegang saham dan dewan komisaris PT. Molex Ayus
Pharmaceutical yaitu Bapak Ismet Tahir dan Bapak Drs. Tryana Syam’un.
PT. Molex Ayus Pharmaceutical merupakan perusahaan obat yang
memiliki tujuan :

6
a. Membangun perusahaan yang baik, bermanfaat bagi pengusaha,
pekerja dan konsumen PT. Molex Ayus Pharmaceuteical.
b. Menciptakan lapangan pekerjaan yang diharapkan mampu
berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Memproduksi obat-obatan yang berkualitas dengan harga
terjangkau, yang merupakan upaya nyata untuk berpartisipasi
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

2.2. VISI DAN MISI

2.2.1 Visi
Menjadi perusahaan industri farmasi yang menyediakan produk kesehatan
yang berkualitas dengan mutu terjamin dan harga yang kompetitif.

2.2.2 Misi
a. Memproduksi produk kesehatan yang dibutuhkan masyarakat
serta menjamin efektivitas dan keamanan produk.
b. Menyediakan produk kesehatan dengan harga terjangkau serta
kualitas terjamin.
c. Menjadi yang terbaik dalam bidang produksi, sumber daya
manusia, organisasi, pemasaran, serta manajemen.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI

7
PT Molex Ayus pharmaceutical di pimpin oleh seorang direktur
utama dan di bantu oleh jajaran direksi lainya seperti direktur keuangan
dan direktur pemasaran.
PT molex Ayus Pharmaceutical dalam melakukan kegiatan terbagai atas tiga
divisi, yaitu divisi kantor pusat, pabrik, dan divisi pemasaran. Kuliah
Kerja Praktek dilakukan sepenuhnya di dalam divisi pabrik, maka Bab ini
penulis akan fokuskan untuk menjelaskan divisi pabrik. Pada divisi pabrik,
direktur utama membawahi plant manager. Bertugas memastikan bahwa
operasional di pabrik berjalan lancar, sejalan dengan target dan strategi
perusahaan sesuai dengan peraturan perusahaan dan pemerintah dengan
memperhatikan perencanaan, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB),
sistem pencatatan dan administrasi yang baik, sistem keselamatan,
kesehatan dan lingkungan yang baik.

Plant manager membawahi beberapa departemen yaitu, produksi, teknik,


Quality ​Management Representative ​(QMR), dan ​Research and
development (R&D). Departemen ​Quality Management Representative
(QMR) membawahi pemastian mutu (QA) dan pengawasan mutu (QC).
Bagian pemastian mutu bertanggung jawab dan memastikan bahwa
kegiatan di departemen produksi, pengaawasan mutu, dan teknik berjalan
sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan dalam memproduksi obat,
serta menjamin bahwa obat-obat yang di produksi oleh PT Molex Ayus
sesuai dengan CPOB dan mempunyai standar mutu yang dapat di
pertanggung jawabkan. Pada struktur organisasi PT Molex Ayus menurut
divisi pabrik, masing masing manajer membawahi supervisor.

a. Manager produksi membawahi :


1. Ass. Manager produksi
2. Spv. Penimbangan

8
3. Spv. Produksi I
4. Spv. Produksi II
5. Spv. Produksi III
6. Spv. Betalactam
7. Spv. Kemas
8. Spv. PKRT
9. Spv. Toll manufacturing
b. Manager IT membawahi :
1. Spv IT
2. Staff IT
c. Manajer teknik membahwahi
1. Spv. Teknik
2. Teknisi

d. Manager ​Quality Management Representative (QMR) membawahi


:
1. Manajer QA
2. Spv. QA
3. Kordinator validasi
4. Kordinator kualifikasi
5. Inspector CPOB
e. Manager pengawasan mutu (QC) membawahi :
1. Ass. Manajer QC
2. Spv. QC
3. Inspector QC
4. Analis

Manager ​Quality Management Representative (QMR) berfungsi mengkoordinasi


bagian pemastian mutu (QA) dan pengawasan mutu (QC).

9
f. Ass. ​Manager Research And Development (R&D) membawahi
staff R&D.

10
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 SEJARAH SINGKAT KEMASAN


Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas
untuk melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin kompleks, barulah
terjadi penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan kemasan dalam
pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan
pasar.
Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari
kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada zaman itu, kemasan
masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang
terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak
barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang
mudah dibawa selama perjalanan.
Baru pada tahun 1980-an dimana persaingan dalam dunia usaha
semakin ketat dan kalangan produsen saling berlomba untuk merebut
perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat
penting peranannya dalam strategi pemasarsan. Disini kemasan tidak
hanya berfungsi untuk melindungi tetapi kemasan juga harus mampu
menarik perhatian, menggambarkan ke istimewaan produk dan
“membujuk” konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas
penjualan pada saat terjadi jual beli.

11
3.2 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEMASAN
Sebelum masuk jauh lebih dalam pembahasan tentang
Pengambilan sampel bahan kemas Primer pada bagian bahan kemas, maka
perlu terlebih dahulu dipahami tentang makna bahan kemas/kemasan itu
sendiri. Bahan kemasan memiliki pengertian yang sangat luas. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemasan adalah bungkus
pelindung barang dagang. Pengertian kemasan adalah wadah atau
pembungkus yang berguna untuk mencagah atau meminimalisir terjadinya
kerusakan pada barang yang dikemas atau dibungkus. Pengertian Kemasan
juga dapat diartikan sebagai suatu system yang disusun sedemikian rupa
untuk mempersiapkan barang/produk agar dapat didistribusikan, dijual,
disimpan, dan digunakan. Selain itu, kemasan juga bias menjadi sarana
informasi dan pemasaran yang baik dengan membuat desain kemasan
yang kreatif sehingga lebih menarik dan lebih mudah diingat konsumen.
Untuk lebih memahai apa arti kemasan/pengemasan, kita dapat
merujuk kepada beberapa ahli tentang definisi kemasan. Dibawah ini
adalah arti kemasan menurut para ahli :

1. Kotler dan Amstrong (20012)


Menurut Kotler dan Amstrong , pengertian kemasan adalah suatu bentuk
aktivitas yang melibatkan desain serta produk, sehingga kemasan ini
dapat berfungsi agar produk di dalamnya dapat terlindungi.
2. Rodriguez (2008)
Menurut rodriguez, pengertian kemasan adalah kemasan atau pengemasan
aktif adalah wadah yang mengubah kondisi dari bahan pangan dengan
menambahkan senyawa aktif sehingga mampu memperpanjang umur

12
simpan dari bahan pangan yang dikemas dan juga meningkatkan
keamanan serta tetap mempertahankan kualitas.

3. Titik Wijayanti (2012)


Menurut Titik Wijayanti, definisi kemasan adalah upaya yang dilakukan oleh
suatu perusahaan untuk memberikan informasi kepada setiap
konsumennya tentang produk yang ada di dalamnya.
4. Klimchuk dan Krasovec (2006)
Menurut Klimchuk dan Krasovec, definisi kemasan adalah desain kreatif yang
menghubungkan bentuk, struktur, material, warna, citar, tipografi dan
elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan.
5. Cahyorini dan Rusfian (2011)
Menurut cahyorini dan Rusfian, pengertian kemasan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan yang terdiri dari desain grafis, informasi
produk, serta struktur desain.
6. Danger (1992)
Menurut Danger, arti kemasan adalah wadah atau pembungkus untuk
menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Dengan adanya wadah
atau pembungkus dapat membantu melindungi produk yang ada
didalamnya.

3.3 BAHAN PENGEMAS FARMASI


Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia nomor HK.00.05.4.1745, wadah adalah kemasan yang
bersentuhan langsung dengan isi. Menurut SK Menkes

13
NO.193/Kab/B/VII/71 peraturan tentang pembungkus dan penandaan
wadah, wadah adalah salah satu komponen yang penting untuk sediaan
farmasi, karena ketidak sesuaian wadah USP, wadah adalah alat untuk
menampung suatu obat, atau mungkin dalam hubungan langsung dengan
obat tersebut.

Pengemas adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu


mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan
yang dikemas/dibungkusnya. Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup
dan selubung sebelah luar, artinya keseluruhan bahan kemas, dengannya
obat ditransportasikan atau disimpan. Menurut undang-undang pasal 24
menyatakan bahwa pengemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan
dilaksanakan dengan menggunakan bahan kemas yang tidak
membahayakan kesehatan manusia atau dapat mempengaruhi berubahnya
persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat
kesehatan.

3.3.1 Persyaratan Bahan Kemas Farmasi


Persyaratan untuk bahan kemas yang digunakan sebagai pengemas produk
farmasi, yaitu:
1. Memiliki permeabilitas terhadap udara (oksigen dan gas lain).
2. Harus bersifat tidak toksik dan tidak bereaksi (inert), sehingga
tidak terjadi reaksi kimia yang dapat menyebabkan atau
menimbulkan perubahan warna, flavor dan cita rasa produk
yang dikemas.
3. Harus dapat melindungi produk yang dikemas dari kerusakan
fisik dan gangguan dari cahaya (penyinaran), dapat
mempengaruhi atau mengkontaminasi produk.

14
4. Harus mudah dibuka dan ditutup dan dapat meningkatkan
kemudahan penanganan, pengangkutan dan distribusi.
5. Harus manpu menjelaskan identifikasi dan informasi dari
bahan yang dikemasnya, sehingga dapat membantu promosi
atau memperlancar proses penjualan.

3.3.2 Fungsi Kemasan Farmasi


Fungsi dari kemasan farmasi yang paling utama adalah
menjaga khasiat obat yang dikemas, sehingga khasiatnya mampu
bertahan dalam waktu yang cukup lama sebelum dikonsumsi.
Sesuai dengan fungsi utamanya, yang terpenting adalah daya
lindung kemasannya sendiri terhadap hal-hal yang dapat
mempengaruhi khasiat obat.

3.3.3 Jenis Kemasan Farmasi


Jenis-jenis bahan kemas dapat dikelompokan dalam tiga kategori,
yaitu :
1. Kemasan dasar/primer (​Primary Package​)
Adalah bahan kemas yang bersentuhan langsung dengan
produk. Misalnya untuk kemasan Alfara, Molex flu yang
dibungkus dengan kemasan yang sekilas tampak seperti
alumunium. Jenis ini dinamakan strip packaging. Strip
packaging ini sebenarnya terdiri dari beberapa bahan, yaitu
jenis film MSAT dan Alumunium foil. Kedua bahan ini
disatukan dengan menggunakan Poly Ethylene (PE). Proses
pelapisan ini dinamakan proses laminasi. Contoh kemasan

15
primer lainnya yaitu, botol, tube, dan lain-lain. Contoh
kemasan dasar/primer dapat dilihat pada Gambar 3.1, Gambar
3.2, Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.

Gambar 3.1 Kemasan Berbahan Alufoil

Gambar 3.2 Kemasan Botol Kaca

16
​Gambar 3.3 Jenis Kemasan Botol Plastik

Gambar 3.4 Jenis Kemasan Tube

17
2. Kemasan tambahan ​(Secondary Package)
Adalah bahan kemas yang melindungi kemasan dasar/primer.
Kemasan dasar/primer dikemas lagi dalam satu dus dari bahan
karton duplex 310 gsm yang sering disebut dengan Folding
Box. Kemasan ini tidak menyentuh langsung dengan produk
yang dikemas dan dibuang bila produk tersebut akan
digunakan, contohnya kotak karton. Contoh kemasan
tambahan/sekunder dapat dilihat pada ​gambar 3.5, Gambar
3.6, Gambar 3.7 dan Gambar 3.8

Gambar 3.5 Jenis Kemasan sekunder (Lexadon)

18
Gambar 3.6 Jenis Kemasan Sekunder (Lexavon)

Gambar 3.7 Jenis Kemasan Sekunder (Lexapram)

19
Gambar 3.8 jenis Kemasan Sekunder (Alpara)

3. Kemasan pengiriman/Tersier ​(Shipping Package)


Kemasan pengiriman/Tersier umumnya berwarna coklat, berukuran
sedang dan besar, yang disebut Corrugated Box atau box
gelombang yang biasanya dicetak dengan menggunakan
teknik cetak flexo dan berfungsi sebagai shipper guna
mencegah kerusakan dalam handling atau pada saat
transportasi. Contoh kemasan pengiriman/tersier ​(Shipping
Package) ​dapat dilihat pada gambar 3.9.

20
Gambar 3.9 Jenis Kemasan Pengiriman (Shipping Package)

21
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PROSES PENGAMBILAN CONTOH BAHAN KEMAS


Sebelum melakukan pengambilan contoh bahan kemas, karyawan
atau petugas sampling harus terlebih dahulu memahami Prosedur Tetap
(Standard Operating Procedur) yang ada di PT. Molex Ayus
Pharmaceutical. Poin-poin penting yang harus diketahui karyawan atau
petugas sampling yang terdapat dalam Prosedur Tetap (​Stndard Operating
Procedur​) yaitu :

4.1.1 Tujuan
Tujuan prosedur tetap ini dibuat untuk memastikan bahwa contoh bahan
kemas yang diambil untuk pengujian telah mewakili keseluruhan
bahan kemas yang diterima dari pmasok (representatif​)
4.1.2 Ruang Lingkup
Prosedur tetap ini berlaku untuk pengambilan contoh bahan kemas primer,
sekunder dan tersier di PT. Molex Ayus Pharmaceutical
4.1.3 Tanggung Jawab
a. Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab melakukan
pengambilan contoh bahan kemas.
b. Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyiapkan bahan
kemas yang akan diambil contohnya.
c. Supervisor dan Manager Pengawas Mutu bertanggung jawab
untuk melatih dan mengawasi Prosedur Tetap ini kepada analis.
d. QA Manager bertanggung jawab mengkaji dan menyetujui
Protokol tetap ini.

22
4.1.4 Definisi
a. Bahan kemas primer adalah bahan kemas yang langsung
kontak dengan sediaan, contohnya : Vial, botol, ampul, tutup
botol, blister, alumunium foil, tube, dll.
b. Bahan kemas sekunder adalah bahan kemas pelengkap yang
tidak langsung kontak dengan sediaan, contohnya : etiket,
brosur, dus polos, dus cetak, dus induk, dll.
c. Bahan kemas tersier adalah kemasan yang digunakan untuk
menggabungkan seluruh kemasan sekunder untuk
mempermudah proses pengiriman dan mencegah kerusakan
produk. Contohnya kardus packing.
4.1.5 Bahan Dan Alat
a) Gunting
b) Pisu potong (cutter)
c) Selotip
d) Lem
e) Alat ukur (Thickness gauge dan jangka sorong)
f) Wadah penampungan contoh/keranjang.
4.1.6 Prosedur
a. Personel
Personel atau karyawan yang ditugaskan untuk mengambil contoh
bahan kemas adalah karyawan dari bagian pengawasan mutu
yang telah dilatih.

23
b. Persiapan pengambilan contoh
Sebelum melakukan pengambilan contoh bahan kemas karyawan yang
bertugas harus mempersiapkan peralatan-peralatan yang
dibutuhkan meliputi :
a) Gunting
b) Pisau potong (cutter)
c) Selotip, lem
d) Alat ukur
e) Wadah penampung contoh/keranjang.
c. Lokasi Pengambilan Contoh
Lokasi pengambilan contoh bahan kemas adalah digudang dan diruang
kelas E khusus untuk kemas Primer.
d. Tingkat Inspeksi
Tingkat inpeksi menentukan hubungan antara jumlah unit sampel
dengan ukuran Lot atau Bets. Tingkat inpeksi yang
diberlakukan terhadap tiap kebutuhan ditetapkan oleh bagian
pengawas mutu, yaitu inpeksi tingkat I, tingkat II atau tingkat
III. Kecuali ditetapkan secara khusus, yang biasa diberlakukan
adalah inpeksi tingkat II. Inpeksi tingkat I berlaku untuk kasus
dimana pemeriksaan dapat dilonggarkan. Sedangkan inpeksi
tingkat III berlaku untuk kasus dimana pemeriksaan kasus perlu
diperketet.
e. Kode Pengambilan Sampel

24
Jumlah unit sampel yang akan diambil ditetapkan dengan pemberian
kode huruf. Table 1 digunakan untuk mendapatkan kode huruf
terhadap ukuran Lot atau Bets tertentu pada tingkat inpeksi
yang ditetapkan.

f. Inpeksi Persentase yang Cacat


Untuk menetukan suatu Lot atau Bets dapat diterima berdasarkan
inspeksi persentase yang cacat, gunakan pola pengambilan
sampel yang berlaku untuk pengambilan sampel tunggal.
g. Pola Pengambilan Contoh
Jumlah wadah yang dibuka mengikuti rumus √n+1. Jumlah yang
diambil setiap wadah diperhitungkan jumlah unit yang
disampling. Ambil unit setiap diwadah mengikuti pola ANSI.
Jumlah unit sampel yang diperiksa sesuai dengan jumlah yang
ditetapkan dalam pola pengambilan sampel (lihat pada ​gambar
4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4)​ . Apa bila jumlah unit yang ditemukan
cacat sama atau kurang dari angka numerik pelulusan maka lot
atau bets bersangkutan diluluskan. Apabila jumlah unit yang
ditemukan cacat sama atau lebih dari angka numerik penolakan
maka lot atau bets bersangkutan ditolak jumlah yang diambil.
Tabel pengambilan sampel yang sudah disederhanakan dapat
diliat pada ​Tabel 4.1, 4.2​.
h. Prosedur Pengambilan Contoh
a. Persiapkan alat-alat bantu seperti dijelaskan pada poin
6.2

25
b. Masukan alat-alat dan label ke dalam keranjang atau
wadah penampung contoh (karton besar).
c. Buka ikatan kemasan dengan gunting atau buka tali
pengikat dengan tangan.
d. Buka tutup kemasan dengan tangan atau jika dilakukan
dengan selotip, pakailah pisau potong dengan
pelan-pelan.

e. Ambil sejumlah contoh yang telah ditentukan dan


letakkan kedalam keranjang.
f. Tutup kembali kemasan dengan tali atau selotip (jika
awalnya tertutup dengan selotip) dengan rapih.
g. Tempelkan label identitas (Under test dan karantina)
pada permukaan kemasan yang mudah terlihat.
h. Kembalikan kemasan ke tempat semula.
i. Kembali ke laboratorium dan adakan pemeriksaan.
i. Tingkat Penerimaan Kualitas atau ​Acceptance Quality Level
untuk pengambilan sampel tunggal.
Untuk tingkat penerimaan kualitas dengan pola pengambilan sampel
tunggal adalah:
a. Untuk redaksi tingkat penerimaan kualitas tidak boleh
ada kesalahan atau tingkat kelulusan 100%.
b. Untuk lem dan performance dari bahan kemas tingkat
penerimaan kualitas atau ​Acceptance Quality Level
(AQL) adalah 10%.
c. Untuk ukuran tingkat penerimaan kualitas adalah
penyimpangan ukuran dus, foil, dan botol tidak lebih

26
dari ± 1mm. untuk brosur dan karton penyimpangan
tidak lebih dari ± 5mm.
d. Untuk warna tingkat penerimaan kualitas atau
Acceptance Qulity Level​ (AQL) adalah 10%.
e. Untuk komposisi foil atau tube tingkat penerimaan
kualitas atau ​Acceptance Quality level (​ AQL) adalah
0.01%.

Catatan : ​PT. Molex Ayus menggunakan inspeksi Normal dikarenakan


produk bahan kemas dari supplier memiliki kualitas standar (tidak
terlalu bagus dan tidak terlalu jelek).

Kode Huruf (Bagi Jumlah Unit Sampel Yang Diambil)

27
​Gambar 4.1

28
Pola Pengambilan Sampel Untuk Inpeksi Normal

​Gambar 4.2 (tingkat inspeksi II)

29
Pola Pengambilan Sampel Tunggal Untuk Inpeksi Yang
Diperketat.

Gambar 4.3 (tingkat inspeksi III)

30
Pola Penambilan Sampel Tunggal Untuk Inpeksi Yang
Longgar.

Gambar 4.4 (tingkat inspeksi I)

31
Table 4.1. Jumlah sampling bahan kemas sesuai dengan Metoda
Military Standard (Mil-Std-105D) dengan
inspeksi normal (tingkat inspeksi II)

N Jumlah unit contoh yang


Besar Lot atau Bets
o diambil (PC)
1 2 s/d 8 2
2 9 s/d 15 3
3 16 s/d 25 5
4 26 s/d 50 8
5 51 s/d 90 13
6 91 s/d 150 20
7 151 s/d 280 32
8 281 s/d 500 50
9 501 s/d 1200 80
10 1201 s/d 3200 125
11 3201 s/d 10000 200
12 100001 s/d 35000 315
13 35001 s/d 150000 500
14 150001 s/d 500000 800
15 500001 dan lebih besar 1250

32
​Table 4.2. Batas penerimaan sampel kemas (10%)

Jumlah unit sampel yang Batas penolakan kemasan


diambil cacat
2 ≤2
3 ≤2
5 ≤2
8 ≤3
13 ≤4
20 ≤6
32 ≤8
50 ≤ 11
80 ≤ 15
125 ≤ 22
200 ≤ 22
315 ≤ 22
500 ≤ 22
800 ≤ 22
1250 ≤ 22
2000 ≤ 22

4.2 PENYAMPLINGAN DAN PEMERIKSAAN BAHAN KEMAS


ALUFOIL ALPARA KAPLET

4.2.1 Tujuan
Prosedur tetap ini menjelaskan metode analisa yang digunakan untuk
memastikan bahwa kualitas bahan kemas yang akan digunakan
telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Salah satunya yaitu :

33
a) Memastikan kemasan atau Packaging bahan kemas
alumunium foil tidak rusak.

b) Memastikan label karantina sudah ditempel oleh petugas


gudang sepeti pada ​gambar 4.5.
c) Memastikan label yang tertempel sudah sesuai dengan
sampelnya.
4.2.2 Metode Sampling
Metode sampling yang digunakan adalah Probability Sampling (metode
pengambilan sampel secara random atau acak).
4.2.3 Ruang Lingkup
Laboratorium pengawasan mutu PT. Molex Ayus.
4.2.4 Bahan dan Alat
Penggaris, Cutter, Gunting dan Thickness gauge
4.2.5 Proses Penyemplingan
a) Buka kemasan pelastik alumunium foil yang akan
disampling.
b) Periksa lembaran alumunium foil pastikan tidak ada
kerusakan.
c) Periksa warna serta teks pastikan sesuai dengan Protap
bahan kemas alpara kaplet.
d) Potong sampel alumunium foil dengan panjang 1-2 m
dengan menggunakan gunting untuk dilakukan
pemeriksaan.
e) Setelah pengambilan alumunium foil untuk pemeriksaan,
tutup kembali bahan kemas alumunium foil dengan rapih
agar tetap steril.
4.2.6 Prosedur Pemeriksaan

34
A. Alumunium Foil Depan
1. Ukuran
Ukur lebar alumunium foil menggunakan penggaris yang telah
dikalibrasi.
Persyaratan : 260 – 261 mm
342 – 343 mm

2. Berat
Potong alumunium foil dengan ukuran 5x5 cm. Timbang seksama
potongan tersebut dengan timbangan analitik. Hitung berat
alumunium foil dengan persamaan berikut :
Berat (g/m²) = hasil penimbangan x 400
Persyaratan : ≥ 90 g/m²
3. Warna Bahan
Periksa warna alumunium foil bagian muka luar dan muka dalam.
Persyaratan : warna dasar hijau dan brand warna merah.
4. Warna Teks
Periksa warna alumunium foil bagian muka luar dan muka dalam.
Persyaratan : merah dan hitam.
5. Komposisi
Lakukan perendaman dalam Asam Nitrat Pekat selama 15 menit
untuk mengetahui 4 lapisan pada alufoil tersebut. Untuk
spesifikasinya dapat di lihat pada COA (Certivicate Of
Analis)
Persyaratan : OPP20/PE20/AL12/PE30
6. No Registrasi
Periksa No Registrasi dengan seksama (sesuaikan dengan nomor
registrasi terbaru pada protap)
Persyaratan : DTL 9230902604A1

35
7. Thickness Gauge
Periksa alumunium foil dengan Thickness gauge untuk mengukur
ketebalan.
Persyaratan : 0.082 ± 0.005 mm.

B. Alumunium Foil Belakang


Lakukan pmeriksaan alumunium foil polos 260mm dan 342mm.
Persyaratan :
● Memenuhi persyaratan alumunium foil polos
260mm (liat protap QC-07-141)
● Memenuhi persyaratan alumunium foil polos
342mm (liat protap QC-07-28)

C. Setelah selesai melakukan pemeriksaan langkah selanjutnya


yaitu membuat laporan. Untuk mengisi data seperti Nama
bahan kemas, Nama pemasok, No LBD, dan jumlah
kedatangan maka dapat melihat dari Laporan Barang Datang.
Untuk mengetahui contoh tabel Laporan Barang Datang dan
Laporan hasil pemeriksaan bahan kemas alumunium foil dapat
dilihat pada ​tabel 4.3 dan tabel 4.4.​
D. Setelah laporan pemeriksaan bahan kemas Alumunium foil
untuk produk Alpara kaplet selesai, maka laporan diserahkan
ke bagian supervisor QC dan manager QC untuk diperiksa
kembali dan di tandatangani.

36
Catatan​ :
● Apabila hasil pemeriksaan sesuai dengan persyaratan
prosedur tetap maka bahan kemas Alumunium foil Alpara
Kaplet dinyatakan lulus dan diberi Label berwarna hijau
seperti pada gambar 4.6, tetapi apabila hasil pemeriksaan
tidak sesuai dengan persyaratan yang ada pada prosedur
tetap maka hasilnya dinyatakan tidak lulus dan akan diberi
label berwarna merah.
● Jika syarat maksimal cacat berjumlah 2 dan jumlah yang
cacat adalah 2, maka perlu dilakukan sampling ulang. Jika
sampling ulang masih ditemukan yang cacat maka produk
bahan kemas akan ditolak dan dikembalikan ke supplier.

37
​Gambar 4.5 Label Karantina

38
​Gambaar 4.6 Label Release

TABEL 4.3

LAPORAN BARANG DATANG


No. Urut : No. PO :
1715/LBD/BK/X/19 0247/BK/142/VI/19

Tgl. Terima : 19/09/19 Supplier: Indogravure


No Lot/Bet Kemasa
Nama Barang Jumlah RM/PM
. s & ED n

Alufoil Alpara kap. 260 @50.00


01 50.00 004 50 Roll
MM/front foil Roll

keterangan Bag. Pengawasan Bag. Gudang


mutu

(………………………) (……………..…..)

RM : Raw Material
PM : Packaging Material

39
TABEL 4.4 LAPORAN PEMERIKSAAN ALUFOIL ALPARA KAPLET

MOLEX AYUS
PEMERIKSAAN BAHAN KEMAS
Bahan Kemas Alufoil Alpara kap. 342 Jenis Inspeksi Normal
Tgl.
50
Pemeriksaan 19/09/19 Jumlah Kedatangan
Nama
8
Pemasok Indogravure Jumlah Sampling
No. LBD 1715 AQL 10%
No. Analisa 2038/BK-QC/BS-19 Jumlah Yang Cacat 0
Syarat Max Yang Cacat ≤2
PEMERIKSAA
SPESIFIKASI HASIL PEMERIKSAAN KESIMPULAN
N
Ukuran 342 - 343 mm 342 mm Sesuai
Berat ≥ 90 gr/m² 94.64 gr/m²
95.48 gr/m²
97.2 gr/m²
94.28 gr/m²
sesuai
95.04 gr/m²
95.52 gr/m²
95.12 gr/m²
96.08 gr/m²
Warna bahan Warna dasar hijau & brand Warna dasar hijau & brand sesuai
warna merah warna merah

Warna teks Merah dan hitam Merah dan hitam sesuai


Komposisi OPP20/PE20/AL12/PE30 OPP20/PE20/AL12/PE30 sesuai
No. Registrasi DTL 9230902604A1 DTL 9230902604A1 sesuai
Ketebalan 0,082 ± 0,005 mm 0.080mm
0.081mm
0.080mm
0.079mm
sesuai
0.080mm
0.081mm
0.080mm
0.081mm
Disetujui
Kesimpulan Dilakukan oleh : Diperiksa oleh : oleh
(……………….…………… (……………
Lulus/​Tolak (………………..…………) …) …..)
Analis Supervisor QC Manager QC

40
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan :

1. PT. Molex Ayus Pharmaceutical adalah perusahan yang bergerak


dibidang industri farmasi. PT. Molex Ayus di dirikan pada tahun 1985.
2. Fungsi dari kemasan farmasi yang paling utama adalah menjaga
khasiat obat yang dikemas, sehingga khasiatnya mampu bertahan
dalam waktu yang cukup lama sebelum dikonsumsi. Sesuai dengan
fungsi utamanya, yang terpenting adalah daya lindung kemasannya
sendiri terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi khasiat obat.
3. Jenis-jenis bahan kemas dapat dikelompokan dalam tiga kategori,
yaitu:
1. Kemasan dasar/primer (​Primary Package​)
Adalah bahan kemas yang bersentuhan langsung dengan produk obat.
2. Kemasan tambahan (Secondary Package)
Adalah bahan kemas yang melindungi kemasan dasar/primer saat
disimpan digudang.
3. Kemasan pengiriman/Tersier (Shipping Package)
Kemasan yang digunakan untuk menggabungkan seluruh kemasan
sekunder untuk memudahkan proses transportasi dan mencegah
kerusakan produk.

41
4. Pemeriksaan bahan kemas dilakukan untuk memastikan bahwa kulitas
bahan kemas yang akan digunakan telah memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam
proses penyamplingan dan pemeriksaan bahan kemas yaitu metode
Probability Sampling atau metode pengambilan sampel secara acak.
Bahan dan alat yang digunakan dalam penyamplingan dan
pemeriksaan yaitu Penggaris, Cutter, Gunting dan dan Thickness
gauge (alat pengukur ketebalan).
5. Prosen penyamplingan dan pemeriksaan bahan kemas Alufoil Alfara
Kaplet.
a. Proses penyamplingan
● Buka kemasan pelastik alufoil yang akan disampling.
● Periksa lembaran alufoil pastikan tidak ada kerusakan.
● Periksa warna dan teks pastikan sesuai dengan protap
alfara kaplet.
● Potong sampel alufoil dengan panjang 1-2m dengan
menggunakan gunting untuk dilakukan pemeriksaan.
● Setelah pengambilan alufoil untuk pemeriksaan, kemudian
tutup kembali bahan kemas alufoil dengan rapih agar tetap
steril.
b. Proses pemeriksaan
● Ukur lembar alufoil menggunakan penggaris
● Potong alufoil dengan ukuran 5x5cm, lalu timbang
potongan alufoil tersebut.
● Periksa warna bahan alufoil bagian muka luar dan muka
dalam.
● Periksa warna teks alufoil bagian muka luar dan muka
dalam.
● Pengecekan komposisi yaitu dengan cara perendaman
dalam Asam Nitrat Pekat selama 15 menit.

42
● Periksa Nomor Registrasi.
● Ukur ketebalan alufoil dengan menggunakan Thickness
gauge.
6. Pemeriksaan bahan kemas baik primer, sekunder maupun tersier tetap
di lakukan sesuai dengan protap atau SOP perusahaan
7. Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat mengetahui proses atau
alur dari sistem pemeriksaan bahan kemas pada PT. Molex Ayus
Pharmaceutical.
8. Selama kerja praktek di PT Molex Ayus pharmaceutical penulis dapat
menambah wawasan tentang penerapan kerja praktis dan disiplin yang
di dapat selama kuliah.

4.2. SARAN
Dengan selesainya laporan kuliah kerja praktek yang penulis buat sendiri, maka
penulis memberikan sedikit saran baik untuk pihak perusahan, universitas
dan bagi para mahasiswa dengan harapan dapat menunjang di era global
dan kemajuan bagi semua pihak yang berkepentingan.
A. Bagi Perusahaan
Saran yang dapat penulis sampaikan untuk PT. Molex Ayus Pharmaceutical
adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya untuk setiap pegawai maupu staf dapat meningkatkan
kedisiplinan dalam bekerja.
2. Tingkatkan lagi pengawasan terhadap karyawan baik itu pada
bagian bahan kemas, bahan baku maupun produksi
3. Semoga ruang lingkup kerjanya bias lebih kondusif lagi serta
meningkatkan cara kerja yang efektif dan efisien.
4. Kurangi pemborosan bahan kemas, perhitungkan dengan matang
jumlah pemesanan bahan kemas dengan penggunaan untuk
produksi agar tidak terlalu banyak bahan kemas yang terbuang.

43
B. Bagi Universitas
1. Agar meningkatkan hubungan kerja sama antara pihak Universitas
dengan perusahaan-perusahan diwilayah Tangerang.
2. Sebaiknya dalam pelaksanaan kuliah kerja praktek Universitas
selalu siap memonitoring anak-anak didiknya dengan teratur, agar
pihak Universita tau bagaimana peserta didiknya bertingkah laku
didunia industry.
3. Dalam melaksanakan kuliah kerja praktek , hendaknya
teman-teman memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk
membandingkan teori yang didapatkan pada saat kegiatan
perkuliahan dengan praktek yang ada diperusahaan karena fasilitas
yang ada diperusahaan lebih lengkap. Kampus seharusnya
menambah fasilitas yang ada khususnya pada alat-alat praktek di
tiap-tiap jurusan.

C. Bagi Mahasiswa
1. Diharapkan agar teman-teman mahasiswa yang melaksanakan
kuliah kerja praktek supaya membina kerjasama yang baik dengan
para karyawan, maupun teman-teman yang sama-sama
melaksanakan kuliah kerja praktek.
2. Bagi siswa, pesan yang ingin penulis sampaikan supaya waktu
yang diberikan pihak universitas maupun instansi dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengerjakan tugas yang telah
diberikan dan semoga bias menjaga nama baik Universitas.

44
45
DAFTAR PUSTAKA

1. Prosedur Tetap. 2019. ​Pengambilan Contoh Bahan Kemas dengan


Metoda ANSI/ASQCZ, No Dok.QC-00-023-03. No Rev. 03.
Menggantikan QC-00-023-02. Halaman 1-7. PT. Molex Ayus
Pharmaceutical. Tangerang.
2. Farmasi Industri: BAHAN PENGEMAS
http://farmasiindustri1.blogspot.com/2016/01/bahan-pengemas.html?m=1
(diakses pada 9 Mei 2019)
3. Kemasan Farmasi- Print Graphic Magazine
https://www.printgrphicmagz.com/2017/12/25/kemasan-farmasi/ ​(diakses
pada 9 Mei 2019)
4. Sejarah dan Definisi Kemasan – Kekuatan Kemasan
http://deniputri58.blogspot.com/2015/10/sejarah-dan-definisi-kemasan.ht
ml?m=1​ (diakses pada 9 Mei 2019)
5. Pengertian Kemasan, Fungsi, Manfaat, Tujuan, Jenis, dan Bahan
Kemasan
www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-kemasan.html (​ diakses pada
10 Mei 2019)

46
47

Anda mungkin juga menyukai