PEMBAHASAN
Kesimpulan
Transfer Pricing adalah sebuah cara yang digunakan perusahan untuk kepentingan
usahanya agar semuanya dapat diawasi dengan baik tentunyakarena disini kinerja semua
divisi akan terlihat. Namun, beberapa tahun belakangan ini banyak sekali ditemukan berbagai
praktek illegal dalam transfer pricing tersebut.
Transfer Pricing digunakan oleh beberapa perusahaan multinasional untuk mengecilkan
pajaknya dan membuat beberapa Negara amengalami kerugian dalam penerimaan pajak,
terutama Indonesia yang memang mengandalkan pajak dalam APBNnya. Untuk mengetahui
berbagai hal mengenai transfer pricing dan segalaspeknya,
https://tugasakuntansi86.blogspot.com/2017/10/makalah-transfer-pricing.html
Segmented Reporting, Investment Center Evaluation, and
Transfer Pricing.
KONTEN 9
2.1 Desentralisasi Dan Pertanggungjawaban
Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis- garis pertangjawaban. System
akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting system) adalah system yang
mengukur berbagai hasil yng dicapai manajer untuk mengoprasikan pusat
pertanggungjawaban menurut informasi yang dibituhkan para manajer untuk mengoperasikan
pusat pertanggungjawaban mereka.
Perusahaan yang memiliki berbagai pusat pertanngungjawaban biasanya memilih salah satu
dari 2 pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan
beragam yaitu tersentralisasi dan terdesentralisasi.
2.1.1 Alasan- Alasan Untuk Melakukan Desentralisasi
Perusahaan memutuskan untuk melakukan desentralisasi karena berbagai alas an, diantaranya
kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi local, memufokuskan manajemen
ppusat, melatih dan memotivasi para manajer segmen, meningkatkan daya saing serta
membuka segmen-segmen ke berbagai kekuatan pasar.
2.1.2 Divisi-Divisi Perusahaan Yang Terdesentralisasi
Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Satu
cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi. Sebagai
contoh, divisi– divisi PepsiCo mencakup frito lay, gatrode, Quaqer dan Tropicana, serta divisi
minuman lainnya.
Divisi-divisi juga dapat diciptakan menurut garis geografis. Sebagai contoh , UAL, Inc
(induk perusahaan united airlanes) memiliki sejumlah divisi regional : Asia/Pasifik, Karibia,
Eropa, Amerika Latin, Dan Amerka Utara. Cara ketiga untuk membedakan divisi adalah
berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberika kepada manajer divisi. Pusat
pertanggungjawaban (responsibility center) merupakan suatu segmen bisnis yang nanajernya
bertanggung jawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu. Hasil-hasil dari setiap
pusat pertanggungjawaban bias diukur berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Berikut jenis utama pusat
pertanggungjawaban :
1. Pusat biaya (cost center) : Manajemen bertanggung jawab hanya terhadap biaya
2. Pusat pendapatan (revenue center) : Manajernya bertanggungjawab hanya terhadap
penjualanya
3. Pusat laba ( Profit Center ) : Manajernya bertanngung jawab terhadap penjualan dan biaya
4. Pusat investasi (investment center) : Manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan,
biaya, investasi modal.
2.2 Pengukuran Kinerja Pusat Investasi Dengan Menggunakan Laporan Laba Rugi
Variabel dan Absorpsi
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi. Akan tetapi, laporan laba rugi perusahaan
secara keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Oleh sebab itu, mengembangkan
laporan laba-rugi segmen untuk setiap pusat laba adalah suatu hal yang penting. Dua metode
perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu berdasarkan perhitungan biaya variable dan
yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi.
Perhitungan biaya variable (variable costing), yang juga disebut perhitungan biaya langsung
(direct costing), hanya membebankan biaya manufaktur variable ke produk; biaya-biaya ini
meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variable. Overhead tetap
diperlukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk.
Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebanka semua biaya manufaktur pada
produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variable, dan overhead tetap
adalah hal-hal yang menetukan biaya produk. Menurut metode ini, overhead dibebankan pada
produk melalui penggunaan tarif overhead tetap yang ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
dibebnakan sampai produk terjual.
2.2.1 Hubungan Antara Produksi, Penjualan Dan Laba
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya varibael dan laba menurut perhitungan
biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Jika barang
yang terjual lebih banyak dari yang diperoduksi, maka laba menurut perhitungan biaya
variable akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan absorpsi
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan pada laba yang
dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan biaya absorpsi
seperti juga perhitungan biaya variable akan mengakui total overhead tetap periode tersebut
sebagai beban.
2.2.2 Perlakuan Biaya Tetap Pada Perhitungan Biaya Absorpsi
Perbedaan antara perhitungan biaya absorsi dan variabel terletak pada pengakuan beban yang
berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap
harus dibebankan pada unit yang diproduksi.
Beban tetap langsung : adalah beban tetap yang secara langsung dapat ditelusuri ke semua
segmen. Beban ini terkadang disebut sebagai beban tetap yang dapat dihindari atau beban
tetap yang dapat ditelusuri. Beban ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus.
Beban tetap umum : disebabkan oleh dua atau lebih segmen secara bersamaan. Beban beban
ini tetap muncul, bahkan ketika salah satu segmen dihapus .
Laporan laba rugi segmen dengan menggunakan perhitungan biaya variabel memiliki satu
keistimewaan disamping laporan laba rugi perhitungan biaya variabel yang telah disajikan
sebelumnya. Pembagian seluruh beban tetap dalam dua kategori : beban tetap langsung dan
beban tetap umum, memberikan informasi tambahan bagi manajer. Pembagian tambahan ini
menggarisbawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan
dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen
terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Laba operasi mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi adalah seluruh
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan,
tanah, gedung dan peralatan. Gambaran aktiva operasi rata-rata dihitung sebagai berikut :
Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Perputaran adalah suatu ukuran lain
yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktivasi operasi rata rata.
2.4 Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan laba Residu dan Nilai
Tambah Ekonomi
2.4.1 Laba Residu
Adalah perbedaan antara laba operasi dan pengambilan dollar minimum yang diisyaratkan
atas aktiva operasi perusahaan.
Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle rate yang
disebutkan pada bagian ROI. Jika laba residu lebih besar dari nol. Divisi memperoleh lebih
bnayak tingkat pengembalian minimum yang diminta (hurdle). Jika laba residu kurang dari
nol, divisi memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum yang diminta. Akhirnya,
laba residu yang sama dengan nol menunjukkan divisi memperoleh tepat sama dengan tingkat
pengembalian minimum yang diminta.
2.4.2 Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added)
Cara khusus menghitung laba residu adalah nilai tambah ekonomi. Nilai tambah ekonomi
adalah laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal tahunan. Pada
dasarnya EVA adalah laba residu dengan biaya modal sama dengan biaya modal aktual dari
perusahaan (sebagai ganti dari suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan
perusahaan karena alasan lainnya. Sebagai suatu bentuk dari laba residu, EVA adalah suatu
bentuk satuan dolar, bukan suatu tingkat persentase pengembalian.
EVA= laba operasi stlh pajak – ( Persentase biaya modal actual x Total modal yang dipakai)
2.4.6 Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara
Keseluruhan
Ketika satu divisi dari suatu perusahan menjual pada divisi lain, kedua divisi tersebut dan
perusahaan secara keseluruhan terkena pengaruhnya. Harga yang digunakan untuk barang
yang ditransfer mempengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi penjual. Artinya ,
laba kedua divisi tersebut, sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi para manajer mereka,
dipengaruhi oleh harga trasnsfer. Karena berpengaruhn terhadap ukuran kinerja berdasarkan
laba dari kedua divisi, penetapan harga transfer sering menjadi masalah yang ditanggapi
secara sangat emosional.
Meskipun harga transfer actual tidak mempengaruhi perusahaan sebagai satu kesatuan,
penetapan harga transfer ternyata mampu mempengaruhi tingkat laba yang dihasilkan
perusahan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hokum lainnya yang ditetapkan
Negara tempat berbagai divisi beroperasi.
2.4.7 Harga Pasar
Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka
harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Pada situasi demikian berbagai tindakan
manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara simultan. Lagi
pula, tidak ada divisi yang memperoleh manfaat di atas beban divisi lain. Bila demikian,
manajemen pusat tidak akan tertarik untuk melakukan campur tangan.
Jika tersedia, harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer. Karena
divisi penjual mampu menjual produknya pada harga pasar, transfer internal pada harga yang
lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut merugi. Divisi pembeli
yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar mungkin juga tidak akan bersedia
membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk barang yang diransfer secara internal.
Apakah kedua divisi akan mentransfer sesuai harga pasar ? Hal itu tidak akan menjadi
masalah karena divisi dan perusahaan akan tetap berjalan dengan baik secara keseluruhan
meskipun transfer terjadi secara internal atau tidak. Akan tetapi , jika transfer terjadi ,
harganya akan sesuai dengan harga pasar.
2.4.8 Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Hal tersebut bisa terjadi karena produk yang akan
ditransfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk. Dalam hal ini,
perusahaan bisa menggunakan pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya.
https://simmygroup2.blogspot.com/2019/02/segmented-reporting-investment-center.html
Segmented Reporting, Investment Center
Evaluation and Transfer Pricing
Absorption costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang memasukkan
semua unsur biaya, baik yang bersifat variabel maupun fixed. Metode ini mengalokasikan
biaya overhead tetap ke produk seperti halnya biaya overhead variabel. Variabel costing
adalah metode penentuan harga pokok produk yang hanya memasukan unsur biaya variabel
(direct material, direct labor, dan variabel overhead). Sedangkan fixed overhead dimasukkan
sebagai period cost.
Pada dasarnya, perbedaan kedua metode tersebut terletak pada waktu (timing)
perlakuan fixed overhead cost. Variabel costing beranggapan bahwa fixed overhead cost
harus segera dibebankan pada periode terjadinya. Namun tidak demikian dengan absorption
costing, fixed overhead cost harus dibebankan dan dikurangkan dari pendapatan setiap unit
yang terjual. Setiap unit produk yang tidak terjual (terdapat fixed overhead cost yang melekat
pada unit produk) akan dialokasikan di persediaan dan akan dibawa ke periode berikutnya
sebagai aset.
Keunggulan variabel costing dibanding absorption costing, sehingga metode ini
digunakan untuk pelaporan internal, yaitu:
1. Laporan Laba Rugi yang dihasilkan, dapat langsung digunakan untuk menganalisis
biaya, volume, dan laba.
2. Laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan (akhir).
3. Biaya produksi per unit tidak mengandung biaya tetap.
4. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan laba rugi,
sementara dalam absorption costing, biaya tetap dialokasikan ke harga pokok
penualan dan persediaan.
5. Memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen, dan segmen bisnis
lainnya.
6. Efektif digunakan untuk pengendalian biaya.
Ukuran kinerja yang paling lazim digunakan bagi suatu pusat investasi adalah
pengembalian investasi (return on investment/ROI) dengan rumus :
ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata ATAU
ROI = Margin x perputaran = (Laba operasi/Penjualan) x (Penjualan /Aktiva operasi rata-
rata)
Keunggulan ROI antara lain:
1. Mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan
investasi.
2. Mendorong manajer untuk menfokuskan pada efisiensi biaya.
3. Mendorong manajer untuk menfokuskan pada efisiensi aktiva operasi.
Laba residual (economic value added-EVA) adalah laba operasional setelah pajak
dikurangi dengan total biaya modal tahunan. Jika EVA positif berarti perusahaan manambah
kekayaan, jika negative berarti perusahaan menyia-nyiakan modal. EVA juga menghasilkan
tingkat pengembalian seperti ROI karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian)
dengan modal yang dipakai. Intinya EVA penekanannya pada pendapatan bersih operasi
dengan biaya actual dari modal.
EVA = Laba operasional setelah pajak – (Biaya tertimabang rata-rata atas modal x
Total modal terpakai
Kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan adalah dalam menghitung biaya modal yang
terpakai. Untuk itu digunakan langkah-langkah :
EVA digunakan untuk menganalisa apakah suatu proyek individual itu diterima atau
ditolak. Selain itu sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong
jenis perilaku yang benar dari berbagai divisi dengan menunjukan bahwa penekanan semata-
mata pada pendapatan operasional tidaklah mencukupi. Alasan yang menggarisbawahi adalah
EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.
Yang dimaksudkan dengan harga transfer (transfer price) adalah nilai atau harga
internal antar divisi dalam suatu perusahaan. Divisi yang menerima dianggap sebagai pembeli
dan divisi yang mengirim dianggap sebagai penjual. Dampak dari harga transfer terhadap
divisi antara lain :
1. Dampak Terhadap Ukuran Kinerja Divisi. Harga yang dikenakan untuk barang yang
ditransfer mempengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi penjual. Artinya,
laba kedua divisi tersebut sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi para manajer
mereka, dipengaruhi oleh harga transfer.
2. Dampak terhadap Keuntungan Perusahaan. Meskipun harga transfer actual tidak
mempengaruhi perusahaan sebagai kesatuan, penetapan harga transfer ternyata
mampu mempengaruhi tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan dengan dua cara
yaitu jika ia mempengaruhi perilaku divisi dan ia mempengaruhi pajak pengahasilan.
Divisi-divisi, yang bertindak secara independent, mungkin menetapkan harga transfer
yang memaksimalkan laba devisi tetapi menimbulkan pengaruh sebaliknya bagi laba
perusahaan secara keseluruhan.
3. Dampak terhadap Otonomi. Karena keputusan penetapan harga transfer dapat
mempenearuhi profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, manajemen puncak
sering tergoda untuk mencampuri dan mendikte harga transfer yang mereka inginkan.
1. Pendekatan Harga Pasar. Apabila terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna
untuk produk yang ditransfer, Pendekatan Harga Transfer berdasarkan Biaya.
2. Tiga bentuk penetapan harga berdasarkan biaya :
a. biaya penuh. meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead variable dan sebagai biaya overhead tetap.
b. Biaya penuh ditambah Makup.
c. Biaya Variable ditambah Biaya Tetap. maka harga transfer yang sesuai adalah
harga pasar.
Kelemahan harga transfer yang dinegosiasikan : (1) Manajer divisi yang menguasai
informasi khusus mungkin mengambil keuntungan dari manajer divisi lainnya. (2)
Ukuran-ukuran kinerja mungkin terganggu oleh ketrampilan negosiasi dari para
manajer. (3) Negosiasi dapat menghabiskan waktu dan sumber daya yang besar.
Keunggulan harga transfer yang dinegosiasikan adalah harga transfer yang
dinegosiasikan menawarkan harapan untuk melengkapi ketiga criteria kesesuaian
tujuan, otonomi dan akurasi evaluasi kinerja.
http://verapipinw.blogspot.com/2014/01/segmented-reporting-investment-center.html
DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
1. Pembagian berdasarkan barang dan jasa yang diproduksi. Contoh, divisi Pepsi, Coke dan lain-lain.
2. Pembagian menurut garis geografis. Misalnya, UAL, Inc. (induk perusahaan United Airline)
memiliki sejumlah divisi regional Asia/Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara, dan Karibia.
3. Pembagian berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada manajer divisi. Pusat
pertanggungjawaban terdiri dari pusat investasi, pusat laba, pusat biaya dan pusat pendapatan.
4. Pusat investasi : Manajer bertanggung jawab terhadap penjualan, biaya, dan investasi modal
PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN LAPORAN LABA RUGI VARIABEL
DAN ABSORPSI
Dua metode perhitungan laba yang telah dikembangkan,yaitu berdasarkan perhitungan biaya
variable dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi. keduanya merupakan
metode perhitungan biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk.
· Perhitungan biaya variable juga disebut dengan perhitungan biaya langsung. Hanya membebankan
biaya manufaktur variable ke produk; biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead variable.
· Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur kepada produk. Bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, overhead variable, dan overhead adalah biaya-biaya yang tetap
sebagai biaya produk, bukan biaya periode. Dan overhead tetap biaya yang dapat diinvetarisasikan.
Pengembalian Investasi
Divisi-divisi yang merupakan pusat investasi akan memiliki laporan laba rugi dan neraca sendiri. Satu
cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah dengan menghitung
pengembalian atas investasi (return on investment –ROI), yaitu laba yang diperoleh untuk setiap
dolar investasi dengan menggunakan rumus: ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata
Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu dan Nilai Tambah Ekonomi.
Laba residu adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dolar minimum yang
disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Laba residu = Laba operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktivitas operasi rata-rata)
Nilai tambah ekonomi adalah laba bersih dikurangi total biaya modal tahunan. Pada dasarnya, EVA
adalah laba residu dengan biaya modal sama dengan biaya modal aktual dari perusahaan.Jika EVA
positif berarti perusahaan manambah kekayaan, jika negative berarti perusahaan menyia-nyiakan
modal. EVA juga menghasilkan tingkat pengembalian seperti ROI karena menghubungkan
penghasilan bersih (pengembalian) dengan modal yang dipakai. Persamaan EVA dinyatakan sebagai
berikut:
EVA = Laba operasional setelah pajak – (Persentase biaya modal aktual x Total modal terpakai).
Yang dimaksudkan dengan harga transfer (transfer price) adalah nilai atau harga internal antar divisi
dalam suatu perusahaan. Divisi yang menerima dianggap sebagai pembeli dan divisi yang mengirim
dianggap sebagai penjual. Dampak dari harga transfer terhadap divisi antara lain :
1. Dampak Terhadap Ukuran Kinerja Divisi.
2. Dampak terhadap Keuntungan Perusahaan.
3. Dampak tehadap otonomi.
Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua pandangan dari divisi penjual
dan divisi pembeli harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang mencapai tujuan tersebut
dengan mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima divisi penjual dan harga maksimum
yang ingin dibayar divisi pembeli.
Harga Pasar
Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka harga
transfer yang sesuai adalah harga pasar.
Tiga bentuk penetapan harga berdasarkan biaya : (1) Biaya penuh; biaya penuh meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead variable dan sebagai biaya overhead tetap. (2)
Biaya penuh ditambah mark-up. (3) Biaya variable ditambah biaya tetap.
Kelemahan harga transfer yang dinegosiasikan : (1) Manajer divisi yang menguasai informasi khusus
mungkin mengambil keuntungan dari manajer divisi lainnya. (2) Ukuran-ukuran kinerja mungkin
terganggu oleh ketrampilan negosiasi dari para manajer. (3) Negosiasi dapat menghabiskan waktu
dan sumber daya yang besar. Keunggulan harga transfer yang dinegosiasikan adalah harga transfer
yang dinegosiasikan menawarkan harapan untuk melengkapi ketiga kriteria kesesuaian tujuan,
otonomi dan akurasi evaluasi kinerja.
https://carolusiano.blogspot.com/2019/06/segmented-reporting-investment-center.html