PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan bermaksud membantu peserta didik menumbuhkan potensi-potensi
kemanusian yang berupa benih kemungkinan untuk menjadi manusia seutuhnya. Tugas
seorang pendidik harus mendidik dengan benar dan tepat sasaran, jika pendidik memliki
gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya serta mengetahui pengertian
dan unsur pendidikan. Sebagai seorang calon pendidik kita harus berusaha memberikan
pengajaran dengan optimal.
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan.
2. Menjelaskan tentang pengertian pendidikan.
3. Memahami apa saja yang menjadi faktor-faktor pendidikan yang terlibat dalam
proses pendidikan.
4. Mengetahui tujuan pendidikan dan fungsi pendidikan.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat
dan kebudayaan. Dalam perkembangnya, istilah pendidikan atau paedagogie
berarti bimbingan atau pertolongan yang di berikan dengan sengaja oleh orang
dewasa agar ia menjadi orang dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai
usaha manusia yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar
mencapai dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih
tinggi dalam arti mental (Hasbullah, 2008:1).
Menurut Langeveld dalam Hasbullah, Pendidikan ialah: “Setiap usaha,
pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju
kepada anak itu, atau lebih tepat membantu agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa
seperti buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya dan ditujukan kepada
orang yang belum dewasa” (Langeveld, dalam Hasbullah, 2008:2).
Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 ialah: “ Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa,
dan Negara (Hasbullah, 2005:4).
B. Faktor-Faktor Pendidikan
Dalam melaksanakan pendidikan, perlu diperhatikan adanya faktor-
faktor pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan tersebut,
dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang
erat. Kelima faktor tersebut adalah :
1. Pendidik
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami
pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, da lingkungan masyarakat. Sebab itu, yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin, program pembelajaran, latihan, dan
masyarakat atau organisasi.
Pendidik merupakan slah satu komponen penting dalam proses
pendidikan, dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya
2
mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicitakan. Secara
umum, pendidik adalah mereka yang mempunyai taggung jawab mendidik.
Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksakan
proses pendidikan.
Selain mendidik pendidik/guru mempunyai empat tugas yaitu :
1. Mengajarkan ilmu pengetahuab agama
2. Menanamkan keilmuan dalam jiwa anak
3. Mendidik anak agar taat menjalankan agama
4. Mendidik anak agar berbudi pekerti baik
2. Peserta Didik
Faktor anak didik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang
paling penting karena tanpa adanya faktor tersebut, maka pendidikan tidak akan
berlangsung. Oleh karena itu faktor anak didik tidak dapat digantikan oleh faktor
yang lain.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah :
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insane yang unik.
b. Indidvidu yang sedang berkembang
c. Indidvidu yang membutuhkan bimbingan indidvidual dan perlakuan
manusiawi
d. Indidvidu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu
yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang
perlu dikembangkan.
Di sini peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek
jasmani dan rohani yang belum mencapai kematangan baik fisik, mental,
intektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa
memerlukan bimbingan arahan pendidik agar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan.
Peserta didik subjek pendidikan menurut Syaidina Ali Bin Abi Thalib
jika menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam
syarat yaitu :
1. Cerdas
2. Bersugguh-sungguh
3. Sabar
4. Mempunyai bekal
5. Mengikuti petunjuk guru
6. Lama waktunya
3
C. Tujuan dan Fungsi Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan
Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar,
selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala
sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti
apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan factor yang sangat menentukan
(Hasbullah, 2005:10).
Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya
juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan
yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang
dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.
Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap
perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan
masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan yang ingin
dicapai. (Hasbullah, 2005:10). Pendidikan berlangsung dalam suatu proses
panjang yang pada akhirnya mencapai tujuan umum atau akhir, yaitu
kedewasaan atau pribadi dewasa susila. Tujuan yang bersifat umum ini akan
dicapai melalui pencapaian tujuan-tujuan dekat (Hasbullah, 2005:13).
4
3. Tujuan Insidentil (tujuan seketika)
Tujuan Insidentil merupakan tujuan tersendiri bersifat seketika.
Misalnya: Pada suatu ketika pendidik memanggil anak-anak untuk makan
bersama, diusahakan sungguh-sungguh harus datang. Pada ketika itu
mempunyai tujuan supaya anak-anak dapat makan bersama dengan secara
baik-baik (Hasbullah, 2005:15).
4. Tujuan Sementara
Tujuan Sementara seolah-olah merupakan tempat berhenti atau tempat
istirahat di dalam perjalanannya menuju ke tujuan umum. Misalnya: belajar
berbicara, belajar bersih, dan lain-lain. Tujuan sementara ini mempunyai
hubungan yang erat dengan masa perkembangan anak, yaitu: waktu kita
memberi pelajaran kepada anak harus mengingat akan masa peka daripada
anak tersebut. Umur berapakah anak itu mudah sekali diberi pelajaran
membaca. Dan Seakan-akan waktu pendidik memberi pelajaran untuk
bersih itu tidak ada hubungannya dengan tujuan umum (total). Yang
sebetulnya sangatlah erat hubungannya. Sebab anak didik akan dapat
bertanggung jawab dan berdiri sendiri apabila tidak diberi pendidikan
sementara tersebut (Hasbullah, 2005:15).
5
7. Fungsi Pendidikan
1. Prof.Dr. Hasan Langgulung berpendapat bahwa secara garis besar fungsi
pendidikan itu ada 3 :
a. Menyiapkan generasi muda untuk memiliki kemampuan agar bisa
memegang peranan-peranan pada masa yang akan datang di tengah
kehidupan masyarakat.
b. Memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan-
peranan diatas dari generasi tua ke generasi muda.
c. Memindahkan nilai-nilai dari generasi tua ke generasi muda dengan
tujuan agar keutuhan dan kesatuan masyarakat terpelihara, sebagai
syarat utama berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat dan juga
peradaban.
2. Broom berpendapat bahwa fungsi pendidikan adalah agar terjadi proses
transmisi budaya, selain itu juga untuk mengembangkan kepribadian,
meningkatkan persatuan atau integrasi sosial masyarakat, serta
mengadakan seleksi dan alokasi tenaga kerja.
BAB 3
6
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
7
Hasbullah. 2005. “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”. PT. Raja Grafindo Persada :
Jakarta
Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000.Pengantar Pendidikan. Reneka cipta: Jakarta